TAG - BLOGQ

Tampilkan postingan dengan label BEBEK PEDAGING. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label BEBEK PEDAGING. Tampilkan semua postingan

JENIS ITIK PEDAGING : KESEHATAN

Perkembangan Vaksin Rekombinan Untuk Penyakit Viral dan Implementasinya Di Industri Perunggasan Di Indonesia

Sumber Gambar: http://peternakan.kaltimprov.go.id/
Pada usaha pertenakan unggas komersial, vaksinasi merupakan salah satu program biosekuriti yang efektif dan ekonomis untuk mencegah timbulnya terjadinya penyakit terutama oleh virus. Vaksin beredar yang di lapangan masih didominasi oleh tipe klasik seperti vaksin inaktif (killed) dan vaksin hidup (live) baik yang tidak patogenik maupun yang dilemahkan. Namun kondisi lapangan di mana patogen yang beredar sangatlah beragam menyebabkan pelaksanaan program vaksinasi menjadi sangat komplek dan tidak etisien. Kondisi situasi penyakit diperparah oleh bermunculannya strain-strain baru yang lebih patogen ataupun ancaman penyakit eksotik. Penggunaan vaksin rekombinan merupakan suatu terobosan untuk menghadapi beberapa penyakit secara sekaligus. Pada peternakan unggas komersial seperti broiler, metode vaksinasi tersebut sejak dini di unit pembibitan dapat meningkatkan efisiensi baik dari segi waktu maupun biaya.

Vaksin Rekombinan
Vaksin rekombinan merupakan inovasi pengembangan vaksin dengan memanfaatkan bioteknologi dengan memutasi suatu vektor untuk mengekspresikan antigen dari virus patogen dengan cara menyisipkan gen target ke dalam genom vektor. Harapannya adalah terbentuknya respon tanggap kebal yang mampu menahan infeksi patogen yang ditargetkan. Tujuan aplikasi vaksin rekombinan adalah ekonomi. Selain lebih mudah dan murah, vaksin rekombinan dapat diarahkan menjadi vaksin multivalen untuk beberapa patogen sekaligus tanpa perlu adanya booster. Selain sumber antigen virus yang ingin diekpresikan, dalam pembuatan vaksin rekombinan terdapat faktor penting lainny yaitu vektor yang digunakan sebagai sistem delivery. Pada umumnya vektor virus DNA lebih sering dipergunakan karena kapasitas insersinya yang lebih besar dan stabil secara genetik namun penggunaan virus RNA sebagai vektor juga sudah dilakukan. Setiap vektor virus yang digunakan sebagai kerangka dasar dalam pembuatan vaksin rekombinan mempunyai kelebihan dan. kekurangan sehingga pemilihannya harus disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan di lapangan.
Vaksin Reverse Genetik
Sebenarnya vaksin ini termasuk dalam. kategori vaksin rekombinan, namun istilah tersebut memberikan penekanan yang lebih spesifik di mana suatu virus baru di-enginer melalui suatu mekanisme rescue cDNA pada virus (-) RNA. Genom dari virus mutan dapat dimanipulasi sedemikan rupa sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Untuk bidang perunggasan, beberapa virus baru dibuat melalui rekayasa reverse genetik seperti AFV dan ND.
Pertimbangan Penerapan Vaksin Retombinan di Indonesia
Walaupun beberapa vaksin rekombinan telah menunjukkan performa yang memuaskan untuk skala laboratorium, namun implementasinya di lapangan masih terkendala dengan isu FRG (produk rekayasa genetikyang masih diperdebatkan di beberapa negara termasuk Indonesia. Di sampmg motif ekonomi (hak paten dan monopoli pertimbangan yang lebih rasional adalah dampaknya terhadap lingkungan. Introduksi makhluk baru termasuk produk rekayasa genetik dikhawatirkan akan mengganggu keseimbangan ekosistem. Selain itu, kestabilan genetik PRG di linekungan masih dipertanyakan. Tren untuk pengguman rekombman vaksin di bidang peternakan akan semakin menguat di masa mendatang. Beberapa perakiran perundangan pemerintah RI dalam rangka menjawab isu penerapan produk PRG seperti UU No 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup dan PP No 21 Tahun 2005 tentang Keamanan Hayati PRG. Pemerintah RI mengedepankan Isu keamanan pangan,keamanan pakan dan keamanan lingkungan. Kesiapan Pemerintah baik dari segi legislasi maupun aparatur pelaksana sangat diperlukan untuk mengatur dan mengawasi penerapan vaksin rekombinan sehingga dampak negatifnya bisa diminimalisasi.
Sumber : Riza Hartawan, 2011. Perkembangan Vaksin Rekombinan Untuk Penyakit Viral dan Implementasinya di Industri Perunggasan di Indonesia. Agroinovasi. Jakarta

JENIS ITIK PEDAGING : Itik Manila

Sumber Gambar: http://www.ternakentok.com
Itik manila atau entokyang sekarang ini dikenal masyarakat merupakan itik yang berasal dari Amerika Selatan, tetapi sudah lama dipelihara di Indonesia sehingga sudah beradaptasi dengan lingkungan dan ikiim yang ada di Indonesia. Itik jenis ini cocok dijadikan sebagai itik potong karena memiliki ukuran tubuh yang besar dengan berat sekitar 3-3,5 kg. Itik ini tidak hanya besar, tetapi juga memiliki daya mengeram yang baik. Belakangan, entok dikawinkan dengan itik taiwan yang sejenis dengan entok.Perkawinan tersebut menghasilkan keturunan itik penghasil daging yang kualitasnya baik dengan bobot badan 2,5-3 kg per ekor pada umur 10 minggu. Itik tersebut kemudian dikenal dengan nama mule duck.
Sumber : Ir. Supriyadi, MM, Panduan Itik, 2011.http://cybex.deptan.go.id

JENIS ITIK PEDAGING : itik Alabio

ITIK PEDAGING

Ada beberapa jenis itik pedaging, antara lain : itik Alabio, itik Serati. Dimana itik Serati mempunyai keunggulan, seperti : produktivitas lebih unggul, pertumbuhan lebih cepat, kadar lemak rendah dan kadar proteingnya tinggi.
Dibidang peternakan, bahwa ternak itik merupakan salah satu komoditi unggas yang mempunyai peran cukup penting sebagai penghasil telur dan daging untuk mendukung ketersediaan protein hewani yang murah dan mudah didapat. Di Indonesia, itik umumnya diusahakan sebagai penghasil petelur namun ada pula yang diusahakan sebagai penghasil daging. Peternakan itik didominasi oleh peternak dengan sistem pemeliharaan yang masih tradisional di mana itik digembalakan di sawah atau tempat-tempat yang banyak airnya, namun dengan cepat mengarah pada pameliharaan/budidaya secara intensif yang sepenuhnya terkurung.
Saat ini, pergeseran pola/sistem budidaya/pemeliharaan itik ini disebabkan oleh berkurangnya tempat penggembalaan antara lain karena makin intensifnya penanaman padi sawah, konvensi atau alih fungsi lahan persawahan menjadi daerah pemukiman dan industri. Selain itu juga karena meningkatnya kesadaran peternak untuk mencegah dan menularnya penyakit unggas seperti Avian Influenza.
Dengan adanya, pegeseran ini menunjukkan bahwa usaha peternakan itik bukan hanya sekedar sambilan akan tetapi sudah memiliki orientasi bisnis yang diarahkan dalam suatu kawasan, baik sebagai cabang usaha maupun sebagai usaha pokok, karena mengusahakan budidaya itik cukup menguntungkan dan dapat dijadikan sebagai sumber pendapatan keluarga.
Adapun jenis itik pedaging yang sudah banyak dikenal oleh masyarakat luas, antara lain : itik Alabio, itik Serati. Itik-itik tersebut mempunyai bentuk spesifik atau penampilan yang berbeda, yaitu :
A. Bentuk fisik itik Alabio sebagai berikut : (1) Warna bulu : pada iti jantan berwarna agak putih kekuning-kuningan, abu-abu kehitaman, ujung ekor bulu melengkung ke atas. Untuk bulu sayap, ujung ekor, dada, leher berwarna keputih-putihan dan atas kepala sedikit hitam. Pada itik betina berwarna keabu-abuan, coklat dan kehitam-hitaman pada ujung sayap. Sedangkan ujung ekor, leher, kepala berwarna keputih-putihan dan atas kepala berwarna kehitaman; (2) Warna kaki tegap dan berwarna kuning; (3) Profil bulu langsing, membentuk segitiga dan berdiri 60 derajat dengan tanah; (4) Paruh kokoh, pipih dan berwarna kuning, ujung paruh ada segi tiga hitam; (5) Tanda khusus yaitu berjambul dan warna kulit telur biru kehijauan; (6) Berat badan dewasa untuk betina 1.400 gram dan jantan 1.500 gram;
B. Penampilan itik Serati yaitu tumbuh lebih cepat dibanding itik jantan yang digemukkan. Itik Serati pada umur 8 minggu mencapai bobot badan 1,8 kg sedangkan itik jantan yang digemukan hanya 1,3 kg atau itik Serati tumbuh lebih beratr 0,5 kg dibanding itik jantan yang digemukkan. Begitu pula penggunaan pakan itik Serati jauh lebih baik dibanding itik jantan yang digemukkan. Itik Serati hanya membutuhkan 3,29 kg pakan untuk menghasilkan 1 kg bobot badan dibanding itik jantan yang digemukkan membutuhkan pakan sebanyak 4,24 kg. Dari hasil penelitian tentang itik Serati menunjukkan bahwa daging dadanya lebih banyak dibandingkan dengan daging itik biasa. Disamping itu daging itik Serati juga tidak berbau amis seperti bau itik jenis lainnya.
Sebagai gambaran, bahwa itik Serati adalah hasil kawin silang antara Entog Jantan dengan itik Betina untuk menghasilkan itik pedaging yang berkualitas tinggi. Itik Serati untuk pedaging telah diproduksi secara komersial. Saat ini banyak restoran atau warung makan di beberapa kota menyediakan daging itik yang telah dimasak dengan menggunakan berbagai macam bumbu. Misalnya di Kalimantan, itik dimasak dan dijual sebagai itik panggang, sedangkan di Jawa orang itik dimasak menjadi itik goreng dan du Bali dikenal dengan masakan "betutu" yaitu masakkan itik dengan bumbu ditaburi jeruk limau dan dipanggang.
Itik Serati yang merupakan hasil pesilangan antara itik jantan dengan Entog betina, ternyata mempunyai beberapa keunggulan, antara lain : produktivitas lebih unggul, pertumbuhan lebih cepat, kadar lemak rendah dan kadar proteingnya tinggi.

Penulis : Sri Hartati (Pusat Penyuluhan Pertanian )
email : tatik3454@yahoo.com
http://cybex.deptan.go.id

JENIS ITIK PEDAGING : Itik Peking

Sumber Gambar: http://3.bp.blogspot.com
Itik peking tergolong jenis itik yang tubuhnya paling berat, bisa mencapai 4,5-5 kg per ekor pada umur 10 minggu. Tekstur dagingnya lembut dan berwarna kekuningan. Pertumbuhan itik peking tergolong sangat cepat karena dalam usia 50 hari sudah mencapai bobot rata-rata 3,25 kg. Hal ini wajar karena itik peking memang dikenal rakus. Oleh karena itu, biaya pakan seekor itik poking selama 50 hari pemeliharaan bisa mencapai Rp 30.000. Peternak itik peking umumnya menjual daging ke restoran yang memang menyediakan menu masakan itik peking dengan harga sekitar Rp. 25.000 per kg bobot hid up. Untuk mengembangkan itik poking,seorang peternak di Cirebon, Jawa Barat, berhasil melakukan persilangan itik peking yang berwarna putih bersih dengan itik rambon (ras asli cirebon) yang berbulu cokelat dan menghasilkan itik pedaging dengan pertumbuhan cepat. Anak hasil persilangan tersebut memiliki beberapa jenis warna bulu, yaitu putih, cokelat, dan putih dengan bulu cokelat di bagian atas.
Sumber : Ir. Supriyadi, MM, Panduan Itik, 2011.http://cybex.deptan.go.id

JENIS-JENIS ITIK PETELUR : Itik Alabio

Itik Alabio

Sumber Gambar: http://far71.wordpress.com
Usaha tani itik alabio telah dilakukan sejak lama, khusunya di lahan rawa di Kalimantan Selatan bahkan merupakan usaha pokok masyarakat di Kabupaten Hulu Sungai Utara. Pemeliharaan itik alabio mempunyai prospek yang cerah seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk dan meningkatnya kesadaran masyarakat akan konsumsi protein hewani asal ternak. Beternak itik ini dapat memberikan kontribusi yang memadai terhadap pendapatan keluarga. Usaha tani itik alabio kini sudah mengarah ke spesialisasi usaha yaitu produksi telur tetas, telur konsumsi, penetasan, dan pembesaran. Itik Alabio merupakan salah satu plasma nutfah unggas lokal yang mempunyai keunggulan sebagai penghasil telur.
Usaha pemeliharaan itik secara umum dapat dikelompokan menjadi tiga, yaitu skala kecil, itik yang dipelihara kurang dari 500 ekor dengan sistem pemeliharaan tradisional atau dilepas di laha rawa ataus awah, skala sedang dengan jumlah itik yang dipelihara lebih dari 5000 ekor/peternak dengan sistem pemeliharaan secara intensif.
Pemeliharaan itik alabio jantan untuk tujuan menghasilkan daging berkualitas prima harus dilakukan sampai umur 12 minggu. Itik alabio jantan yang lebih tinggi dibanding itik bali dan tegal, namun sedikit lebih rendah dari itik khaki chambell. Pengolahan pascapanen daging dan telur itik merupakan salah satu cara untuk meningkatkan nilai tambah dalam upaya mendongkrak pendapatan dan gizi masyarakat. Beberapa bentuk produk olahan dari itik adalah dendeng, abon, sosis, dan bakso.
Permasalahan yang dihadapi dalam pengolahan daging itik adalah daging kurang empuk dan pengemasan belum baik, sehingga produk tidak dapat bertahan lama. Kualitas dendeng itik kurang baik bahkan ada yang aromanya kurang segar atau sedikit bau tengik sehingga kurang disukai konsumen. Telur biasanya diawetkan menjadi telur asin, namun kualitasnya masih beragam, terutama warna kuning telurnya. Sebagian masyarakat Kalimantan Selatan cenderung mengkonsumsi telur itik yang warna kuning telurnya lebih merah atau orang setempat menyebutnya "telur tambak". Telur seperti itu dihasilkan dari itik yang dipelihara dengan cara digembala.
Beberapa penyakit pada itik alabio adalah samonelosis, kolibasilosis, cengesan atau selesma, aflatoksikosis, dan asperigilosis. Istiana (1994) telah berhasil mengisolasi Salmonella sp. Namun, Salmonella berhasi diisolasi dari sampel anak itik, telur, dedak, dan pakan itik alabio yang dijual di pasar. 
 
Sumber : Balittra, 2011.http://cybex.deptan.go.id

JENIS-JENIS ITIK PETELUR : Itik Damiaking

Itik Damiaking

Sumber Gambar: http://kreasibajangbelvan.blogspot.com
Itik damiaking merupakan itik lokal yang banyak berkembang di daerah Kabupaten Serang, Banten. Itik damiaking memiliki karakter warna bulu yang' seragam, terutama pada bagian leher, dada, dan punggung. Sayap luarnya berwarna cokelat kekuning-kuningan. Menurut peternak di Serang, nama itik damiaking diambil dari bahasa Sunda (dami = jerami dan aking = kering). Nama tersebut menunjukkan warna itik damiaking, yakni seperti jerami kering. Sementara itu, paruhnya berwarna hitam dan kaki berwarna kuning.
Sumber : Ir. Supriyadi, MM, Panduan Itik, 2011.http://cybex.deptan.go.id

JENIS-JENIS ITIK PETELUR : Jenis Itik Cihateup

Jenis Itik Cihateup

Sumber Gambar: www.google.com
Itik cihateup merupakan itik lokal yang banyak berkembang di daerah Cihateup Desa Rajamandala, Kecamatan Raja polah, Kebupaten Tasikmalaya, Jawa Barat. Itik ini dapat berkembang baik di dataran tinggi maupun dataran rendah. Saat ini, populasi itik cihateup sangat kritis sehingga perlu ada upaya untuk tetap melestarikannya. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan membuat penangkaran bibit itik cihateup.
Ciri-ciri dari itik cihateup antara lain sebagai berikut.
1. Warna bulu merah bata dengan ujung sayap berwarna putih bercorak batik sehingga dinamakan beureum selap atau batik sisi.
2. Warna paruh dan kulit kaki hitam kelam, baik pada betina maupun jantan.
3. Bentuk kepala lonjong, kelopak mata tipis, leher panjang, dan ekor tajam (seperti ekor burung pipit) Bersifat jinak.
4. Produksi telur itik jenis ini termasuk tinggi, yakni dapat mencapai 200-230 butir per ekor per tahun dengan rata-rata produksi sekitar 70.
Sumber : Ir. Supriyadi, MM, Panduan Itik, 2011.http://cybex.deptan.go.id

JENIS ITIK PEDAGING : BIBIT

Tatalaksana Pemeliharaan Anak Itik ( Meri )

1. Menentukan Jenis Kelamin Meri: Menentukan jenis kelamin atau "sexing", umumnya menggunakan dua cara yaitu dengan melihat alat kelamin atau mendengarkan suaranya. Cara pertama yaitu meri dipegang dalam posisi punggung dibagian bawah, dengan ekor menjulang keatas diantara telunjuk dan jari tengah. Menggunakan ibu jari dan telunjuk tangan kanan, kloaka dibuka lebar dan sedikit ditekan. Bila terlihat tonjolan atau penjuluran kecil berwarna putih yaitu penis maka meri tersebut jantan, sedangkan pada betina tidak tampak tonjolan tersebut. Cara kedua yakni membedakan dengan suara meri dimana pada meri jantan mempunyai suara yang besar dan berat, sedangkan yang betina suaranya keras dan nyaring. Untuk membuat meri bersuara caranya dengan memegang anak itik menggunakan tangan kiri, sedangkan tangan kanan mencubit bagian pangkal sayap. Cara ini perlu pengalaman bagi peternak yang ingin mempraktekkan.
2. Penyediaan Induk Buatan: Alat yang banyak digunakan peternak berupa pemanas lampu minyak atau listrik. Induk buatan ini dapat digunakakan untuk sekitar 100 ekor anak itik. Dapat dibuat dari triplek, kayu atau seng dengan lampu minyak atau listrik (sekitar 40 watt) dipasang dibagian tengah. Keranjang berbentuk bulat terbuat dari anyaman bambu dapat dipakai sebagai induk buatan. Panas yang dihasilkan oleh tubuh anak itik yang saling berhimpitan dalam keranjang dapat pula dipakai sebagai sumber panas. Untuk mengetahui apakah temperatur indukan sudah cukup, dapat dilihat dari sebaran meri, jika terlalu panas meri akan berada dipinggir dan bila terlalu dingin meri akan mengumpul disekitar sumber panas. Temperatur yang ideal akan membuat sebaran meri merata disemua tempat.
3. Tempat Pakan dan Minum: Tempat minum harus diusahakan sedemikian rupa aman agar meri tidak dapat masuk kedalam tempat minum. Pakan diberikan dalam bentuk mash atau crumble yang diletakkan diatas tempat pakan. Jumlah tempat pakan dan minum harus cukup dan perlu disesuaikan dengan bertambahnya umur. Bentuk tempat pakan diusahakan memanjang sehingga dapat menampung meri dalam jumlah banyak. Tempat minum sebaiknya diberikan dekat dengan tempat pakan, bagian bawah tempat minum dapat diberi tempat penampungan air yang tercecer untuk meri bermain air. 


Tatalaksana Pemeliharaan Itik Dara

Kandang dengan sistim pen yang dilengkapi dengan litter dari sekam untuk itik dara dianggap yang paling cocok. Apabila jumlah itik yang dipelihara tidak banyak (500 ekor), maka kandang itik dara dapat sekaligus digunakan sebagai kandang itik petelur. Luas kandang yang dibutuhkan sekitar 6-7 ekor per m2. Penyediaan tempat pakan dan minum harus cukup sehingga semua itik dapat makan dan minum secara merata. Hari pertama itik dara masuk dalam kandang. Perlu diberikan obat anti stress berupa vitamin, preparat sulfa seperti "sulfamix" atau sebangsanya yang dapat dibeli di poultry shop. Obat tersebut berguna dapat dicampurkan dalam air minum untuk menghindarkan stress yang berlebihan dan mencegah beberapa penyakit yang disebabkan oleh bakteri.

Pembatasan jumlah pakan merupakan cara yang terbaik untuk mencegah kegemukan. Namun demikian pembatasan pakan yang berlebihan akan dapat menyebabkan itik menjadi kurus. Beberapa peternak memberikan sekitar 75-80 % dari kebutuhan konsumsi pakan normal sehari. Cara lain yang juga banyak dilakukan peternak adalah mengurangi kwalitas pakan, dengan mempertinggi kandungan serat kasar. Sebagai patokan berat badan ideal itik siap bertelur (22 minggu) berkisar antara 1,3-1,4 kg.
 
Penyediaan halaman sangat membantu dalam mencegah terjadinya kegemukan. Hal ini dapat dilakukan dengan membiarkan itik berada dihalaman kandang pada siang hari sehingga itik dapat secara leluasa bergerak. Pada malam hari itik dimasukkan dalam kandang beratap untuk beristirahat atau tidur. 

Bibit Itik Pedaging

Sumber Gambar: id-id.vi-vn.connect.fa..(7/7 2011)
Bibit itik serati mempunyai pertambahan bobot badan lebih bagus dibandingkan itik jantan biasa yang digemukkan ( ½ kg lebih berat dibandingkan itik jantan biasa yang digemukkan).
Dibidang peternakan, bahwa ternak itik merupakan salah satu komoditi unggas yang mempunyai peran cukup penting sebagai penghasil telur dan daging untuk mendukung ketersediaan protein hewani yang murah dan mudah didapat. Di Indonesia, itik umumnya diusahakan sebagai penghasil petelur namun ada pula yang diusahakan sebagai penghasil daging. Peternakan itik didominasi oleh peternak dengan sistem pemeliharaan yang masih tradisional di mana itik digembalakan di sawah atau tempat-tempat yang banyak airnya, namun dengan cepat mengarah pada pameliharaan/budidaya secara intensif yang sepenuhnya terkurung.
 
Saat ini, pergeseran pola/sistem budidaya/pemeliharaan itik ini disebabkan oleh berkurangnya tempat penggembalaan antara lain karena makin intensifnya penanaman padi sawah, konvensi atau alih fungsi lahan persawahan menjadi daerah pemukiman dan industri. Selain itu juga karena meningkatnya kesadaran peternak untuk mencegah dan menularnya penyakit unggas seperti Avian Influenza.
Dengan adanya, pegeseran ini menunjukkan bahwa usaha peternakan itik bukan hanya sekedar sambilan akan tetapi sudah memiliki orientasi bisnis yang diarahkan dalam suatu kawasan, baik sebagai cabang usaha maupun sebagai usaha pokok, karena mengusahakan budidaya itik cukup menguntungkan dan dapat dijadikan sebagai sumber pendapatan keluarga.
 
Untuk hidup sehat diperlukan bahan pangan dengan zat gizi karbohodrat, protein, lemak, vitamin dan mineral. Jenis bahan pangan yang dimakan terdiri dari bahan pangan asal nabati dan hewani. Dalam hal ini, bahan pangan hewani mengandung zat gizi esensial yang lengkap yang sangat dibutuhkan oleh tubuh manusia. Bahan pangan hasil ternak seperti daging merupakan sumber protein hewani. Dimana protein hewani mengandung asam amino esensia (yang tidak dapat dibuat oleh tubuh) yang lengkap dan seimbang sangat dibutuhkan oleh tubuh terutama bagi pertumbuhan dan fungsi susunan syaraf.
Dalam hal ini, bahwa manusia betul-betul membutuhkan makanan yang dapat memenuhi gizi untuk dapat tumbuh yang sehat sehingga menghasilkan manusia yang berkualitas. Salah satunya untuk memenuhi kebutuhan gizi bagi tubuh manusia yaitu daging itik yang mempunyai kandungan protein hewani sehingga manusia yang mengkonsumsinya dan diharapkan dapat memenuhi gizi yang dibutuhkan oleh tubuh.
Saat ini, bibit itik pedaging yang baik yaitu menggunakan bibit itik serati yang merupakan hasil kawin silang antara Entog Jantan dengan Itik Betina dapat menghasilkan itik pedaging yang berkualitas tinggi. Itik serati untuk pedaging telah diproduksi secara komersial di beberapa negara Asia, akan tetapi di Indonesia itik tersebut belum berkembang secara komersial. Akhir - akhir ini perkembangan itik pedaging di Indonesia semakin meningkat sejak peternak menggemukkan itik jantan sebagai itik pedaging dan menjualnya dengan harga baik. Saat ini banyak restoran di beberapa kota menyediakan daging itik yang telah masak dengan menggunakan berbagai macam macam bumbu.
Penampilan Itik Serati tumbuh lebih cepat dibandingkan itik jantan yang digemukkan. Itik Serati pada umur 8 minggu mencapai bobot badan 1,8 kg sedangkan itik jantan yang digemukkan hanya 1,3 kg atau itik serati tumbuh ½ kg lebih berat dibandingkan itik jantan yang digemukkan. Begitu pula penggunaan pakan itik serati jauh lebih baik dibandingkan itik jantan yang digemukkan. Disamping itu, itik serati hanya membutuhkan 3,29 kg pakan untuk menghasilkan 1 kg bobot badan dibanding itik jantan yang digemukkan membutuhkan pakan sebanyak 4,24 kg. Dari hasil penelitian tentang itik serati menunjukkan bahwa daging dadanya lebih banyak dibandingkan dengan daging itik biasa. Selain itu, daging itik serati juga tidak berbau amis.

Penulis : Sri Hartati (Pusat Penyuluhan Pertanian )
email : tatik3454@yahoo.com http://cybex.deptan.go.id

HALAMAN FACEBOOK