1. |
SEJARAH SINGKAT |
|
Tanaman salak merupakan salah satu tanaman
buah yang disukai dan mempunyai prospek baik untuk diusahakan.
Daerah asal nya tidak jelas, tetapi diduga dari Thailand, Malaysia
dan Indonesia. Ada pula yang mengatakan bahwa tanaman salak (Salacca
edulis) berasal dari Pulau Jawa. Pada masa penjajahan biji-biji
salak dibawa oleh para saudagar hingga menyebar ke seluruh Indonesia,
bahkan sampai ke Filipina, Malaysia, Brunei dan Muangthai. |
2. |
JENIS TANAMAN |
|
Di dunia ini dikenal salak liar, seperti
Salacca dransfieldiana JP Mo-gea; S. magnifera
JP Mogea; S. minuta; S. multiflora dan
S. romosiana. Selain salak liar itu, masih dikenal
salak liar lainnya seperti Salacca rumphili Wallich
ex. Blume yang juga disebut S. wallichiana, C. Martus
yang disebut rakum/kumbar (populer di Thailand) sebagai pembuat masam
segar pada masakan. Kumbar ini tidak berduri, bunganya berumah 2 (dioeciious).
Salak termasuk famili: Palmae (palem-paleman),monokotil, daun-daunnya
panjang dengan urat utama kuat seperti pada kelapa yang disebut lidi.
Seluruh bagian daunnya berduri tajam Batangnya pendek, lamakelamaan
meninggi sampai 3 m atau lebih, akhirnya roboh tidak mampu membawa
beban mahkota daun terlalu berat (tidak sebanding dengan batangnya
yang kecil).
Banyak varietas salak yang bisa tumbuh di Indonesi. Ada yang masih
muda sudah terasa manis, Varietas unggul yang telah dilepas oleh pemerintah
untuk dikembangkan ialah: salak pondoh, swaru, nglumut, enrekang,
gula batu (Bali), dan lain-lain. Sebenarnya jenis salak yang ada di
Indonesia ada 3 perbedaan yang menyolok, yakni: salak Jawa Salacca
zalacca (Gaertner) Voss yang berbiji 2-3 butir, salak Bali
Slacca amboinensis (Becc) Mogea yang berbiji 1- 2
butir, dan salak Padang Sidempuan Salacca sumatrana
(Becc) yang berdaging merah. Jenis salak itu mempunyai nilai komersial
yang tinggi.
|
3. |
MANFAAT TANAMAN |
|
Buah salak hanya dimakan segar atau dibuat
manisan dan asinan. Pada saat ini manisan salak dibuat beserta kulitnya,
tanpa dikupas. Batangnya tidak dapat digunakan untuk bahan bangunan
atau kayu bakar. Buah matang disajikan sebagai buah meja. Buah segar
yang diperdagangkan biasanya masih dalam tandan atau telah dilepas
(petilan). Buah salak yang dipetik pada bulan ke 4 atau ke 5 biasanya
untuk dibuat manisan. |
4. |
SENTRA PENANAMAN |
|
Tanaman salak banyak
terdapat di DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, D.I. Yogyakarta,
Jawa Timur, Sumatera Utara, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Maluku,
Bali, NTB dan Kalimantan Barat.
|
5. |
SYARAT PETUMBUHAN |
|
5.1. |
Iklim
1. |
Tanaman ssalak sesuai bila ditanam
di daerah berzona iklim Aa bcd, Babc dan Cbc. A berarti
jumlah bulan basah tinggi (11-12 bulan/tahun), B: 8-10
bulan/tahun dan C : 5-7 bulan/tahun. |
2. |
Salak akan tumbuh
dengan baik di daerah dengan curah hujan rata-rata per
tahun 200-400 mm/bulan. Curah hujan rata-rata bulanan
lebih dari 100 mm sudah tergolong dalam bulan basah.
Berarti salak membutuhkan tingkat kebasahan atau kelembaban
yang tinggi.
|
3. |
Tanaman salak tidak tahan terhadap
sinar matahari penuh (100%), tetapi cukup 50-70%, karena
itu diperlukan adanya tanaman peneduh. |
4. |
Suhu yang paling baik antara
20-30°C. Salak membutuhkan kelembaban tinggi, tetapi
tidak tahan genangan air. |
|
5.2. |
Tanah
1. |
Tanaman salak menyukai tanah yang subur, gembur dan
lembab. |
2. |
Derajat keasaman tanah (pH)
yang cocok untuk budidaya salak adalah 4,5 - 7,5. Kebun
salak tidak tahan dengan genangan air. Untuk pertumbuhannya
membutuhkan kelembaban tinggi. |
|
5.3. |
Ketinggian Tempat
Tanaman
salak tumbuh pada ketinggian tempat 100-500 m dpl. |
|
|
6. |
PEDOMAN BUDIDAYA |
|
6.1. |
Pembibitan |
|
Salah satu
faktor yang perlu diperhatikan dalam mengusahakan tanaman
salak adalah penggunaan bibit unggul dan bermutu. Tanaman
salak merupakan tanaman tahunan, karena itu kesalahan dalam
pemakaian bibit akan berakibat buruk dalam pengusahaannya,
walaupun diberi perlakuan kultur teknis yang baik tidak akan
memberikan hasil yang diinginkan, sehingga modal yang dikeluarkan
tidak akan kembali karena adanya kerugian dalam usaha tani.
Untuk menghindari masalah tersebut, perlu dilakukan cara pembibitan
salak yang baik. Pembibitan salak dapat berasal dari biji
(generatif) atau dari anakan (vegetatif).
Pembibitan secara generatif adalah pembibitan dengan menggunakan
biji yang baik diperoleh dari pohon induk yang mempunyai sifat-sifat
baik, yaitu: cepat berbuah, berbuah sepanjang tahun, hasil
buah banyak dan seragam, pertumbuhan tanaman baik, tahan terhadap
serangan hama dan penyakit serta pengaruh lingkungan yang
kurang menguntungkan.
Keuntungan perbanyakan bibit secara generatif:
a) |
dapat dikerjakan dengan
mudah dan murah |
b) |
diperoleh bibit yang banyak |
c) |
tanaman yang dihasilkan tumbuh lebih sehat dan hidup
lebih lama |
d) |
untuk transportasi biji dan penyimpanan benih lebih
mudah |
e) |
tanaman yang dihasilkan mempunyai perakaran kuat sehingga
tahan rebah dan kekeringan |
f) |
memungkinkan diadakan perbaikan sifat dalam bentuk
persilangan. |
Kekurangan perbanyakan secara generatif:
a) kualitas buah yang dihasilkan tidak persis sama dengan
pohon induk karena mungkin terjadi penyerbukan silang
b) agak sulit diketahui apakah bibit yang dihasilkan jantan
atau betina.
1) Persyaratan Bibit
|
|
Untuk mendapatkan bibit yang baik
harus dilakukan seleksi terhadap biji yang akan dijadikan benih.
Syarat-syarat biji yang akan dijadikan benih :
a) |
Biji berasal dari pohon induk
yang memenuhi syarat. |
b) |
Buah yang akan diambil bijinya harus di petik pada waktu
cukup umur. |
c) |
Mempunyai daya tumbuh minimal 85 %. |
d) |
Besar ukuran biji seragam dan tidak cacat. |
e) |
Biji sehat tidak terserang hama dan penyakit. |
f) |
Benih murni dan tidak tercampur dengan kotoran lain.
|
|
2)Penyiapan Bibit |
|
a) |
Bibit dari Biji: |
|
|
- Biji salak dibersihkan dari sisa-sisa daging buah yang
masih melekat.
- Rendam dalam air bersih selama 24 jam, kemudian dicuci.
|
|
b) |
Bibit dari Anakan |
|
|
- Pilih anakan yang baik dan berasal dari induk yang baik
- Siapkan potongan bambu, kemudian diisi dengan media tanah
|
3) |
Teknik Penyemaian Bibit |
|
a) |
Bibit dari Biji |
|
|
1. |
Biji salak
yang telah direndam dan dicuci, masukkan kedalam kantong plastik
yang sudah dilubangi (karung goni basah), lalu diletakkan
di tempat teduh dan lembab sampai kecambah berumur 20-30 hari
|
|
|
2. |
Satu bulan kemudian diberi pupuk Urea, TSP dan
KCl, masing-masing 5 gram, tiap 2-3 minggu sekali |
|
|
3. |
Agar kelembabannya terjaga, lakukan penyiraman
setiap hari |
|
b) |
Bibit dari Anakan dengan pesemaian
bak kayu: |
|
|
1. |
Buat bak kayu dengan ukuran tinggi 25 cm, lebar
dan panjang disesuaikan dengan kebutuhan |
|
|
2. |
Diisi dengan tanah subur dan gembur setebal 15-20
cm |
|
|
3. |
Diatas tanah diiisi pasir setebal 5-10 cm |
|
|
4. |
Arah pesemaian Utara Selatan dan diberi naungan
menghadap ke Timur |
|
|
5. |
Benih direndam dalam larutan hormon seperti Atonik
selama 1 jam, konsentrasi larutan 0,01-0,02 cc/liter air |
|
|
6. |
Tanam biji pada bak pesemaian dengan jarak 10
x 10 cm |
|
|
7. |
Arah biji dibenamkan dengan posisi tegak, miring/rebah
dengan mata tunas berada dibawah. |
4) |
Pemeliharaan Pembibitan/Penyemaian |
|
Untuk pembibitan dari biji, media
pembibitan adalah polybag dengan ukuran 20 x 25 cm yang
diisi dengan tanah campur pupuk kandang dengan perbandingan
2:1. Setelah bibit atau kecambah berumur 20-30 hari
baru bibit dipindahkan ke polibag.
Pembibitan dengan sistem anakan, bambu diletakkan tepat
di bawah anakan salak, kemudian disiram setiap hari.
Setelah 1 bulan akar telah tumbuh dan anakan dipisahkan
dari induknya, kemudian ditanam dalam polybag. Pupuk
Urea, TSP, KCl diberikan 1 bulan sekali sebanyak 1 sendok
|
5) |
Pemindahan Bibit |
|
Untuk bibit dari biji, setelah bibit salak berumur 4
bulan baru dipindahkan ke lahan pertanian. Untuk persemaian
dari anakan, setelah 6 bulan bibit baru bisa dipindahkan
ke lapangan. |
|
6.2. |
Pengolahan Lahan |
|
1) |
Persiapan |
|
Penetapan areal untuk perkebunan salak
harus memperhatikan faktor kemudahan transportasi dan
sumber air. |
2) |
Pembukaan Lahan |
|
a) |
Membongkar
tanaman yang tidak diperlukan dan mematikan
alang-alang serta menghilangkan rumput-rumput
liar dan perdu dari areal tanam.
|
b) |
Membajak tanah untuk menghilangkan
bongkahan tanah yang terlalu besar. |
|
|
6.3. |
Teknik Penanaman
1) |
Pembuatan Lubang Taman |
|
Lubang tanam dibuat dengan
ukuran 30 x 30 x 30 cm dengan jarak tanam 1 x 4 m; 2 x
2 m atau 1,5 x 2,5 m. Ukuran lubang dapat juga dibuat
50 x 50 x 40 cm, dengan jarak antar 2 x 4 m atau 3 x 4
m. Setiap lubang diberi pupuk kandang yang telah jadi
sebanyak 10 kg. |
2) |
Cara Penanaman |
|
Biji ditanam langsung
dalam lubang sebanyak 3- 4 biji per lubang. Sebulan kemudian
biji mulai tumbuh |
3) |
Lain-lain |
|
Untuk menghindari sinar matahari penuh,
tanaman salak ditanam di bawah tanaman peneduh seperti
tanaman kelapa, durian, lamptoro dan sebagainya. Apabila
lahan masih belum ada tanaman peneduh, dapat ditanam tanaman
peneduh sementara seperti tanaman pisang. Jarak tanam
pohon peneduh disesuaikan menurut ukuran luas tajuk misalnya
kelapa ditanam dengan jarak 10 x 10 m, durian 12 x 12
m dan lamtoro 12 x 12 m. |
|
6.4. |
Pemeliharaan
Tanaman
Untuk menghindari sinar matahari penuh, tanaman salak ditanam
di bawah tanaman peneduh seperti tanaman kelapa, durian, lamptoro
dan sebagainya. Apabila lahan masih belum ada tanaman peneduh,
dapat ditanam tanaman peneduh sementara seperti tanaman pisang.
Jarak tanam pohon peneduh disesuaikan menurut ukuran luas
tajuk misalnya kelapa ditanam dengan jarak 10 x 10 m, durian
12 x 12 m dan lamtoro 12 x 12 m.
- Penjarangan dan
Penyulaman
Untuk memperoleh buah yang berukuran besar, maka bila
tandan sudah mulai rapat perlu dilakukan penjarangan.
Biasanya penjarangan dilakukan pada bulan ke 4 atau
ke 5.
Penyulaman dilakukan pada tanaman muda atau yang baru
ditanam, tetapi mati atau pertumbuhannya kurang bagus
atau kerdil, atau misalnya terlalu banyak tanaman
betinanya. Untuk keperluan penyulaman kita perlu tanaman
cadangan (biasanya perlu disediakan 10%) dari jumlah
keseluruhan, yang seumur dengan tanaman lainnya. Awal
musim hujan sangat tepat untuk melakukan penyulaman.
Tanaman cadangan dipindahkan dengan cara putaran,
yaitu mengikutsertakan sebagian tanah yang menutupi
daerah perakarannya. Sewaktu membongkar tanaman, bagian
pangkal serta tanahnya kita bungkus dengan plastik
agar aka-akar di bagian dalam terlindung dari kerusakan,
dilakukan dengan hati-hati.
- Penyiangan
Penyiangan adalah membuang dan memebersihan rumput-rumput
atau tanaman pengganggu lainnya yang tumbuh di kebun
salak. Tanaman pengganggu yang lazim di sebut gulma
ini bila tidak diberantas akan menjadi pesaing bagi
tanaman salak dalam memperebutkan unsur hara dan air.
Penyiangan pertama dilakukan pada saat tanaman berumur
2 bulan setelah bibit ditanam, penyiangan berikutnya
dilakukan tiap 3 bulan sekali sampai tanaman berumur
setahun. Setelah itu penyiangan cukup dilakukan setiap
6 bulan sekali atau 2 kali dalam satu tahun, dilakukan
pada awal dan akhir musim penghujan.
- Pembubunan
Sambil melakukan penyiangan, dilakukan pula penggemburan
dan pembumbunan tanah ke pokok tanaman salak. Hal
ini dilakukan untuk menghemat ongkos kerja juga untuk
efisiensi perawatan. Tanah yang digemburkan dicangkul
membentuk gundukan atau bumbunan yang berfungsi untuk
menguatkan akar dan batang tanaman salak pada tempatnya.
Bumbunan jangan sampai merusak parit yang ada.
- Perempalan/Pemangkasan
Daun-daun yang sudah tua dan tidak
bermanfaat harus dipangkas. Juga daun yang terlalu
rimbun atau rusak diserang hama. Tunas-tunas yang
terlalu banyak harus dijarangkan, terutama mendekati
saat-saat tanaman berbuah (perempalan). Dengan pemangkasan,
rumpun tanaman salak tidak terlalu rimbun sehingga
kebun yang lembab serta pengap akibat sirkulasi udara
yang kurang lancar diperbaiki. Pemangkasan juga membantu
penyebaran makanan agar tidak hanya ke daun atau bagian
vegetatif saja, melainkan juga ke bunga, buah atau
bagian generatif secara seimbang.
Pemangkasan dilakukan setiap 2 bulan sekali, tetapi
pada saat mendekati masa berbunga atau berbuah pemangkasan
kita lakukan lebih sering, yaitu 1 bulan 1 kali.
Apabila dalam rumpun salak terdapat beberapa anakan,
lakukanlah pengurangan anakan menjelang tanaman berbuah.
Satu rumpun salak cukup kita sisakan 1 atau 2 anakan.
Jumlah anakan maksimal 3-4 buah pada 1 rumpun. Bila
lebih dari itu anakan akan mengganggu produktivitas
tanaman.
Pemangkasan daun salak sebaiknya sampai pada pangkal
pelepahnya. Jangan hanya memotong setengah atau sebagian
daun, sebab bagian yang disisakan sebenarnya sudah
tidak ada gunanya bagi tanaman.
Pemangkasan pada saat lewat panen harus tetap dilakuakan.
Alat pangkas sebaiknya menggunakan golok atau gergaji
yang tajam. Pemangkasan yang dilaksanakan pada waktu
dan cara yang tepat akan membantu tanaman tumbuh baik
dan optimal.
- Pemupukan
Semua bahan yang diberikan pada tanaman dengan tujuan
memberi tambahan unsur hara untuk memperbaiki pertumbuhan
dan produksi tanaman disebut pupuk. Ada pupuk yang
diberikan melalui daerah perakaran tanaman (pupuk
akar). Pupuk yang diberikan dengan cara penyemprotan
lewat daun tanaman (pupuk daun). Jenis pupuk ada 2
macam: pupuk organik dan anorganik. Pupuk organik
adalah pupuk kandang, pupuk hijau, kompos, abu tanaman,
tepung darah dan sebagainya. Pupuk anorganik adalah:
Ure, TSP, Kcl, ZA, NPK Hidrasil, Gandasil, Super Fosfat,
Bay folan, Green Zit, dan sebagainya. Pupuk organik
yang sering diberikan ke tanaman salak adalah pupuk
kandang.
Umur tanaman :
a) |
0-12 bulan (1 x sebulan): Pupuk kandang 1000,
Urea 5 gram, TSP 5 gram, KCl 5 gram. |
b) |
12-24 bulan (1 x 2 bulan): Urea
10 gram, TSP 10 gram, KCl 10 gram. |
c) |
24-36 bulan (1 x 3 bulan): Urea 15 gram, TSP
15 gram, KCl 15 gram. |
d) |
36–dst (1 x 6 bulan): Urea 20 gram,
TSP 20 gram, KCl 20 gram. |
|
|
- Pengairan dan Penyiraman
Air hujan adalah siraman alami bagi
tanaman, tetapi sulit untuk mengatur air hujan agar
sesuai dengan yang dibutuhkan tanaman. Air hujan sebagian
besar akan hilang lewat penguapan, perkolasi dan aliran
permukaan. Sebagian kecil saja yang tertahan di daerah
perakaran, air yang tersisa ini sering tidak memenuhi
kebutuhan tanaman. Dalam budidaya salak, selama pertumbuhan,
kebutuhan akan air harus tercukupi, untuk itu kita
perlu memberi air dengan waktu, cara dan jumlah yang
sesuai.
- Pemeliharaan Lain
Setelah ditanam di kebun kita buatkan penopang dari
bambu atau kayu untuk menjaga agar tanaman tidak roboh.
|
|
|
7. |
HAMA DAN PENYAKIT |
|
7.1. |
Hama
1. |
Kutu
wol /putih (Cerataphis sp.)
Hama ini bersembunyi di sela-sela buah. |
2. |
Kumbang penggerek
tunas (Omotemnus sp..) |
3. |
Kumbang
penggerek batang
Menyerang ujung daun yang masih muda (paling muda),
kemudian akan masuk ke dalam batang. Hal ini tidak menyebabkan
kematian tanaman, tetapi akan tumbuh anakan yang banyak
di dalam batang tersebut.
Pengendalian: dimatikan atau dengan
cara meneteskan larutan insektisida (Diazenon) dengan
dosis 2 cc per liter pada ujung daun yang terserang
atau dengan cara menyemprot. Dalam hal ini diusahakan
insektisida dapat masuk ke dalam bekas lubang yang digerek.
Memasukkan kawat yang ujungnya lancip ke dalam lubang
yang dibuat kumbang hingga mengenai hama. |
4. |
Babi hutan, tupai,
tikus dan luwak
Pengendalian: (1) untuk memberantas babi
hutan, dilaksanakan dengan penembakan khusus, atau memagari
kebun salak dengan salak-salak jantan yang rapat. Akan
lebih baik lagi kalau memagari kebun salak dengan kawat
berduri; (2) untuk memberantas Tikus, digunakan Zink phosphit,
klerat dan lainlain; (3) untuk memberantas Luwak dan Tupai,
dapat digunakan umpan buah pisang yang dimasuki Furadan
3 G. Caranya: buah pisang dibelah, kurang lebih 0,5 gram
Furadan dimasukkan ke dalamnya, kemudian buah pisang tersebut
dijahit dan dijadikan umpan. |
|
7.2. |
Penyakit
1. |
Penyakit
yang sering menyerang salak adalah sebangsa cendawan
putih,
Gejala: busuknya buah. Buah
yang terserang penyakit ini kualitasnya jadi menurun,
karena warna kulit salak jadi tidak menarik.
Pengendalian: mengurangi kelembaban
tanah, yaitu mengurangi pohon-pohon pelindung.
|
2. |
Noda
hitam
Penyebab: cendawan Pestalotia
sp.
Gejala: adanya bercak-bercakhitam
pada daun salak.
|
3. |
Busuk merah (pink)
Penyebab:cendawan Corticium salmonicolor.
Gejala:adanya pembusukan pada
buah dan batang. Pengendalian:
tanaman yang sakit dan daun yang terserang harus dipotong
dan dibakar di tempat tertentu. |
|
7.3. |
Gulma
Di beberapa tempat di Pulau Jawa, lahan salak dibangun
di bekas persawahan. Sehingga otomatis gulma yang merajai kebun
adalah gulma-gulma yang biasa terdapat di sawah. Karena lahan
sawah yang biasa tergenang air dikeringkan dan dibumbun tanahnya
maka gulma yang mampu bertahan adalah gulma berdaun sempit dan
tumbuh menjalar yang sedikit sekali terdapat di sawah. Gulma
yang berbatang kurus tegak, berdaun panjang yang umumnya di
persawahan kurang mampu bertahan. Itulah sebabnya mengapa gulma
di lahan bekas persawahan relatif lebih sedikit. Pengendalian
secara manual dengan dikored atau dicangkul pun sudah memadai.
Pemberantasan gulma secara kimia di kebun-kebun salak belum
lazim dilaksanakan. Untuk lahan yang tidak seberapa luas, para
petani masih menggunakan cara manual (mencabuti rumput-rumputan
dengan tangan, dikored atau dicangkul). Bila lahan salak cukup
luas, serta baru dibuka, gulma yang terdapat tentu banyak sekali
dan sulit diberantas hanya dengan cara manual. Untuk situasi
seperti ini perlu menggunakan herbisida, sebab biaya tenaga
kerja relatif murah dan hasilnya lebih cepat. Reaksi bahan kimia
dalam membunuh tanaman liar juga sangat cepat. Herbisida memiliki
pengruh negatif, sebab racun yang dikandungnya dapat membahayakan
mahluk hidup lain termasuk ternak dan manusia. Herbisida yang
akan digunakan perlu sesuai dengan jenis gulma yang akan diberantas.
Pilihan yang kurang tepat akan memboroskan biaya. Gulma dari
golongan rumput-rumputan dapat dibasmi dengan herbisida Gramoxone,
Gesapas, Basta atau Diuron. Dari golongan teki-tekian dapat
diberantas dengan Goal. Alang-alang dapat dibasmi dengan Round-up
atau Sun-up. Sedangkan tanaman yang berdaun lebar dapat diatasi
dengan Fernimine. Ada juga herbisida yang dapat memberantas
beberapa jenis gulma. |
|
8. |
P A N E N
Mutu buah salak yang baik diperoleh bila pemanenan dilakukan pada
tingkat kemasakan yang baik. Buah salak yang belum masak, bila dipungut
akan terasa sepet dan tidak manis. Maka pemanenan dilakukan dengancara
petik pilih, disinilah letak kesukarannya. Jadi kita harus benar-benar
tahu buah salak yang sudah tua tetapi belum masak. |
|
8.1. |
Ciri dan Umur Panen
PBuah salak dapat dipanen setelah matang benar di pohon, biasanya
berumur 6 bulan setelah bunga mekar (anthesis). Hal ditandai
oleh sisik yang telah jarang, warna kulit buah merah kehitaman
atau kuning tua, dan bulu-bulunya telah hilang. Ujung kulit
buah (bagian buah yang meruncing) terasa lunak bila ditekan.
Tanda buah yang sudah tua, menurut sumber lain adalah: warnanya
mengkilat (klimis), bila dipetik mudah terlepas dari tangkai
buah dan beraroma salak.
|
8.2. |
Cara Panen
Cara memanen: karena buah salak masaknya tidak serempak, maka
dilakukan petik pilih. Yang perlu diperhatikan dalam pemetikan
apakah buah salak tersebut akan disimpan lama atau segera dimakan.
Bila akan disimpan lama pemetikan dilakukan pada saat buah salak
tua (Jawa: gemadung), jadi jangan terlalu tua dipohon. Buah
salak yang masir tidak tahan lama disimpan. Pemanenan buah dilakukan
dengan cara memotong tangkai tandannya.
|
8.3. |
Periode Panen
Tanaman salak dalam masa panennya terdapat 4 musim:
1) |
Panen raya pada bulan Nopember, Desember dan Januari
|
2) |
Panen sedang pada bulan Mei, Juni dan Juli |
3) |
Panen kecil pada bulan-bulan Pebruari, Maret dan April. |
4) |
Masa kosong/istirahat pada bulan-bulan
Agustus, September dan Oktober. Bila pada bulan-bulan
ini ada buah salak maka dinamakan buah slandren. Menurut
sumber lain panen besar buah salak adalah antara bulan
Oktober - Januari.
|
|
8.3. |
Perkiraan Produksi
Dalam budidaya tanaman salak, hasil yang dapat dicapai dalam
satu musim tanam adalah 15 ton per hektar. |
|
9. |
PASCA PANEN |
|
Seperti buah-buahan lainnya, buah salak mudah rusak
dan tidak tahan lama. Kerusakan ditandai dengan bau busuk dan daging
buah menjadi lembek serta berwarna kecoklat-coklatan. Setelah dipetik
buah salak masih meneruskan proses hidupnya berupa proses fisiologi
(perubahan warna, pernafasan, proses biokimia dan perombakan fungsional
dengan adanya pembusukan oleh jasad renik). Sehingga buah salak tidak
dapat disimpan lama dalam keadaan segar, maka diperlukan penanganan
pascapanen.
9.1. |
Pengumpulan
Gudang pengumpulan berfungsi sebagai tempat penerima buah salak
yang berasal dari petani atau kebun. Dalam gudang pengumpulan
ini dilakukan: sortasi, grading dan pengemasan. |
9.2. |
Penyortiran dan Penggolongan
Sortasi/pemilihan bertujuan untuk memilih buah yang baik, tidak
cacat, dan layak ekspor. uga bertujuan untuk membersihkan buah-buah
dari berbagai bahan yang tidak berguna seperti tangkai, ranting
dan kotoran. Bahan-bahan tersebut dipotong dengan pisau, sabit,
gunting pangkas tajam tidak berkarat sehinga tidak menimbulkan
kerusakan pada buah.
Grading/penggolongan bertujuan untuk:
a) |
mendapat hasil buah yang seragam
(ukuran dan kualitas) |
b) |
mempermudah penyusunan dalam wadah/peti/alat kemas |
c) |
mendapatkan harga yang lebih tinggi |
d) |
merangsang minat untuk membeli |
e) |
agar perhitungannya lebih mudah |
f) |
untuk menaksir pendapatan sementara. |
Penggolongan ini dapat berdasarkan pada : berat, besar, bentuk,
rupa, warna, corak, bebas dari penyakit dan ada tidaknya cacat/luka.
Semua itu dimasukkan kedalam kelas dan golongan sendiri-sendiri.
a) |
Salak mutu AA (betul-betul
super, kekuningan, 1kg= 12 buah) |
b) |
Salak mutu AB (tidak terlalu besar,
tidak terlalu kecil, dan sehat) |
c) |
Salak mutu C (untuk manisan, 1kg = 25 -
30 buah) |
d) |
Salak mutu BS (busuk atau 1/2 pecah), tidak dijual. |
|
9.3. |
Pengemasan dan Pengangkutan
Tujuan pengemasan adalah untuk melindungi buah salak dari kerusakan,
mempermudah dalam penyusunan, baik dalam pengangkutan maupun
dalam gudang penyimpanan dan untuk mempermudah perhitungan.
Ada pengemasan untuk buah segar dan untuk manisan salak.
Pengemasan untuk buah segar:
a) |
alat pengemas harus berlubang |
b) |
harus kuat, agar buah salak terlindung tekanan dari
luar |
c) |
dapat diangkut dengan mudah |
d) |
ukuran pengemas harus disesuaikan dengan jumlah buah. |
Pengemasan untuk manisan salak: dikemas dalam kaleng yang ditutup
rapat yang telah dipastursasi sehingga semua mikroba seperti
jamur, ragi, bakteri dan enzim dapat mati dan tidak akan menimbulkan
proses pembusukan. Untuk manisan yang dikeringkan, umumnya dikemas
dalam plastik.
Pengangkutan merupakan mata rantai penting dalam penanganan,
penyimpanan dan distribusi buah-buahan. Syarat-syarat pengangkutan
untuk buah-buahan:
a) |
Pengangkutan harus dilakukan
dengan cepat dan tepat. |
b) |
Pengemasan dan kondisi pengangkutan yang tepat untuk
menjamin terjaganya mutu yang tinggi. |
c) |
Harapan adanya keuntungan yang cukup dengan menggunakan
fasilitas pengangkutan yang memadai. |
|
|
10. |
ANALISIS EKONOMI BUDIDAYA TANAMAN |
|
10.1. |
Analisis Usaha Budidaya
Prakiraan anilisis budidaya salak dengan luas lahan 1 ha selama
masa produksi 5 tahun di daerah Jawa Barat tahun 1999.
1) |
Biaya produksi |
|
|
1. |
Bibit
- Bibit salak 2.000 pohon/ha @ Rp 15.000,- |
Rp. 30.000.000,- |
|
2. |
Pupuk
- Pupuk kandang 20 ton @ Rp. 150.000,-
- Urea tahun ke-1, 150 kg @ Rp. 1.500,-
- Urea tahun ke-2, 150 kg
- Urea tahun ke-3, 150 kg
- Urea tahun ke-4, 100 kg
- Urea tahun ke-5, 100 kg
- TSP tahun ke-1, 150 kg @ Rp.1.800,-
- TSP tahun ke-2, 150 kg
- TSP tahun ke-3, 150 kg
- TSP tahun ke-4, 100 kg
- TSP tahun ke-5, 100 kg
- KCl tahun ke-1, 150 kg @ Rp. 1.650,-
- KCl tahun ke-2, 150 kg
- KCl tahun ke-3, 150 kg
- KCl tahun ke-4, 100 kg
- KCl tahun ke-5, 100 kg |
Rp. 3.000.000,-
Rp. 225.000,-
Rp. 225.000,-
Rp. 225.000,-
Rp. 150.000,-
Rp. 150.000,-
Rp. 270.000,-
Rp. 270.000,-
Rp. 270.000,-
Rp. 180.000,-
Rp. 180.000,-
Rp. 247.500,-
Rp. 247.500,-
Rp. 247.500,-
Rp. 165.000,-
Rp. 165.000,- |
|
3. |
Obat dan pestisida : tahun ke-1 s.d. tahun
ke-5 |
Rp. 500.000,- |
|
4. |
Peralatan |
Rp. 600.000,- |
|
5. |
Tenaga kerja
- Penanaman
- Pengolahan tanah
- Penyulaman
- Penyiangan: tahun ke-1 s.d. tahun ke-5
- Pemangkasan tahun ke-1 s.d. tahun ke-5
- Pemberantasan hama/penyakit tahun ke-1 s.d. th ke-5
- Pemupukan tahun ke-1 s.d. tahun ke-5
- Panen dan pascapanen tahun ke-2
- Panen dan pascapanen tahun ke-3
- Panen dan pascapanen tahun ke-4
- Panen dan pascapanen tahun ke-5 |
Rp. 700.000,-
Rp. 1.400.000,-
Rp. 105.000,-
Rp. 315.000,-
Rp. 210.000,-
Rp. 210.000,-
Rp. 420.000,-
Rp. 525.000,-
Rp. 700.000,-
Rp. 700.000,-
Rp. 875.000,- |
|
Jumlah biaya produksi
selama 5 tahun |
Rp. 43.477.500,- |
2) |
Pendapatan
1. Produksi tahun ke-2 rata-rata 1 kg/pohon @ Rp. 4.250,-
2. Produksi tahun ke-3 rata-rata 1,5 kg/pohon
3. Produksi tahun ke-4 rata-rata 1,5 kg/pohon
4. Produksi tahun ke-2 rata-rata 2 kg/pohon
Jumlah pendapatan selama 5 tahun |
Rp. 8.500.000,-
Rp. 12.750.000,-
Rp. 12.750.000,-
Rp. 17.000.000,-
Rp. 51.000.000,- |
3) |
Keuntungan
1. Keuntungan dalam 5 tahun
2. Keuntungan rata-rata per tahun |
Rp. 7.522.500,-
Rp. 1.504.500,- |
4) |
Parameter kelayakan usaha
1. B/C ratio |
= 1,17 |
Menurut analisis Pudji Santoso dkk (1988) dalam Bambang Sularso
menunjukan bahwa BEP usaha tani apel pada tanah sawah Rp.
33.916.000 dan untuk tanah tegal Rp. 45.034.000 dapat dicapai
pada skala minimum seluas 0,164 ha (sawah) dan 0,39 ha (tegal).
Hal ini berarti bahwa bila petani menanam apel lebih dari
skala minimum tersebut, petani telah mendapatkan keuntungan.
|
10.2. |
Analis Agroibisnis
Sebagai tanaman asli Indonesia salak mempunyai masa depan
yang cerah untuk dikembangkan baik untuk memenuhi pasaran
lokal ataupun pasaran luar negeri. Di Indonesia produksi buah
ini mengalami peningkatan yang tajam dari tahun 1983- 1987.
Bila di tahun 1983 produksinya hanya 52.014 ton dan menurun
sedikit di tahun 1984 menjadi 46.456 ton, maka tahun-tahun
berikutnya produksi buah salak melonjak dengan sangat pesat.
Produksi tahun 1987 tiga kali lipat lebih banyak dariproduksi
tahun 1983. Akan tetapi, produksi pada tahun 1988 dan tahun
1989 mengalami penurunan. Data pada tabel di bawah ini.
|
|
11. |
STANDAR PRODUKSI |
|
11.1. |
Ruang Lingkup
Standar ini meliputi syarat mutu, cara pengujian mutu, cara
pengambilan contoh dan cara pengemasan salak. |
11.2. |
Diskripsi
Salak adalah buah dari tanamn salak (Salacca adulia Reinw) dalam
keadaan cukup tua, utuh, segar dan bersih. Standar mutu salak
di Indonesia tercantum dalam Standar Nasional Indonesia SNI
01-3167-1992. |
11.3. |
Klasifikasi dan Standar Mutu
Jenis mutu salak dalam tiga ukuran, yaitu ukuran besar, sedang
dan kecil. Berdasarkan berat, masing-masing digolongkan menjadi
dua jenis mutu yaitu Mutu I dan Mutu II, ukuran besar, berat
61 gram atau lebih per buah, ukuran sedang, berat 33 –
60 gram per buah dan ukuran kecil, berat 32 gram atau kurang
per buah.
a) |
Tingkat Ketuaan: mutu I seragam
tua, mutu II tidak terlalu matang, cara uji organoleptik |
b) |
Kekerasan: mutu I keras, mutu II keras,
cara uji organoleptik |
c) |
Kerusakan Kulit Buah: mutu I kulit buah
utuh, mutu II utuh , cara uji Organoleptik |
d) |
Ukuran: mutu I seragam, mutu II seragam,
cara uji SP-SMP-310-1981 |
e) |
Busuk (bobot/bobot) : mutu I 1%, mutu II
1 %, cara uji SP-SMP-311-1981 |
f) |
Kotoran: mutu I bebas, mutu II bebas, cara
uji organoleptik |
|
11.4. |
Pengambilan Contoh
1) |
Salak Dalam Kemasan |
|
Contoh diambil secara acak dari
jumlah kemasan seperti terlihat d bawah ini. Dari setiap
kemasan diambil contoh sebanyak 2 kg dari bagian atas,tengah
dan bawah. Contoh tersebut diacak bertingkat (stratified
random sampling) sampai diperoleh minimum 2 kg untuk
dianalisa.
|
|
- Jumlah kemasan dalam partai (lot): s/d100, contoh
yang diambil 5.
- Jumlah kemasan dalam partai (lot): 101-300 contoh
yang diambil 7.
- Jumlah kemasan dalam partai (lot): 301-500 contoh
yang diambil 9.
- Jumlah kemasan dalam partai (lot): 501-1000 contoh
yang diambil 10.
- Jumlah kemasan dalam partai (lot) >1000 contoh
yang diambil min 15.
|
2) |
Salak dalam Curah (in bulk) |
|
Contoh diambil secara acak sesuai dengqan jumlah berat
total seperti terlihat di bawah ini. Contoh-contoh tersebut
yang diambil bagian atas, tengah, bawah serta berbagai
sudut dicampur, kemudian diacak bertingkat (stratified
random sampling) sampai diperoleh minimum 2 kg untuk dianalisa. |
|
- Jumlah berat lot (kg): < 200, contoh yang diambil
<10.
- Jumlah berat lot (kg): 201–500, contoh yang
diambil 20.
- Jumlah berat lot (kg): 501–1000, contoh yang
diambil 30.
- Jumlah berat lot (kg): 1.001–5.000, contoh
yang diambil 60.
- Jumlah berat lot (kg): > 5.000, contoh yang
diambil min. 100.
|
|
11.5 |
Pengemasan
Salak dikemas dalam besek, keranjang bambu, peti kayu ataupun
kemasan lain yang sesuai dengan berat bersih maksimum 40 kg.
Daun kering, kertas atau bahan lain dapat dipakai sebagai penyekat.
Isi dari kemasan tidak melebihi tutupnya.
Dibagian luar keranjang/kemasan diberi label yang bertuliskan
antara lain :
a) |
Nama barang |
b) |
Jenis mutu |
c) |
Nama/kode perusahaan/eksportir |
d) |
Golongan ukuran |
e) |
Berat bersih |
f) |
Produksi Indonesia |
g) |
Negara/tempat tujuan |
h) |
Daerah asal |
|
|
12. |
DAFTAR PUSTAKA |
|
1. |
Balai Informasi Pertanian. (1992). Budidaya Tanaman
Salak. LIPTAN Lembar Informasi Pertanian. Palangkaraya-Kalimantan
Tengah. Nopember. |
2. |
Balai Informasi Pertanian (1994-1995). Pembibitan Tanaman
Salak. LIPTAN. Lembar Informasi Pertanian. Sumatera Barat. |
3. |
Departemen Pertanian. (1995). Salak Pondoh. Proyek Informasi
Pertanian. Daerah Istimewa Yogyakarta. |
4. |
Sunarjono, Hendro. (1998).
Prospek Berkebun Buah. Jakarta, Penebar Swadaya.
|
5. |
Tim Penulis Penebar Swadaya. (1998). 18 Varietas Salak: Budidaya,
Prospek Bisnis, Pemasaran. Jakarta, Penebar Swadaya. |
|