1. PENGOLAHAN
TANAH |
|
Pengolahan tanah dilaksanakan
dengan menggunakan alat pertanian berupa hand Tractor minimal
2 x pembajakan untuk mempersiapkan media terbaik bagi proses
penanaman tembakau dengan menjaga kesuburan tanah. |
|
2. PENANAMAN
DAN PEMUPUKAN |
|
Empat puluh lima hari s/d lima
puluh hari (45 s/d 50) setelah benih ditabur, bibit ditanam
pada tanah guludan di lahan yang telah dipilih dengan luasan
yang sesuai dan perlu diketahui sebelum penanaman bibit
perlu diadakan pemangkasan, agar tidak terjadi stagnasi.
Pada tahapan penanaman ini dilakukan pemupukan I dengan
memperhatikan jenis dan dosis serta cara pemupukan. Adapun
pupuk yang digunakan NPK (Fertila) dengan dosis 10 gr/batang.
Pemupukan ke II dengan umur tanaman 21 hari dilakukan Pemupukan
dengan NPK (KNO 3) dengan dosis 5 gr/batang. |
|
3. PEMBUBUNAN
DAN PENGAIRAN |
|
Pembumbunan adalah proses yang
dilakukan untuk tanah tetap gembur, sebagai persiapan media
tumbuh yang baik bagi tanaman tembakau dan sekaligus untuk
membersihkan tanaman pengganggu ( Gulma ).
Adapun sistim irigasi (Pengairan) yang tepat sangat penting
dalam menjamin kualitas clan tingkat produktifitas tembakau
virginia. |
|
4. PUNGGEL
DAN WIWIL/SULI |
|
Punggel dan wiwil/suli memastikan
penggunaan bahan gizi tanaman dalam proses pengembangan
daun tembakau untuk mendapatkan jumlah daun, berat daun
dan kualitas tinggi yang akan memberikan basil maksimal
bagi petani. Penggunaan sukirisida alami dilakukan dengan
alasan biaya produksi, penerapan teknologi ramah lingkungan
yang semua ini dilakukan pada waktu yang tepat.
Dalam pelaksanaan wiwilan sangat penting sekali karena
akan berpengaruh terhadap ketebalan daun/berat daun.
|
|
5. PENGENDALIAN
HAMA DAN PENYAKIT TERPADU (PHT) |
|
Pengendalian Hama Terpadu dilaksanakan
sesuai kondisi tanaman yang ada dengan memprioritaskan penggunaan
Bio Pestisida dengan pengawasan secara berkala, terhadap
residu pestisida baik pada tanaman tembakau virginia. Adapaun
penggunaan pestisida dan bahan kimia bisa digunakan (Dancis,
Furadan) tergantung serangan hama yang ada. |
|
6. PANEN |
|
Pemanenan adalah suatu tahapan
yang sangat penting diperhatikan dalam mendapatkan kualitas
panenan yang tinggi. Adapun yang hams diperhatikan sebagai
berikut :
- Kematangan daun
- Keseragaman daun dalam proses penanaman
- Penanganan daun hasil panenan
Sebagian besar dari varietas tembakau dipanen berdasarkan
tingkat kematangan daunnya dilakukan mulai dari daun bawah
sampai daun atas dengan pemetikan 2 sampai 3 daun pada setiap
tanaman dengan interval satu minggu hingga daun tanaman
habis.
|
|
7. PASCA
PANEN |
|
Tembakau Virginia dijual dalam
wujud kering oven atau pengomprongan (Curing).
Curing merupakan proses biologis yaitu melepaskan kadar
air dari daun tembakau basah yang dipanen dalam keadaan
hidup. Selama ini di beberapa petani ada yang berpendapat
bahwa curing adalah proses pengeringan tembakau saja. Tidak
menyadari bahwa sel-sel di dalam daun tersebut masih tetap
hidup setelah dipanen.
Tujuan Curing :
Sebenarnya tujuan curing adalah :
- |
Melepaskan air daun tembakau hidup dari
kadar air 80 -90 % menjadi 10 -15 %. |
- |
Perubahan warna dari Zat hijau daun menjadi WarDa
orange dengan aroma sesuai dengan standar tembakau yang
diproses. |
Ciri-ciri daun masak :
Oleh sebab itu untuk mendapatkan hasil curing/omprongan
tembakau yang baik, maka daun tembakau itu harus sudah masak
dan seragam.
Ciri-ciri daun yang sudah masak
adalah :
- |
Wama daun sudah mulai hijau kekuningan
dengan sebagian ujung dan tepi daun berwama coklat.
|
- |
Wama tangkai daun hijau kuning, keputih-putihan. |
- |
Posisi daun/tulang daun mendatar |
- |
Kadang-kadang pada lembaran daun ada bintik-bintik
coklat, sebagai lambang ketuaan. |
Hal-hal yang perlu diperhatikan
: Pada saat curing, yang perlu diperhatikan juga adalah
kapasitas daun di dalam oven. Sebagai contoh untuk oven
ukuran 4 x 4 x 7 rak sebanding dengan 1,8 ha, sedangkan
5 x 5 x 7 rak maksimum 2,8 ha. Juga cuaca waktu proses,
kalau musim hujan harus lebih longgar daripada waktu musim
kering.
Saat Panen
Pada saat panen tembakau harus dipastikan berapa lembar
yang harus dipetik sesuai kapasitas oven. Daun tembakau
yang dipetik haruslah seumur dan posisi daun yang sama,
karena apabila umur daun dan posisi daun berbeda, akan sangat
sulit menentukan kapan harus menaikkan suhu oven, kapan
harus masuk ke tahapan berikutnya, kapan barus buka ventilasi
dan sebagainya. Oleh sebab itu pengetahuan petani clan pemetik
daun harus benar-benar baik tentang saat panen ini. Sebaiknya
saat menjelang panen, petani yang bersangkutan mengumpulkan
seluruh tenaga petiknya clan diberitahu mana yang sudah
boleh dipanen clan mana yang belum.
Tahapan Curing
Sebelum memulai curing harus dipastikan bahwa seluruh
gelantang sudah tersedia dan bebas palstik, kompor sudah
dicek kondisinya dengan melakukan test nyala api sebelurnnya,
seluruh dinding oven tidak ada yang berlubang, pintu bisa
menutup rapat, pipa-pipa tidak ada yang rusak clan berlubang.
Ada 4 tahapan curing, yaitu :
1. |
Penguningan
Proses biologis daun ini merupakan proses perubahan
warna dari hijau ke warna kuning, karena hilangnya zat
hijau daun / klorophyil ke zat kuning daun dan terjadi
penguraian zat tepung menjadi gula. Perubahan ini bisa
terjadi pada suhu 32 s/d 42 derajat celcius. Proses
ini harus dilakukan secara perlahan-lahan waktu yang
diperlukan tergantung posisi daun. Umumnya berlangsung
selama 55 s/d 58 jam. Pada saat ini awalnya semua ventilasi
ditutup, baik atas maupun bawah. Tetapi apabila seluruh
daun sudah berwama kuning orange ventilasi atas dibuka
1/4 , proses ini sangat menentukan terhadap hasil curing.
|
2. |
Pengikatan Wama
Apabila seluruh daun sudah berwama kuning orange baik
lembar daun maupun tulang daun, maka secara pertiahan-lahan
suhu dinaikkan. Pada saat proses ini terjadi, maka apabila
daun masih berwama hijau, maka daun tetap akan berwama
hijau, sebaliknya apabila sudah berwama kuning orange
maka hasil curing akan kuning orange. Karena pada suhu
43-52 °C ini terjadi pengikatan warna. Sehingga
apabila warna daun pada proses PENGUNINGAN belum sempuna,
maka jangan terburu-buru menaikkan temperatur lebih
dari 42 °C. Pada tahapan ini ventilasi dibuka secara
bertahap, sedikit demi sedikit sampai akhirnya dibuka
seluruhnya. Waktu yang diperlukan kalau berjalan sempuma
umumnya sekitar 18-19 jam. |
3. |
Pengeringan Lembar Daun
Proses ini bertujuan untuk mengurangi kadar air didalam
lembar daun dengan cara menaikkan suhu 53-62 °C.
Pada saat ini seluruh ventilasi dibuka, karena air yang
keluar dari sel-sel daun akan menjadi uap air, yang
harus dibuang keluar oven agar tidak kembali ke daun.
Ciri-ciri proses ini, daun sudah terasa kering apabila
dipegang, tapi tulang daun masih terasa basah daun terlihat
keriput atau keriting waktu yang dibutuhkan lebih kurang
30-32 jam. |
4. |
Pengeringan Gagang
Pengeringan gagang dilakukan pada suhu 63-72 °C.
Pada saat ini air yang bisa dilapas didalam batang daun
akan dikeluarkan proses awal tahap ini ventilasi mulai
ditutup secara perlahan dan bertahap, untuk menjaga
kelembaban udara tetap berkisar pada 32 %. Ciri-ciri
tahapan ini bisa selesai apabila seluruh tulang daun
sudah kering, dan bila ditekuk batangnya akan patah
dan berbunyi krek. Ini menandakan bahwa tahap ini berjalan
baik 5-8 jam sebelum proses berakhir, seluruh ventilasi
harus ditutup agar kelembaban udara tetap terjaga. Proses
ini memerlukan waktu normalnya 30-32 jam jangan pernah
menaikkan suhu oven diatas 72 C, karena tembakau akan
terbakar.
Demikian tahapan curing yang terjadi pada tembakau virginia
Flue Cure. Proses ini harus dilakukan dengan hati-hati
clan penuh pengawasan karena tembakau yang sudah sangat
baik pertumbuhannya dilapangan, akan sia-sia hasilnya
apabila proses curing ini tidak berjalan lancar. Oleh
karena itu untuk semua oven yang aktif harus memiliki
termometer untuk memastikan apakah setiap tahapan tersebut
sudah berjalan baik atau belum. Dan juga setiap oven
harus memiliki table pedoman prosedur curing tembakau
virginia serta menggunakan alat Hygrocurometer untuk
mengukur suhu dan kelembaban udaranya. |
|
|
8. ANALISA
USAHA TANI PER HEKTAR |
No.
|
Jenis
Kegiatan
|
Satuan
|
Jumlah
(Rp.)
|
1.
|
Komponen pembiayaan
a.
|
Sarana produksi |
b.
|
Pekerjaan lapangan |
c.
|
Sewa tanah & administrasi |
d.
|
Bunga pinjaman |
e.
|
Depresiasi alat produksi |
|
Total |
|
Rp,-/ha |
4.241.645
|
5.753.585
|
2.242.000
|
734.234
|
269.120
|
13.240.584
|
|
2.
|
Produktifitas |
Kg./ha |
|
3.
|
Biaya Produksi |
Rp./kg |
|
4.
|
Harga rata-rata |
Rp./kg |
|
5.
|
Total Pendapatan |
Rp./kg |
|
6.
|
Keuntungan Bersih |
Rp./kg |
|
|
|