![]()
I. SYARAT PERTUMBUHAN UBI JALAR
Tanaman ubi jalar dapat tumbuh dengan baik dan
produksinya optimal pada daerah yang cocok dengan pertumbuhannya. Ubi jalar tumbuh dengan baik pada tempat
tumbuh dengan syarat sebagai berikut :
1.1. Iklim
a) Tanaman ubi jalar membutuhkan hawa panas dan
udara yang lembab. Daerah yang paling ideal untuk budidaya ubi jalar adalah
daerah yang bersuhu 21-27 °C.
b) Daerah yang mendapat sinar matahari 11-12 jam/hari
merupakan daerah yang disukai. Pertumbuhan dan produksi yang optimal untuk
usaha tani ubi jalar tercapai pada musim kering (kemarau). Di tanah yang kering
(tegalan) waktu tanam yang baik untuk tanaman ubi jalar yaitu pada waktu musim
hujan, sedang pada tanah sawah waktu tanam yang baik yaitu sesudah tanaman padi
dipanen.
c) Tanaman ubi jalar dapat ditanam di daerah
dengan curah hujan 500-5000 mm/tahun, optimalnya antara 750-1500 mm/tahun.
1.2. Media
Tanam
a) Hampir setiap jenis tanah pertanian cocok
untuk membudidayakan ubi jalar. Jenis tanah yang paling baik adalah pasir
berlempung, gembur, banyak mengandung bahan organik, aerasi serta drainasenya
baik. Penanaman ubi jalar pada tanah kering dan pecah-pecah sering menyebabkan
ubi jalar mudah terserang hama penggerek (Cylas
sp.). Sebaliknya, bila ditanam pada tanah yang mudah becek atau berdrainase
yang jelek, dapat menyebabkan pertumbuhan tanaman ubi jalar kerdil, ubi mudah
busuk, kadar serat tinggi, dan bentuk ubi benjol.
b) Derajat keasaman tanah (pH) adalah 5,5-7,5.
Sewaktu muda memerlukan kelembaban tanah yang cukup.
c) Ubi jalar cocok ditanam di lahan tegalan atau
sawah bekas tanaman padi, terutama pada musim kemarau. Pada waktu muda tanaman
membutuhkan tanah yang cukup lembab. Oleh karena itu, untuk penanaman di musim
kemarau harus tersedia air yang memadai.
1.3. Ketinggian Tempat
Tanaman ubi jalar membutuhkan hawa panas dan
udara yang lembab. Tanaman ubi jalar juga dapat beradaptasi luas terhadap
lingkungan tumbuh karena daerah penyebaran terletak pada 300° LU dan 300° LS. Di Indonesia yang beriklim tropik, tanaman ubi jalar cocok ditanam di
dataran rendah hingga ketinggian 500 m dpl. Di dataran tinggi dengan ketinggian
1.000 m dpl, ubi jalar masih dapat tumbuh dengan baik, tetapi umur panen
menjadi panjang dan hasilnya rendah.
II. BUDIDAYA
UBI JALAR
2.1. Pembibitan
Tanaman ubi jalar dapat diperbanyak
secara generatif dengan biji dan secara vegetatif berupa stek batang atau stek
pucuk. Perbanyakan tanaman secara generatif hanya dilakukan pada skala
penelitian untuk menghasilkan varietas baru.
1) Persyaratan Bibit
Teknik perbanyakan tanaman ubi jalar yang sering dipraktekan
adalah dengan stek batang atau stek pucuk. Bahan tanaman (bibit) berupa stek
pucuk atau stek batang harus memenuhi syarat sebagai berikut:
a) Bibit berasal dari
varietas atau klon unggul.
b) Bahan tanaman berumur 2 bulan atau lebih.
c) Pertumbuhan tanaman yang
akan diambil steknya dalam keadaan sehat, normal, dan tidak terlalu subur.
d) Ukuran panjang stek batang
atau stek pucuk antara 20-25 cm, ruas-ruasnya rapat dan buku-bukunya tidak
berakar.
e) Mengalami
masa penyimpanan di tempat yang teduh selama 1-7 hari.
Bahan tanaman (stek) dapat berasal dari
tanaman produksi dan dari tunas-tunas ubi yang secara khusus disemai atau
melalui proses penunasan. Perbanyakan tanaman dengan stek batang atau stek
pucuk secara terus-menerus mempunyai kecenderungan penurunan hasil pada
generasi-generasi berikutnya. Oleh karena itu, setelah 3-5 generasi perbanyakan
harus diperbaharui dengan cara menanam atau menunaskan umbi untuk bahan
perbanyakan.
2) Penyiapan
Bibit
Tata cara penyiapan bahan tanaman (bibit) ubi
jalar dari tanaman produksi adalah sebagai berikut:
a) Pilih
tanaman ubi jalar yang sudah berumur 2 bulan atau lebih, keadaan pertumbuhannya
sehat dan normal.
b) Potong
batang tanaman untuk dijadikan stek batang atau stek pucuk sepanjang 20-25 cm
dengan menggunakan pisau yang tajam, dan dilakukan pada pagi hari.
c) Kumpulkan
stek pada suatu tempat, kemudian buang sebagian daun-daunnya untuk mengurangi
penguapan yang berlebihan.
d) Ikat
bahan tanaman (bibit) rata-rata 100 stek/ikatan, lalu simpan di tempat yang
teduh selama 1-7 hari dengan tidak bertumpuk.
Bibit untuk tanaman ubi jalar ada dari umbi/tunas dan
stek. Ada berbagai jenis atau varietas
ubi jalar yang bisa ditanam baik warna putih, kuning, merah atau varietas warna
ungu. Namun melihat peluang pasar yang
cukup tinggi maka untuk saat ini dikembangkan adalah varietas warna putih.
2.2. Pengolahan Lahan
1) Persiapan
Penyiapan lahan bagi ubi jalar sebaiknya
dilakukan pada saat tanah tidak terlalu basah atau tidak terlalu kering agar
strukturnya tidak rusak, lengket, atau keras.
Penyiapan lahan dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
a) Tanah diolah terlebih dahulu hingga gembur,
kemudian dibiarkan selama 1 minggu.
Tahap berikutnya, tanah dibentuk guludan-guludan.
b) Tanah langsung diolah bersamaaan dengan
pembuatan guludan-guludan.
![]()
Gambar 1. Pengolahan tanah
2) Pembentukan Bedengan
Jika tanah yang akan ditanami ubi jalar adalah tanah sawah maka
pertama-tama jerami dibabat, lalu dibuat tumpukan selebar 60-100 cm. Kalau
tanah yang dipergunakan adalah tanah tegalan maka bedengan dibuat dengan jarak
1 meter.
Apabila penanaman dilakukan pada tanah-tanah yang miring, maka
pada musim hujan bedengan sebaiknya dibuat membujur sesuai dengan miringnya
tanah. Ukuran guludan disesuaikan dengan
keadaan tanah. Pada tanah yang ringan (pasir mengandung liat) ukuran guludan
adalah lebar bawah 60 cm, tinggi 30-40 cm, dan jarak antar guludan 70-100 cm.
Pada tanah pasir ukuran guludan adalah lebar bawah 40 cm, tinggi 25-30 cm, dan
jarak antar guludan 70-100 cm. Arah guludan sebaiknya memanjang Utara-Selatan,
dan ukuran panjang guludan disesuaikan dengan keadaan lahan.
2.3. Penanaman
Cara penanaman ubi jalar pada umumnya di
lakukan dengan memperhatikan beberapa hal, diantaranya :
1) Penentuan
Pola Tanam
Sistem tanam ubi jalar dapat dilakukan secara
tunggal (monokultur) dan tumpang sari dengan kacang tanah.
a) Sistem Monokultur
1. Buat
larikan-larikan dangkal arah memanjang di sepanjang puncak guludan dengan
cangkul sedalam 10 cm, atau buat lubang dengan tugal, jarak antar lubang 25-30
cm.
2. Buat
larikan atau lubang tugal sejauh 7-10 cm di kiri dan kanan lubang tanam untuk
tempat pupuk.
3. Tanamkan
bibit ubi jalar ke dalam lubang atau larikan hingga dangkal batang (setek)
terbenam tanah 1/2-2/3 bagian, kemudian padatkan tanah dekat pangkal setek
(bibit).
4. Masukkan
pupuk dasar berupa urea 1/3 bagian ditambah TSP seluruh bagian ditambah KCl 1/3
bagian dari dosis anjuran ke dalam lubang atau larikan, kemudian ditutup dengan
tanah tipis-tipis. Dosis pupuk yang dianjurkan adalah 45-90 kg N/ha (100-200 kg
Urea/ha) ditambah 25 kg P2O5/ha (50 kg TSP/ha) ditambah 50 kg K2O/ha (100 kg
KCl/ha). Pada saat tanam diberikan pupuk urea 34-67 kg ditambah TSP 50 kg
ditambah KCl 34 kg per hektar. Tanaman ubi jalar amat tanggap terhadap
pemberian pupuk N (urea) dan K (KCl).
b) Sistem Tumpang Sari
Tujuan sistem tumpang sari antara lain untuk
meningkatkan produksi dan pendapatan per satuan luas lahan. Jenis tanaman yang
serasi ditumpangsarikan dengan ubi jalar adalah kacang tanah. Tata cara
penanaman sistem tumpang sari prinsipnya sama dengan sistem monokultur, hanya
di antara barisan tanaman ubi jalar atau di sisi guludan ditanami kacang tanah.
Jarak tanam ubi jalar 100 cm x 25-30 cm, dan
jarak tanam kacang tanah 30 x 10 cm.
2) Cara
Penanaman
Bibit yang telah disediakan dibawa ke kebun
dan ditaruh di atas bedengan. Bibit dibenamkan kira-kira 2/3 bagian kemudian
ditimbun dengan tanah kemudian disirami air.
Bibit sebaiknya ditanam mendatar, dan semua
pucuk diarahkan ke satu jurusan. Dalam satu alur ditanam satu batang, bagian
batang yang ada daunnya tersembul di atas bedengan.
Pada tiap bedengan ditanam 2 deretan dengan
jarak kira-kira 30 cm. Untuk areal seluas 1 ha dibutuhkan bibit stek kurang
lebih 36.000 batang. Penanaman ubi jalar di lahan kering biasanya dilakukan
pada awal musim hujan (Oktober), atau awal musim kemarau (Maret) bila keadaan
cuaca normal. Dilahan sawah, waktu tanam yang paling tepat adalah segera
setelah padi rendengan atau padi gadu, yakni pada awal musim kemarau.
![]()
2.4. Pemeliharaan
1) Penyulaman
Penyulaman dilakukan dengan mengganti bibit
yang mati atau tumbuh abnormal dengan bibit baru. Penyulaman sebaiknya
dilakukan pada pagi atau sore hari, pada saat sinar matahari tidak terlalu
terik dan suhu udara tidak terlalu panas. Bibit (setek) untuk penyulaman
sebelumnya dipersiapkan atau ditanam ditempat yang teduh.
2)
Penyiangan dan pembumbunan
Pada sistem tanam tanpa mulsa jerami, lahan
penanaman ubi jalar biasanya mudah ditumbuhi rumput liar (gulma). Gulma
merupakan pesaing tanaman ubi jalar, terutama dalam pemenuhan kebutuhan akan
air, unsur hara, dan sinar matahaari. Oleh karena itu, gulma harus segera
disiangi. Bersama-sama kegiatan penyiangan dilakukan pembumbunan, yaitu
menggemburkan tanah guludan, kemudian ditimbunkan pada guludan tersebut.
3) Pengairan dan penyiraman
Meskipun tanaman ubi jalar tahan terhadap kekeringan, fase awal
pertumbuhan memerlukan ketersediaan air tanah yang memadai. Seusai tanam, tanah
atau guludan tempat pertanaman ubi jalar harus diairi, selama 15-30 menit hingga tanah cukup basah, kemudian airnya
dialirkan keseluruh pembuangan. Pengairan berikutnya masih diperlukan secara
kontinu hingga tanaman ubi jalar berumur 1-2 bulan. Pada periode pembentukan
dan perkembangan ubi, yaitu umur 2-3 minggu sebelum panen, pengairan dikurangi
atau dihentikan.
4) Pengendalian hama dan penyakit
A.
Pengendalian
hama
a) Penggerek batang ubi jalar
Stadium hama yang merusak tanaman ubi jalar adalah larva (ulat).
Cirinya adalah membuat lubang kecil memanjang (korek) pada batang hingga ke
bagian ubi. Di dalam lubang tersebut dapat ditemukan larva (ulat). Gejala :
terjadi pembengkakan batang, beberapa bagian batang mudah patah, daun-daun
menjadi layu, dan akhirnya cabang-cabang tanaman akan mati. Pengendalian :
(1) rotasi tanaman untuk memutus daur atau siklus hama; (2) pengamatan tanaman
pada stadium umur muda terhadap gejala serangan hama: bila serangan hama >5
%, perlu dilakukan pengendalian secara kimiawi; (3) pemotongan dan pemusnahan
bagian tanaman yang terserang berat; (4) penyemprotan insektisida yang mangkus
dan sangkil, seperti Curacron 500 EC atau Matador 25 dengan konsentrasi yang
dianjurkan.
b) Hama Boleng atau Lanas
Serangga dewasa hama ini (Cylas
formicarius Fabr.) berupa kumbang kecil yang bagian sayap dan moncongnya
berwarna biru, namun toraknya berwarna merah.
Kumbang betina dewasa hidup pada permukaan daun sambil meletakkan telur
di tempat yang terlindung (ternaungi). Telur menetas menjadi larva (ulat),
selanjutnya ulat akan membuat gerekan (lubang kecil) pada batang atau ubi yang
terdapat di permukaan tanah terbuka.
Gejala: terdapat
lubang-lubang kecil bekas gerekan yang tertutup oleh kotoran berwarna hijau dan
berbau menyengat. Hama ini biasanya menyerang tanaman ubi jalar yang sudah
berubi. Bila hama terbawa oleh ubi ke gudang penyimpanan, sering merusak ubi hingga
menurunkan kuantitas dan kualitas produksi secara nyata.
Pengendalian: (1) pergiliran
atau rotasi tanaman dengan jenis tanaman yang tidak sefamili dengan ubi jalar,
misalnya padi-ubi jalar-padi; (2) pembumbunan atau penimbunan guludan untuk
menutup ubi yang terbuka; (3) pengambilan dan pemusnahan ubi yang terserang
hama cukup berat; (4) pengamatan/monitoring hama di pertanaman ubi jalar secara
periodik: bila ditemukan tingkat serangan > 5 %, segera dilakukan tindakan
pengendalian hama secara
kimiawi; (5) penyemprotan insektisida yang mangkus dan sangkil, seperti Decis
2,5 EC atau Monitor 200 LC dengan konsentrasi dianjurkan; (6) penanaman jenis
ubi jalar yang berkulit tebal dan bergetah banyak; (7) pemanenan tidak
terlambat untuk mengurangi tingkat kerusakan yang lebih berat.
c) Tikus
(Rattus rattus sp)
Hama tikus biasanya menyerang tanaman ubi
jalar yang berumur cukup tua atau sudah pada stadium membentuk ubi. Hama Ini
menyerang ubi dengan cara mengerat dan memakan daging ubi hingga menjadi rusak
secara tidak beraturan.
Bekas
gigitan tikus menyebabkan infeksi pada ubi dan kadang-kadang diikuti
dengan
gejala pembusukan ubi. Pengendalian: (1) sistem gropyokan untuk
menangkap
tikus dan langsung dibunuh; (2) penyiangan dilakukan sebaik
mungkin
agar tidak banyak sarang tikus disekitar ubi jalar; (3) pemasangan umpan
beracun, seperti Ramortal atau Klerat.
B.
Pengendalian penyakit
a) Kudis
atau Scab
Penyebab: cendawan Elsinoe batatas. Gejala: adanya benjolan pada tangkai
sereta urat daun, dan daun-daun berkerut seperti kerupuk. Tingkat serangan yang
berat menyebabkan daun tidak produktif dalam melakukan fotosintesis sehingga
hasil ubi menurun bahkan tidak menghasilkan sama sekali. Pengendalian:
(1) pergiliran/rotasi tanaman untuk memutus siklus hidup penyakit; (2)
penanaman ubi jalar bervarietas tahan penyakit kudis, seperti daya dan gedang;
(3) kultur teknik budi daya secara intensif; (4) penggunaan bahan tanaman
(bibit) yang sehat.
b) Layu
fusarium
Penyebab : jamur Fusarium oxysporum f. batatas. Gejala
: tanaman tampak lemas, urat daun menguning, layu, dan akhirnya mati.
Cendawan fusarium dapat bertahan selama beberapa tahun dalam tanah. Penularan
penyakit dapat terjadi melalui tanah, udara, air, dan terbawa oleh bibit. Pengendalian:
(1) penggunaan bibit yang sehat (bebas penyakit); (2) pergiliran /rotasi
tanaman yang serasi di suatu daerah dengan tanaman yang bukan famili; (3)
penanaman jenis atau varietas ubi jalar yang tahan terhadap penyakit Fusarium.
c) Virus
Beberapa jenis virus yang ditemukan menyerang
tanaman ubi jalar adalah Internal Cork, Chlorotic Leaf Spot, Yellow Dwarf. Gejala:
pertumbuhan batang dan daun tidak normal, ukuran tanaman kecil dengan tata
letak daun bergerombol di bagian puncak, dan warna daun klorosis atau hijau
kekuning-kuningan. Pada
tingkat serangan yang berat, tanaman ubi jalar tidak menghasilkan. Pengendalian:
(1) penggunaan bibit yang sehat dan bebas virus; (2) pergiliran/rotasi tanaman
selama beberapa tahun, terutama di daerah basis (endemis) virus; (3)
pembongkaran/eradikasi tanaman untuk dimusnahkan.
2.5. Panen
Tanaman ubi jalar dapat dipanen bila
ubi-ubinya sudah tua (matang fisiologis). Ciri fisik ubi jalar matang, antara
lain: bila kandungan tepungnya sudah maksimum, ditandai dengan kadar serat yang
rendah dan bila direbus (dikukus) rasanya enak serta tidak berair.
Penentuan waktu panen ubi jalar didasarkan
atas umur tanaman. Jenis atau varietas ubi jalar berumur pendek (genjah)
dipanen pada umur 3-3,5 bulan, sedangkan varietas berumur panjang (dalam)
sewaktu berumur 4,5-5 bulan.
Panen ubi jalar yang ideal dimulai pada umur
3 bulan, dengan penundaan paling lambat sampai umur 4 bulan. Panen pada umur
lebih dari 4 bulan, selain resiko serangan hama boleng cukup tinggi, juga tidak
akan memberikan kenaikan hasil ubi.
Adapun
tata cara panen ubi jalar dilakukan melalui tahapan sebagai berikut:
a) Tentukan
pertanaman ubi jalar yang telah siap dipanen.
b) Potong
(pangkas) batang ubi jalar dengan menggunakan parang atau sabit, kemudian
batang-batangnya disingkirkan ke luar petakan sambil dikumpulkan.
c) Galilah
guludan dengan cangkul hingga terkuak ubi-ubinya.
d) Ambil
dan kumpulkan ubi jalar di suatu tempat pengumpulan hasil.
e) Bersihkan
ubi dari tanah atau kotoran dan akar yang masih menempel.
f) Lakukan
seleksi dan sortasi ubi berdasarkan ukuran besar dan kecil ubi secara terpisah
dan warna kulit ubi yang seragam. Pisahkan ubi utuh dari ubi terluka ataupun
terserang oleh hama atau penyakit.
g) Masukkan
ke dalam wadah atau karung goni, lalu angkut ke tempat penampungan (pengumpulan)
hasil.
|
Written by penyuluhmuda1 | |
Wednesday, 18 January 2012 |