Meraup Untung dengan Manajemen Feeding dan Watering | | Print | |
Tujuan
beternak adalah mendapatkan sebuah keuntungan. Keuntungan akan
didapatkan jika ternak yang dipelihara mempunyai produksi dan kualitas
telur tinggi atau pertambahan bobot badan cepat diikuti FCR (Feed Convertion Ratio) sesuai standar breeder.
FCR adalah banyaknya ransum (kg) yang dikonsumsi untuk membentuk 1 kg
daging atau telur. Sehingga jika ransum yang dikonsumsi tidak
menghasilkan bobot badan atau telur, keuntungan akan sulit didapatkan.
Ransum sendiri memegang investasi 70 % dari total biaya pemeliharaan
ayam. Selain ransum, udara dan air minum juga merupakan kebutuhan ayam
yang tidak bisa dipisahkan. Ketiganya berperan ibarat bahan bakar untuk
menggerakkan motor, sehingga tanpa ransum, udara dan air minum maka ayam
akan mati. Kualitas ransum dan air minum bisa dilihat dari nilai FCR.
Nilai FCR sesuai standar breeder dapat dicapai dengan menerapkan
manajemen pemberian ransum dan air minum yang tersistem dengan baik,
yaitu manajemen yang dilakukan mulai dari alat yang digunakan,
instalasi, teknik pemberian termasuk bagaimana perawatannya.
1. Peralatan yang digunakan
Kualitas
tempat ransum dan air minum mempengaruhi tingkat konsumsi, oleh karena
itu peralatan yang digunakan harus terbuat dari bahan yang tidak
beracun, warnanya menarik, tahan terhadap panas dan asam, mudah
dibersihkan dan tidak mudah pecah. Medion sendiri memproduksi tempat
ransum dan air minum berbagai ukuran yang terbuat dari biji plastik
murni, pewarna yang tidak beracun dan tidak mudah pudar, sehingga
kualitasnya sama dengan tempat makanan yang digunakan manusia.
2. Instalasi tempat ransum dan air minum
Instalasi
tempat ransum dan air minum mempengaruhi tingkat munculnya penyakit dan
konsumsi. Hasil pengamatan di lapangan menunjukkan torn tempat
minum yang dipasang tanpa menggunakan pelindung di atasnya (genting) dan
di setiap sisinya (anyaman bambu, plastik) ditemukan lapisan biofilm atau lumut yang lebih banyak. Biofilm oleh
bakteri digunakan sebagai tempat berlindung dan berkembangbiak.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam instalasi tempat minum dan
tempat ransum adalah tinggi pemasangan, jumlah, jarak antar tempat minum
dan tempat ransum (Gambar 1 dan Gambar 2).
Gambar 1. Instalasi tempat minum otomatis/ TMAO
(Sumber : Dok. Medion)
(Sumber : Dok. Medion)
Gambar 2. Instalasi tempat minum ND (Nipple Drinker 360) dan tempat ransum
(Sumber : Dok. Medion)
(Sumber : Dok. Medion)
3. Kualitas ransum dan air minum
Kualitas
ransum sebelum diberikan harus diketahui secara jelas. Kualitas fisik
ransum minimal tidak kadaluarsa, tidak apek, tidak berkutu dan tidak
berjamur. Kerap kali di peternakan layer mengalami keracunan karena kandungan aflatoxin dalam jagung. Munculnya aflatoxin
dikarenakan kandungan air dalam jagung yang terlalu tinggi
(standarnya 12-14%) dan penyimpanan yang tidak bagus. Selain kualitas
fisik, kualitas kimia juga perlu diketahui, seperti kandungan protein,
lemak, abu, serat, Ca, P, asam amino dan vitamin (Info Medion, 2010).
Kontrol
kualitas sebaiknya dilakukan mulai dari penerimaan bahan baku, saat
pembongkaran, penyimpanan bahan baku, proses pembuatan ransum dan
penyimpanan ransum. Selain itu perlu menerapkan sistem FIFO (First In First Out), yaitu ransum yang pertama masuk dalam gudang maka digunakan yang pertama. Ransum bentuk pellet lebih tahan lama daripada bentuk mess. Ransum pellet bagus digunakan < 30 hari setelah diproduksi, lebih dari itu cenderung akan mengalami kerusakan (Infovet, 2009).
Ransum
produksi non pabrik biasanya mempunyai kandungan nutrisi jauh dari
kebutuhan ayam, tidak seragam secara fisik maupun kimia dan mudah rusak.
Kondisi tersebut dikarenakan kurangnya fasilitas untuk mengetahui
kandungan nutrisi bahan baku ransum dan peralatan pembuatan ransum.
Medion sebagai perusahaan yang mengutamakan kualitas dan pelayanan
menyediakan jasa analisis kualitas ransum (Medilab) dan formulasi ransum.
Untuk mendukung kualitas ransum yang diproduksi oleh peternak, Medion menciptakan Top Mix yang diformulasikan khusus untuk memenuhi kebutuhan vitamin, mineral dan asam amino ayam. Top Mix
dalam ransum akan meningkatkan efisiensi ransum, mempercepat
pertumbuhan, meningkatkan dan memperpanjang masa produksi telur serta
menekan angka kematian. Kandungan zinc bacitracin dalam Top Mix bekerja selektif menekan pertumbuhan bakteri usus yang menghambat proses pencernaan dan penyerapan nutrisi. Kandungan mineral mix dan vitamin mix dalam Top Mix
akan mempercepat pertumbuhan tulang dan meningkatkan kualitas kerabang
telur, sedangkan asam amino akan membantu dalam pertambahan massa daging dan telur.
Kualitas
air juga mempengaruhi produktifitas ayam. Air yang bagus mempunyai
ciri-ciri fisik jernih, tidak berwarna dan tidak berbau. Kualitas kimia
lebih pada kandungan logam berat dan pH, sedangkan kualitas biologik
pada kandungan bakteri. Medion juga melayani jasa analisis kualitas air
minum melalui Medilab. Penanganan air bermasalah bisa tepat, jika
kualitas air sebelumnya sudah diketahui. Untuk menangani air yang
terlalu basa atau asam bisa diatasi dengan Medimilk. Air yang bersifat sadah dan pH ekstrim diatasi sekaligus dengan Netrabil. Kandungan bakteri dalam air diambang batas bisa diatasi dengan Antisep, Neo Antisep, Desinsep dan Medisep.
Tabel 1. Kebutuhan tempat ransum dan tempat minum untuk 1000 ekor ayam
(Sumber : Dok. Medion)
4. Teknik pemberian ransum dan air minum
Teknik
pemberian yang tepat akan memberikan tingkat efisiensi ransum, yaitu
ransum habis tanpa ada yang tercecer. Sehingga secara tidak langsung
biaya ransum dapat ditekan. Strategi yang dilakukan adalah memperhatikan
waktu, frekuensi, jumlah pemberian, kondisi tempat ransum dan tempat
minum, serta kondisi lingkungan.
Secara
alamiah ayam makan sebelum matahari terbenam dan sebelum matahari
terbit. Oleh karena itu porsi pemberian ransum hendaknya dilebihkan pada
waktu tersebut (pagi ± 30–40%, malam ± 60-70%). Kondisi lingkungan
yang panas akan mengurangi konsumsi ransum, sehingga pada siang hari
kegiatan pemberian ransum tidak dilakukan atau dipuasakan.
Frekuensi pemberian ransum sebaiknya ditinggikan terutama pada ayam periode starter
(8-9 x). Hal ini dikarenakan tembolok ayam belum terlalu besar,
sehingga belum bisa menampung ransum dalam jumlah banyak. Selain itu
peningkatan frekuensi pemberian juga akan merangsang ayam untuk
mengkonsumsi ransum, kondisi ransum tetap segar dan menghindari ransum
berjamur.
Jumlah
ransum yang diberikan disesuaikan dengan umur dan jumlah ayam. Jumlah
tempat ransum dan kepadatan kandang juga harus diperhitungkan. Tempat
ransum yang disi terlalu penuh akan menyebabkan ransum tumpah dan resiko
ransum cepat rusak. Untuk menghindari stres pergantian ransum, adaptasi
dilakukan minimal 4 hari. Perbandingan ransum lama dengan ransum baru
berturut-turut 70 % : 30 %, 50 % : 50 %, 30 % : 70 % dan terakhir adalah
100 % ransum baru.
Lingkungan
adalah faktor dominan yang secara tidak langsung mempengaruhi kesehatan
ayam, konsumsi ransum dan air minum. Kondisi kandang yang kurang
pencahayaan, oksigen serta suhu dan kelembaban ekstrim akan menurunkan
konsumsi ransum. Sehingga manajemen buka tutup tirai, pergantian sekam,
pengelolaan feses harus dilakukan dengan sistematik dan terencana,
terutama pada masa brooding.
Manajemen feeding dan watering
adalah salah satu faktor yang menentukan seberapa besar keuntungan yang
akan didapatkan peternak. Kualitas ransum nomor 1 tanpa di dukung
dengan manajemen yang baik, nilainya tidak akan dirasakan oleh ayam.
Oleh karena itu manajemen feeding dan watering perlu diketahui, dipahami dan dilaksanakan oleh pemilik dan anak kandang. By: Pakan Ikan Madiun, Sumber: info.medion.co.id