Siap Menghadapi Pergantian Musim | | Print | |
Negara
kita tercinta, Indonesia memiliki iklim tropis dengan 2 musim, yaitu
musim penghujan dan kemarau. Keadaan ini menjadi salah satu keunggulan
kita dibandingkan negara yang memiliki 4 musim. Mengapa? Manajemen
pemeliharaan ayam menjadi relatif lebih mudah, dimana kondisi lingkungan
tidak mengalami perubahan yang drastis sehingga pola pemeliharaan masih
bisa memakai sistem kandang terbuka (open house, red). Meskipun
demikian, di negara dengan 4 musim siklus penyebaran bibit penyakit
relatif bisa diputus secara lebih optimal jika dibandingkan negara yang
memiliki 2 musim.
Secara
normal, musim penghujan biasanya terjadi pada bulan Oktober - Maret dan
musim kemarau di bulan April - September. Namun, beberapa tahun
belakangan ini pola atau jadwal musim ini berubah menjadi tidak menentu (unpredictable).
Seperti halnya Desember 2008 yang seharusnya sudah musim penghujan
namun di beberapa daerah masih musim kemarau. Kondisi ini, diprediksikan
oleh ahli klimatologi merupakan efek global atau local warming (pemanasan global atau lokal, red).
Perubahan
pola musim atau cuaca ini akan berpengaruh pada siklus produksi
pertanian dan juga dunia peternakan. Pola cuaca dan iklim yang tidak
menentu akan mengakibatkan ayam sulit untuk beradaptasi. Terlebih lagi
ayam yang sekarang kita pelihara menuntut penyediaan kondisi yang nyaman
(comfort zone) agar potensi genetiknya mampu berkembang secara optimal.
Saat
masa pancaroba, masa peralihan atau pergantian musim baik dari musim
penghujan ke musim kemarau atau sebaliknya, biasanya ditandai dengan
suatu kondisi yang tidak menentu. Perubahan cuaca bisa terjadi secara
mendadak, saat pagi hari cerah namun menjelang siang tiba-tiba turun
hujan. Angin pun bertiup kencang. Kondisi ini tentu akan membuat ayam
menjadi tidak nyaman dan stamina tubuh ayam menurun. Akibatnya
produktivitas ayam pun akan terganggu.
Pada saat kondisi ini, diperlukan suatu manajemen yang tepat agar ayam tetap nyaman dan mampu berproduksi dengan optimal.
Musim Pancaroba
Seperti
yang telah disebutkan pada alinea sebelumnya, musim pancaroba menjadi
masa transisi perubahan musim. Bulan Maret - April merupakan waktu
peralihan dari musim penghujan ke musim kemarau. Dan bulan September -
Oktober menjadi waktu beralihnya musim kemarau menjadi musim penghujan.
Pola tersebut merupakan pola perubahan musim secara normal, yang saat
ini telah mengalami perubahan.
Saat
masa pancaroba dengan mudah dapat ditemukan perubahan kondisi cuaca
yang ekstrim dalam waktu singkat. Ambil contoh saat pagi hari, langit
terlihat cerah namun menjelang siang hari tiba-tiba turun hujan. Suhu
lingkungan pada saat siang dan malam hari akan berbeda secara
signifikan. Berdasarkan data perbedaan suhu antara siang dan malam hari
bisa mencapai 5-10oC, bahkan mungkin lebih. Kelembaban udara
juga mengalami perbedaan yang signifikan. Ditambah lagi, angin akan
bertiup lebih kencang dengan arah yang tidak beraturan. Ketiga hal
tersebut (fluktuasi cuaca, suhu dan kelembaban maupun aliran angin yang
tidak beraturan) tentu akan berpengaruh pada stamina tubuh ayam sampai
produktivitas ayam.
- Kondisi kandang tidak nyaman
Tipe kandang yang banyak digunakan oleh peternak di Indonesia ialah kandang dengan sistem terbuka (open house).
Oleh karenanya saat musim pancaroba perubahan kondisi cuaca akan sangat
dirasakan oleh ayam. Suhu dan kelembaban yang fluktuatif maupun aliran
angin yang kencang dengan arah yang tidak beraturan bisa dipastikan akan
berpengaruh terhadap stamina maupun produktivitas ayam. Belum lagi
adanya tampias air hujan yang masuk ke dalam kandang. Kondisi tersebut,
apabila tidak di-manage dengan baik akan mengakibatkan penurunan performan ayam.
- Konsentrasi bibit penyakit meningkat
Perkembangan bibit penyakit saat musim pancaroba juga memiliki kecenderungan meningkat. Ambil contoh saja Escherichia coli
(bakteri penyebab colibacillosis), konsentrasi saat musim pancaroba
akan meningkat. Saat pergantian musim dari kemarau ke musim penghujan,
dikala air hujan mulai memasuki pori-pori tanah maka E. coli yang terdapat di bagian tanah ini akan terbawa oleh air hujan dan terkumpul di lokasi sumber air. Ditambah lagi E. coli
yang mengontaminasi udara juga akan terbawa oleh air hujan dan
bergabung menjadi satu di sumber air. Begitu juga saat pergantian musim
penghujan ke musim kemarau. Debit air yang berkurang akan menyebabkan
konsentrasi bakteri penyebab colibacillosis ini semakin tinggi. Oleh
karena itu pada saat pergantian musim akan lebih baik kita lebih waspada
terhadap kualitas air minum.
Bakteri E. coli
menjadi salah satu bakteri yang akan meningkat konsentrasinya saat
musim pancaroba. Oleh karena itu kita perlu lebih memperhatikannya,
terutama pada kualitas air minum
Tidak hanya E. coli
yang meningkat, bibit penyakit lainnya juga akan bertambah
konsentrasinya. Kondisi ini tentu akan membahayakan ayam, terlebih lagi
kondisi atau stamina tubuh ayam juga menurun.
- Penurunan kualitas air
Seperti yang telah tertera pada alinea sebelumnya, konsentrasi bakteri E. coli
dalam air minum akan bertambah, akibatnya kualitas air minum menurun.
Terlarutnya bahan-bahan organik seperti feses maupun debu-debu kandang
dalam air hujan juga akan mengakibatkan penurunan kualitas air minum.
Sebenarnya
air hujan merupakan air yang sangat bersih. Hanya saja saat sampai di
lingkungan kandang dan “bersentuhan” dengan udara kandang air hujan ini
menjadi terkontaminasi. Hati-hati dengan air hujan yang mengenai feses
dan kemudian terserap ke dalam tanah. Feses mempunyai kandungan nitrit
maupun nitrat yang cukup tinggi, akibatnya air minum yang kita gunakan
bisa memiliki kandungan nitrat dan nitrit yang tinggi. Seperti telah
kita ketahui, kadar kedua zat ini dalam air minum hendaknya tidak
melebihi 5 ppm untuk nitrat dan kurang dari 0,1 ppm untuk nitrit (Poultry drinking water primer The University of Georgia, 2006). Kadar nitrat dan nitrit yang melebihi kadar tersebut akan mengakibatkan keracunan pada ayam.
- Kualitas ransum menurun
Kondisi
suhu dan kelembaban yang fluktuatif akan mengakibatkan kandungan
nutrisi yang terkandung dalam ransum menurun, terlebih lagi untuk
kandungan vitamin maupun protein. Selain itu, kondisi ini akan
mengakibatkan serangga bisa berkembang lebih cepat, akibatnya bisa
merusak kualitas pakan secara fisik, kimia maupun biologi.
Jamur
juga dapat tumbuh dengan lebih cepat. Jamur yang mengkontaminasi ini
akan mengakibatkan berkurangnya kandungan nutrisi yang terkandung dalam
bahan baku. Selain itu, jamur yang telah tumbuh pada ransum atau bahan
baku ransum dipastikan akan langsung memproduksi racun, yaitu
mikotoksin, seperti halnya aflatoksin, racun yang dihasilkan oleh jamur Aspergillus flavus.
Keberadaan jamur bisa dengan mudah dihilangkan dari ransum, namun tidak
demikian dengan racun jamur. Saat telah mengkontaminasi ransum, racun
jamur ini relatif sulit untuk dihilangkan, baik melalui perlakuan fisik,
kimia maupun biologi. Dan efek atau pengaruh racun jamur ini terhadap
ayam ialah immunosuppressive atau menekan sistem kekebalan tubuh.
Jamur
yang telah mengkontaminasi jagung (kiri). Kondisi ini akan menurunkan
kandungan nutrisi jagung dan juga mengakibatkan melemahnya sistem
kekebalan tubuh jika dikonsumsi oleh ayam
Respon Ayam Saat Musim Pancaroba
Respon
ayam saat menghadapi musim pancaroba biasanya akan terlihat dari
aktivitas maupun performan ayam. Dengan kondisi yang tidak nyaman, un-comfort zone
ayam akan mengalami stres. Kondisi cuaca, suhu dan kelembaban yang
fluktuatif akan menimbulkan stres yang lebih parah dibandingkan dengan
kondisi stres panas. Mekanisme respon ayam terhadap musim pancaroba
tercantum pada skema 1.
Saat
musim pancaroba, dimana kondisi cuaca fluktuatif maka tubuh ayam
memberikan respon berupa stres. Ayam merupakan hewan berdarah panas yang
memiliki sistem pengaturan suhu tubuh yang sangat kompleks, dimana
sistem termoregulator terdiri dari anterior (bagian depan) hipotalamus,
bagian preoptik besar (cerebrum), tali saraf otak ke sepuluh (nervus
vagus) dan tali-tali saraf tepi yang sensitif terhadap temperatur.
Akibatnya saat terjadi fluktuasi suhu maka ayam menjadi lebih mudah
stres. Saat perbedaan suhu tubuh dan suhu lingkungan mencapai 8oC atau kurang maka ayam akan mulai mengalami stres. Ayam dewasa akan mulai stres saat suhu kandang 30oC.
Ayam akan merespon kondisi yang kurang nyaman, seperti saat masa pancaroba dengan memproduksi adeno-corticotropic hormone
(ACTH) dalam jumlah yang berlebih oleh kelenjar hipofisa anterior.
Akibatnya korteks adrenalis akan terpicu untuk meningkatkan produksi
hormon kortisol yang bisa mengakibatkan penurunan jumlah maupun
perubahan jenis leukosit, yaitu sel eosinofil, basofil dan limfosit.
Kondisi ini akan menurunkan sistem kekebalan tubuh ayam.
Respon
stres terhadap perubahan musim ini juga bisa ditunjukkan adanya
gangguan metabolisme maupun gangguan fisiologis. Hambatan penyerapan
kuning telur menjadi salah satu contoh gangguan metabolisme yang
diakibatkan stres karena fluktusi suhu. Sedangkan contoh gangguan
fisiologis ialah lazy leucocytes syndrome dimana sel darah putih
tidak memberikan respon yang optimal terhadap mikroorganisme pathogen
yang menginfeksi ke dalam tubuh ayam.
Kasus
serangan penyakit pada musim pancaroba juga relatif meningkat, baik
penyakit saluran pernapasan maupun pencernaan. Hal ini dikarenakan
meningkatnya konsentrasi bibit penyakit dan juga menurunnya stamina
tubuh ayam.
Siap Hadapi Pancaroba
Musim
pancaroba harus kita hadapi dengan penuh persiapan. Jika tidak maka
bisa dipastikan kita akan mengalami kerugian, baik penurunan
produktivitas maupun meningkatkan biaya pengobatan. Setidaknya ada 3
langkah yang harus kita persiapkan saat musim pancaroba datang, yaitu
menjaga kondisi lingkungan kandang tetap nyaman (comfort zone, red), meningkatkan stamina tubuh ayam dan mengurangi konsentrasi bibit penyakit.
- Lingkungan kandang tetap nyaman
Kenyamanan
kandang dan lingkungan kandang akan sangat membantu ayam dalam
menghadapi musim pancaroba. Kondisi atap, dinding maupun lantai kandang
harus kita periksa dan perhatikan kondisinya. Kondisi atap jangan sampai
bocor, terlebih lagi saat perubahan ke musim penghujan. Atap yang bocor
akan menyebabkan air hujan membasahi lantai kandang, akibatnya litter
basah dan menggumpal. Kondisi tersebut akan memicu bakteri ureolitik
memecah asam urat yang terkandung pada feses menjadi amonia. Dan
penyakit pernapasan pun akan dengan mudah menyerang. Selain itu,
koksidia (agen koksidiosis) menjadi lebih mudah berkembang biak.
Kondisi
atap yang bocor akan memicu lantai kandang basah sehingga kadar amonia
di dalam kandang bisa meningkat dan penyakit pernapasan pun banyak
terjadi
Dinding
kandang juga harus mampu mengurangi kecepatan aliran angin yang masuk
ke dalam kandang. Ayam modern relatif tidak tahan terhadap aliran angin
yang langsung menerpa tubuh ayam, biasanya ayam menjadi lebih mudah
terserang penyakit pernapasan.
Manajemen
tirai harus diatur sesuai dengan kondisi cuaca. Tenaga atau operator
kandang harus selalu siaga untuk mengatur tirai kandang, mengingat
kondisi cuaca yang mudah berubah. Pembukaan tirai disesuaikan dengan
kecepatan angin, suhu maupun curah hujan.
Guna mempermudah dan mengefektifkan manajemen buka tutup tirai jika perlu gunakan alat bantu seperti yang tercantum pada gambar
Aliran udara dalam kandang juga harus diperhatikan. Adanya sirkulasi udara ini akan membuang gas berbahaya (amonia, CO2)
yang terdapat di dalam kandang untuk digantikan dengan udara yang
segar. Kecepatan angin yang mengenai tubuh ayam harus diperhatikan.
Kecepatan aliran udara untuk ayam dewasa sebaiknya tidak lebih dari
2,5-3 m/detik dan saat masa brooding hendaknya kurang dari 0,3-0,6 m/detik.
Kondisi
lantai kandang juga harus diperhatikan, terutama daya serapnya terhadap
air. Penambahan kapur bisa mengembalikan sifat tanah untuk menyerap air
pada feses. Tambahkan ketebalan litter-nya, misalnya 8-12 cm agar daya serap airnya semakin baik. Litter yang basah dan menggumpal (jumlah sedikit) sebaiknya diambil dan diganti, namun saat sebagian besar litter telah lembab alangkah lebih baiknya ditambahkan bahan litter baru.
Periksa keadaan litter dengan cara mengambilnya, jika litter basah maka segera ambil dan ganti dengan yang baru. Namun jika jumlah litter yang lembab banyak sebaiknya ditambahkan litter baru
Kepadatan
kandang haruslah diatur sesuai dengan pertumbuhan maupun umur ayam.
Kepadatan yang berlebih akan meningkatkan persaingan ayam dalam
mendapatkan oksigen, ransum maupun air minum. Ditambah lagi kondisi ini
akan menyebabkan litter lebih mudah menggumpal sehingga kadar
amonia menjadi semakin tinggi. Kepadatan kandang untuk ayam pedaging dan
petelur dewasa ialah 15 kg/m2.
- Stamina tubuh ayam meningkat
Respon
stres pada ayam saat masa pancaroba akan mengakibatkan penurunan sistem
kekebalan dan pertahanan tubuh ayam. Demikian pula dengan stamina tubuh
ayam. Oleh karena itu berikan feed supplement dengan kandungan nutrisi mikro esensial yang lengkap (vitamin, mineral/elektrolit, asam amino) seperti yang terdapat pada Vita Stress atau Vita Strong.
Selain feed supplement,
kualitas ransum juga harus diperhatikan, terlebih lagi ransum mudah
terkontaminasi jamur maupun racun jamur. Pastikan kadar air dari ransum
tidak lebih dari 14%, agar pertumbuhan jamur bisa ditekan. Penambahan
anti jamur (mold inhibitors) juga bisa ditambahkan untuk menekan tumbuhnya jamur, sedangkan untuk racun jamur bisa ditangani dengan penambahan toxin binder.
Saat
musim pancaroba, masa penyimpanan ransum hendaknya dibatasi. Jika
memungkinkan jangan lebih dari 10 hari. Selain itu, pada sistem
penyimpanan terapkan sistem first in first out (FIFO). Gunakan
alas di bawah tumpukan ransum agar ransum tidak menggumpal, terutama
tumpukan yang di bagian bawah. Hati-hati terhadap munculnya kutu atau
serangga yang bisa memakan dan merusak ransum sehingga kadar nutrisinya
menurun.
Gunakan alas dari kayu atau plastik di bawah tumpukan ransum untuk mencegah ransum lembab dan menggumpal
Pengujian
kualitas ransum hendaknya juga dilakukan pada pergantian musim ini. Hal
ini untuk memastikan ransum yang kita gunakan tetap berkualitas. Medion
menerima pengujian kualitas ransum dengan parameter uji meliputi kadar
air (susut pengeringan), protein kasar, serat kasar, lemak kasar, abu,
kalsium dan fosfor.
- Konsentrasi bibit penyakit berkurang
Konsentrasi bibit penyakit saat musim pancaroba seringkali meningkat, seperti E. coli
pada air minum. Begitu juga dengan bibit penyakit lainnya. Desinfeksi
kandang sebaiknya lebih kita tingkatkan, misalnya setiap hari melakukan
semprot kandang. Desinfeksi tempat minum maupun ransum sebisa mungkin
kita tingkatkan intensitasnya, rendam tempat minum dan ransum dalam
larutan Medisep selama 30 menit setiap 3-4 hari sekali. Penambahan Antisep, Neo Antisep atau Medisep dalam air minum akan menurunkan konsentrasi E. coli (grafik 1).
Selain
desinfeksi, keadaan dan kebersihan lingkungan kandang juga harus
diperhatikan. Pastikan di sekitar kandang tidak ditumbuhi rumput liar
atau semak belukar. Aliran air pembuangan pada selokan haruslah lancar,
jangan sampai menggenang atau terhambat. Kedua kondisi ini bisa memicu
berkembanganya bibit penyakit maupun vektor penyakit.
Selokan
yang tidak lancar, air menggenang bisa memicu berkembangnya nyamuk
maupun serangga yang bisa berperan sebagai vektor penyakit
Pemberian
antibiotik berspektrum luas juga bisa menjadi salah satu upaya
pengendalian bibit penyakit yang berada di dalam tubuh ayam. Setelah
kita tahu diagnosa penyakit yang sebenarnya maka alangkah lebih baiknya
jika kita memberikan obat yang sesuai.
Obat hendaknya diberikan sesuai dengan dosis dan aturan pakai. Rolling
(pergantian) antibiotik sebaiknya diterapkan agar obat mampu bekerja
secara optimal. Selain itu, perhatikan 4 prinsip pengobatan yaitu jenis
obat sesuai dengan penyakit yang menyerang, obat bisa mencapai lokasi
kerja (organ sakit), obat mencapai kadar yang cukup dan obat dapat
bertahan dalam waktu yang cukup.
Musim
pancaroba atau pergantian musim sudah menjadi sebuah siklus atau pola
yang rutin terjadi. Kondisi cuaca yang fluktuatif atau sering berubah
dalam waktu yang singkat akan menurunkan stamina tubuh ayam, bahkan
produktivitas ayam. Oleh karenanya manajemen pemeliharaan pada saat masa
pancaroba hendaknya diterapkan dengan lebih ketat, diantaranya
memperhatikan kenyamanan kandang, meningkatkan stamina tubuh dengan
memberikan feed supplement maupun ransum berkualitas dan menekan konsentrasi bibit penyakit di kandang dan sekitarnya. Selamat mencoba dan sukses selalu!! By: Pakan Ikan Madiun, Sumber: info.medion.co.id