I.
PENDAHULUAN
Salah satu faktor yang mempengaruhi
produksi mangga (Mangifera indica) adalah organisme pengganggu tumbuhan (OPT),
baik berupa hama, penyakit gulma.
Kehilangan hasil panen akibat
serangan OPT, khususnya penyakit cukup bererti secara ekonomi, seperti lalat
buah, penggerek buah, penggerek cabang, dan wereng mangga.
Guna meningkatkan mutu produksi,
produktivitas dan mencegah kehilangan hasil, akibat serangan OPT khususnya oleh
hama tanaman mangga, diperlukan informasi mengenai jenis-jenis OPT hama utama, bioekologi,
gejala serangan dan pengendaliannya.
II.
PENYAKIT UTAMA TANAMAN MANGGA DAN
PENGENDALIANNYA
a.
Antranosa (Antharacnose) : Colletotrichum gloeosporioides (Penz)
Sacc.
Morfologi dan Daur Penyakit
Patogen mempunyai hifa bersepta,
warna hialin yang kemudian berubah menjadi gelap. Aservulus banyak berbentuk
pada bagian tanaman sakit kecuali pada buah. Konidium berbentuk jorong atau
bulat telur dengan bagian ujung membulat, tidak bersepta dengan warna hialin.
Patogen dapat bertahan pada
ranting-ranting sakit di pohon atau pada daun-daun sakit di pohon atau
permukaan tanah. Pada cuaca lembab dan berkabut pathogen membentuk spora
(konidium). Spora keluar dari aservulus seperti lendir berwarna merah jambu,
dan spora tersebut disebarkan oleh percikan air hujan dan oleh serangga.
Infeksi pada buah dapat terjadi melalui inti sel pada buah yang matang dan
pori-pori pada buah yang masih hijau.
Keadaan cuaca yang sangat lembab
sangat cocok untuk pembentukan spora dan sangat cocok untuk pembentukan spora
dan terjadinya infeksi. Pathogen tidak tumbuh pada kelembaban kurang dari 95°C
.
Tingkat ketahanan tanaman terhadap
penyakit dipengaruhi oleh jenis mangga dan bagian tanaman yang terserang.
Bagian tanaman yang pertumbuhannya cepat lebih rentan terhadap pathogen
tersebut.
Gejala Serangan
pada daun terjadi bercak-bercak tidak
teratur dengan ukuran kurang dari 5 mm, kecuali bila terjadi penyatuan
bercak-bercak tersebut. Pusat bercak sering pecah sehingga menyebabkan bercak
sering berlubang. Daun yang sakit mongering dan gugur. Serangan pada tangkai
daun dapat menyebabkan daun layu dan rontok. Pada batang muda bercak-bercak
berwarna kelabu yang bisa berkembang dan menggelangi batang yang dapat
menyebabkan matinya bagian yang terserang.
Pada bagian bunga terjadi
bintik-bintik kecil berwarna hitam terutama pada cuaca lembab, dan dapat
menyebabkan rontok sebagian atau seluruh kuncup bunga.
Buah mangga juga dapat terinfeksi,
pada buah-buah yang matang terlihat gejala yang khas yaitu bercak-bercak hitam
pada bagian kulit, yang sedikit demi sedikit melekuk dan bersatu dan daging
buah membusuk.
Tanaman inang lain
Bawang merah, bawang putih, jambu
mete, srikaya, sirsak, the, papaya, tapak dara, jeruk, beras tumpah, bisbul,
kesemek, kelapa sawit, lokut, kastuba, manggis, karet, leci, pala, alpokat,
jambu biji, kecipir, krandang (Pueraria sp.,),
delima, pear, kakao, dan anggrek.
Pengendalian
Cara kulkur teknis
-
Tidak
mengusahakan mangga secara komersial di daerah basah/lembab
-
Pemeliharaan
tanaman sebaik-baiknya
-
Jarak
tanam di persemaian tidak terlalu rapat
-
Sanitasi
ranting yang mati, setelah masa panenan
-
Penanaman
kultivar tahan
Cara kimiawi
Aplikasi fugsida dilakukan apabila :
-
Daun
mengalami malformasi dan terjadi gugur daun
-
Gejala
terjadi pada malai bunga dan kondisi lingkungan menguntungkan bagi perkembangan
penyakit
-
Hujan
turun secara terus-menerus selama 1-2 hari, sehingga kelembaban menjadi tinggi
-
Pencelupan
buah dengan air panas (55°CC) atau air panas ditambah fungsida benomil (500
ppm) diabendasol (90 ppm) selama 5 menit sebelum pengepakan.
b.
Penyakit Kulit Diplodia/Stem Rot
Cendawan Botryodiplodia theobromae Pat.
(sinonim Diplodia mangiferae Koord)
Morfologi dan Daun
Penyakit
Cendawan membentuk piknidium dengan konidium membentuk jorok,
bersel 1, hialin pada waktu muda dan kemudian setelah dewasa konidium bersel 2,
dan berwarna gelap. Pathogen dapat mempertahankan diri pada ranting-ranting dan
kulit cabang yang terinfeksi.
Penyinaran matahari secar penuh dan mendadak pada pankal
cabang dan batang lain akibat pemangkasan yang terlalu berat, dapat mendorong
perkembangan pathogen. Pemetikan buah pada keadaan cuaca lembah dan adanya
pelukaan dapat mendorong terjadinya infeksi pada buah yang dipanen,
Gejala Serangan
Pada bagian tanaman yang terserang yaitu batang atau cabang
yang terserang yaitu batang atau cabang, mengeluarkan blendok, kulit berwarna
gelap, kemudian mongering dan agak mengendap dan selanjutnya pecah dan
mengelupas sebagai kepingan. Bagian sakit menjadi luka yang terbuka (kanker).
Cabang yang terkena serangan berat bisa mati. Penyakit ini biasanya muncul pada
pangkal batang dan cabang-cabang yang mendadak menerima sinar matahari penuh
antara lain ksrens pemangkasan terlalu berat. Pathogen ini dapat menyebabkan
matinya ujung tanaman (dieback) pada ranting tanaman, juga dapat menyebabkan
busuk lunak pada buah.
Tanaman Inang Lain
Cara kultur teknis
-
Menghindari
pemangkasan tanaman terlalu berat
-
Sanitasi
terhadap sisa-sisa tanaman yang dapat menjadi sumber inokulum
Cara kimiawi
-
Pengapuran
pangkal batang
-
Menutup
bagian tanaman yang luka pada waktu pemangkasan dengan karbolium planetarium
-
Penggunaan
fungsida yang efektif bila dijumpai gejala serangan
c.
Bercak Daun Kelabu : pestalotiopsis mangiferae (Henn.) stey.
Morfologi dan Daur
Penyakit
Konidium cendawan berbentuk kumparan, dan berdinding tebal.
Konidium berwarna kecoklatan, dengan sel pangkal dan sel ujung hialin. Sel
ujung mempunyai 3 seta (ekor).
Gejala Serangan
Pada daun-daun tua terjadi bercak-bercak yang bentuknya tidak
teratur, berwarna kelabu keputih-putihan, dengan panjang bercap beberapa mm.
bercak-bercak dapat bersatu membentuk bercak yang lebih besar yang dapat
mencapai beberapa cm. Bercak biasanya dibatasi oleh tepi yang berwarna gelap.
Pada bercak tua pada bagian yang berwarna kelabu, terdapat titik-titik hitsm
yang terdiri dari tubuh buah pathogen. Seringkali bagian ini pecah dan
menimbulkan lubang.
Pengendalian
Cara kultur teknis
-
Pemeliharaan
tanaman secara baik
-
Sanitasi
terhadap sisa-sisa tanaman yang dapat menjadi sumber inokulum
Cara kimiawi
-
Penggunaan
fungisida yang efektif bila dijumpai serangan
|