PENDAHULUAN
Di Jawa barat,
luas lahan sawah mencapai 1.126.924 ha, ditanami padi dua kali 881.872 ha dan
ditanami satu kali 242.092 ha. Dengan potensi tersebut, melalui penanaman pola
tanam padi-padi-kedelai dan apdi-kedelai (peningkatan IP), diharapkan produksi
kedelai dapat ditingkatka. Hal ini ditunjang oleh tersedianya teknologi
budidaya kedelai di lahan sawah yang produktivitasnya mencapai 2,5 t/ha.
KOMPONEN
TEKNOLOGI PTT KEDELAI
Penyiapan Lahan
·
Penanaman
kedelai d lahan sawah dilakukan 1 hari setelah panen padi atau paling lambat 3
hari setelah panen.
·
Penanaman
cepat setelah panen agar : (1) gulma belum tumbuh, (2) hama belum berbiak, (3)
tanah masih lembab, sehingga pertumbuhan benih kedelai optimal.
·
Penanaman
setelah 3 hari sejak panen padi dapat menggagal panen oleh akumulasi hama,
penyakit dan gulma.
Pengolahan Tanah
·
Lakukan
persiapan lahan segera (1-2 hari) setelah panen padi.
·
Tidak
dilakukan pengolahan tanah (Zero Tilage), hanya dilakukan pembersihan rumput.
·
Buat
saluran drainase/kamalir dengan jarak 3-4 m secara membujur dan melintang
dengan kedalaman 25-30 cm.
·
Untuk
menekan gulma, serangan lalat kacang dan mempertahankan kelembaban tanah,
gunakan jerami padi sejumlah 5 ton perhektar sebagai mulsa dengan cara dihamparkan
setelah penanaman benih.
Inokulasi Rhizobium
·
Dalam
pertanaman kedelai, jaminan tentang adanya bintil akar yang efektif merupakan
komplemen penting untuk mencapai produksi optimal dan menghemat penggunaan
pupuk nitrogen.
·
Untuk
lahan sawah yang belum pernah ditanami kedelai, harus dilakukan inokulasi
rhizobium dengan tujuan untuk meningkatkan penambahan N dari udara, sehingga
meningkatkan efisiensi pupuk N.
·
Cara
penyiapan inokulum dengan biakan murni rhizobium: (1) basahi biji kedelai
dengan air secukupnya kemudian kedelai dicampur dengan 7,5 gr Legin dll. Dan
(2) keringkan di tempat teduh beberapa saat.
·
Pada
lahan sawah yang lebih dari 3 tahun tidak ditanami kedelai atau daerah
pengembangan baru, inokulasi Rhizobium dengan menggunakan Rhizo+ perlu dilakukan
dengan takaran 150 gr/ha.
Penggunaan varietas Unggul Benih
·
Varietas
kedelai untuk lahan sawah bekas padi varietas berumur genjah (<80 hari) dan
berumur sedang (81 – 89 hari) seperti : kawi, leuser dan burangrang dan
memiliki potensi hasil 2,5 ton/ha.
·
Varietas
yang berbiji kecil seperti : wilis, lokon, kerinci, jayawijaya, dan pangrango
toleran terhadap lingkungan yang dranasi kurang baik. Varietas yang berbiji besar : bromo, agromulyo,
galunggung, dempo dan malabar.
Kebutuhan benih : 45 Kg/ha (biji kecil) dan 50 – 60 kg/ha (biji besar)
Pemilihan Benih
·
Kemurnian
benih minimal 97% sehat.
·
Bernas
dan tidak keriput.
·
Tidak
berbintik
·
Kadar
air maksimal 13%.
Perlakuan Benih
Sebelum tanam, campur setiap 15 kg benih dengan 50 gr Rhizobium(Rhizopus)
serta insektisida Marshall untuk mencegah serangan hama lalat bibit.
Penanaman
·
Lakukan
penanaman dengan menggunakan tugal.
·
Kedalaman
tanam 2-3 cm, setiap lubang tanam dimasukan benih 2-3 biji
·
Jarak
tanam adalah 40x10 cm atau 40x15cm atau dengan cara legowo (jarak tanam baris
ganda) dengan jarak 20 cm, jarak antar pasangan 2 baris, dan 50 cm jarak antar
baris berikutnya sehingga populasi tanaman antara 400.000-500.000/ha.
Penggunaan Mulsa Jerami Padi
·
Tutup
lahan dengan mulsa jerami setelah selesai tanam
·
Mulsa
jerami dapat mengurangi penyiangan, dilakukan penyiangan cukup satu kali, yakni
sebelum tanaman berbunga.
·
Pada
daerah endemis lalat bibit, pemberian mulsa dapat menekan serangan lalat bibit.
Pemupukan
·
Pupuk
yang digunakan adalah : 50-100 kg urea, 75-150 kg SP36, dan 50-100 kg KCL/ha
atau sesuai dengan analisa tanah.
·
Berikan
pupuk dengan cara dikucur
·
Berikan
pupuk area dan KCL sebanyak 2 kali yaitu 2/3 dosis pada saaat tanam, 1/3 dosis
lainnya pada umur 30 hari setelah tanam. Sedangkan pupuk SP36 diberikan
sekalugus sebagai pupuk dasar pada saat tanam.\
Pemeliharaan
·
Lakukan
pengairan sebanyak 5 kali yaitu, pada saat awal pertumbuhan, umur 14 hari, saat
berbunga (35 HST), pembentukan polong (45 HST) dan pengisian biji (55 HST)
dengan cara penggenangan 15-30 menit kemudian air dikeluarkan dari petakan.
·
Lakukan
penyulaman pada umur 10-15 hari setelah tanam.
·
Lakukan
penyiangan apda umur 2-4 minggu setelah tanam dan pada saat berbunga, atau
diseusaikan dengan kepadatan gulma. Biala tenaga kerja terbatas, lakukan
pengendalian gulma dengan menggunakan herbisida pratumbuh yang diaplikasikan
satu sampai tiga hari sebelum tanam,
·
Lakukan
pembubunan dengan cara meninggakan tanah disekeliling deretan tanaman kedelai
membentuk suatu guludan dengan tinggi sekitar 6-16 cm.
·
Pengendalian
hama utama kedelai antara lain : (1) lalat bibit, dilakukan dengan perlakuan
benih (seed threatment) dengan insektisida marshall atau seminggu setelah tanam
diberi insektisida sistemik.(2) ulat daun, dikendalikan bila terdapat 4 ekor
ulat per 12 rumpun tanaman dengan insektisida Thiodan, Elsan, Tamaron,
Dulseban. (3) Kutu kebul,
dikendalikan dengan insektisida bila erdapat 5 ekor atau lebih per rumpun
dengan insektisida Decis, Thioda, dan lain-lain. (4) Penghisap dan penggerek
polong, dikendalikan bila terdapat satu atau lebih serangga dewasa per rumpun
dengan insektisida Karphos atau Azodrin.
·
Lakukan
pengendalian serangan penyakit dengan membuang tanaman sakit dan memberantas
vektornya.
·
Gunakan
bio pestisida nabati (campuran ekstrak daun nimba, kulit mete dan tembakau
susun).
Panen dan Pengeringan
·
Pemanenan
dilakukan pada saat tanaman sudah menunjukan tanda siap panen, yaitu bila daun
dan polong sudah menguning (95% polong menjadi kuning).
·
Lakukan
panen dengan cara memeotong batang dengan sabit.
·
Berangkasan
hasil panen di jemur, bila polong telah kering dilakukan dengan memakai alat
pemukul atau thresher.
·
Jika
pada saat panen masih banyak hujan, berangkasan kedelai yang baru dipanen
disusun tegak pada bilah bambu atau berangaksan dengan ketebalan 10 cm
dihamparkan diatas lantai jemur.
|
Written by nin@ | |
Tuesday, 28 February 2012 |