Review Antibiotik untuk Ayam | | Print | |
Antibiotik
telah menjadi salah satu bagian yang mendukung produktivitas ayam,
produksi telur dan pertumbuhan. Penggunaan antibiotik telah menjadi
suatu kebutuhan dalam menjaga maupun memulihkan kesehatan ayam.
Kompleksitas
penyakit yang menyerang menuntut kita menggunakan antibiotik secara
tepat. Pemahaman kita mengenai antibiotik, baik karakter atau sifatnya
sampai hal-hal yang berpengaruh terhadap daya kerja antibiotik haruslah
kita optimalkan.
Penggunaan
antibiotik bisa diibaratkan seperti pisau bermata dua. Disatu sisi
antibiotik ini akan memberikan manfaat dikala diberikan secara tepat,
namun bukan hal yang tidak mungkin pemakaiannya juga akan menimbulkan
efek negatif, misalnya saja keracunan, disaat antibiotik diberikan
secara kurang tepat.
Makna Antibiotik
Antibiotik
bisa berarti zat aktif yang berasal dari mikroorganisme ataupun
sintesis (buatan) yang dapat digunakan dalam konsentrasi rendah untuk
menghambat atau membunuh organisme, baik bakteri, Mycoplasma
maupun protozoa. Secara khusus antibiotik digunakan untuk pengobatan
penyakit infeksi. Antibiotik bekerja dengan cara menekan atau memutus
mata rantai metabolisme dalam tubuh mikroorganisme. Berbeda dengan
desinfektan yang membasmi bibit penyakit dengan menciptakan lingkungan
yang tidak sesuai bagi bibit penyakit tersebut.
Antibiotik
awalnya ditemukan Alexander Fleming pada 1928 dan dinamakan penicillin
G. Awalnya secara tidak sengaja kapang tumbuh di sediaan bakteri pada
cawan petri yang lupa dibersihkan. Di bagian tumbuhnya kapang itu
bakteri tidak ada yang berkembang, kondisi ini menstimulasi Alexander
melakukan penilitian dan dari sanalah ditemukan antibiotik.
Karakteristik
suatu antibiotik yaitu memiliki aktivitas menghambat (bakteriostatik)
atau membunuh (bakterisid) mikroorganisme patogen. Toksisitas antibiotik
juga bersifat selektif, dimana antibiotik ini aman bagi ayam namun
bersifat racun (toksik) bagi mikroorganisme patogen.
Antibiotik
dalam dosis tepat akan mampu secara aktif membunuh bibit penyakit dan
mempunyai indeks terapi yang relatif aman. Indeks terapi diperoleh dari
perbandingan dosis yang mengakibatkan kematian atau membahayakan (lethal dose) dibandingkan dosis yang efektif untuk membasmi penyakit (effective dose).
Nilai indeks terapi yang semakin tinggi menunjukkan antibiotik semakin
aman bagi ayam. Hal ini dapat diartikan antibiotik memiliki dosis
membahayakan yang sangat tinggi dan dengan dosis yang kecil antibiotik
telah efektif membasmi bibit penyakit.
Dalam
dunia perunggasan, antibiotik dapat digunakan untuk pengobatan atau
pencegahan penyakit. Selain itu, ada beberapa antibiotik yang
difungsikan sebagai growth/egg promoter.

Kelompok Antibiotik
Saat
ini telah ditemukan begitu banyak antibiotik, baik natural (alami)
maupun sintetis (buatan). Antibiotik-antibiotik itu bisa
diklasifikasikan ke dalam setidaknya tiga kelompok antibiotik
berdasarkan spektrum kerja, sifat maupun struktur kimia.
Berdasarkan spektrum kerja, antibiotik dikelompokkan menjadi 2, yaitu :
- Berspektrum sempit
Kelompok
antibiotik ini hanya bekerja aktif terhadap bakteri tertentu, yaitu
Gram (+) atau Gram (-) saja. Sebagai contohnya golongan peptida yang
hanya bekerja aktif pada bakteri Gram (-). Golongan makrolida juga
memiliki spektrum kerja sempit, hanya efektif untuk bakteri Gram (+) dan
Mycoplasma. Sediaan antibiotik ini relatif jarang ditemukan, biasanya
antibiotik ini diformulasikan berkombinasi dengan antibiotik lain
sehingga memiliki spektrum yang lebih luas. Tysinol dan Tyfural merupakan contoh sediaan yang mengandung antibiotik dengan spektrum kerja sempit.
Antibiotik
dengan spektrum kerja sempit hendaknya digunakan saat diagnosa penyakit
telah dipastikan. Dan daya kerja antibiotik ini akan lebih optimal jika
penyakit disebabkan oleh satu jenis bakteri.
- Berspektrum luas
Antibiotik ini memiliki kemampuan membunuh beberapa macam bakteri, yaitu Gram (+) sekaligus Gram (-) dan juga Mycoplasma
serta protozoa. Antibiotik golongan ini biasanya digunakan pada saat
gejala ayam sakit belum spesifik atau sebagai upaya pencegahan serangan
penyakit pada saat kondisi kandang tidak nyaman. Ayam yang terserang
komplikasi beberapa jenis bakteri juga bisa diatasi dengan pemberian
antibiotik dengan spektrum luas ini.
Fluoroquinolon,
tetrasiklin dan sulfonamida merupakan golongan antibiotik yang memiliki
spektrum kerja luas. Produk Medion yang memiliki spektrum kerja luas
antara lain Proxan-C, Proxan-S, Neo Meditril, Trimezyn, Sulfamix atau Vita Tetra Chlor.
Berdasarkan
sifatnya, antibiotik dibedakan menjadi bakteriostatik dan bakterisid.
Antibiotik yang bersifat bakteriostatik bekerja dengan cara menghambat
pertumbuhan bakteri melalui mekanisme hambatan sintesis protein.
Pemberian antibiotik ini akan menekan konsentrasi atau jumlah bakteri
yang menginfeksi sehingga berada dibawah batas konsentrasi untuk
menimbulkan gejala klinis.
Lain
halnya dengan antibiotik bakterisid yang bekerja membunuh bakteri.
Mekanisme kerjanya dengan menghambat pembentukan dinding sel dan membran
sel maupun menghambat pembentukan DNA atau inti sel.
Antibiotik
yang bersifat bakteriostatik antara lain golongan makrolida,
tetrasiklin, sulfonamida dan diaminopirimidin yang terdapat pada Tyfural, Coxy atau Doxyvet.
Aminoglikosida, fluoroquinolon, penisilin dan peptida merupakan
golongan antibiotik yang bersifat bakterisid. Contoh produknya antara
lain Gentamin, Vet Strep, Proxan-C dan Neo Meditril.

Berdasarkan
struktur kimianya, antibiotik dapat dibedakan menjadi 8 golongan, yaitu
penisilin, aminoglikosida, fluoroquinolon, peptida, makrolida,
tetrasiklin, sulfonamida dan diaminopirimidin.
- Penisilin
Penisilin
merupakan antibiotik yang bersifat bakterisid (membunuh). Turunan
terbaru dari antibiotik yang ditemukan pertama kali pada tahun 1928
tersebut efektif membasmi bakteri Gram (+) dan Gram (-). Antibiotik
hasil penemuan Fleming ini mudah diserap oleh tubuh melalui usus dan
cepat masuk ke darah.
Antibiotik yang termasuk antibiotik -laktam ini bekerja pada dinding sel bakteri dan berikatan dengan penicillin binding protein. Mekanisme ini akan mengakibatkan bakteri mati. Amoxitin dan Ampicol mempunyai kandungan aktif antibiotik ini.
- Aminoglikosida
Antibiotik
yang mengandung amino dan glikosida ini bekerja secara langsung pada
ribosom bakteri, membran sel dan menghambat sintesa protein sehingga
bakteri akan mati (bakterisid). Antibiotik ini tidak bisa diserap
melalui usus sehingga untuk tujuan pengobatan yang bersifat sistemik
aplikasinya dilakukan secara injeksi (suntikan), baik subkutan (bawah
kulit) maupun intramuskuler (tembus dinding atau otot).
Saat
diberikan, antibiotik ini akan bekerja optimal membasmi bakteri Gram
(+) dan Gram (-). Hanya saja saat terjadi gangguan ginjal, seperti pada
kasus infeksi Gumboro maupun infectious bronchitis (IB) pemakaian
antibiotik ini hendaknya dihindari karena akan memicu kerusakan ginjal
yang lebih parah. Contoh obat yang mengandung antibiotik golongan
aminoglikosida adalah Gentamin, Kanamin dan Vet Strep.
- Fluoroquinolon

Struktur salah satu antibiotik fluoroquinolon
Antibiotik
ini mulai dikenal tahun 1962 oleh Lesher. Pada aplikasinya, sediaan
obat yang mengandung antibiotik golongan fluoroquinolon banyak tersedia.
Proxan-S, Proxan-C, Neo Meditril, Doctril dan Coliquin merupakan contoh sediaan antibiotik dari golongan fluoroquinolon.
Ketika
“kontak” dengan bakteri, flouroquinolon akan menyerang inti sel (DNA)
bakteri dengan menghambat enzim DNA gyrase. Mekanisme ini akan
mengakibatkan bakteri mati (bakterisid). Antibiotik ini memiliki
spektrum kerja yang luas, baik terhadap bakteri Gram (+), Gram (-) dan Mycoplasma.
Aplikasi
pemberiannya dapat dilakukan secara oral (melalui saluran pencernaan)
maupun injeksi, baik subkutan atau intramuskuler. Agar obat bekerja
optimal hindari adanya mineral/logam seperti Ca2+, Mg2+ dan Al3+ dalam air minum yang digunakan untuk melarutkan obat karena bisa menurunkan penyerapan obat di saluran pencernaan.
- Peptida
Antibiotik
ini bekerja aktif membunuh (bakterisid) bakteri Gram (-) dengan cara
merusak atau menghambat membran sel. Antibiotik golongan ini tidak
diserap oleh usus sehingga lokasi kerjanya bersifat lokal. Obat yang
hanya mengandung antibiotik golongan peptida relatif jarang, biasanya
dikombinasikan dengan golongan lain untuk meningkatkan potensi dan
spektrum kerjanya, seperti Amoxitin dan Tycotil.
- Makrolida

Struktur antibiotik golongan makrolida
Golongan antibiotik ini efektif untuk mengatasi bakteri Gram (+) dan Mycoplasma. Pemberian antibiotik ini akan bekerja mengganggu proses sintesis protein melalui mekanisme berikatan dengan ribosom 30S.
- Tetrasiklin
Tetrasiklin
merupakan antibiotik yang bersifat bakteriostatik (menghambat
pertumbuhan bakteri) dengan cara menghambat sintesis protein dengan
berikatan pada ribosom 30S. Antibiotik yang ditemukan pertama kali oleh
Lloyd Conover ini memiliki spektrum kerja yang luas, dimana bisa
mengatasi infeksi bakteri Gram (+), Gram (-) dan Mycoplasma.
Cara
aplikasi antibiotik golongan tetrasiklin bisa dilakukan melalui oral
maupun suntikan (subkutan atau intramuskuler). Hanya saja jika diberikan
melalui oral sebaiknya memperhatikan kandungan logam Ca2+, Mg2+ dan Al3+ karena dapat menurunkan daya serap saat berada di usus. Feed supplement yang
mengandung mineral sebaiknya diberikan pada waktu yang berbeda dengan
pemberian antibiotik fluoroquinolon dan tetrasiklin, misalnya pemberian
antibiotik pada pagi hingga sore hari dan supplement pada malam hari atau setelah pengobatan berakhir.
Medion telah memproduksi obat dengan kandungan antibiotik dari golongan tetrasiklin, diantaranya Doxyvet, Koleridin maupun Vita Tetra Chlor.
- Sulfonamida
Sulfamix, Coxy, Trimezyn dan Respiratrek
adalah produk Medion yang mengandung antibiotik dari golongan
sulfonamida. Antibiotik yang ditemukan Gerhard Domagk ini telah dikenal
luas oleh masyarakat, termasuk masyarakat peternakan.
Antibiotik
ini bersifat bakteriostatik, yaitu bekerja menghambat pertumbuhan
bakteri. Mekanismenya melalui hambatan pada sintesis asam folat sehingga
mengganggu perkembangan bakteri. Saat diberikan pada ayam baik secara
oral maupun suntikan (subkutan, intramuskuler), antibiotik yang telah
digunakan sejak 1933 ini akan mampu mengatasi infeksi bakteri Gram (+),
Gram (-) dan protozoa. Agar daya kerja lebih optimal, saat pemberian
obat dengan kandungan antibiotik ini sebaiknya tidak diberikan suplemen
berupa vitamin B dan atau asam amino. Selain itu, saat ayam mengalami
gangguan ginjal sebaiknya penggunaan antibiotik ini dihindari.

Struktur kimia salah satu antibiotik golongan sulfonamida
- Diaminopirimidin
Antibiotik
golongan ini bersifat bakteriostatik. Mekanisme kerja dari antibiotik
ini ialah menghambat sistesis (pembentukan) asam folat. Pemberiannya
efektif untuk mengatasi serangan bakteri Gram (+) dan Gram (-).
Aplikasinya dapat dilakukan secara oral maupun suntikan, baik subkutan
maupun injeksi.

Daya kerja yang sinergis antara sulfonamida dan diaminopirimidin
Antibiotik
ini biasanya dikombinasikan dengan golongan sulfonamida untuk
meningkatkan daya kerjanya dan menurunkan tingkat resistensi bakteri
terhadap kedua antibiotik ini. Kedua antibiotik ini memiliki mekanisme
kerja yang sinergis, saling menguatkan. Trimezyn, Respiratrek, Erysuprim dan Antikoksi ialah produk Medion yang mengandung kombinasi kedua antibiotik tersebut.
Golongan
antibiotik yang telah disebutkan sebelumnya bisa diformulasikan dalam
bentuk tunggal maupun kombinasi. Tujuan kombinasi ini antara lain
meningkatkan daya kerja dan spektrum kerja, menurunkan efek samping
serta meminimalkan terjadinya resistensi. Hanya saja kombinasi ini tidak
serta merta bisa dilakukan, alih-alih kombinasi yang tidak sesuai akan
menurunkan daya kerjanya. Syarat kombinasi antibiotik ini haruslah dapat
tercampur secara fisik, kimia dan farmakologi.
- Tercampur secara fisik artinya kedua antibiotik dapat tercampur homogen
- Tercampur secara kimia : saat antibiotik dicampurkan tidak terjadi reaksi kimia yang merugikan diantara keduanya, yang biasanya ditandai dengan perubahan warna yang berbeda dari kedua warna produk, adanya endapan atau terbentuknya gas
- Tercampur secara farmakologi yaitu tidak terjadi interaksi antara kedua antibiotik yang menyebabkan turunnya potensi atau meningkatnya efek samping atau toksisitas
Melihat
persyaratan tersebut, alangkah lebih baiknya jika kita membatasi
pencampuran antibiotik yang dilakukan sendiri, tanpa pengetahuan yang
lengkap. Bukan sebuah keniscayaan jika kombinasi antibiotik tidak tepat
malah akan menurunkan potensi atau daya kerjanya. Sebagian besar produk
obat Medion telah tersedia dalam bentuk kombinasi sehingga kita bisa
menggunakan produk yang sudah ada.
Aplikasi Antibiotik
Pengetahuan
kita mengenai antibiotik menjadi dasar kita untuk memilih obat yang
tepat. Agar antibiotik ini bekerja secara optimal kita hendaknya
memahami mengenai prinsip pengobatan, yaitu :
- Obat harus sesuai dengan jenis penyakit yang menyerang
Setiap
obat memiliki efek yang berbeda dan spesifik untuk setiap penyakit.
Bagaimanapun baiknya cara pemberian obat, tetapi bila kita salah dalam
memilih jenis obat, maka tidak akan diperoleh efek pengobatan yang
diinginkan. Contoh : Pengobatan dengan Ampicol atau Amoxitin untuk mengatasi penyakit CRD tidak akan berhasil karena bakteri penyebab CRD, yaitu Mycoplasma gallisepticum tidak punya dinding sel sebagai reseptor Ampicol atau Amoxitin. Sebaiknya obat yang diberikan dari golongan tetrasiklin seperti Doxyvet karena kemampuannya menghambat sintesis protein pada reseptor M. gallisepticum (ribosom 30S)

Struktur tubuh M. gallisepticum yang tidak memiliki dinding sel
- Obat bisa mencapai organ sakit atau lokasi kerja
Pemilihan
rute pengobatan menjadi hal yang penting untuk memastikan obat dapat
mencapai organ atau lokasi kerja yang diinginkan. Untuk mengobati
penyakit infeksi pernapasan yang parah dan diinginkan efek segera, maka
rute parenteral (injeksi atau suntikan) menjadi pilihan utama. Bila
tidak tersedia sediaan parenteral, maka sediaan oral melalui cekok atau
air minum dengan kandungan obat yang mempunyai efek sistemik dapat
menjadi alternatif pilihan. Dengan memilih dan mengaplikasikan rute
pengobatan yang benar, maka kemungkinan obat rusak atau tereliminasi
sebelum mencapai organ target dapat diminimalisasi
- Obat mencapai kadar yang cukup
Untuk menghasilkan efek pengobatan, obat harus mencapai kadar efektif minimum atau Minimum Inhibitory Concentration (MIC). Sebelum obat mencapai MIC, obat tidak akan bekerja menghasilkan efek pengobatan.
Kadar
obat di dalam tubuh dipengaruhi oleh kondisi alamiah tubuh ayam
sendiri, dimana ayam mempunyai respon yang berbeda terhadap obat yang
dimasukkan ke dalam tubuhnya. “Nasib” obat di dalam tubuh ayam dapat
diketahui melalui uji farmakokinetik. Para apoteker dan dokter hewan
menggunakan hasil uji farmakokinetik tersebut sebagai dasar penentuan
dosis sehingga obat dapat mencapai organ target dalam jumlah yang cukup
melalui rute pengobatan tertentu
- Obat mampu bertahan dalam waktu yang cukup
Secara
alami, kadar obat di dalam tubuh akan berkurang dalam jangka waktu
tertentu (dieliminasi dari tubuh). Ada parameter penting yang
berhubungan dengan kecepatan eliminasi obat, yaitu waktu paruh. Waktu
paruh yang diberi simbol T1/2 merupakan waktu yang diperlukan tubuh untuk mengeliminasi obat sebanyak 50% dari kadar semula. Obat dengan T1/2 pendek akan berada di dalam tubuh lebih singkat dibanding dengan yang mempunyai T1/2 panjang. Pada aplikasinya, obat dengan T1/2
pendek perlu diberikan dengan interval waktu lebih pendek, misalnya
diberikan 2-3 kali sehari untuk mempertahankan kadar efektif di dalam
darah.
Oleh
karena itu, saat melakukan pengobatan kita harus tepat dalam
mendiagnosa penyakit, memilih jenis obat, menentukan rute pemberian obat
(oral, suntikan) maupun dosis dan lama pemberian obat sesuai dengan
dosis dan aturan pakai yang tercantum pada etiket atau leaflet.
Beberapa
hal yang harus dihindari saat proses pengobatan agar daya kerja atau
keampuhan obat tetap optimal diantaranya mencampur obat dengan
desinfektan karena dapat menurunkan potensi bahkan merusak obat. Hindari
pula penggunaan air dengan kualitas rendah. Air minum dengan kesadahan
tinggi akan mengakibatkan terbentuknya senyawa kompleks dengan
tetrasiklin. pH air minum yang tinggi dapat menyebabkan Doxyvet, Amoxitin maupun Trimezyn mengendap sedangkan pH yang rendah akan mengendapkan Respiratrek.
Antibiotik
bisa diibaratkan pisau bermata dua. Aplikasi yang tepat akan
menghasilkan efek menekan atau membasmi bibit penyakit, namun diberikan
sembarangan akan merugikan ayam. Antibiotik harus diberikan secara tepat
agar daya kerjanya optimal.