TAG - BLOGQ

Pakan Ikan Alami Sebagai Peluang Usaha

 Pakan Ikan Alami Sebagai Peluang Usaha

Banyak faktor yang menentukan keberhasilan budidaya ikan, salah satu faktor
penting diantaranya kecukupan dan kualitas pakan ikan. Jika pada bahasan
sebelumnya telah dibahas mengenai pakan buatan , berikut akan dibahas mengenai
pakan alami. Banyak jenis pakan alami yang dapat di kembang biakan menjadikan
peluang usaha tersendiri disamping dapat menunjang budidaya ikan jika anda
seorang pengusaha ikan. Banyak jenis pakan alami yang dapat dikembangkan,
berikut beberapa jenis pakan alami ikan yang dapat dikembangkan dengan cara yang
mudah serta peralatan yang sederhana.

Persyaratan Lokasi

· Kutu Air: suhu optimal 22-31 derajat C, dan pH optimal 6,6-7,4.

· Cacing Tubifex: cacing tubifex menyukai perairan yang berlumpur dan banyak
mengandung bahan organik.

PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA

A. Penyiapan Bibit

Kutu Air

1. Bibit dapat diperoleh dari panti pembenihan udang/ikan, Balai Budidaya Air
Tawar milik pemerintah.

2. Penangkaran bibit dari alam dilakukan dengan cara memberi pupuk pada media
dengan pupuk kandang 1-2 kali seminggu sebanyak 0,2 kg/m2.

Jentik-jentik Nyamuk

1. Telur nyamuk dapat diperoleh dengan menggunakan wadah berdiameter 30 cm dan
diisi air leri sedalam 10-30 cm dan diletakkan di tempat yang banyak nyamuknya.
Wadah diberi atap setinggi 10 cm.

2. 2-3 hari kemudian akan terbentuk selaput tipis di permukaan. Telur-telur yang
dilepaskan induk akan saling menempel sampai panjangnya 0,5-1,5 cm.

3. Telur diambil dengan lidi yang salah satu sisinya diratakan.

Cacing Tubifex

Bibit diambil dari perairan alam.

Ulat Hongkong

Bibit untuk pertama kali dapat diperoleh dari pedagang burung ocehan.
Selanjutnya bibit dapat diambil dari tempat penangkaran sebelum berubah jadi
kepompong.

B. Penyiapan Peralatan

Kutu Air

1. Wadah yang digunakan adalah berbagai macam bak dengan ukuran 1

ton (1 m3). Bak diletakkan di tempat yang terlindung dari sinar matahari

langsung.

2. Wadah diisi air tawar sampai 60 cm dan diudarai dengan batu 1-2

aerasi per 2,5 m2.

3. Pemupukan menggunakan kotoran ayam kering yang dilarutkan dalam

air sampai konsentrasinya 10% dan bungkil kelapa yang ditumbuk

halus dan diayak dengan saringan 500 mikron.

4. Pemupukan pertama menggunakan kotoran ayam 1000 ml/ton dan

bubuk bungkil kelapa 200 gram/ton yang dicampur dan dimasukkan

dalam kantong yang diperas di atas bak pemeliharaan, sehingga air

perasan langsung jatuh ke bak.

5. Pemupukan kedua dilakukan 4 hari kemudian, dan pemupukan ketiga

dilakukan bila perlu.

Jentik-jentik nyamuk

1. Wadah penetasan yang juga merupakan wadah pemeliharaan dapat berupa pengaron,
ember plastik, atau wadah bukan logam yang lainnya. Air medium menggunakan air
leri atau air biasa.

2. Setelah telur cukup, wadah dimasukkan dalam kandan yang diberi dinding
kelambu.

Cacing Tubifex

1. Lahan dibuat dengan bentuk mirip kolam dengan luas 10×10 cm atau lebih,
dilengkapi dengan saluran pemasukan dan pengeluaran air.

2. Dasar kolam dibuat petakan-petakan (blok) lumpur, berjarak 20 cm, setinggi 10
cm dengan luas 1×2 m dan dasarnya dilapisi papan kayu atau dibentuk cetakan.

3. Pemupukan menggunakan dedak halus (200-250 gram/m2) atau kotoran ayam yang
telah dibersihkan dan dihaluskan sebanyak 300 gram/m2. Pupuk ditebar di lahan
dan direndam air 5 cm selama 4 hari bila menggunakan dedak dan 3 hari bila
menggunakan kotoran ayam.

Ulat Hongkong

1. Pemeliharaan skala kecil dapat menggunakan beberapa kotak kayu/tripleks
berukuran 40x40x20 cm yang dilapisi selotip/isolasi pada bagian bibirnya, atau
ember plastik, baki, atau waskom.

2. Bagian atas tempat pemeliharaan dibiarkan terbuka untuk memudahkan panen.
Kemudian wadah ditempatkan pada rak dan diletakkan dalam ruang gelap dan tidak
kena sinar matahari.

3. Medium pemeliharaan yang berupa campuran dedak halus dan ampas tahu kering
atau tepung jagung yang dicampur tepung tulang dan tepung ikan yang telah
disaring/diayak, ditebar pada dasar wadah setebal 2-3 cm.

C. Pemeliharaan Pakan Alami

Kutu Air

1. Pemasukan biibt dilakukan 18-24 jam sesudah pemupukan awal dengan padat
penebaran 30 ekor/l.

2. Perkembangannya akan mencapai puncak dalam waktu 7-10 hari dengan kepadatan
3000-5000 ekor/l.

3. Makanan kutu air terdiri dari tumbuhan renik dan detritus.

Jentik-jentik nyamuk

1. Makanan diberikan secara berkala yang terdiri dari ragi, kotoran kelinci dan
susu bubuk, atau detritus kering yang berasal dari alam.

2. Dinding wadah yang ditumbuhi bakteri/lendir harus dibersihkan.

Cacing Tubifex

Penebaran bibit dilakukan dalam lubang-lubang kecil di atas bedengan
(petakan/blok) yang berjarak 10-15 cm dengan jumlah 10 ekor /lubang. Masa
pemeliharaan cacing sekitar 10 hari.

Ulat Hongkong

1. Pemberian pakan tambahan berupa buah-buahan dan sayuran yang masih segar.
Pembersihan tempat dilakukan bila media hidup berubah warna jadi agak hitam.

2. Caranya dengan menyaring/mengayak sel media dan ulatnya dengan ukuran
saringan tergantung ukuran ulat. Untuk membersihkan kotoran yang agak besar
dilakukan dengan menampi.

3. Dalam waktu 2 minggu, ulat berubah bentuk menjadi kepompong, kemudian kumbang
dan membutuhkan makanan lebih banyak.

4. Kumbang berwarna agak keputihan, kemudian berubah kehitam-hitaman. Setelah 3
minggu kumbang bertelur sebanyak 1000 butir/ekor dan akan menetas 5-6 hari
kemudian. Umur induk hanya 1 bulan setelah bertelur.

5. Ulat yang menetas baru terlihat setelah 2 minggu. Pakan tambahan yang
diberikan, terutama sawi putih/sayuran lain yang banyak kandungan airnya.

D. Hama dan Penyakit Pakan Alami

Kutu Air

1. Moina yang bergerombol di permukaan menunjukkan mutu medium menurun.

2. Cendawan yang meningkat pada hari ke-3. Bila cendawan sudah banyak, budidaya
dihentikan dan bak dikeringkan.

3. Bila muncul Brachionus dan Ciliata, budidaya dihentikan dan kolam dicuci
dengan larutan klorin 100 ml/m3 dan dikeringkan.

Jentik-jentik nyamuk tari (Chironomus) dicegah dengan menutup bak dengan

kasa nyamuk.

Ulat Hongkong

Hama yang mengganggu, antara lain : semut, cecak, dan tikus. Pencegahan

dilakukan dengan mengolesi wadah dengan minyak mesin (Oli).

E. PANEN (Panen Pakan Alami)

Kutu Air

Pemanenan dilakukan dengan menghentikan aerasi, penyedotan dan penyaringan
medium dengan saringan ukuran 200-250 mikron dan 800-1500 mikron untuk
memisahkan dari jentik-jentik nyamuk.

Cacing Tubifex

1. Panen dilakukan setelah 10 hari dengan cara memungutnya dengan tangan beserta
lumpurnya, kemudian dicuci.

2. Panen total dilakukan apabila kondisi tanah dan medium tidak dapat
menyediakan makanan lagi.

Ulat Hongkong

Pemanenan dilakukan jika larva ulat berumur 2 bulan dan berukuran 1,5-2 cm.
Caranya dengan menggunakan alat penyaring/ayakan dengan agak besar.

Sumber: binaukm.com

HALAMAN FACEBOOK