Penuhi Kebutuhan Masa Brooding |
Keberhasilan
budidaya ayam ditentukan pada dua minggu pertama masa pemeliharaan.
Di masa ini terjadi perkembangan sistem kekebalan, saluran pernapasan
dan saluran pencernaan. Jika lingkungan dan suhu tidak mendukung
(optimum, red), maka ayam akan merasa tidak nyaman dan
kemampuan genetiknya tidak akan muncul.
Dua
minggu pertama pemeliharaan inilah yang biasa disebut dengan masa
indukan atau masa brooding. Pada ayam broiler, masa brooding
berlangsung sampai 14 hari. Sementara pada layer berlangsung
antara rentang waktu 21 – 35 hari. Tapi itu tidak mutlak,
tergantung kondisi lingkungan dan cuaca saat brooding.
Persiapan
Masa Brooding
Pada
masa brooding, ayam akan mengalami pertumbuhan sangat pesat
dan mencakup semua organ yang berperan bagi produktivitas ayam.
Hampir semua ransum yang dikonsumsi dialokasikan untuk pertumbuhan.
Karena serangkaian proses yang terjadi dalam tubuh ayam selama masa
brooding begitu penting, maka perhatian dan penanganan secara
intensif selayaknya diterapkan pada masa ini. Kegagalan pada masa ini
akan mempersulit pencapaian produktivitas yang optimal pada fase
pemeliharaan ayam berikutnya.
Sebelum
memulai masa brooding, tentunya peternak harus mempersiapkan
segala sesuatunya dengan baik. Hal ini meliputi:
- Bibit DOC berkualitas
Untuk
bisa memperoleh DOC berkualitas, pertama peternak harus memilih
perusahaan pembibit/breeder yang menyediakan bibit yang sudah
dikenal kualitasnya. Jangan ambil risiko dengan membeli DOC harga
murah jika tidak bisa dipastikan kualitasnya.
- Ransum berkualitas
Pada
fase starter, anak ayam membutuhkan sejumlah nutrisi yang
kandungannya lebih tinggi dibanding dengan ransum yang diperuntukkan
pada fase finisher ataupun fase produksi. Menjaga kualitas
ransum sangat penting dilakukan. Jika ransum terkontaminasi jamur
atau mikotoksin (racun jamur), maka akan terjadi gangguan fungsi
tembolok yang akhirnya menyebabkan malabsorption (gangguan
penyerapan nutrisi ransum) dan kekerdilan pada ayam.
- Kandang brooding dan peralatannya tersedia lengkap dan dapat berfungsi dengan baik
Kandang
brooding yang baik tidak harus terbuat dari material atau
peralatan yang mahal, tetapi bisa melindungi ayam dari angin, hujan,
perubahan suhu yang mendadak dan serangan hewan liar (tikus,
burung). Serangkaian sistem yang mendukung sebuah kandang brooding
antara lain brooder (pemanas), chick guard (sekat),
tempat ransum dan minum, serta litter.
Komponen
Kandang Brooding
Kandang
brooding harus sudah dipersiapkan kira-kira 3 hari sebelum DOC
tiba. Seperti penjelasan sebelumnya, komponen penyusunnya yang harus
dipersiapkan antara lain:
a)
Pemanas (brooder)
Ayam
termasuk hewan homotermal yang harus mempertahankan suhu tubuhnya
tetap stabil meskipun terjadi perubahan suhu lingkungan. Perbedaan
suhu tubuh ayam dengan lingkungan akan mengganggu proses
metabolisme. Karena anak ayam di fase starter belum mampu
beradaptasi dengan perubahan suhu lingkungan yang terjadi, maka
diperlukan pemanas/brooder.
Brooder yang baik harus mampu menghasilkan panas yang cukup, stabil dan terfokus. Hal lain yang harus dipertimbangkan ketika memilih brooder diantaranya:
- mudah dioperasikan
- bahan bakarnya selalu tersedia
- aman
- tidak menimbulkan asap
- biaya pengadaannya terjangkau
Beberapa
jenis brooder yang biasa dipakai di peternakan antara lain
pemanas gas, semawar, batu bara, lampu bohlam, kayu bakar, serbuk
gergaji dan sumber panas lainnya. Indukan Gas Medion (IGM) merupakan
salah satu contoh brooder yang baik karena selain memenuhi
persyaratan tersebut, IGM juga lebih efisien, tidak mengeluarkan
suara berisik, awet dan mempunyai garansi servis seumur hidup.
b) Sekat
(chick guard)
Sekat
(chick guard) merupakan material yang berfungsi melindungi
anak ayam dari terpaan angin dan hewan liar, serta membantu agar
panas dari brooder tetap terfokus. Chick guard
biasanya terbuat dari seng dengan ketinggian 50-60 cm. Chick
guard sendiri bisa dibentuk kotak, melingkar atau elips.
Namun sebaiknya bentuk melingkar yang dipilih untuk menghindari
penumpukan ayam pada sudut kandang karena secara alamiah ayam senang
berada di sudut kandang.
Dalam
satu lingkaran chick guard biasanya dilengkapi dengan pemanas,
tempat ransum, tempat minum serta tirai rangkap (tirai dalam).
Luasnya disesuaikan dengan jumlah DOC yang akan dipelihara.
Contohnya, pada satu luasan chick guard berdiameter 4,5 m bisa
menampung 750-1.000 ekor DOC. Untuk menentukan keliling chick guard
digunakan rumus = µ x diameter, dimana µ merupakan
sebuah tetapan yang bernilai 3,14.
Luasan
chick guard ini harus disesuaikan dengan pertambahan bobot
badan dan umur ayam. Dengan bertambahnya umur, bobot badan ayam akan
semakin besar, maka chick guard pun harus
diperluas/diperlebar.
Pelebaran
chick guard pada ayam broiler dilakukan pada umur 3-4
hari, selanjutnya setiap 3-4 hari sekali. Pada umur 14 hari ayam
sudah menempati seluruh kandang. Pelebaran chick guard ayam
layer hampir sama dengan broiler. Perbedaannya, pada
ayam layer chick guard dibuka total pada umur
21-35 hari. Pelebaran chick guard juga harus diikuti
pengaturan letak pemanas, distribusi serta penambahan tempat ransum
dan minum.
c) Tempat
ransum dan tempat minum
Tempat
ransum dan minum ayam harus disediakan sesuai dengan jumlah anak
ayam. Selain itu, distribusi tempat ransum sebaiknya merata sehingga
minimal 2/3 dari ayam dapat makan dalam waktu bersamaan.
Tempat
ransum yang pertama digunakan biasanya terbuat dari boks DOC yang
dipotong dengan ketinggian 4 cm. Meskipun bisa dikatakan sebagai
sebuah efisiensi, penggunaan boks DOC sebagai tempat ransum bisa
menjadi pemicu serangan penyakit yang terbawa dari perusahaan
pembibitan, seperti colibacillosis dan pullorum. Selain itu, boks DOC
lebih mudah lembab jika terkena feses ayam.
Saat
ini berbagai produk tempat ransum dan minum sudah banyak dijual di
pasaran (poultry shop/PS, red) dan sudah
didesain khusus untuk anak ayam. Contohnya tempat ransum untuk anak
ayam berbentuk seperti nampan (Nampan Ransum DOC/NRDOC) atau
dengan bentuk lain (Tempat Ransum DOC/TRD, TRA1K dan DOC
Feeder), dimana masing-masing tempat ransum
tersebut memiliki spesifikasi produk yang berbeda-beda.
d) Alas
kandang (litter)
Litter
berfungsi menampung dan menyerap air dari feses sehingga feses cepat
kering. Selain itu, juga berfungsi untuk meminimalkan terjadinya
lepuh dada dan menjaga kehangatan kandang brooding.
Bahan-bahan
yang digunakan sebagai litter sebaiknya mempunyai sifat daya
serap air yang baik, tidak berdebu, tidak berjamur, mudah diperoleh
dan murah. Beberapa contoh bahan dari limbah pertanian yang bisa
digunakan sebagai litter antara lain sekam padi, tongkol
jagung, kulit kacang kedelai, kacang hijau atau kacang tanah, jerami
padi serta limbah penggergajian kayu.
Sebelum
digunakan, litter sebaiknya dibersihkan dan didesinfeksi
menggunakan Formades untuk meminimalkan kontaminasi bibit
penyakit atau jamur. Litter yang sudah didesinfeksi didiamkan
selama 2 jam untuk memaksimalkan kontak dengan desinfektan. Setelah
itu, litter baru ditabur secara merata ke seluruh kandang
dengan ketebalan 5 – 8 cm.
Ketika
masa pemeliharaan sudah berjalan, manajemen terkait litter ini
harus dilakukan dengan benar. Bersihkan litter dari feses
secara rutin. Namun jika feses sudah sangat menumpuk atau kondisi
litter sudah sangat basah/lembab, lakukan penambahan litter
baru untuk mengurangi timbulnya amonia dari feses. Jangan membalik
litter yang sudah banyak menggumpal karena akan memicu
naiknya kadar amonia dalam kandang.
Pemenuhan
Kebutuhan Anak Ayam sebagai Titik Kritis Masa Brooding
1)
Kebutuhan ransum dan air minum
Sesaat
setelah anak ayam menetas hingga mendapatkan nutrisi pertama kali
merupakan periode emas dalam memicu pertumbuhan DOC. Pemberian
ransum segera setelah DOC datang sangat penting untuk dilakukan
karena memiliki beberapa manfaat, diantaranya dalam:
- Penyerapan sisa kuning telur
Kuning
telur secara garis besar memiliki 2 fungsi utama yang sangat penting
bagi kehidupan anak ayam sejak masa embrio sampai pada saat awal
fase starter. Fungsi tersebut yaitu:
a)
Sebagai sumber nutrisi sementara bagi anak ayam,
b)
Sebagai sumber kekebalan (antibodi maternal)
Karena
perannya sebagai sumber nutrisi sementara, maka sisa kuning telur
tersebut hanya cukup digunakan untuk kelangsungan hidup anak ayam
hingga umur 3–4 hari (tanpa ransum). Kandungan protein dalam
kuning telur juga berperan membantu perkembangan sel saat awal
pemeliharaan DOC. Jika sejak awal sel berkembang dengan baik,
selanjutnya organ percernaan DOC akan cepat berkembang dan bobot
badan pun akan ikut meningkat.
Dalam
kaitannya dengan sistem kekebalan, sisa kuning telur yang masih
menempel pada anak ayam setelah menetas, masih mengandung antibodi
maternal sebesar 7% (alwitech.wordpress.com). Antibodi maternal
inilah yang berperan sangat penting bagi DOC karena mempengaruhi
status kesehatannya.
Karena pentingnya fungsi dari kuning telur inilah, maka kita harus memastikan bahwa sisa kuning telur bisa terserap seluruhnya dengan cepat agar anak ayam memiliki kekebalan awal. Salah satu dampak bila sisa kuning telur terlambat diserap adalah timbulnya penyakit omphalitis (radang pusar).
Cepat
atau lambatnya penyerapan sisa kuning telur ini dipengaruhi oleh
pemberian ransum dan air minum saat awal kedatangan anak ayam ke
kandang (periode chick in). Hal ini karena gerakan anti
peristaltik yang men-transfer kuning telur hingga ke usus
halus dirangsang oleh kehadiran makanan di saluran pencernaan (usus,
red).
- Perkembangan organ pencernaan
Ketika masih berada di dalam mesin tetas, sistem pencernaan anak
ayam secara anatomi belum berkembang dan belum bisa berfungsi.
Namun organ pencernaan tersebut akan mengalami perubahan morfologi
(bertambah ukurannya) dan fisiologi (mulai diproduksinya berbagai
enzim pencernaan), segera setelah anak ayam ditetaskan. Agar sistem
pencernaan anak ayam cepat berkembang dan cepat menjalankan
fungsinya, anak ayam harus segera diberi makan dan minum pasca
ditetaskan.
Pemberian ransum di awal ini akan mampu merangsang perkembangan
organ pencernaan melalui peningkatan kapasitas pencernaan dan
penyerapan usus. Produksi enzim pankreas juga dipicu oleh adanya
asupan ransum. Aktivitas enzim lainnya seperti enzim tripsin, amilase
dan lipase juga akan meningkat, dan berkorelasi dengan peningkatan
berat usus serta bobot badan (World Poultry Vol. 22, No.4 Tahun
2006).
Melihat betapa pentingnya pemberian ransum awal ketika pertama
kali chick in, maka penerapan manajemen agar konsumsi
ransum anak ayam optimal sejak awal perlu dilakukan. Manajemen
tersebut antara lain:
- Berikan air gula 2-5% (20-50 gram dalam 1 liter air minum) untuk mengganti energi yang hilang dari tubuh ayam segera setelah DOC ditebar dalam kandang brooding.
- Bersamaan dengan pemberian air minum, berikan ransum sedikit demi sedikit ke dalam tempat ransum. Daya tampung tembolok DOC yang terbatas dan terjaganya kesegaran ransum adalah alasan anjuran tersebut sehingga nafsu makannya tetap tinggi. Keuntungan lain yaitu peternak bisa sekaligus mengontrol kondisi ayam.
- Lakukan pemeriksaan konsumsi ransum dan air minum, 2-3 jam setelah pemberian ransum pertama melalui perabaan tembolok. Konsumsi ransum dikatakan baik bila minimal 75% sampel DOC teraba kenyal dan lunak yang mengindikasikan bahwa ayam sudah mengkonsumsi cukup ransum dan juga air minum.
2) Kebutuhan suhu dan kelembaban kandang
Suhu
dan kelembaban pada masa brooding harus selalu diperhatikan.
Suhu brooding yang tidak sesuai dapat menyebabkan ayam stres,
hambatan pertumbuhan bahkan kematian. Oleh karena itu, kontrol suhu
brooding sebaiknya dilakukan secara periodik dan sesering
mungkin. Waktunya bisa dilakukan sekalian dengan pemberian ransum.
Terkait
metodenya bisa menggunakan termometer yang diletakkan di dalam
kandang brooding dengan ketinggian 20-30 cm dari litter.
Selain itu, gambaran keadaan suhu kandang dapat dilihat dari
aktivitas dan penyebaran anak ayam. Suhu yang ideal tergambar dari
anak ayam yang beraktivitas normal dan tersebar secara merata ke
seluruh kandang.
3) Kebutuhan udara
Sirkulasi
udara yang baik akan mengurangi bau amonia, debu maupun asap dari
brooder. Pengaturan sirkulasi udara dilakukan dengan mengatur
buka tutup tirai kandang. Namun pengaturan ini harus disesuaikan
dengan kondisi lingkungan terutam suhu dan kecepatan angin di
sekitar kandang. Pada musim hujan dan cuaca sangat dingin, pasang
tirai tambahan (tirai rangkap/tirai dalam) untuk melindungi anak
ayam selama masa brooding.
Jangan
pernah menutup kandang brooding seluruhnya tanpa celah sedikit
pun. Hal itu bisa menyebabkan kandungan O2 berkurang dan
gas beracun seperti CO2 serta amonia meningkat. Akibatnya
sistem pernapasan ayam akan terganggu. Tetap sediakan celah ventilasi
pada dinding kandang bagian atas dengan lebar 20-30 cm.
4) Kebutuhan
cahaya
Pencahayaan
merupakan pemberi stimulasi yang kuat dalam meningkatkan
produktivitas ayam. Adanya cahaya akan mendorong ayam untuk selalu
mengonsumsi ransum. Cahaya juga berperan merangsang kelenjar tiroid
untuk mensekresikan hormon tiroksin yang berfungsi meningkatkan
proses metabolisme sehingga dapat memacu pertumbuhan anak ayam.
Kebutuhan
pencahayaan pada masa brooding adalah 10-20 lux atau 20-40
watt tiap 10 m2. Awalnya, cahaya diberikan selama 24 jam
lalu dikurangi secara bertahap sebanyak 2 jam setiap minggu sejalan
dengan bertambahnya umur ayam. Pengurangan ini dilakukan dengan
mematikan lampu pada malam hari.
Risiko
dan Penanganan Masalah yang Muncul Saat Masa Brooding
Manajemen
pada masa brooding cenderung lebih rumit dan membutuhkan
perhatian yang lebih intensif. Permasalahan yang sering muncul antara
lain:
- Suhu tidak stabil
Suhu
kandang yang terlalu panas atau dingin akan menyebabkan gangguan
kesehatan dan pertumbuhan pada anak ayam. Suhu yang dingin akan
menyebabkan anak ayam bergerombol mendekati brooder dan malas
beraktivitas, termasuk makan dan minum. Secara fisiologis, suhu yang
dingin dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah paru-paru
sehingga kerja paru- paru terganggu. Hal ini akan memicu hidrops
ascites (perut kembung). Penyempitan pembuluh darah paru-paru juga
dapat disebabkan oleh aliran angin yang kencang dan langsung mengenai
tubuh ayam.
Suhu
yang terlalu panas saat brooding juga menimbulkan efek negatif. Pada
suhu yang panas ayam akan menjauhi brooder dan mencari tempat lebih
dingin dengan aliran udara yang lebih banyak. Ayam juga akan
melakukan panting (megap-megap), meningkatkan konsumsi minum
dan mengurangi konsumsi ransum.
Penurunan
konsumsi ransum akan menyebabkan asupan nutrisi dalam tubuh berkurang
sehingga pertumbuhan terhambat. Sedangkan konsumsi minum yang
meningkat akan menyebabkan feses ayam cenderung lebih encer. Feses
yang encer menjadikan litter lebih cepat lembab dan memicu
peningkatan kadar amonia dalam kandang. Pada suhu panas anak ayam
akan lebih mudah mengalami dehidrasi yang ditandai dengan kaki dan
kulit tubuh yang kering.
Satu
lagi akibat suhu yang tidak stabil ialah terpengaruhnya penyerapan
kuning telur. Bila suhu terlalu panas, kuning telur akan menjadi
kering. Sebaliknya bila terlalu dingin, saluran kuning telur akan
menyempit. Pencegahan kasus ini adalah melakukan kontrol suhu
brooding secara teratur dan menghindari aliran udara langsung
mengenai tubuh ayam, yaitu dengan mengatur buka tutup tirai kandang.
- Hipoksia
Hipoksia
merupakan kasus kekurangan O2 yang berdampak pada
terganggunya proses metabolisme tubuh ayam serta memicu kasus
hidrops ascites. Hipoksia sering menyerang peternakan yang berlokasi
di daerah dataran tinggi dimana terjadi penurunan kadar O2
dalam udara.
Sirkulasi
udara kandang yang jelek dan penggunaan pemanas yang menghasilkan gas
CO2 dalam jumlah banyak juga menjadi pemicu hipoksia.
Contohnya pada penggunaan pemanas kayu bakar dan batu bara yang
menghasilkan asap berupa gas CO2 yang bersifat racun dan
menyebabkan gangguan pernapasan.
Langkah
terbaik pencegahan hipoksia adalah mengatur sirkulasi udara dalam
kandang brooding. Selain itu, jangan terlambat melakukan
pelebaran kandang dan mengatur kepadatan ayam.
- Infeksi penyakit
Anak
ayam belum mempunyai sistem pertahanan yang kokoh dan kondisi
tubuhnya cenderung lemah. Gangguan penyerapan kuning telur dapat
menyebabkan antibodi maternal tidak optimal sehingga akan
mempermudah anak ayam terinfeksi mikroorganisme patogen.
Penyakit
yang sering muncul pada masa brooding antara lain pullorum,
colibacillosis dan CRD. Pemberian Neo Meditril pada umur 1-3
hari berfungsi sebagai cleaning program untuk membasmi
mikroorganisme penyakit yang telah menginfeksi ke dalam tubuh ayam.
Selain itu, dapat juga diberikan Vita Chicks untuk
meningkatkan kondisi tubuh ayam. Neo Meditril dan Vita
Chicks boleh dicampur untuk diberikan bersama. Namun jangan
memberikan Neo Meditril dan Vita Chicks
secara berselang-seling, satu hari diberikan Neo Meditril
dan hari berikutnya dengan Vita Chicks atau
kebalikannya. Dan yang lebih penting adalah memperhatikan manajemen
brooding dengan baik.
Untuk
membantu penyerapan kuning telur, gunakanlah Strong n
Fit. Strong n Fit mengandung L-carnitin
dan multivitamin yang mampu mengoptimalkan pembentukan energi,
memperbaiki penyerapan nutrisi dan menjaga daya tahan tubuh sehingga
pertumbuhan anak ayam meningkat. Strong n Fit juga dapat
membantu penyerapan kuning telur sehingga penyerapan nutrisi dari
kuning telur berjalan lebih baik dan transfer kekebalan dari induk
lebih optimal.
Masa
brooding merupakan periode kehidupan ayam yang menjadi pondasi
awal bagi kehidupan dan produktivitas ayam pada fase berikutnya.
Keberhasilan pada fase ini akan memudahkan peternak untuk memperoleh
keuntungan yang optimal. Untuk itu, perhatikan setiap faktor penentu
keberhasilan masa brooding tersebut. Suhu, kelembaban dan
kualitas udara yang sesuai harus bisa dipenuhi untuk menghasilkan
anak ayam yang berkualitas. Semoga sukses. By: Pakan Ikan Madiun, Sumber: info.medion.co.id