Selamat Datang di Blog @Superfishfood sharing informasi Perikanan Peternakan Pertanian...
TAG - BLOGQ
DEFISIENSI PROTEIN DAN ASAM AMINO
4.1. Kekurangan Asam Amino Esensial/EAA
Walaupun semua ternak yang diuji memperlihatkan daat rendahnya
pertumbuhan pada waktu diberi pakan kekurangan EAA, ada beberapa ciri anatomi lain
sebagai tanda kekurangan yang telah diamati dalam kondisi terkontrol pada anak ternak
yang diberi pakan buatan yang kekurangan satu atau lebih EAA.
4.2. Pengaruh Pengelolaan Pakan terhadap Defisiensi Protein/Asam Amino.
Pengelolaan dan pencampuran bahan pakan yang tidak baik berakibat tidak
tersedianya protein atau asam amino dalam pakan, beberapa diantaranya adalah :
a. Tidak seimbangnya komposisi asam amino esensial berakibat tdiak dapat
digunakannya asam amino tertentu walaupun terdapat dalam pakan. Hal ini
disebabkan adanya efek antagonis antar asam amino, misalnya :
efek antagonis antara leusin dan isoleusin.
efek antagonis antara systin dan metionin.
kurang tersedianya arginin atau lysin
Contoh tepung darah adalah sumber protein yang banyak mengandung valin, leusin,
dan histidin; tetapi miskin akan metionin dan isoleusin. Efek antagonis antar asam
amino menyebabkan ternak yang diberi makan tepung darah akan mengalami
kekurangan isoleusin yang disebabkan karena kelebihan leusin Demikian juga
antagonisme antara sistin dan metionin serta arginin dan lysin.
b. Perlakuan panas yang berlebihan terhadap protein makanan daalm proses
pembuatannya di pabrik dapat berakibat kekurangan EAA
c. Perlakuan kimia terhadap protein makanan dengan asam (produksi silage) atau
alkali, meyebabkan kekurangan triptofan bebas dan lysin atau systin.
d. Proses leaching (pencucian) secara bebas dan asam amino protein terbatas. Setelah
10 menit dalam air terjadi penyerapan pada suhu 9oC. Leaching zat-zat gizi yang
larut dalam air merupakan masalah besar bagi crustacea karena kebiasaan makannya
yang sangat lambat dan makanannya harus dikunyah sebelum diserap. Salah satu
penelitian melaporkan, hampir 28 persen dari protein hilang selama pengolahan dan
pengeringan dari pakan alginate kering (pakan udang) dan total kehilangan sekitar
39% sampai 40% setelah 6 jam dalam air laut selama periode penyerapan. Biasanya
kehilangan nutrien dalam air tawar lebih besar dibandingkan dalam air laut.
Masalah leaching nutrien dapat diminimumkan dengan penggunaan perekat
makanan yang sesuai atau dengan teknik micro-enkapsulasi.
4.3. Toksik Asam Amino Non Esensial
Penyakit karena nutrisi juga timbul dari pencernaan protein makanan yang
mengandung racun asam amino. Umumnya protein makanan yang diketahui
mengandung racun asam amino diantaranya kedelai yang diberi perlakuan alkali (toksik
asam aminonya adalah lysinoalanin), legume lamtoro Leucaena leucocephala (racunnya
adalah mimosin).
Sumber : PROTEIN DAN ASAM AMINO PADA UNGGAS
Oleh : A b u n,UNIVERSITAS PADJADJARAN, 2006