Gout |
Pernahkah
Anda menemukan adanya timbunan asam urat di ginjal dan saluran ginjal
(ureter-uretra)? Tentu pernah kan? Terlebih lagi saat Anda pernah
melakukan bedah bangkai pada ayam yang mati karena terserang Gumboro (infectious bursal disease/IBD) atau infectious bronchitis
(IB). Tak jarang pada kasus ini ditemukan pembengkakan ginjal yang
disertai dengan adanya endapan seperti kristal berwarna putih. Gejala
itulah yang disebut sebagai “gout”.
Ginjal dan Fungsinya
Ginjal
merupakan organ yang berperan pada sistem saluran urin (urinaria
system). Ginjal berbentuk lobus-lobus terletak di bagian kanan dan kiri.
Lobus ginjal dihubungkan oleh saluran tunggal (ureter) yang bermuara
di kloaka.
Anatomi ginjal
Adanya
ginjal dalam tubuh ayam berperan utama dalam proses filter (menyaring)
darah sehingga bisa memisahkan air dengan zat buangan dan menyerap
kembali (reabsorb) zat makanan. Ginjal juga mengatur derajat keasaman
(pH), konsentrasi ion mineral dan komposisi air dalam darah. Ginjal
mengatur pH plasma darah sehingga tetap berkisar 7,4 melalui pertukaran
ion hidronium dan hidroksil. Akibatnya urin yang dihasilkan bisa
bersifat asam pada pH 5 atau alkalis pada pH 8. Urin dan produk akhir
dari metabolisme protein (asam urat) dikeluarkan melalui kloaka
bersamaan dengan kotoran (feses).
Tentang “Gout”
“Gout”
yang mempunyai nama lain pirai merupakan gejala penyakit yang
disebabkan tingginya kadar asam urat di dalam darah. Tingginya kadar
asam urat di dalam darah ini dapat disebabkan karena produksi asam urat
yang tinggi maupun proses ekskresi (pembuangan zat sisa keluar tubuh
ayam, red) asam urat yang terganggu.
Kadar asam urat yang tinggi di dalam darah akan menstimulasi
terbentuknya endapan kristal monosodium urat yang terkumpul di dalam
sendi maupun dalam organ ginjal. Seringkali gejala ini menyerang secara
mendadak dan terjadi secara berulang dengan tingkat mortalitas relatif
rendah.
Asam
urat secara normal dihasilkan dari metabolisme nitrogen atau protein.
Dan hasil metabolisme ini akan dibuang (diekskresikan) ke luar tubuh
dalam bentuk urin melalui bantuan ginjal. Saat proses pembuangan asam
urat ini terganggu, kadar asam urat dalam darah akan meningkat.
Akibatnya akan terbentuk kristal monosidoum urat (kristal asam urat)
yang akan mengendap di beberapa organ tubuh, terutama ginjal dan
persendian.
Tubuh
ayam juga tidak menghasilkan enzim “carbamyl phosphate synthetase” yang
berfungsi membuang ammonia dan enzim “uricase” yang berperan
mendekarboksilasi (menginaktifkan) urea di dalam tubuh ayam. Akibatnya
saat terjadi gangguan fungsi ginjal maka kadar asam urat di dalam darah
akan meningkat drastis. Pada kondisi inilah “gout” akan segera menyerang
ayam.
Gejala dan Jenis “Gout”
Ayam
yang sedang mengalami “gout” akan menunjukkan gejala dehidrasi, nafsu
makan yang rendah, pertumbuhan terhambat, bulu kusut dan anus (kloaka)
basah. Perubahan bedah bangkai yang terlihat dari “gout” ialah ginjal
mengalami pembengkakan dan terdapat endapan kristal berwarna putih
(kristal asam urat). Adanya endapan kristal berwarna putih ini juga
terdapat di selaput hati, di bawah kulit maupun organ dalam lainnya,
terutama yang terdapat di bagian abdomen/perut.
Jenis
“gout” yang menyerang ayam ada 2 jenis yaitu “visceral gout” dan
“articular gout”. Pada ayam pedaging, gejala “visceral gout” lah yang
sering menyerang dan menimbulkan kerugian, baik dari angka kesakitan
maupun kematian.
“Visceral
gout” ditunjukkan dengan adanya endapan atau deposit asam urat berwarna
putih atau “uretra-crystals” yang terdapat pada jaringan halus di
berbagai organ tubuh. “Gout” jenis ini juga disebut sebagai acute toxic nephritis, renal gout, batu ginjal (kidney stone), nutritional gout, nephrosis dan baby chicks nephropathy.
Gejala yang sering ditemukan dari “gout” jenis ini ialah adanya endapan
seperti kapur yang menyelimuti permukaan berbagai organ perut, terutama
di selaput hati. Ginjal mengalami pembengkakan dan terdapat asam urat.
Kadar asam urat dalam darah meningkat drastis menjadi 44 mg/100 ml dari
kadar normalnya 5,7 mg/100 ml.
Adanya endapan asam urat seperti kapur berwarna putih di sekitar selaput hati
Kerusakan
ginjal dan salurannya (ureter maupun uretra) yang tersumbat oleh
kristal asam urat juga merupakan gejala dari “visceral gout”
Endapan
kristal asam urat juga dapat ditemukan pada saluran ureter maupun
cabang ureter sehingga menimbulkan kerusakan pembuluh primer maupun
terjadinya tekanan balik yang menyebabkan kerusakan pada ureter maupun
cabang ureter. Ginjal merupakan organ yang sangat penting, yaitu
mengeluarkan (mengekskresikan) asam urat berupa urin. Saat fungsi ginjal
terganggu atau terhentikan maka di dalam darah akan terjadi peningkatan
kadar asam urat secara drastis dan saat fungsi ginjal ini terhenti
selama 36 jam maka ayam akan mati.
“Visceral
gout” lebih banyak ditimbulkan karena adanya penyakit infeksius,
penyakit karena nutrisi maupun adanya racun (toksik). Kerusakan ginjal
dapat disebabkan adanya serangan IB, IBD, avian nephritis virus,
adanya cemaran mikotoksin (racun jamur) maupun karena kekurangan air
minum. Kelembaban udara yang rendah pada 3 hari pertama maupun
ketersediaan air minum yang kurang pada awal kehidupan ayam akan menjadi
penyebab utama terjadinya “gout” jenis ini.
Kebengkakan ginjal (”gout”) yang diakibatkan serangan virus Gumboro
Ginjal yang membengkak akibat serangan virus IB
Ketidakseimbangkan
kadar kalsium dan fosfor, dimana kadar kalsium jauh melebihi standar
sedangkan kadar fosfor rendah akan menyebabkan terbentuknya kristal calsium sodiumurate.
Dari segi nutrisi beberapa hal yang dapat memicu terjadinya “gout”
ialah kelebihan sodium bikarbonat atau sodium, asupan vitamin A yang
rendah, kadar protein kasar dalam ransum yang terlalu tinggi (30%) dan
kekurangan air minum. Air minum dengan tingkat kesadahan yang tinggi
(kadar logam berat melebihi standar) akan memberatkan kerja ginjal
sehingga dapat memicu “gout”.
Tidak
seperti “visceral gout”, “articular gout” merupakan jenis “gout” yang
relatif jarang ditemukan dan jika ditemukan biasanya berbentuk kronis.
Secara umum kondisi ginjal normal, meskipun pada beberapa kasus bisa
ditemukan adanya gangguan ginjal berupa timbunan asam urat berwarna
putih terutama pada ayam yang mengalami dehidrasi. Jenis “gout” ini
sering kali menimbulkan adanya timbunan kapur (asam urat) di sekitar
persendian, terutama di kaki, leher, sayap, tulang belakang dan rahang
bawah.
“Articular gout” pada ayam seringkali ditunjukkan dengan adanya timbunan asam urat di sekitar persendian kaki
Perbedaan antara kedua jenis “gout”, yaitu “visceral gout” dan “articular gout” secara detail terlampir pada tabel 1.
Pencegahan dan Penanganan “Gout”
Dalam
mencegah dan menangani gejala “gout” perlu dilakukan pemeriksaan
terhadap beberapa faktor penyebabnya (seperti yang terlampir dalam tabel
1). Langkah pencegahan dan penanganan kasus “gout” hendaknya
disesuaikan dengan faktor yang memicu munculnya “gout”. Beberapa cara
yang dapat dilakukan untuk mencegah “gout” antara lain :
- Agen infeksius
Virus IB dan IBD maupun jamur Aspergillus
menjadi agen infeksius yang menyebabkan “gout”. Program vaksinasi yang
tepat (waktu dan aplikasi) menjadi langkah terbaik untuk mencegah IB dan
IBD. Demikian, juga dengan serangan jamur belum ada obat yang efektif
dan ekonomis untuk mengatasi serangan jamur. Oleh karena itu, mencegah
tumbuhnya jamur jauh lebih baik dibandingkan pengobatannya.
Medivac IB H-120, Medivac IB H-52, Medivac ND-IB, Medivac ND-IB Emulsion ataupun Medivac ND-IB-IBD Emulsion menjadi pilihan vaksin IB untuk ayam. Sedangkan untuk vaksin Gumboro tersedia Medivac Gumboro A, Medivac Gumboro B, Medivac Gumboro Emulsion maupun Medivac ND-IB-IBD Emulsion.
Pemberian vaksin-vaksin tersebut hendaknya dilakukan secara tepat, baik
teknik aplikasi (cara pemberian), dosis dan waktu pemberian. Selain
itu, agar titer antibodi yang dihasilkan dapat berperan optimal perlu
didukung dengan penerapan tata laksana pemeliharaan yang baik dan biosecurity yang ketat. Perlu sekiranya dilakukan monitoring (pemantauan) titer antibodi secara rutin, misalnya setiap 1 bulan sekali pada ayam petelur periode layer.
Cara untuk mencegah timbulnya jamur pada ransum antara lain :
- Kadar air bahan baku ransum atau ransum sebaiknya tidak lebih dari 14%
- Gunakan alas atau balok kayu pada bagian bawah tumpukan ransum
Penyimpanan
bahan baku ransum maupun ransum perlu ditambahkan balok di bawah
tumpukannya untuk mencegah ransum lembab dan ditumbuhi jamur
- Jaga suhu dan kelembaban gudang penyimpanan tetap optimal, yaitu 25-28oC dan 60-70%
- Hindari kebocoran atap agar air hujan tidak mengenai ransum
- Jangan menyimpan ransum terlalu lama di dalam gudang. Terapkan manajemen first in first out (FIFO)
- Non infeksius
Dehidrasi,
kandungan protein, kalsium dan garam yang berlebih, kekurangan vitamin A
maupun racun jamur (mikotoksin) menjadi beberapa faktor non infeksius
yang bisa memicu timbulnya “gout”. Air minum harus diberikan dalam
jumlah cukup dan kualitas yang baik. Perhatikan pula jumlah dan
distribusi tempat minum sehingga ayam dapat leluasa untuk mengakses dan
mendapatkan air minum.
Periksa
kualitas air minum secara periodik, minimal setiap pergantian musim
atau pergantian sumber air. Hindari penggunaan air dengan tingkat
kesadahan yang tinggi karena dapat memperberat kerja ginjal dalam
mensekresikan kadar logam (kesadahan) yang terdapat dalam air minum.
Kadar
garam (NaCl) dalam air minum maupun ransum juga harus diperhatikan.
Jangan terlalu berlebih karena akan memperberat kerja ginjal dalam
menekskresikan kelebihan mineral Na+. Khusus untuk air minum dengan kadar garam yang tinggi (asin, red)
biasanya relatif sulit untuk mengatasinya, kecuali dengan melakukan
pengenceran menggunakan air dengan kadar garam yang rendah. Sedangkan
kadar garam dalam ransum hendaknya tidak lebih dari 0,2%.
Ransum
harus memiliki kadar nutrisi yang sesuai (berkualitas) dan diberikan
dalam jumlah yang cukup. Pemberian metionin 0,3-0,6% dapat menjaga
fungsi ginjal tetap baik. Namun jika berlebih, termasuk kadar protein
dan kalsium malah akan berakibat sebaliknya, bisa memicu “gout”.
Kelebihan kadar protein dan kalsium akan memperberat kerja ginjal dalam
membuang protein dan kalsium sehingga kasus “gout” akan cenderung
meningkat. Alangkah baiknya jika kadar protein ransum disesuaikan dengan
standar kebutuhan ayam (bisa dilihat di pedoman pemeliharaan ayam yang
dikeluarkan oleh perusahaan pembibitan/manual management guide).
Kekurangan
vitamin A juga bisa memicu munculnya “gout”. Kecukupan vitamin ini akan
membantu menjaga fungsi ginjal tetap optimal dan menekan kasus “gout”.
Hampir semua vitamin, termasuk vitamin A relatif mudah terpengaruh oleh
faktor lingkungan (oksigen, panas, sinar) sehingga bisa menurunkan kadar
bahkan merusak vitamin tersebut. Oleh karenanya diperlukan suplementasi
vitamin di luar yang terkandung dalam ransum, misalnya dengan Top Mix, Aminovit atau Egg Stimulant.
Racun
jamur dipastikan akan terbentuk saat jamur telah mengkontaminasi
ransum. Dan parahnya, racun jamur yang telah terbentuk sangat sulit
(bahkan tidak bisa) dihilangkan dengan perlakuan fisik, kimia atau
biologi. Oleh karena itu, pencegahan tumbuhnya jamur menjadi lebih baik
dibandingkan pengobatan.
Jagung
yang telah terkontaminasi jamur hendaknya tidak diberikan pada ayam
karena bisa memicu “gout”. Selain itu, racun jamur ini juga bersifat immunosuppressive (menurunkan sistem kekebalan tubuh)
Jika
dalam ransum telah terlihat adanya jamur maka alangkah lebih baiknya
ransum tersebut dibuang. Selain itu, saat kondisi lingkungan kurang
baik, seperti kelembaban tinggi saat musim hujan sebaiknya pada ransum
ditambahkan mold inhibitors dan toxin binders. Mold inhibitors bertujuan menghambat pertumbuhan jamur sedangkan toxin binders berperan mengikat mikotoksin. Contoh mold inhibitor yang biasa digunakan ialah asam organik maupun garam dari asam organik tersebut. Asam propionat merupakan mold inhibitor yang sering digunakan. Perlu diketahui, mold inhibitor ini hanya menghambat tumbuhnya jamur bukan mematikan. Sedangkan untuk toxin binder yang bisa digunakan untuk mengikat racun jamur dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu inorganic binders dan organic absorbent. Contoh dari inorganic binders ialah zeolit, bentonit dan hydrate sodium calcium aluminosilicate (HSCAS) dan yang termasuk organic absorbent antara lain kulit gandum, serat tepung alfafa, wheat bran (pollard) dan ekstrak dinding sel jamur.
Manajemen
pemeliharaan ayam juga hendaknya perlu diperhatikan agar ayam nyaman
dan bisa memperoleh semua kebutuhannya (udara, air, ransum) untuk
tumbuh. Suhu dan kelembaban kandang juga harus diperhatikan. Saat suhu
panas (heat stress) pastikan air minum selalu tersedia. Penambahan vitamin dan elektrolit, seperti yang terkandung dalam Vita Stress
juga bisa dilakukan untuk menjaga stamina tubuh ayam dan menurunkan
efek stres panas. Hanya saja dosisnya disesuaikan dengan aturan pakai
yang tercantum dalam kemasan produk.
Ketersediaan
air minum yang memadai, baik secara kualitas maupun kuantitas akan
membantu mencegah dan meminimalkan efek dari “gout”
Saat
ayam telah terkena “gout” hindari hal-hal yang dapat memperberat kerja
ginjal. Beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain :
- Ketersediaan air minum harus terjamin, baik kualitas maupun kuantitasnya. Jangan sampai tempat minum kosong. Hindari pemberian air minum dengan tingkat kesadahan tinggi dan kadar garam yang berlebih (asin)
- Kualitas ransum yang diberikan harus diperhatikan. Hindari penggunaan ransum dengan kadar protein kasar yang tinggi dan kadar kalsium yang berlebih. Penambahan garam pada ransum juga hendaknya dihentikan untuk sementara. Jumlah konsumsi ransum juga harus dikontrol sehingga asupan nutrisi dalam tubuh ayam tidak berlebih. Selain itu, periksa atau pastikan ransum yang diberikan tidak terkontaminasi oleh jamur. Akan lebih baik jika ditambahkan mold inhibitors dan atau toxin binders
- Untuk sementara batasi pemberian feed supplement dengan kandungan vitamin, elektrolit (mineral) maupun asam amino. Pemberiannya secara berlebih akan semakin memperberat kerja ginjal
- Hindari penggunaan obat dengan kandungan zat aktif yang dapat memperberat kerja ginjal, seperti golongan aminoglikosida (Gentamin, Kanamin, Vet Strep, Koleridin) maupun sulfonamida (Sulfamix, Coxy, Duoko, Respiratrek)
- Jika perlu berikan Gumbonal guna mencegah terjadinya infeksi sekunder pada ginjal
“Gout”
merupakan gangguan metabolisme yang berhubungan dengan fungsi ginjal
yang dapat menimbulkan kerugian bagi peternak. Sudah selayaknya kita
memberikan perhatian terhadap fenomena “gout” dengan memperhatikan
faktor-faktor yang menjadi penyebab maupun pemicu munculnya “gout”.
Semoga artikel ini dapat menjadi tambahan ilmu dan wawasan bagi kita
dalam menghadapi kasus penyakit. By: Pakan Ikan Madiun, Sumber: info.medion.co.id