Status
penggerek batang padi
menyerang semua stadium pertumbuhan tanaman padi. Serangan pada stadium
vegetative menyebabkan kematian anakan (tiller) muda yang disebut sundep
(deadheart) (Gambar 1A). bila serangan sudep batang padi pada stadium vegetatif
tidak terlalu besar karena tanaman masih dapat mengkompensasi dengan membentuk
anakan baru. Serangan pada stadium generatif menyebabkan malai tampak putih dan
hampa yang disebut beluk (whiteheads) (Gambar 1B).
Biologi dan Ekologi
Di
Indonesia telah ditemukan 6 spesies penggerek batang padi. Dari 6 spesies
tersebut hanya 4 spesies yang banyak ditemukan sebagai hama utama padi yaitu penggerek batang padi kuning
scirpophaga incertulas (Warker), penggerek batang padi putih scirpophaga innotata (Warker), penggerek batang padi bergaris Chilo suppressalis (Warker), dan
penggerek batang padi merah jambu Sesamia
inferens (Walker), penggerek batang padi kepala hitam dan penggerek batang
padi berkilat jarang ditemukan karena populasinya rendah.
Biologi penggerek
batang padi
Nama penggerek
|
Telur /kelompok (butir)
|
Inkubasi telur (hari)
|
Massa ulat (hari)
|
Massa pupa (hari)
|
Siklus hidup (hari)
|
PB padi kuning S.incertulas
|
50-150
|
4-5
|
18-42
|
8-14
|
35-63
|
PB padi putih S.innotata
|
150-250
|
4-9
|
19-30
|
6-9
|
39-46
|
PB padi bergaris C.suppressalis
|
20-200
|
4-10
|
30-40
|
5-10
|
39-60
|
PB merah jambu s.inferens
|
100-160
|
4-9
|
31-38
|
5-12
|
45-57
|
PENGENDALIAN
A. Pada Daerah Serangan Endemik
1. Pengaturan Pola Tanam
· Tanaman
serentak untuk membatasi sumber makanan bagi penggerek batang padi.
· Rotasi
tanaman padi dengan tanaman bukan padi untuk memutus siklus hidup hama.
· Pengaturan
waktu tanam yaitu berdasarkan penerbangan ngengat atau pepulasi larva di
tunggul padi. Tanam jangan bertepatan dengan puncak penerbangan ngengat. Tanam
dilakukan 15 menit sesudah puncak penerbangan ngengat generasi pertama atau 15
hari sesudah puncak penerbangan ngengat penggerek batang padi dilapangan
overlap.
2. Pengendalian secara mekanik dan fisik
· Cara
mekanik dapat dilakukan dengan mengumpulkan kelompok telur penggerek batang
padi dipersemaian dan dipertanaman.
· Cara
fisik yaitu dengan penyabitan tanaman serendah mungkin sampai permukaan tanah
pada saat panen. Usaha itu dapat pula diikuti penggenangan air setinggi 10cm
agar jerami atau pangkal jerami cepat membusuk sehimgga larva atau pupa mati.
3. Pengendalian Hayati
· Pemanfaatan
musuh alami parasitoid dengan melepas parasitoid telur seperti Trichogramma japonicum dengan dosis 20
pias/ha ( 1 pias = 2000-2500 telur parasit ) sejak awal pertanaman
4. Pengendalian secara kimiawi
· Penggunaan
insektisida dapat dilakukan pada saat 4 hari setelah ada penerbangan ngengat
berdasarkan pemantauan pada light trap atau
intensitas serangan rata-rata >5% sundep
· Penggunaan
insektisida butiran di persemaian dilakukan jika disekitar ada lahan yang
sedang menjelang panen pada suatu hari sebelum tanam dengan dosis 2 gram/400m²
(luas persemaian). Pada pertanaman, insektisida butiran diberikan terutama pada
stadium vegetatif dengan dosis 20 kg insektisida granule/ha. Pada stadium
generatif aplikasi dengan insektisida yang disemprotkan (cair).
· Insektisida butiran yang direkomendasikan adalah
insektisida yang mengandung bahan aktif klorantraniliprol, fipronil, dimehipo,
dan bensultaf.
5. Pengendalian Preventif
· Sebagai
tindakan preventif dalam pengendalian penggerek batang padi, memantau fluktuasi
populasi penggerek batang padi perlu dilakukan secara rutin. Untuk memantau
fluktuasi populasi penggerek batang padi yang berasal dari migrasi dapat
menggunakan light trap.
B. Pada Daerah Serangan Sporadik
· Cara
pengendalian selain selain menggunakan insektisida yang dapat diterapkan sesuai
dengan keadaan setempat.
· Penyemprotan
dengan insektisida pada saat 4 hari setelah ada penerbangan ngengat berdasarkan
pemantauan pada light trap atau
intensitas serangan rata-rata >5% sundep.
|