Persiapan Kandang |
Masa persiapan kandang mempunyai andil yang besar terhadap keberhasilan pemeliharaan ayam. Kegagalan pada masa pemeliharaan ini akan mengakibatkan peningkatan ancaman serangan bibit penyakit.
Saat
kondisi kandang yang kotor, konsentrasi atau tantangan bibit penyakit
dalam kandang meningkat. Kondisi ini akan memperlebar peluang ayam
terinfeksi atau terserang penyakit. Dan kebalikannya, saat kondisi
kandang bersih dan telah didesinfeksi maka konsentrasi bibit penyakit
akan menurun sehingga tantangan bibit penyakit berkurang dan ayam aman
dari infeksi atau serangan penyakit.
Setelah Ayam Meninggalkan Kandang
Saat
ayam diafkir atau dipanen, di dalam kandang akan tertinggal sisa-sisa
pemeliharaan ayam, baik kotoran, debu maupun bulu. Tak tertinggal juga,
sejumlah besar bibit penyakit yang pada periode sebelumnya telah
menyertai keberadaan ayam.
Kondisi kandang setelah ayam diafkir atau dipanen relatif kotor dan banyak terkontaminasi oleh bibit penyakit
Ayam
seluruhnya telah meninggalkan kandang, begitu juga seharusnya sisa-sisa
pemeliharaan ayam tersebut. Oleh karena itu kita perlu melakukan
beberapa manajemen pembersihan dan desinfeksi kandang agar kandang
sebisa mungkin kembali pada kondisi semula, baik dari struktur (kondisi
fisik) maupun fungsinya.
Kotoran
ayam menumpuk di setiap sudut kandang, bulu-bulu ayam juga merata di
seluruh bagian kandang. Tak ketinggalan juga debu banyak berterbangan di
dalam dan sekitar kandang. Kondisi ini tentu menjadi media yang baik
sebagai tempat persembunyian dan perkembangan bibit penyakit.
Perlu
menjadi pemahaman kita bersama, saat kondisi kandang dan lingkungannya
kotor, bibit penyakit akan bertahan lebih lama. Terlebih lagi ada bahan
organik, seperti feses yang bisa menjadi media bibit penyakit untuk
tetap hidup.
Bibit
penyakit memiliki kemampuan bertahan dalam jangka waktu yang
bermacam-macam (tabel 1). Hal ini perlu kita perhatikan agar saat proses
pembersihan dan pendesinfeksian kandang kita lakukan dengan sepenuhnya.
Tabel 1. Daya Tahan Bibit Penyakit di Luar Tubuh Ayam
Perlakuan Kandang Kotor
Fokus
keberhasilan manajemen pembersihan dan desinfeksi kandang ini ialah
jumlah bibit penyakit yang berada di dalam kandang dapat dikurangi atau
diminimalkan. Kenapa bukan dihilangkan (sterilisasi)? Sterilisasi bukan
istilah yang tepat digunakan untuk aktivitas tersebut, mengingat kondisi
kandang yang tidak bisa terkendali secara penuh, misalnya saja aliran
udara yang tidak bisa dikendalikan akan mengakibatkan bibit penyakit
selalu ada di dalam kandang. Oleh karena itu, istilah yang digunakan
dalam manajemen pembersihan kandang ialah sanitasi dan desinfeksi.
Tahapan penanganan kandang kotor antara lain :
- Keluarkan dan bersihkan sisa kotoran (feses dan sisa litter)
Sisa kotoran ayam, baik berupa feses, sisa litter,
bulu maupun debu hendaknya dikeluarkan dari kandang dengan cara disapu.
Setelah itu, lakukan penyemprotan air bertekanan dengan memakai jetspray. Pastikan semua bagian kandang tersemprot oleh jetspray.
Gunakan jetspray untuk membersihkan sisa kotoran ayam di sela-sela dinding atau lantai
Penggunaan jetspray
ini akan memudahkan kita untuk menghilangkan sisa feses yang berada di
sela-sela dinding atau lantai secara optimal. Selain itu, pemakaian jetspray ini akan mempercepat proses pembersihan kandang dengan hasil yang lebih optimal.
Seringkali
yang menjadi permasalahan ialah masih adanya sisa feses yang berada di
bagian ini. Jika tidak dihilangkan maka bisa dipastikan siklus bibit
penyakit akan selalu berlangsung dan bibit penyakit selalu berada di
dalam kandang. Adanya sisa feses ini menjadi tempat persembunyian bibit
penyakit dan daya kerja desinfektan membasmi bibit penyakit yang berada
di sisa feses ini menjadi tidak optimal.
Sisa feses yang berada di sela-sela lantai kandang akan menyebabkan bibit penyakit selalu berada di dalam kandang
Membersihkan
lantai dengan cara menggosok menggunakan sabun juga perlu dilakukan.
Feses ayam memiliki lapisan lemak atau minyak sehingga saat menempel di
lantai kandang sulit dihilangkan jika hanya menggunakan air. Oleh karena
itu diperlukan pemakaian sabun yang mampu melarutkan minyak tersebut.
Pembersihan dengan sabun ini juga sekaligus sebagai cara untuk
menghilangkan kotoran yang masih tersisa dari penyemprotan dengan
menggunakan jetspray.
Proses pembersihan dengan sabun akan memastikan lapisan lemak atau minyak dari feses ayam hilang
Setelah
penyabunan, kandang hendaknya disemprot dengan air lagi kemudian
dikeringkan. Sabun yang masih tersisa dapat menurunkan potensi beberapa
jenis desinfektan, terutama yang mengandung zat aktif dari golongan ammonium quartener (Medisep atau Mediklin).
- Penyemprotan desinfektan
Penyemprotan desinfektan (desinfeksi, red)
bertujuan membasmi bibit penyakit yang masih tersisa di dalam kandang,
baik di lantai maupun udara kandang. Penyemprotan desinfektan yang
pertama sebaiknya dilakukan dengan optimal, dimana seluruh bagian
kandang harus basah atau terkena cairan desinfektan. Perlu diketahui,
desinfektan hanya akan bekerja jika kontak dengan bibit penyakit. Oleh
karena itu, penyemprotan desinfektan yang pertama kali sebaiknya
menggunakan jetspray. Dengan demikian cairan desinfektan dapat masuk ke pori-pori dinding atau lantai kandang.
Desinfektan yang bisa digunakan antara lain Formades, Sporades, Mediklin, Medisep, Antisep atau Neo Antisep. Beberapa hal yang perlu diperhatikan saat penggunaan desinfektan :
- Jenis bibit penyakit
Tidak
semua bibit penyakit dapat dibasmi oleh desinfektan, oleh karenanya
pemilihan desin-fektan harus dilakukan secara tepat. Contohnya ialah
virus yang tidak memiliki amplop (non enveloped), seperti virus Gumboro, Egg drop syndrome (EDS) dan reovirus tidak dapat dibasmi oleh desinfektan dari golongan ammonium chloride (quats) seperti Medisep atau Mediklin.
Hal ini dikarenakan mekanisme kerja dari desinfektan golongan quats
ialah merusak dinding sel sehingga mengurangi permeabilitas dinding sel
dan akhirnya bibit penyakit mati. Virus yang tidak memiliki amplop tidak
memiliki dinding sel sehingga desinfektan golongan quats tidak bisa
membasminya.
1. Materi organik
Materi
organik, seperti sisa feses dan lendir juga dapat menurunkan kerja
desinfektan. Materi organik ini akan menghalangi kontak antar
desinfektan dan bibit penyakit. Akibatnya daya kerja desinfektan
cenderung menurun, terlebih lagi desinfektan dari golongan klorin,
iodine (Antisep, Neo Antisep) dan quats (Medisep, Mediklin). Disinilah pentingnya melakukan pembersihan kandang dengan menghilangkan semua bahan organik yang ada.
2. pH
Potent of hydrogen
atau tingkat keasaman air yang digunakan untuk melarutkan desinfektan
juga berpengaruh terhadap daya kerja desinfektan. Desinfektan golongan
iodine dan kaporit akan bekerja optimal di suasana asam-netral (pH 4-7)
dan golongan quats dan glutaraldehyde akan berfungsi optimal saat
dilarutkan dalam air dengan pH basa - netral. Melihat karakteristik itu,
maka alangkah baiknya jika kita menggunakan air dengan pH netral untuk
melarutkan desinfektan sehingga semua jenis desinfektan dapat bekerja
dengan optimal.
3. Tingkat kesadahan
Tingkat kesadahan ditentukan dari kandungan ion Ca2+, Mg2+ atau Fe3+
dalam air tersebut. Semakin tinggi kandungan ion-ion itu, semakin
tinggi juga tingkat kesadahan air. Sama halnya pada obat, pelarutan
desinfektan dalam air dengan tingkat kesadahan yang tinggi akan
mengakibatkan penurunan potensi desinfektan, utamanya desinfektan dari
golongan quats dan iodine. Saat dilarutkan dalam air sadah, desinfektan
itu akan diikat oleh ion-ion tersebut, akibatnya daya kerjanya menurun.
Indikasi
yang menunjukkan air memiliki tingkat kesadahan yang tinggi ialah saat
dilarutkan sabun atau detergen dalam air itu tidak akan terbentuk busa.
Guna memastikan tingkat kesadahan air sebaiknya dilakukan pengujian di
laboratorium dan Medion memiliki fasilitas ini.
Penyemprotan
desinfektan hendaknya dilakukan di seluruh bagian kandang, baik lantai,
dinding, atap maupun udara dalam kandang. Perlu dipastikan semua bagian
kandang terkena dan basah oleh cairan desinfektan agar bibit penyakit
yang mencemari kandang berkurang.
Hasil trial penyemprotan Formades dan Sporades pada dinding dan udara dalam kandang yang dilakukan dengan teknik swap
Penanganan
kandang kotor tidak hanya dilakukan pada kandangnya saja, tetapi juga
peralatan dan lingkungan kandang. Peralatan kandang seperti tempat
ransum, tempat minum, tirai, brooder (Indukan Gas Medion [IGM]), chick guard dalam peralatan yang lainnya hendaknya dibersihkan, didesinfeksi dan diperiksa keoptimalan kerja dan fungsinya.
Tempat makan dan tempat minum harus dibersihkan dan didesinfeksi sebelum digunakan kembali
Tempat
makan dan minum dicuci sampai bersih kemudian didesinfeksi dengan cara
direndam dalam larutan desinfektan selama 30 menit. Desinfektan yang
biasanya digunakan ialah Medisep (15 ml
tiap 10 liter air). Setelah itu, dikeringkan dengan cara
diangin-anginkan. Kami menyarankan untuk pengeringan sebaiknya tidak
dilakukan di bawah sinar matahari langsung karena bisa mempercepat
kerusakan peralatan itu.
Kondisi atau kelayakan peralatan juga perlu diperiksa. Pastikan semua peralatan dapat berfungsi secara optimal. Pastikan IGM dapat bekerja dengan baik dalam menghasilkan panas bagi DOC, jangan sampai saat akan digunakan IGM mengalami masalah. Kondisi ini akan menyebabkan ayam stres sehingga pertumbuhannya terhambat.
Biofilm menjadi tempat persembunyian bibit penyakit yang aman dan bisa menghambat kerja desinfektan membasmi bibit penyakit
Demikian
juga dengan tempat minum, ganti piringan tempat minum yang sudah pecah
agar air minum tidak membasahi lantai kandang sehingga memicu
peningkatan kadar amonia. Pada pemakaian Tempat Minum Ayam Otomatis (TMAO) atau ND-360 (nipple drinker) lakukan pembersihan saluran air atau paralon dengan cara flushing. Flushing bisa diartikan sebagai teknik pembersihan dengan menyemprotkan air bertekanan. Namun, jika lapisan biofilm
(sisa obat, vitamin dan vaksin yang menempel pada dinding paralon)
telah terbentuk lama dan menjadi kerak maka perlu penambahan zat kimia
tertentu untuk menghilangkannya. Zat kimia ini antara lain hidrogen
peroksida (H2O2) (10%), ozon (1-2 mg/l) atau asam sitrat (10 ml/l). Flushing
hendaknya dilakukan secara rutin setelah pemberian vitamin, obat atau
vaksin melalui air minum. Namun jika tidak memungkinkan maka minimal
dilakukan saat proses persiapan kandang.
Selain
saluran air, pembersihan dan desinfeksi juga dilakukan pada tempat
penampungan air minum, baik torn di masing-masing kandang maupun water ground.
Perlu kita perhatikan, saat desinfeksi tempat dan penampungan air minum
hendaknya dipilih desinfektan yang aman bagi ayam, seperti Medisep, Neo Antisep atau Antisep.
Rumput yang berada di sekitar kandang perlu dirapikan agar tidak menjadi sarang nyamuk maupun insekta lainnya
Selokan yang bersih dan aliran lancar akan meminimalkan sarang atau tempat berkembang biak nyamuk
Kondisi
lingkungan kandang juga perlu diperhatikan. Rumput atau semak-semak
yang tumbuh di sekitar kandang harus dikontrol jangan sampai tumbuh
secara liar karena bisa menjadi tempat persembunyian nyamuk, lalat
maupun insekta lainnya. Rumput hendaknya dipotong atau dirapikan.
Selokan dibersihkan sehingga aliran airnya lancar. Genangan air
diselokan akan menjadi media yang cocok untuk perkembangan nyamuk yang
menjadi agen atau vektor penularan penyakit malaria like atau malaria unggas.
Perbaikan Kandang
Kondisi
kandang juga perlu mendapatkan perhatian saat masa persiapan kandang.
Kandang merupakan tempat tinggal ayam dan kandang yang baik tentu harus
nyaman.
Kondisi
atap, dinding maupun lantai harus dikontrol. Saat ditemukan kerusakan
pada salah satu bagian kandang tersebut perlu segera dilakukan
perbaikan.
Atap yang bocor dan lantai yang rusak berlubang hendaknya diperbaiki saat masa persiapan kandang
Kondisi
tanah di bawah kandang yang berperan menyerap air dari feses juga perlu
diberikan perlakuan khusus, seperti penambahan kapur. Selain membunuh
bibit penyakit, penambahan kapur ini juga dapat mengembalikan pH tanah
menjadi netral dan juga meningkatkan daya serap tanah terhadap air.
Kandang Diistirahatkan
Setelah
kandang dibersihkan dan didesinfeksi seluruhnya, tiba saatnya kandang
diistirahatkan untuk beberapa waktu. Secara umum, masa istirahat kandang
hendaknya tidak kurang dari 14 hari. Bahkan saat terjadi kasus,
misalnya serangan Gumboro maka masa istirahat kandang diperpanjang.
Tujuannya agar bibit penyakit yang berada di kandang bisa dikurangi
secara optimal.
Saat
istirahat kandang sebaiknya tidak ada aktivitas di dalam dan sekitar
kandang atau minimal aktivitas pekerja keluar masuk dibatasi. Pintu dan
tirai kandang ditutup. Hanya saja kita sering lupa meski kandang dalam
masa istirahat namun lalu lintas kendaraan yang keluar masuk lokasi
peternakan kurang terkontrol. Anggapannya di kandang sedang tidak ada
ayam, makanya mobil yang keluar masuk tidak dibatasi dan didesinfeksi.
Sebuah
dilematis tentunya, selama istirahat kandang ini, peternak atau pekerja
kandang untuk sementara waktu menganggur dan tidak memperoleh
pendapatan. Oleh karenanya ada beberapa peternak yang mempersingkat masa
istirahat kandang dengan dalih ingin mengejar produksi. Perlu kita
ingat, masa istirahat kandang yang lebih singkat ini akan membawa
konsekuensi bibit penyakit belum sepenuhnya berkurang. Dengan demikian,
saat manajemen pemeliharaan harus dilakukan dengan lebih ketat, terutama
proses biosecurity atau penyemprotan kandang.
Inspeksi Kesiapan Kandang
Inspeksi
kesiapan kandang dirasa perlu dilakukan untuk memastikan kondisi
kandang benar-benar siap menerima kedatangan ayam. Inspeksi ini biasanya
dilakukan 1 minggu sebelum chicks in. Aspek kesiapan yang perlu diinspeksi diantaranya :
- Kebersihan kandang
Kebersihan
menjadi aspek yang pertama kali perlu diamati saat melakukan inspeksi
kesiapan kandang. Jika kandang masih kotor, misalnya masih terdapat sisa
feses atau litter yang menempel pada
lantai kandang dengan sebaran yang cukup banyak maka hendaknya dilakukan
pembersihan dan desinfeksi ulang. Bahkan di salah satu farm di Jakarta
Timur jika ditemukan hal itu diputuskan untuk mengundur jadwal chick in pada kandang itu.Adanya sisa feses di lantai kandang bisa menjadi sumber penyakit untuk ayam yang akan dipelihara
- Keadaan kandang
Inspeksi
keadaan kandang ini lebih diarahkan pada struktur kandang. Apakah masih
ada atap yang bocor, lantai yang jebol atau dinding yang rusak?
Kekokohan kandang juga harus kita perhatikan. Selain itu, tanah yang
berada di bawah lantai kandang panggung juga perlu diperik-sa apakah
masih ada sisa feses.
- Kesiapan peralatan
Peralatan
kandang seperti tempat ransum, tempat minum, tirai maupun pemanas juga
harus diinspeksi baik kebersihan maupun fungsinya. Jumlah tempat minum
dan ransum juga harus diperhatikan. Selain itu, bahan litter sebaiknya
telah disiapkan di dalam kandang.
Kondisi lingkungan kandang
Jika ada rumput atau semak-semakan yang masih tumbuh liar di sekitar kandang maka perlu dilakukan pemotongan. Saluran air juga perlu dicek kembali untuk memastikan aliran air pembuangan lancar.
Jika diperlukan bisa dibuat form khusus untuk keperluan inspeksi ini. Hasil inspeksi ini dijadikan dasar kita untuk menentukan siap tidaknya kandang menerima DOC.
Setelah
dinyatakan kandang siap menerima DOC maka persiapan selanjutnya ialah
membuat kandang brooding. Peralatan juga mulai dipasang dimasing-masing
kandang brooding. Litter yang telah didesinfeksi mulai dihamparkan di
dalam kandang.
Desinfeksi
kandang ulang (desinfeksi ke-2) juga perlu dilakukan. Desinfeksi ke-2
ini bisa dilakukan dengan teknik semprot halus atau pengasapan (fogging). Desinfeksi ulang ini bisa dilakukan 3 hari sebelum chicks in.
Proses
persiapan kandang yang meliputi pembersihan dan desinfeksi peralatan,
kandang maupun lingkungannya hendaknya kita lakukan dengan optimal.
Mengingat proses pembersihan dan desinfeksi kandang yang optimal akan
menurunkan konsentrasi bibit penyakit. Dan juga kondisi kandang yang
nyaman dan peralatan yang optimal sangat diperlukan bagi ayam untuk
mengoptimalkan potensi genetik yang dibawanya, yaitu pertumbuhan berat
badan atau produksi telur secara optimal. Keberhasilan awal sangat mendukung produktivitas ayam. By: Pakan Ikan Madiun, Sumber: info.medion.co.id