![]()
Kedelai merupakan tanaman
pangan berupa semak yang tumbuh tegak. Kedelai jenis liar Glycine ururiencis, merupakan kedelai yang
menurunkan berbagai kedelai yang kita kenal sekarang (Glycine max (L)
Merril). Tanaman
ini berasal dari daerah Manshukuo (Cina Utara). Di Indonesia, kedelai
dibudidayakan mulai abad ke-17 sebagai sumber bahan makanan dan pakan ternak.
Kedelai yang tumbuh secara liar
di Asia Tenggara meliputi sekitar 40 jenis. Penyebaran geografis dari kedelai
mempengaruhi jenis tipenya. Terdapat 4 (empat) tipe kedelai, yaitu tipe
Mansyuria, jepang, India, dan Cina.
Dasar-dasar penentuan varietas
kedelai adalah menurut umur, warna biji,
dan tipe batang. Varietas kedelai yang dianjurkan yaitu: Otan,
No. 27, No. 29, Ringgit 317, Sumbing 452, Merapi 520, Shakti 945, Davros,
Economic Garden, Taichung 1290, TKG 1291, Clark 1293, Orba 1343, Galunggung,
Lokon, Guntur, Wilis, Dempo, Kerinci, Raung, Merbabu, Muria dan Tidar.
II. SENTRA PENANAMAN
Di Indonesia, saat ini kedelai
banyak ditanam di dataran rendah yang tidak banyak mengandung air, seperti di
pesisir Utara Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Sulawesi Utara (Gorontalo),
Lampung, Sumatera Selatan, dan Bali.
III. SYARAT PERTUMBUHAN
3.1. Iklim
a.
Tanaman
kedelai sebagian besar tumbuh di daerah yang beriklim tropis dan subtropis.
Iklim kering lebih disukai tanaman kedelai dibandingkan iklim lembab.
b.
Tanaman
kedelai dapat tumbuh baik di daerah yang memiliki curah hujan sekitar 100-400
mm/bulan. Sedangkan
untuk mendapatkan hasil optimal, tanaman kedelai membutuhkan curah hujan antara
100-200 mm/bulan.
c.
Suhu yang dikehendaki tanaman kedelai antara 21-34 °C, dengan suhu
optimum bagi pertumbuhan tanaman kedelai berkisar 23-27 °C. Untuk proses
perkecambahan benih kedelai, diperlukan suhu sekitar 30 °C.
d.
Saat panen yang jatuh pada musim kemarau akan lebih baik dari pada
musim hujan, karena berpengaruh terhadap waktu pemasakan biji dan pengeringan
hasil.
3.2. Media
Tanam
a.
Pada
dasarnya, kedelai menghendaki kondisi tanah yang tidak terlalu basah, tetapi
air tetap tersedia. Jagung merupakan tanaman indikator yang baik bagi kedelai.
Tanah yang baik ditanami jagung, baik pula ditanami kedelai.
b.
Kedelai
tidak menuntut struktur tanah yang khusus sebagai suatu persyaratan tumbuh.
Bahkan pada kondisi lahan yang kurang subur dan agak asam pun kedelai dapat
tumbuh dengan baik, asal tidak tergenang air yang dapat menyebabkan busuknya
akar. Kedelai dapat tumbuh baik pada berbagai jenis tanah, asalkan drainase dan
aerasi tanah cukup baik.
c.
Jenis tanah yang cocok yaitu alluvial, regosol, grumosol, latosol dan
andosol. Pada tanah-tanah podsolik merah kuning dan tanah yang mengandung
banyak pasir kwarsa, pertumbuhan kedelai kurang baik, kecuali bila diberi
tambahan pupuk organik atau kompos dalam jumlah cukup.
d.
Tanah yang baru pertama kali ditanami kedelai, sebelumnya perlu diberi
bakteri Rhizobium, kecuali tanah yang sudah pernah ditanami Vigna sinensis (kacang panjang). Kedelai yang ditanam pada
tanah berkapur atau bekas ditanami padi akan lebih baik hasilnya, sebab tekstur
tanahnya masih baik dan tidak perlu diberi pemupukan awal.
e.
Kedelai juga membutuhkan tanah yang kaya akan humus atau bahan organik.
Bahan organik yang cukup dalam tanah akan memperbaiki daya olah dan juga
merupakan sumber makanan bagi jasad renik, yang akhirnya akan membebaskan unsur
hara untuk pertumbuhan tanaman.
f.
Tanah berpasir dapat ditanami kedelai, asalkan air dan hara tanaman
untuk pertumbuhannya cukup. Tanah yang mengandung liat tinggi, sebaiknya dilakukan
perbaikan drainase dan aerasi sehingga tanaman tidak kekurangan oksigen dan
tidak tergenang air sewaktu hujan besar. Untuk memperbaiki aerasi perlu
ditambahkan bahan organik.
g.
Toleransi keasaman tanah sebagai syarat tumbuh bagi kedelai adalah pH
5,8-7,0, akan tetapi pada pH 4,5 pun kedelai masih dapat tumbuh. Pada pH kurang
dari 5,5 pertumbuhannya sangat terlambat karena mengalami keracunan aluminium.
Pertumbuhan bakteri bintil dan proses nitrifikasi (proses oksidasi amoniak
menjadi nitrit atau proses pembusukan) akan berjalan kurang baik.
h.
Dalam pembudidayaan tanaman kedelai, sebaiknya dipilih lokasi yang
topografi tanahnya datar, sehingga tidak perlu dibuat teras-teras dan tanggul.
3.3. Ketinggian Tempat
Varietas kedelai berbiji kecil sangat cocok ditanam di
lahan dengan ketinggian 0 - 300 m dpl. Sedangkan varietasi kedelai berbiji
besar cocok ditanam di lahan dengan ketinggian 300-500 m dpl. Kedelai biasanya
akan tumbuh baik pada ketinggian tidak lebih dari 500 m dpl.
IV. PEDOMAN BUDIDAYA
4.1. Pemilihan
Benih
Untuk mendapatkan hasil panen
yang baik, maka benih yang digunakan harus yang berkualitas baik, artinya benih
mempunyai daya tumbuh yang tinggi dan seragam, tidak tercemar dengan
varietas-varietas lainnya, bersih dari kotoran, dan tidak terinfeksi dengan
hama penyakit. Benih yang ditanam juga harus merupakan varietas unggul yang
berproduksi tinggi, berumur genjah/pendek dan tahan terhadap serangan hama
penyakit.
Beberapa varietas unggul
kedelai adalah: Ainggit (137), Clark 63, Davros, Economic Garden, Galunggung,
Guntur, Lakon, Limpo Batang, Merbabu, No.27, No.29, No.452, Orba, Peter, Raung,
Rinjani, Shakti, Taichung, Tambora, Tidar, TK 5, dan Wilis.
Pada tanah yang belum pernah
ditanami kedelai, sebelum benih ditanam harus dicampur dengan legin, yaitu suatu
inokulum buatan dari bakteri atau kapang yang ditempatkan di media biakan,
tanah, kompos untuk memulai aktivitas biologi Rhizobium japonicum. Pada tanah yang sudah sering ditanam dengan
kedelai atau kacang-kacangan lain, berarti sudah mengandung bakteri tersebut.
Bakteri ini akan hidup di dalam bintil akar dan bermanfaat sebagai pengikat
unsur N dari udara.
Cara pemberian legin yaitu : (1) sebanyak 5-10 gram legin dibasahi dengan air sekitar 10 cc, (2) legin dicampur dengan 1 kg benih dan dikocok hingga merata (agar seluruh kulit benih terbungkus dengan inokulum), (3) setelah diinokulasi, benih dibiarkan sekitar 15 menit, baru ditanam. Dapat juga benih diangin-anginkan terlebih dahulu sebelum ditanam, tetapi tidak lebih dari 6 jam.
4.2. Pengolahan
Tanah
Pengolahan
tanah dilakukan sekali hingga dua kali, tergantung kondisi tanah. Jika curah
hujan cukup tinggi, maka perlu dibuat saluran drainase setiap 4 m, sedalam 20 -
25 cm, sepanjang petakan.
Tanah dengan kemasaman kurang
dari 5,5, seperti tanah podsolik merah-kuning, harus dilakukan pengapuran untuk
mendapatkan hasil tanam yang baik. Kapur dapat diberikan dengan cara disebar di
permukaan tanah, kemudian dicampur sedalam lapisan olah tanah sekitar 15 cm.
Pengapuran dilakukan 1 bulan sebelum tanam, dengan dosis 2-3 ton/ha.
4.3. Penanaman
Jarak tanam yang biasa digunakan
adalah 30 x 20 cm, 25 x 25 cm, atau 20 x 20 cm. Jarak tanam hendaknya teratur,
agar tanaman memperoleh ruang tumbuh yang seragam dan mudah disiangi. Jarak
tanam kedelai tergantung pada tingkat kesuburan tanah dan sifat tanaman yang
bersangkutan. Lubang tanam dibuat dengan cara ditugal. Benih ditanam sebanyak 2
biji per lubang.
Pemilihan waktu tanam kedelai harus tepat, agar tanaman
yang masih muda tidak mengalami genangan atau kekeringan. Waktu tanam yang
tepat pada masing-masing daerah sangat berbeda. Sebagai
pedoman, bila ditanam di tanah tegalan, waktu tanam terbaik adalah permulaan
musim penghujan. Bila ditanam di tanah sawah, waktu tanam paling tepat adalah
menjelang akhir musim penghujan. Di lahan sawah dengan irigasi, kedelai dapat
ditanam pada awal sampai pertengahan musim kemarau.
4.4. Pemupukan
Pupuk yang diberikan untuk tanaman kedelai terdiri
dari pupuk organik dan pupuk kimia. Pupuk organic berupa pupuk kandang atau
kompos diberikan pada saat pengolahan tanah dengan dosis 2,5 - 5 ton/ha.
Sedangkan pupuk kimia yang digunakan adalah Urea dengan dosis 75 kg/ha, KCl
dengan dosis 100 kg/ha, dan SP-36 dengan dosis 100 kg/ha. Pupuk tersebut
dicampur rata dan diaplikasikan paling lambat pada saat tanaman berumur 15 hari
dengan cara dilarik di samping barisan tanaman, dengan jarak 5-7 cm dari
tanaman. Pupuk yang telah diaplikasikan harus ditutup dengan tanah.
4.5. Pemeliharaan
Tanaman
a. Penjarangan
dan Penyulaman
Kedelai mulai tumbuh kira-kira
umur 5-6 hari. Dalam kenyataannya,
tidak semua benih yang ditanam dapat tumbuh dengan baik, sehingga akan terlihat
tidak seragam. Untuk menjaga agar produksi tetap baik, benih kedelai yang tidak
tumbuh sebaiknya segera diganti dengan benih baru yang telah dicampur Legin.
Hal ini perlu dilakukan apabila jumlah benih yang tidak tumbuh mencapai lebih
dari 10 %. Waktu penyulaman yang terbaik adalah sore hari.
b. Penyiangan
dan pembumbunan
Penyiangan dilakukan sebanyak
dua kali, yaitu pada umur tanaman 15 dan 45 hari. Pada saat penyiangan yang
pertama dilakukan juga kegiatan pembumbunan. Jika areal pertanaman cukup luas,
maka penyiangan dapat dilakukan dengan herbisida, tetapi hanya untuk penyiangan
pertama. Penyiangan kedua hanya dilakukan secara mekanis.
4.6. Panen
Panen kedelai dilakukan apabila sebagian besar daun sudah
menguning, tetapi bukan karena serangan hama atau penyakit, lalu gugur, buah
mulai berubah warna dari hijau menjadi kuning kecoklatan dan retak-retak, atau
polong sudah kelihatan tua, batang berwarna kuning agak coklat dan gundul.
Panen yang terlambat akan merugikan, karena banyak buah yang sudah tua dan
kering, sehingga kulit polong retak-retak atau pecah dan biji lepas
berhamburan. Disamping itu, buah akan gugur akibat tangkai buah mengering dan
lepas dari cabangnya.
Umur kedelai dapat dipanen sekitar 75-110 hari,
tergantung pada varietas dan ketinggian tempat. Perlu diperhatikan, kedelai
yang akan digunakan sebagai bahan konsumsi dipetik pada usia 75-100 hari,
sedangkan untuk dijadikan benih dipetik pada umur 100-110 hari.
Panen kedelai dilakukan pada saat tidak hujan, agar
hasilnya dapat langsung dijemur. Adapun cara pemanenan dapat dilakukan dengan
dua cara, yaitu :
a.
Pemanenan dengan cara dicabut
Sebelum tanaman dicabut, keadaan tanah
perlu diperhatikan terlebih dulu. Pada tanah ringan dan berpasir, proses
pencabutan akan lebih mudah. Cara pencabutan yang benar ialah dengan memegang
batang poko, tangan dalam posisi tepat di bawah ranting dan cabang yang
berbuah. Pencabutan harus dilakukan dengan hati-hati sebab kedelai yang sudah
tua mudah sekali rontok bila tersentuh tangan.
b.
Pemanenan dengan cara dipotong
Alat yang biasanya digunakan untuk
memotong adalah sabit yang cukup tajam, sehingga tidak terlalu banyak
menimbulkan goncangan. Di samping itu dengan alat pemotong yang tajam,
pekerjaan bisa dilakukan dengan cepat dan jumlah buah yang rontok akibat
goncangan bisa ditekan. Pemungutan dengan cara memotong bisa meningkatkan
kesuburan tanah, karena akar dengan bintil-bintilnya yang menyimpan banyak
senyawa nitrat tidak ikut tercabut, tapi tertinggal di dalam tanah. Pada tanah
yang keras, pemungutan dengan cara mencabut sukar dilakukan, maka dengan
memotong akan lebih cepat.
4.7. Pasca Panen
a. Pengumpulan
dan Pengeringan
Setelah pemungutan selesai,
seluruh hasil panen hendaknya segera dijemur. Penjemuran bisa dilakukan di atas
tikar, anyaman bambu, atau di lantai semen selama 3 hari. Sesudah kering
sempurna dan merata, polong kedelai akan mudah pecah sehingga bijinya mudah
dikeluarkan. Agar kedelai kering sempurna, pada saat penjemuran hendaknya
dilakukan pembalikan berulang kali.
Biji kedelai yang akan digunakan
sebagai benih, dijemur secara terpisah. Biji tersebut harus dipilih dari
tanaman-tanaman yang sehat dan dipanen tersendiri, kemudian dijemur sampai
betul-betul kering dengan kadar air 10-15 %. Penjemuran benih sebaiknya
dilakukan pada pagi hari, dari pukul 10.00 hingga 12.00 siang.
b. Penyortiran dan Penggolongan
Terdapat beberapa cara untuk memisahkan biji dari
kulit polongan. Diantaranya dengan cara memukul-mukul tumpukan brangkasan
kedelai secara langsung dengan kayu atau brangkasan kedelai sebelum
dipukul-pukul dimasukkan ke dalam karung, atau dirontokkan dengan alat pemotong
padi.
Setelah
biji terpisah, brangkasan disingkirkan. Biji yang terpisah kemudian ditampi
agar terpisah dari kotoran-kotoran lainnya. Biji yang luka dan keriput
dipisahkan. Biji yang bersih ini selanjutnya dijemur kembali sampai kadar
airnya mencapai 9-11 %.
c. Penyimpanan
Sebagai
tanaman pangan, kedelai dapat disimpan dalam jangka waktu cukup lama. Caranya,
kedelai disimpan di tempat kering dalam karung. Karung-karung kedelai ini
ditumpuk pada tempat yang diberi alas kayu agar tidak langsung menyentuh tanah
atau lantai. Apabila kedelai disimpan dalam waktu lama, maka setiap 2-3 bulan
sekali harus dijemur lagi sampai kadar airnya sekitar 9-11 %.
|
Written by penyuluhmuda1 | |
Tuesday, 24 January 2012 |