Beberapa
waktu yang lalu seorang peternak layer di Semarang, ayamnya
terinfeksi penyakit dengan ciri produksi telur turun tanpa diikuti
perubahan kualitas telur, kematian normal. Pada perubahan patologi
anatomi terjadi pendarahan di trachea, lemak jantung dan lemak perut.
Karena peternak merasa binggung dengan kasus yang terjadi, peternak
tersebut melakukan uji serologi AI dan ND untuk membantu peneguhan
diagnosa penyakit. Dari uji ini, diperoleh hasil yang jelas sehingga
permasalahan segera teratasi dengan tepat dan peternak merasa
terbantu.
Dari
kejadian diatas, dapat disimpulkan bahwa ketepatan kita dalam
mendiagnosa penyakit akan sangat menentukan ketepatan treatment
yang harus dilakukan. Diagnosa yang tepat boleh diibaratkan seperti
penentuan target atau sasaran. Jika target atau sasarannya salah maka
bukan suatu keniscayaan treatment yang dilakukan akan sia-sia dan
tidak optimal. Tentu saja ini akan menimbulkan kerugian yang besar,
baik untuk biaya pengobatan, penurunan produksi dan kematian ternak
kita.
Manfaat
Uji Laboratorium
Berbagai
manfaat uji laboratorium dalam usaha peternakan unggas, yaitu :
1.
Uji Serologi
Salah
satu penentu keberhasilan vaksinasi adalah ketepatan program atau
jadwal vaksinasi. Dengan melakukan uji serologi (HI test atau ELISA)
akan membantu peternak dalam menentukan waktu vaksinasi/revaksinasi
yang tepat sehingga diharapkan titer antibodi hasil vaksinasi/
revaksinasi tersebut optimal. Uji serologi juga dapat digunakan
untuk mengukur atau me mantau keberhasilan vaksinasi dengan melihat
pembentukan titer protektif (melindungi). Selain itu juga dengan
monitoring titer yang rutin peternak akan mempunyai baseline
titer antibodi tertentu yang penting di masa produksi seperti ND, AI
dan IB sehingga jika suatu saat ada penyimpangan dari titer dasar
ini, bisa menjadi suatu peringatan dini (early warning system)
terhadap kondisi ayam.
Saat
ada kasus penyakit, hasil titer antibodi juga bisa membantu peneguhan
diagnosa dengan membandingkan titer antibodi sebelum, saat permulaan
kasus dan 1 minggu kemudian. Dengan begitu akan diperoleh arahan
diagnosa dan penanganan penyakitnya bisa tepat.
Peralatan
HI Test
(Sumber : Dok. Medion)
Peralatan
ELISA
(Sumber : Dok. Medion)
2.
Uji Identifikasi virus/bakteri
Uji
ini digunakan untuk mendeteksi jenis mikroorganisme secara detail
melalui pemeriksaan biologi molekuler (PCR dan DNA Sequencing).
Sebagai contoh jika di suatu farm sering terjadi kasus
penyakit dengan gejala yang mirip seperti ND dan AI, maka dengan
melakukan uji PCR dapat diidentifikasi virus penyebab penyakit
sehingga dapat memastikan penyebab penyakit tersebut apakah ND atau
AI. Dengan begitu tidak akan ada keragu-raguan lagi untuk penanganan
penyakitnya.
Mesin PCR untuk
uji identifikasi virus (biologi molekuler)
(Sumber : Dok. Medion)
3.
Uji Feses
Penyakit
cacing dan koksidiosis yang sering menyerang ayam kadang masih
disepelekan, padahal kedua jenis penyakit ini dapat memberikan
kerugian ekonomi bagi peternak. Sebagai contoh penyakit koksidiosis
meskipun merupakan penyakit parasit, penyakit ini dapat bersifat
immunosuppressive atau menekan sistem kekebalan ayam yang
dapat berefek pada daya tahan tubuh ayam. Dengan melakukan uji
feses, kita dapat mengidentifikasi jenis cacing yang menyerang
unggas, babi, sapi dan kambing. Selain itu juga kita dapat mengetahui
jenis Eimeria (protozoa penyebab koksidiosis) yang menyerang
ayam.
4.
Uji Parasit Darah
Farm-farm
yang dekat dengan daerah pantai, sungai, rawa, danau atau banyak
semak-belukar disekitar kandang patut waspada terhadap serangan
“malaria like” atau malaria. Karena daerah tersebut
banyak dijumpai genangan dan tempat persembunyian nyamuk yang
merupakan vektor/ pembawa bibit penyakit tersebut. Oleh karenanya
dengan uji parasit darah dapat mendeteksi adanya parasit (malaria
atau “malaria like”) yang terdapat di dalam darah unggas.
5.
Uji Kualitas Ransum
Mengetahui
kandungan nutrisi ransum terutama ransum formulasi sendiri (self
mixing) atau jika ada perubahan supplier bahan baku
ransum. Hal ini karena kita ketahui bersama bahwa hampir 70% biaya
produksi dikeluarkan untuk biaya ransum, sehingga sedikit
mengeluarkan dana untuk melakukan uji ransum dapat memberikan
ketenangan terhadap kualitas ransum yang kita berikan ke ternak
kita. Uji kandungan nutrisi ransum juga dapat membantu dalam
menemukan penyebab gangguan produksi telur yang bukan disebabkan
faktor infeksius (infeksi penyakit).
6.
Uji Kualitas Air
Air
bisa menjadi media penularan penyakit seperti colibacillosis,
salmonellosis, dll. Selain itu air merupakan media penting dalam
pelarutan vitamin/obat maupun vaksin, sehingga air yang berkualitas
sangat diperlukan demi keberhasilan pengobatan maupun vaksinasi. Oleh
karenanya, ada baiknya kita perlu melakukan uji kualitas air minimal
setiap pergantian musim (2 kali setahun) untuk melihat kualitas
kimia (kandungan nitrat, nitrit, kesadahan, pH) dan bakteriologi
(kandungan bakteri E. coli atau Salmonella sp.)
Menyadari
manfaat dan arti penting uji laboratorium dalam menjaga usaha
peternakan unggas tersebut, Medion, Perusahaan Indonesa yang inovatif
dan berkualitas menghadirkan Medion Laboratorium
(MediLab). MediLab menyediakan berbagai uji
laboratorium dan telah hadir di beberapa daerah di seluruh wilayah
Indonesia. Selain itu juga demi kepuasan konsumen, MediLab
berkomitment dalam 1 x 24 jam hasil HI test sudah dapat diterima
peternak, lengkap dengan interpretasi hasil dan rekomendasi. Hal ini
akan memudahkan peternak dalam melakukan uji laboratorium dan hasil
pengujian dapat diketahui dengan cepat.
MediLab
menerapkan metode uji sesuai dengan standard operational procedures
(SOP). Uji juga dilakukan oleh personal yang handal dan profesional,
sesuai bidang keahliannya. Ruangan laboratorium didesain secara
khusus dan peralatan yang digunakan berteknologi tinggi serta
dilakukan kalibrasi secara rutin untuk memastikan semuanya sesuai
standar. Hal tersebut menjadikan hasil uji laboratorium lebih akurat. By: Pakan Ikan Madiun, Sumber: info.medion.co.id
|
Selamat Datang di Blog @Superfishfood sharing informasi Perikanan Peternakan Pertanian...