![]()
I. SYARAT TUMBUH
Kacang
tanah dapat dibudidayakan di lahan kering (tegalan) maupun di lahan sawah
setelah padi. Kacang tanah dapat ditanam pada tanah bertekstur ringan maupun
agak berat, yang terpenting adalah tidak terjadi genangan di sekitar tanaman.
Namun demikian, yang paling sesuai adalah yang bertekstur ringan, drainase
baik, remah, dan gembur.
Kacang
tanah masih dapat berproduksi dengan baik pada tanah yang agak masam maupun
agak basa. Tetapi pada pH tinggi (7,5-8,5), kacang tanah sering mengalami
klorosis, yaitu daun-daun menguning. Apabila tidak diatasi, polong menjadi
hitam dan hasil menurun hingga 40%.
II. BUDIDAYA KACANG TANAH
Kacang tanah dapat dibudidayakan di lahan kering
(tegalan) maupun di lahan sawah setelah padi. Kacang tanah dapat ditanam pada
tanah bertekstur ringan maupun agak berat, yang terpenting adalah tidak terjadi
genangan di sekitar tanaman. Namun demikian, yang paling sesuai adalah yang
bertekstur ringan, drainase baik, remah, dan gembur.
1.
Pengolahan
Tanah
Pengolahan tanah pada umumnya bertujuan untuk
memperbaiki struktur dan aerasi tanah agar
pertumbuhan akar dan penyerapan zat hara oleh tanaman dapat berlangsung
dengan baik. Pengolahan tanah dilakukan dengan cara dibajak sebanyak dua kali
sedalam 15-20 cm, lalu digaru dan diratakan, dibersihkan dari sisa tanaman dan
gulma, kemudian dibuat bedengan selebar 3-4 meter. Antar bedengan dibuat
saluran drainase dengan kedalaman 30 cm dan lebar 20 cm. Jika tanah sudah
gembur, cukup dilakukan penyemprotan dengan herbisida untuk membersihkan gulma,
kemudian dilakukan pengolahan tanah minimal (minimum tillage) sepanjang barisan/alur yang akan ditanam.
2. Penanaman
Benih yang ditanam adalah benih yang baik, yaitu
yang berasal dari tanaman sehat, kemurnian fisiknya tinggi (tidak tercampur
sisa tanaman atau benda lain), cukup tua, bebas hama dan penyakit, daya
tumbuhnya di atas 90%, dan berasal dari varietas unggul. Untuk melindungi benih dari penyakit, seed treatment dengan fungisida pada
benih sebelum ditanam sangat dianjurkan.
Pada
tanah yang subur, benih kacang tanah ditanam dalam larikan dengan jarak tanam
40 x 15 cm atau 30 x 20 cm. Pada tanah yang kurang subur dapat ditanam lebih
rapat, yaitu 40 x 10 cm atau 20 x 20 cm. Lubang tanam dibuat dengan cara
ditugal sedalam 3 cm. Benih yang ditanam per lubang tanam adalah satu biji,
kemudian ditutup tanah yang halus.
3.
Pemupukan
Pemupukan memiliki peranan penting dalam mensuplai
unsur hara bagi pertumbuhan tanaman. Pupuk yang diberikan untuk kacang tanah
adalah : Urea dengan dosis 50 kg/ha yang diberikan pada saat tanam, SP-36
dengan dosis 80 - 100 kg/ha pada saat tanam, dan KCl dengan dosis 25 kg/ha.
Sebaiknya ditambahkan juga pupuk kandang dengan dosis 5 ton/ha pada saat
pengolahan tanah. Pemberian pupuk kandang bermanfaat untuk memperbaiki struktur
dan aerasi tanah, memperbaiki kehidupan mikroorganisme dalam tanah, serta menyediakan
unsur makro dan mikro bagi tanaman (meskipun dalam jumlah kecil).
4.
Penyiangan dan Pembumbunan
Penyiangan gulma dilakukan sebelum tanaman berbunga.
Setelah ginofor masuk ke dalam tanah, tidak boleh dilakukan penyiangan, karena
dapat menyebabkan kegagalan pembentukan polong. Kegiatan pembumbunan dapat
dilakukan bersamaan dengan penyiangan pertama.
5.
Pengairan
Dibandingkan dengan tanaman kacang-kacangan lainnya,
kacang tanah memerlukan tanah yang lebih lembap. Lingkungan lembap ini
diperlukan sejak saat tanam sampai dua minggu sebelum panen. Pengaturan air
perlu diperhatikan karena kacang tanah
tidak tahan genangan air.
Fase
tanaman yang sangat kritis memerlukan air terjadi pada saat perkecambahan,
pembungaan, dan pengisian polong. Pada fase ini apabila tidak ada hujan, air
irigasi sangat diperlukan.
6.
Pengendalian Hama dan
Penyakit
Hama utama kacang tanah antara lain wereng kacang tanah (Empoasca fasialin), penggerek daun (Stomopteryx subscevivella), ulat jengkal (Plusia chalcites), dan ulat grayak (Prodenia litura). Hama tersebut dapat dikendalikan dengan
insektisida endosulfan, klorfirifos, monokrotofos, metamidofos, dan diazinon
(seperti Thiodan, Dursban, Azodrin, Tamaron, dan Basudin). Untuk pencegahan,
pestisida dapat diaplikasikan pada umur 25, 35, dan 45 hari.
Penyakit
utama kacang tanah antara lain layu bakteri (Pseudomonas solanacearum), bercak daun (lafspot), dan penyakit karat (Puccinia
arachidis). Pengendalian dapat dilakukan dengan menanam varietas tahan atau
menggunakan fungisida benomil, mankozeb, bitertanol, karbendazim, dan
klorotalonil (seperti Benlate, Dithane M-45, Baycor, Delsane MX200, dan
Daconil). Untuk pencegahan, fungisida tersebut dapat diaplikasikan pada umur
35, 45, dan 60 hari.
7.
Panen dan Pasca Panen
Umur panen tergantung pada varietas dan musim tanam.
Tanda-tanda tanaman siap panen antara lain : kulit polong mengeras, berserat,
bagian dalam berwarna coklat, dan jika ditekan polong mudah pecah. Jika biji
telah penuh harus segera dipanen, karena apabila terlambat biji dapat tumbuh di
lapang.
Setelah
panen, polong dirontokkan dan dikeringkan hingga kadar airnya 12 %, yang
ditandai oleh mudah terkelupasnya kulit ari. Penundaan polong basah lebih dari 24
jam dapat menyebabkan polong berlendir, mudah terinfeksi jamur Aspergillus flavus, dan terkontaminasi
aflatoksin yang menyebabkan kacang menjadi pahit dan beraroma tengik.
|
Written by penyuluhmuda1 | |
Tuesday, 24 January 2012 |