Lama dan Tingkat Perlindungan
Medivac Coryza
Medivac Coryza
Korisa
bisa menyerang ayam petelur dengan masa inkubasi yang relatif cepat,
yaitu 1-3 hari. Penyakit ini mudah menular dan angka kematiannya relatif
rendah, 20% (korisa murni) dengan tingkat kesakitan mencapai 100%. Saat
menyerang ayam petelur, penurunan produksi telur bisa mencapai 10-40%.
Penyakit yang disebabkan oleh Haemophilus paragallinarum sebenarnya dapat diatasi dengan pemberian antibiotik, seperti golongan β-laktam (Ampicol, Amoxitin) dan sulfonamida (Sulfamix, Coxy, Trimezyn, Respiratrek, Duoko, Antikoksi
dll). Namun predileksi bakteri korisa berada pada sinus infraorbitalis
dengan jumlah pembuluh darah yang sedikit. Akibatnya ayam yang telah
terserang korisa bersifat carrier (pembawa, red) dan
seringkali mengalami serangan korisa secara berulang. Oleh karenanya
vaksinasi korisa dapat dilakukan untuk mengatasi serangan korisa secara
lebih tuntas.
Medion telah memproduksi 3 jenis vaksin korisa, yaitu Medivac Coryza B (MCB), Medivac Coryza T (MCT) dan Medivac Coryza T Suspension (MCTs). MCB merupakan vaksin bivalen dengan kandungan bakteri vaksin korisa strain W (serotipe A), dan Modesto (serotipe C), sedangkan MCT dan MCTs mengandung 3 strain (trivalen) bakteri korisa, yaitu W (serotipe A), Spross (serotipe B) dan Modesto
(serotipe C). Kandungan bakteri vaksin ini disesuaikan dengan serotipe
bakteri korisa yang terdapat di lapangan. Antar ketiga serotipe ini,
yaitu serotipe A, B dan C tidak saling memiliki perlindungan silang
(Fernandes et al.,2005).
Lama dan Tingkat Perlindungan Medivac Coryza
Lama dan tingkat perlindungan Medivac Coryza, baik MCB dan MCTs telah diteliti oleh bagian Research and Development (R&D) Medion. Trial ini dilakukan pada ayam petelur Specific Pathogen Free (SPF) umur 7 minggu di kandang percobaan Medion, biosafety level 2 (BSL-2). Ayam tersebut dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok I divaksin MCB dan kelompok II divaksin MCTs.
- Metode penelitian
Vaksinasi
korisa dilakukan 2 x, yaitu umur 8 dan 17 minggu dengan dosis 0,5
ml/ekor secara suntikan intramuskuler. Pengukuran potensi MCB dan MCTs dilakukan dengan pemeriksaan titer antibodi korisa (serotipe A, B dan C) setiap pekan dan melakukan uji tantang (challenge test) dengan bakteri korisa serotipe A, B dan C sebanyak 2 x 108 CFU/ml secara intra nasal. Pemeriksaan titer antibodi korisa (HI test) yang dilakukan setiap pekan akan memberikan gambaran mengenai duration of immunity (lama perlindungan), waktu melakukan revaksinasi (vaksinasi ulang) dan apakah titer antibodi tersebut mempu menahan tantangan (challenge) bakteri korisa lapang. Pemantauan titer antibodi tersebut dilakukan sampai 12 minggu post vaksinasi ke-2.
- Hasil penelitian dan pembahasannya
Grafik
1, 2, 3 dan 4 menunjukkan gambaran pembentukan titer antibodi dan
persentase kebal terhadap infeksi korisa serotipe A, B dan C setelah
divaksin dengan MCB atau MCTs. Titer antibodi korisa serotipe A dan C hasil vaksinasi dengan MCB pada 1 minggu post vaksinasi
telah mencapai (melebihi) standar protektif. Persentase kebal titer
antibodi korisa serotipe A dan C juga menunjukkan hal yang sama. Titer
antibodi korisa serotipe C lebih tinggi dibandingkan serotipe B. Pada
akhir trial, 12 minggu post vaksinasi II atau umur 29 minggu titer antibodi dan persen kebal kedua serotipe bakteri korisa masih berada di atas standar.
Kelompok MCTs juga menunjukkan hal yang sama dengan kelompok MCB,
yaitu mampu menstimulasi pembentukan titer antibodi yang protektif
dengan persentase kebal yang baik terhadap ke-3 serotipe bakteri korisa
(A, B dan C). Meski pada 1 minggu pertama, titer antibodi serotipe B
masih dibawah standar. Namun, titer antibodi tersebut segera meningkat
dan terlihat pada 8 minggu post
vaksinasi I titer antibodi korisa serotipe B telah jauh melebihi
standar. Titer antibodi dan persen kebal berada di atas standar sampai
akhir trial, umur 29 minggu.
Setelah
ditantang dengan bakteri korisa serotipe A, B dan C, tingkat
protektivitas atau perlindungan terhadap bakteri korisa tantang pada
ayam kelompok MCB dan kelompok MCTs
menunjukkan hasil di atas standar. Hal ini sesuai dengan persyaratan
dari Farmakope Obat Hewan Indonesia (FOHI) (2007) yang menyebutkan bahwa
vaksin korisa dinyatakan berkualitas jika tingkat protektivitas
(perlindungan) pada kelompok ayam yang diberi vaksin dan ditantang
dengan bakteri korisa minimal ialah 70%.
Tabel 1. Tingkat Protektivitas (Perlindungan) terhadap Bakteri Korisa Tantang (Serotipe A, B dan C)
Kelompok
|
Uji Tantang
| ||||
4 mgg PV I
|
8 mgg PV I
|
3 mgg PV II
|
7 mgg PV II
|
11 mgg PV II
| |
Jumlah Ayam yang Hidup (Tahan terhadap tantangan bakteri korisa (%)
| |||||
MCB
|
80
|
80
|
80
|
80
|
80
|
MCTs
|
100
|
100
|
80
|
80
|
80
|
Keterangan : mgg = minggu PV = post vaksinasi
Trial ini membuktikan MCB dan MCTs
mampu menstimulasi pembentukan antibodi yang protektif dengan tingkat
perlindungan yang optimal. Pemilihan vaksin korisa, apakah menggunakan MCB atau MCTs
sebaiknya disesuaikan dengan kondisi lingkungan peternakan. Jika di
peternakan hanya terdapat serotipe A dan C maka sebaiknya dipilih MCB dan jika semua serotipe bakteri korisa ada, yaitu A, B dan C sebaiknya digunakan MCTs. Hal ini sesuai dengan pendapat Blackall et al., 2003 dan Fernando et.al.,
2005 bahwa vaksin korisa trivalen akan memberikan pelindungan yang luas
terhadap serangan korisa, karena antar serotipe bakteri korisa, yaitu
A, B dan C tidak ada cross protection (perlindungan silang).
Vaksin Korisa Berkapsul Lebih Baik dalam Menstimulasi Kekebalan
Kapsul yang menyelubungi tubuh bakteri H. paragallinarum,
yang terdiri dari unsur-unsur protein membran sel dan senyawa
liposakarida, berpengaruh terhadap tingkat virulensi (keganasan)
bakteri. Mekanisme fungsi kapsul ini telah diamati oleh banyak peneliti
(Kroll et al., 1988; Inzana et al., 1993; Boyce and Adler, 2000). Ditambahkan oleh Kume et al.
(1980) saat kapsul bakteri ini dihilangkan atau rusak maka tingkat
patogenitas, aktivitas HA dan kemampuan menstimulasi kekebalan
(antibodi) menjadi menurun.
Gambar 1. Kapsul yang menyelubungi H. paragallinarum ditunjukkan dari adanya lapisan transparan yang mengelilingi sel
Saat bakteri ini dibuat menjadi vaksin, ada kemungkinan kapsul yang menyelubungi H. paragallinarum
rusak. Jika hal ini terjadi maka kemungkinan kemampuan vaksin tersebut
dalam menstimulasi pembentukan antibodi dalam tubuh ayam tidak akan
seoptimal jika kapsulnya tetap utuh. Bagaimana halnya dengan bakteri
korisa dalam vaksin korisa Medion (Medivac Coryza)? Medion telah melakukan pengamatan kondisi bakteri yang terdapat dalam Medivac Coryza. Hasil pengamatan terlihat pada gambar 2.
Gambar
2. Bakteri korisa yang terdapat dalam Medivac Coryza masih memiliki
kapsul yang menyelubungi sel. Hal ini terlihat dari adanya lapisan tipis
transparan yang mengelilingi sel bakteri ini
Hasil pengamatan ini membuktikan Medivac Coryza diproduksi dengan teknik atau metode yang baik dan menggunakan adjuvant yang berkualitas sehingga kapsul yang menyelubungi bakteri korisa masih tetap utuh. Kondisi ini akan membuat Medivac Coryza mampu menstimulasi pembentukan kekebalan tubuh secara optimal.
Vaksinasi
korisa menjadi salah satu metode pengendalian serangan korisa yang
biasanya terjadi secara berulang. Pemilihan vaksin yang tepat (Medivac Coryza)
dan didukung dengan teknik pemberian vaksin yang tepat akan mampu
menstimulasi pembentukan kekebalan tubuh yang optimal. Ayam aman dari
serangan korisa, produksi telur tetap optimal dan keuntungan peternak
pun tetap tinggi. By: Pakan Ikan Madiun, Sumber: info.medion.co.id