KOMPONEN TEKNOLOGI PTT
PADI GOGO
Komponen
utama teknologi dari model Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi Gogo adalah :
a.
Varietas unggul dengan system mozaik (3-4 varietas per
petani)
b.
Benih
bermutu dan berlabel
c. c.
Sistem tanam jajar legowo atau tegel
d.
Pemupukan berimbang dan penambahan bahan organic
e.
Konservasi
tanah dan air
f.
Pengelolaan
hama secara
terpadu
g.
Panen
dan pasca panen
BUDIDAYA PADI GOGO
DENGAN PENDEKATAN MODEL PTT
Pengolahan
Tanah
a.
Pengolahan
tanah dilakukan dua kali, pengolahan tanah pertama dilakukan pada musim kemarau
atau setelah turun hujan pertama, dan pengolahan kedua saat menjelang tanam,
b.
Pengolahan
tanah dapat dilakukan dengan menggunakan cangkul, atau traktor, atau ternak
secara disingkal,
c.
Kemudian lahan dibiarkan atau dikelantang,
d.
Apabila sudah turun hujanterus menerus atau kontinyu yang
memungkinkan untuk tanam, lahan diolah lagi untuk menghaluskan bongkahan sambil
meratakan tanah sampai siap tanam,
e.
Apabila kondisi lahan berlereng sampai bergelombang,
setelah pengolahan tanah pertama lakukan pembuatan teras gulud atau perbaikan
teras yang rusak (konservasi lahan),
f.
Pada guludan atau bibir teras usahakan menanam tanaman
penguat teras berupa rumput unggul dan dapat dikombinasikan dengan tanaman legume
pohon, sehingga secara periodic dapat dipangkas untuk pakan ternak,
g.
Pada lahan yang terbuka dan relative datar perlu dibuat
bedengan memanjang, dengan lebar bedengan sekitar 5 meter. Antara bedengan
dibuat saluran sedalam 20 cm yang berfungsi sebagai saluran drainase. Pembuatan
drainase sangat diperlukan, karena bila terjadi hujan terus menerus akan
terjadi genangan yang menyebabkan kelembaban tanah yang tinggi yang dapat
merangsang munculnya jamur upas yang dapat menyerang padi gogo.
Penanaman
a.
Di
lahan kering, kegiatan tanam baru dapat dilakukan bila curah hujan sudah cukup
stabil atau curah huja mencapai 60 mm.dekade (10 hari), biasanya dicapai pada
akhir bulan Oktober sampai akhir Nopember,
b.
Penanaman
benih padi gogo menggunakan alat bantu tugal,
c.
Benih
ditanam dengan kedalaman sekitar 5 cm (cukup dalam untuk menghindari dari
gangguan semut, dll), kemudian ditutup dengan tanah,
d.
Dianjurkan
untuk menanam lebih dari 3 (tiga) varietas padi gogo dan setiap varietas
ditanam pada bedengan yang berbeda (system mozaik). Penanaman dengan system mozaik
akan mengurangi terjadinya ledakan penyakit blas.
e.
Penanaman sebaiknya menggunakan system tanam jajar legowo
(2:1 atau 4:1) dengan jarak tanam 30 x 20 x 10 cm,
f.
Untuk membuat larika system legowo dapat dibantu dengan
alat semacam caplak untuk padi sawah yang mempunyai 4 titik/mata berjarak 20 cm
dan 30 cm, ditambah 2 titik paku berjarak 6-7 cm, dengan ketinggian tersebut
pada saat operasional, alat akan membentuk larikan dengan kedalaman 4-5 cm dan
2 garis paling pinggir sebagai panduan untuk operasional alat selanjutnya,
g.
Bila keadaan lahan tidak datar atau berlereng, sebaiknya
pengaturan barisan tanaman harus memotong lereng, agar bila terjadi hujan yang
relative tinggi dapat mengurangi terjadinya aliran permukaan yang menyebabkan
erosi,
h.
Setelah
terbentuk larikan dengan jarak tanam legowo, benih ditanam sebanyak 4-5
butir/lubang, kemudian ditutup dengan tanah.
Pemupukan
a.
Pemberian
pupuk disesuaikan dengan kebutuhan tanaman dan ketersediaan hara dalam tanah,
b.
Waktu pemupukan menunggu sampai kondisi lahan dalam
keadaan lembab. Bila dilakukan dalam kondisi kering, maka kadar air tanah dan yang ada di
jaringan tanaman juga akan terserap oleh pupuk yang diberikan. Bila hal itu
terjadi dan berlangsung lama akan terjadi plasmolisis dan tanaman akan layu
bahkan dapat mematikan tanaman.
c.
Kebutuhan N tanaman dapat diketahui dengan cara mengukur
tingkat kehijauan warna daun padi dengan menggunakan Bagan Warna Daun (BWD),
d.
Secara umum pupuk yang diperlukan untuk padi gogo adalah
: 90 kg N/ha (200 kg urea/ha), 36 kg P2O5/ha (100 kg SP36/ha), 60 kg K2O/ha
(100 kg KCl/ha),
e.
Waktu pemupukan adalah : 10-15 hst dengan jenis dan
takaran pupuk yang diberikan adalah 50 kg Urea, 100 kg SP 36, dan 100 kg
KCl/ha,
f.
Pupuk urea susulan diberikan sesuai BWD.
Pemeliharaan
a.
Untuk
mengurangi kerugian akibat dari gangguan hama
dan penyakit, perlu dilakukan strategi pengendalian yang terencana, dengan
menerapkan konsep pengendalian hama
secara terpadu (PHT),
b.
Monitoring
secara terjadwal harus dilakukan agar keberadaan hama dan penyakit bias diketahui sejak awal,
c.
Untuk
mengurangi penyakit blas (penyakit utama pada padi gogo) gunakan varietas tahan
penyakit,
d.
Pengendalian
gulma pada pertanaman padi gogo sebaiknya dilakukan lebih awal, yaitu pada umur
10-15 hari setelah tanaman tumbuh atau menjelang pemupukan pertama. Penyiangan kedua
dilakukan pada umur 30-45 hari atau menjelang pemupukan susulan pertama,
e.
Penyiangan dapat dilakukan dengan menggunakan kored.
Sebaiknya ada atau tidak ada gulma tanah tetap dikored, agar sedikit dapat
memotong akar tanaman padi yang diharapkan akan menstimulasi pertumbuhan akar
baru.
Panen
dan Pasca Panen
a.
Panen
dapat dilakukan bila sudah melebihi umur masak fisiologis atau lebih dari 95%
gabah telah menguning, pada umur 110-130 hari tergantung pada varietas yang
ditanam.
b.
Pemanenan
VUB biasanya dilakukan dengan system babat bawah, kemudian digebot seperti
panen pada padi sawah,
c.
Hasil
panen dapat langsung dibawa ke rumah, dan diproses dengan dilakukan penjemuran,
d.
Setelah
gabah kering (kadar air 14%), gabah dimasukkan kedalam karung, kemudian
disimpan atau dijual.
Tabel 1. Varietas Unggul Baru
Padi Gogo yang dilepas badan Litbang pertanian
tahun
1995-2002
Tabel 2. Karakteristik
mutu benih padi bersertifikat
Sumber : BPTP Jawa Barat
|
Written by nin@ | |
Friday, 10 February 2012 |