TAG - BLOGQ

JENIS ITIK PEDAGING : KESEHATAN

Perkembangan Vaksin Rekombinan Untuk Penyakit Viral dan Implementasinya Di Industri Perunggasan Di Indonesia

Sumber Gambar: http://peternakan.kaltimprov.go.id/
Pada usaha pertenakan unggas komersial, vaksinasi merupakan salah satu program biosekuriti yang efektif dan ekonomis untuk mencegah timbulnya terjadinya penyakit terutama oleh virus. Vaksin beredar yang di lapangan masih didominasi oleh tipe klasik seperti vaksin inaktif (killed) dan vaksin hidup (live) baik yang tidak patogenik maupun yang dilemahkan. Namun kondisi lapangan di mana patogen yang beredar sangatlah beragam menyebabkan pelaksanaan program vaksinasi menjadi sangat komplek dan tidak etisien. Kondisi situasi penyakit diperparah oleh bermunculannya strain-strain baru yang lebih patogen ataupun ancaman penyakit eksotik. Penggunaan vaksin rekombinan merupakan suatu terobosan untuk menghadapi beberapa penyakit secara sekaligus. Pada peternakan unggas komersial seperti broiler, metode vaksinasi tersebut sejak dini di unit pembibitan dapat meningkatkan efisiensi baik dari segi waktu maupun biaya.

Vaksin Rekombinan
Vaksin rekombinan merupakan inovasi pengembangan vaksin dengan memanfaatkan bioteknologi dengan memutasi suatu vektor untuk mengekspresikan antigen dari virus patogen dengan cara menyisipkan gen target ke dalam genom vektor. Harapannya adalah terbentuknya respon tanggap kebal yang mampu menahan infeksi patogen yang ditargetkan. Tujuan aplikasi vaksin rekombinan adalah ekonomi. Selain lebih mudah dan murah, vaksin rekombinan dapat diarahkan menjadi vaksin multivalen untuk beberapa patogen sekaligus tanpa perlu adanya booster. Selain sumber antigen virus yang ingin diekpresikan, dalam pembuatan vaksin rekombinan terdapat faktor penting lainny yaitu vektor yang digunakan sebagai sistem delivery. Pada umumnya vektor virus DNA lebih sering dipergunakan karena kapasitas insersinya yang lebih besar dan stabil secara genetik namun penggunaan virus RNA sebagai vektor juga sudah dilakukan. Setiap vektor virus yang digunakan sebagai kerangka dasar dalam pembuatan vaksin rekombinan mempunyai kelebihan dan. kekurangan sehingga pemilihannya harus disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan di lapangan.
Vaksin Reverse Genetik
Sebenarnya vaksin ini termasuk dalam. kategori vaksin rekombinan, namun istilah tersebut memberikan penekanan yang lebih spesifik di mana suatu virus baru di-enginer melalui suatu mekanisme rescue cDNA pada virus (-) RNA. Genom dari virus mutan dapat dimanipulasi sedemikan rupa sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Untuk bidang perunggasan, beberapa virus baru dibuat melalui rekayasa reverse genetik seperti AFV dan ND.
Pertimbangan Penerapan Vaksin Retombinan di Indonesia
Walaupun beberapa vaksin rekombinan telah menunjukkan performa yang memuaskan untuk skala laboratorium, namun implementasinya di lapangan masih terkendala dengan isu FRG (produk rekayasa genetikyang masih diperdebatkan di beberapa negara termasuk Indonesia. Di sampmg motif ekonomi (hak paten dan monopoli pertimbangan yang lebih rasional adalah dampaknya terhadap lingkungan. Introduksi makhluk baru termasuk produk rekayasa genetik dikhawatirkan akan mengganggu keseimbangan ekosistem. Selain itu, kestabilan genetik PRG di linekungan masih dipertanyakan. Tren untuk pengguman rekombman vaksin di bidang peternakan akan semakin menguat di masa mendatang. Beberapa perakiran perundangan pemerintah RI dalam rangka menjawab isu penerapan produk PRG seperti UU No 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup dan PP No 21 Tahun 2005 tentang Keamanan Hayati PRG. Pemerintah RI mengedepankan Isu keamanan pangan,keamanan pakan dan keamanan lingkungan. Kesiapan Pemerintah baik dari segi legislasi maupun aparatur pelaksana sangat diperlukan untuk mengatur dan mengawasi penerapan vaksin rekombinan sehingga dampak negatifnya bisa diminimalisasi.
Sumber : Riza Hartawan, 2011. Perkembangan Vaksin Rekombinan Untuk Penyakit Viral dan Implementasinya di Industri Perunggasan di Indonesia. Agroinovasi. Jakarta

HALAMAN FACEBOOK