Kualitas Air Salah, Jadi Masalah |
Dari hasil pemantauan Tim Technical Support Medion
terhadap kualitas air peternakan selama 3 tahun terakhir (2008 – 2010)
hampir 80% lebih sampel air masih bermasalah atau tidak sesuai standar
untuk dikonsumsi ayam. Dengan latar belakang data tersebut dan mengingat
arti penting air dalam pemeliharaan ayam, pada tanggal 9 Juli 2010
dalam acara Indo Livestock Expo & Forum di Jakarta Medion
menyelenggarakan seminar bertajuk “Kualitas Air Salah, Jadi Masalah”
yang disampaikan oleh Riana Yuliana S.Si, Apt. Isi seminar tersebut akan
kami bagikan dalam suplemen Info Medion edisi bulan ini.
Fakta Lapangan
Dari
80% sampel air bermasalah tadi, kami coba telusuri lebih lanjut untuk
melihat permasalahan kualitas air yang sering terjadi di farm.
Hasilnya sampel air yang dikirim dari beberapa wilayah di Indonesia,
permasalahan yang sering terjadi diantaranya yaitu adanya cemaran
mikroba (bakteri Eschericia coli), pH tidak sesuai standar dan kesadahan
air melebihi standar.
Cemaran bakteri E. coli
di air minum dapat memicu terjadinya penyakit colibacillosis, sehingga
penyembuhan penyakit ini lebih sulit diatasi tanpa menghilangkan cemaran
bakteri di air minum. Sedangkan pH air tidak sesuai standar dan air
yang sadah akan merugikan, terutama ketika sedang ada jadwal pengobatan
atau vaksinasi. Sebagai contoh antibiotik golongan sulfonamide
potensinya akan turun jika dilarutkan pada air dengan pH asam, serta
antibiotik dari golongan tetrasiklin potensinya akan turun jika
dilarutkan pada air dengan kesadahan melebihi standar atau pH basa.
Selain itu, juga akan mempengaruhi potensi vaksin dalam pembentukan
kekebalan.
Penyebab Rendahnya Kualitas Air
Pernahkah kita bertanya, kenapa air di farm kita masih terindentifikasi adanya bakteri E. coli atau bagaimana bisa air sadah, pH asam atau basa, padahal air di farm kita jernih ?
- Kandungan mikroba E. coli
Adanya
cemaran mikroba ini terkait dengan kedalaman sumur, dimana sumur dengan
kedalaman terlalu dangkal (rendah) akan lebih mudah tercemar mikroba.
Hal ini karena air yang masuk ke sumur merupakan resapan dari air
permukaan, dimana bakteri E. coli dapat hidup di tanah (feses)
sehingga akan ikut terserap melalui air tersebut. Sumber air dari
sungai, juga mudah tercemar bakteri E. coli, karena sungai dimanfaatkan untuk aktivitas rumah tangga manusia atau ternak.
- pH
Sumber
air minum yang berasal dari sumur dengan kedalaman kurang dari 30 meter
atau dekat dengan rawa/ danau, airnya akan memiliki pH asam (pH <
6). Hal ini terkait dengan adanya aktivitas fermentasi dari materi
organik seperti daun, bangkai ikan atau tumbuhan air sehingga berakibat
pada terjadinya penurunan pH air. Sedangkan sumur dengan kedalaman lebih
dari 100 meter atau di daerah berkapur air minumnya akan cenderung
memiliki pH basa (pH > 8), karena air yang diambil kaya akan
mineral-mineral dari batuan.
- Kesadahan
Air sadah merupakan air yang memiliki kandungan ion Ca2+ (kalsium) atau Mg2+
(magnesium) berlebih. Daerah berkapur atau air payau biasanya memiliki
tingkat kesadahan tinggi.Untuk mendeteksi air sadah dapat dengan
melarutkan detergen ke dalam air, jika sadah airnya tidak akan berbusa.
Agar penanganan tepat, kita harus mendeteksi permasalahan yang terjadi di sumber air di farm
kita. Untuk itu lakukan pengujian terhadap kualitas air secara
periodik, terutama saat terjadi pergantian musim. Kadar pH dapat diukur
dengan pH meter atau kertas lakmus, sedangkan untuk mengukur kesadahan
atau identifikasi bakteri E. coli hanya dapat diketahui dengan uji laboratorium di Medilab.
Solusi Efektif
- Kandungan mikroba E. coli
Desinfeksi
air merupakan salah satu cara efektif untuk mengatasi mikroba di air
minum, diantaranya dengan pemberian antiseptik (Desinsep/Antisep/ Neo Antisep/Medisep)
atau kaporit di air yang akan dikonsumsi ayam. Sebagai usaha
pencegahan terhadap munculnya infeksi colibacillosis dan agar mikroba
baik di usus ayam tidak terganggu lakukan dengan sistem pemberian 3-2-3,
3 hari pemberian antiseptik, 2 hari air minum biasa dan 3 hari
pemberian antiseptik lagi. Sedangkan saat terjadi outbreak penyakit,
pemberian antiseptik dapat dilakukan malam hari setelah pengobatan
selesai dilakukan. Jangan mencampur desinfektan dengan
obat/vitamin/vaksin. Khusus air minum yang ditreatment dengan Desinsep/kaporit setelah diendapkan minimal 12 jam baru dapat digunakan untuk melarutkan obat/ vitamin.
- pH
Untuk
mengatasi pH asam atau basa (standar pH 6-8) paling baik dengan
menggunakan zat penetral pH. Biasanya yang dipakai yaitu soda kue (pH
asam) atau asam sitrat (pH basa), namun keduanya dirasa kurang efektif
karena dosis pemakaiannya belum pasti. Medion telah meluncurkan produk Netrabil
yang berfungsi untuk menetralkan baik dari pH asam maupun pH basa,
dengan dosis 5 gram tiap 1 liter air. Hal ini telah dibuktikan oleh
Bagian Research & Development Medion (lihat tabel 1).
Tabel 1. Hasil trial penetralan pH
Sumber : Trial R & D Medion, 2010
- Kesadahan
Untuk mengatasi kesadahan, yang paling umum dilakukan yaitu dengan pemberian skim milk (Medimilk) terutama pada saat jadwal vaksinasi. Medimilk ini akan mengikat ion kalsium dan magnesium yang terdapat di air minum. Netrabil selain digunakan untuk penetralan pH juga dapat digunakan untuk mengatasi kesadahan dalam air minum.
Tabel 2. Hasil trial Netrabil terhadap kesadahan air farm di Kediri
Sumber : Trial R & D Medion, 2010
* Fairchild & Ritz, 2006
* Fairchild & Ritz, 2006
Tabel 1 dan 2 di atas membuktikan bahwa Netrabil efektif menetralkan pH, baik asam maupun basa. Netrabil tidak akan merubah pH air meski ditambahkan pada air dengan pH netral. Netrabil aman digunakan pada range pH berapapun, serta efektif dalam menangani kesadahan air minum. Netrabil ini cocok digunakan pada saat vaksinasi melalui air minum.
Dari
data tersebut, kami mencoba melakukan trial untuk melihat pengaruh
perbaikan kualitas air terhadap pembentukkan kekebalan ayam yang
divaksinasi melalui air minum. Trial kami lakukan di farm Kediri yang airnya memiliki tingkat kesadahan tinggi, kemudian air yang akan digunakan untuk melarutkan vaksin Medivac ND La Sota (MLS) sebelumnya ditreatment dengan Netrabil (tabel 2). Hasil trial terhadap pembentukan kekebalan ini dapat dilihat pada grafik 1.
Pemberian Netrabil saat vaksinasi via air minum dapat sebagai indikator ayam telah mengkonsumsi vaksin (nampak warna biru pada paruh ayam)
Grafik
1 membuktikan bahwa setelah air diperbaiki, kualitasnya sangat
berpengaruh terhadap pembentukan titer antibodi. Hal ini berbeda dengan
kelompok kontrol (air tidak di-treatment),
titer antibodi di dalam tubuh ayam terus menerus turun dimana
seolah-olah ayam tidak tervaksin. Hal ini terjadi karena tingkat
kesadahan yang tinggi akan merusak virus vaksin.
Kualitas
air salah akan menjadi masalah, jika tidak ditangani dengan benar. Oleh
karena itu sedari awal kita harus memantau kualitas air di farm, sehingga kita bisa mengambil langkah tepat untuk penanganan jika terjadi masalah terhadap sumber air kita. By: Pakan Ikan Madiun, Sumber: info.medion.co.id