1. |
DASAR PEMIKIRAN |
|
Budidaya perikanan memiliki potensi dan
peluang usaha menjanjikan keuntungan, selain finansial juga berdampak
terhadap pembangunan daerah cukup besar, antara lain:
1. |
Pertumbuhan ekonomi di daerah sentra produksi. |
2. |
Penyerapan tenaga kerja |
3. |
Pendapatan Daerah seperti PAD dan devisa negara
dapat meningkat |
4. |
Pemanfaatan lahan dapat maksimal |
5. |
Memacu perkembangan sektor lain seperti perkembangan
pemukiman penduduk dan Pariwisata |
6. |
Dapat menarik investor untuk menanamkan modalnya
|
Namun demikian perlu penanganan yang serius dari PEMERINTAH, dukungan
PERBANKAN dan Pelaku perikanan (Pembudidaya ikan: Inti dan plasma)
|
2. |
PELUANG PENGEMBANGAN |
|
1. |
Budidaya udang galah saat ini memiliki prospek
peluang menguntungkan untuk dikembangkan |
2. |
Untuk memenuhi kebutuhan local khususnya di Daerah
Istimewa Yogyakarta masih kekurangan, baik jumlah, ukuran dan
kontinyuitasnya. |
3. |
Permintaan ekspor belum mampu dipenuhi, karena
ketersediaan udang galah yang diperoleh dari alam sudah sedikit
dan hasil budidaya jumlahnya masih sangat terbatas. |
4. |
Tehnik budidaya udang galah, sederhana dan mudah
dilaksanakan oleh masyarakat luas, baik dikolam pekarangan,
maupun di kolam sawah. |
5. |
Margin keuntungan hasil budidaya udang galah masih
lumayan jika dibandingkan dengan keuntungan dari hasil budidaya
ikan air tawar yang lain seperti: lele, gurame, nila, mas, dan
tawes. |
6. |
Potensi Sumberdaya alam untuk ketersediaan lahan
pengembangan di negara Indonesia terbentang sangat luas |
|
3. |
PERMASALAHAN UMUM YANG ADA DI MASYARAKAT PEMBUDIDAYA
IKAN |
|
1. |
Penguasaan dan aplikasi tehnologi budidaya oleh
masyarakat pembudidaya ikan masih lemah |
2. |
Inovasi atau Proses alih tehnologi lambat |
3. |
SDM trampil terbatas |
4. |
Ketersediaan benih/ikan konsumsi disuatu wilayah
pada umunya masih banyak yang didatangkan dari luar daerah,
akibatnya biaya transport dan mortalitas selama pengangkutan
menambah beban cost produksi |
5. |
Harga pakan pabrik dipasaran relatif mahal dan
cenderung naik hingga tak seimbang dengan pendapatan petani
(+ 60 % beban biaya produksi adalah pembelian pakan) |
6. |
Pengelolaan usaha budidaya perikanan oleh petani
kebanyakan masih tradisional dan bersifat sambilan |
7. |
Pemasaran hasil produksi masih sering mengalami
kesulitan karena pada umumnya belum terbentuk jaringan pasar
yang jelas |
8. |
Pengembangan budidaya perikanan budidaya air tawar
pada umumnya belum terkonsentrasi, mengakibatkan beberapa kesulitan:
tranfer tehnologi, penanganan pasca panen, dan pemasaran |
|
4. |
V I S I |
|
Memasyarakatkan budidaya udang galah untuk
memberdayakan ekonomi rakyat melalui optimalisasi pemanfaatan lahan
(lahan sawah, lahan marginal atau lahan pekarangan). |
5. |
TUJUAN |
|
1. |
Memberdayakan lahan Sawah, lahan marginal atau
lahan pekarangan, sekaligus menciptakan model pengembangan untuk
meningkatkan pendapatan rakyat dengan berbudidaya ikan/udang
yang memiliki nilai ekonomis tinggi. |
2. |
Meningkatkan komoditas perikanan kualitas ekspor,
baik penyediaan benih dan konsumsi |
3. |
Mendukung pengembangan wisata mina dengan kegiatan:
Pusat jajan serba ikan, pemancingan dan wisata air |
4. |
Mendukung pengembangan kegiatan pertanian terpadu
|
5. |
Mengajak kelompok pembudidaya ikan/udang ketingkat
usaha yang professional dan berbadan hukum (minimal tergabung
dalam koperasi) |
|
6. |
TAHAP PENGEMBANGAN PERIKANAN BUDIDAYA AIR TAWAR
(UDANG GALAH) |
|
Untuk mendukung pengembangan budidaya
perikanan air tawar berkualitas ekspor, beberpa hal yang perlu ditempuh
adalah:
1. |
Menentukan lokasi disetiap wilayah/daerah yang
berpotensi perikanan sebagai sentral untuk kegiatan budidaya
air tawar: ikan, udang (Tugas Pemerintah) |
2. |
Mempromosikan kepada investor untuk menanamkan
modalnya sekaligus sebagai inti pengembangan budidaya air tawar.
Dan memberdayakan kelompok masyarakat setempat untuk dididik/dilatih
sebagai plasma pembudidaya ikan/udang air tawar (Tugas Pemerintah) |
3. |
Melaksanakan pembangunan sarana dan prasarana
budidaya air tawar, guna mencukupi kebutuhan benih dan ikan/udang
konsumsi dalam rangka memenuhi pasar lokal, luar daerah maupun
ekspor (Tugas Pemerintah dan Investor) |
4. |
Membentuk pola kerjasama antara Perbankan, Swasta
sebagai perusahaan inti, dan Koperasi kelompok masyarakat pembudidaya
ikan/udang sebagai plasma. |
5. |
Membentuk jaringan pemasaran baik dalam maupun
luar negeri dengan MOU (Tugas Pemerintah dan Investor) |
6. |
Mengupayakan Penyediaan Benih ikan/udang dan pakan
murah bagi pembudidaya ikan/udang (Tugas Pemerintah dan Investor) |
7. |
Penyediaan Unit Pelayanan Kesehatan Ikan
a. Panti kesehatan ikan yang bertempat di daerah Sentra produksi
b. Unit kesehatan ikan keliling (Tugas
Pemerintah dan Investor) |
|
7. |
POLA KERJASAMA INTI PLASMA |
|
Pengembangan Usaha Budidaya Udang Galah Pola Inti Plasma, antara
lain melibatkan 4 pihak Perusahaan Inti, Pembudidaya ikan/udang
sebagai plasma, Koperasi Kelompok Pembudidaya ikan/udang, dan Bank
pemberi kredit. Masing-masing pihak memiliki peran yang sesuai dengan
bidangnya sebagai berikut :
a. |
Pembudidaya Plasma |
|
1. |
Mengelola kolam yang telah dipersiapkan
oleh perusahaan inti dengan dana dari Bank/Pemerintah |
2. |
Membeli benih udang dari perusahaan inti
dan membeli pakan dari Koperasi |
3. |
Menebar dan memanen udang galah secara berkelompok. |
4. |
Mengelola kolam mengikuti petunjuk dari
konsultan perusahaan inti. |
5. |
Hasil panen dari pembudidaya dijual kepada
perusahaan inti pada tingkat harga yang wajar sesuai dengan
harga pasar yang disepakati. Hasil penjualan, setelah
dikurangi dengan pinjaman modal (Investasi dan modal kerja)
menjadi penerimaan pembudidaya. Sisa hasil penerimaan
sebaiknya disisihkan untuk ditabung sebagai dana pengembangan
kolam (usaha) |
6. |
Membayar kewajiban angsuran hutang dan bunga
kepada Bank melalui Koperasi. |
|
b. |
Perusahaan Inti |
|
1. |
Melakukan seleksi yang ketat terhadap calon
pembudidaya plasma |
2. |
Melaksanakan pelatihan terhadap calon pembudidaya
yang terpilih |
3. |
Menyediakan bibit udang yang berkualitas
tinggi |
4. |
Melaksanakan monitoring dan evaluasi terhadap
jalanya produksi |
5. |
Menyediakan tenaga ahli yang berpengalaman
dalam budidaya ikan/udang |
6. |
Membeli seluruh hasil produksi ikan/udang
dari pembudidaya plasma |
7. |
Membangun dan menyediakan sarana pendukung
dan sosial lainnya |
8. |
Membantu mencari dana pinjaman dari Bank
untu operasional Pembudidaya Plasma |
9. |
Mencari pembudidaya baru/pengganti jika
pembudidaya plasma mengundurkan diri dari kegiatan budidaya
ikan/udang sebelum pinjamannya lunas terbayar. |
|
c. |
Koperasi |
|
1. |
Mengusahakan saprodi/bahan kebutuhan pokok
dan menyalurkannya bagi pembudidaya plasma |
2. |
Bersama dengan perusahaan inti mengawasi
pengelolaan pembudidaya plasma |
3. |
Mengatministrasikan pinjaman pembudidaya
plasma |
4. |
Bersama dengan perusahaan inti mengawasi
dan mengelola pelaksanaan produksi, panen dan penjualan
hasil produksi ikan/udang kepada Perusahaan Inti |
5. |
Menangkap dan menyalurkan aspirasi pembudidaya
plasma kepada perusahaan inti |
|
d. |
Bank/Pemerintah |
|
Berdasarkan kelayakan usaha dalam kerjasama Pola
Inti – Plasma, diharapkan Bank/Pemerintah dapat melibatkan
diri untuk memberikan kredit kepada pembudidaya ikan/udang,
Koperasi dan Perusahaan Inti, baik kredit investasi maupun kredit
modal kerja. Dalam mengadakan evaluasi, disamping pengamatan
terhadap kelyakan aspek teknis budidaya ikan/udang dan kelayakan
finansial juga harus memastikan bagaimana pengelolaan kredit
dan persyaratan lainnya yang diperlukan hingga dapat menunjang
keberhasilan kegiatan bersama.
Dalam pelaksanaannya, Bank harus dapat mengtur cara pembudidaya
plasma mencairkan kredit, mempergunakannya untuk keperluan
operasional dan menetapkan tatacara membayar angsuran pengembalian
pokok pinjaman beserta bunganya. Untuk itu, Bank dapat membuat
perjanjian kerja sama dengan pihak perusahaan inti. Berdasarkan
kesepakatan pihak Pembudidaya/Kelompok/Koperasi, perusahaan
inti akan memotong uang hasil penjualan ikan/udang dari plasma
sebanyak yang disepakati bersama untuk dibayarkan langsung
kepada Bank. Besarnya potongan disesuaikan dengan rencana
angsuran yang telah disepakati pada waktu perjanjian kredit
dibuat oleh Pembudidaya Plasma dengan Bank/Pemerintah.
|
|
8. |
ASPEK TEKNIS |
|
BUDIDAYA UDANG GALAH SKALA RUMAH TANGGA
DI KOLAM SAWAH
SYARAT-SYARAT KOLAM SAWAH YANG BAIK
a. |
Lokasi |
|
1. |
Kolam sawah dekat sumber air dan mudah mendapatkan
air tawar yang bersih, bebas dari pencemaran limbah industri,
obat-obatan pertanian dan lain-lain. |
2. |
Fasilitas transportasi (jalan atau sungai)
yang memadai untuk mempermudah pengangkutan sarana produksi
(pakan, benur), hasil panen dan lain-lain |
3. |
Lokasi Kolam sawah sebaiknya terhindar dari
daerah: banjir, pengendapan lumpur, kelebihan air tawar
pada waktu musim hujan. |
|
b. |
Sumber air |
|
1. |
Air tawar bebas/bersih dari bahan pencemaran
dan perlu disaring/diendapkan sebelum dimasukan kedalam
kolam sawah (menghindari masuknya jasad kompetitor dan
predator). |
2. |
Air tawar berasal dari sungai maupun air
bawah tanah (pengeboran) yang bebas pencemaran. |
|
c. |
Fasilitas, Peralatan dan Mesin |
|
1. |
Tersedianya kolam sawah pemeliharaan yang
bentuk dan luasnya disesuaikan, kolam cadangan air, pintu
air pembuangan dan pemasukan yang terpisah dan memadai,
peralatan uji kualitas air, gudang penyimpanan pakan,
jaring dan lain-lain. |
2. |
Sumber tenaga untuk penggerak air seperti
pompa air, kincir air dan perlengkapan penunjang lainnya
(Jika diperlukan sesuai padat penebaran). |
3. |
Kapasitas sumber tenaga hendaknya disesuaikan
dengan tingkat kebutuhan. |
|
d. |
Ukuran dan Dasar kolam sawah |
|
1. |
Ukuran kolam sawah yang disesuaikan luas
standar + 500 – 1.000 m2 per petak untuk memudahkan
pemanenan, perawatan, penggantian air dan pengawasanya. |
2. |
Dasar kolam/sawah yang baik terdiri dari
kombinasi tanah lumpur dan pasir. |
3. |
Udang galah mempunyai daerah produktif dibagian
pinggir kolam dekat tanggul, sehingga makin panjang bentuk
kolam, maka makin luas daerah produktifnya. |
|
|
9. |
SISTEM PEMELIHARAAN |
|
a. |
Tahap Persiapan |
|
1. |
Perbaikan pematang, pembuatan kemalir dan
perbaikan kemiringan kolam dari pintu pemasukan air kearah
pintu pengeluaran air, pemasangan saringan pada pintu
masuk untuk menghindari masuknya kotoran atau binatang
pemangsa. |
2. |
Pengeringan dan pengolahan tanah sangat
dianjurkan. Apabila dalam pengeringan mengalami kesulitan,
pemberian kapur tohor guna memperbaiki struktur tanah
perlu dilakukan (dosis disesuaikan dengan pH tanah dan
jenis tanah) |
3. |
Pemberantasan hama dan penyakit dapat menggunakan
Saponin, Brestan 60, Rotenon dan zat-zat pemberantasan
lainnya yang dianjurkan. |
4. |
Untuk meningkatkan produktivitas lahan perlu
pemberian pupuk/bahan organik (kompos dan lain-lain) diperlukan
guna merangsang pertumbuhan jasad renik untuk makanan
alami benur udang galah, penggunaan disesuaikan dengan
daya dukung lahan:
a. |
Penggunaan pupuk:
• Pupuk kandang |
: 100 – 200 gr/m2 |
• Pupuk Urea |
: 5 – 10 gr/m2 |
• Pupuk TSP |
: 10 – 20 gr/m2 |
• Kapur Tohor |
: 100 – 200 gr/m2 |
|
b. |
Pemupukan susulan dilakukan setiap 1 – 2
Minggu sekali dengan dosis:
• Pupuk kandang |
: 25 - 50 gr/m2 |
• Pupuk Urea |
: 3 – 5 gr/m2 |
• Pupuk TSP |
: 5 - 10 gr/m2 |
|
c. |
Pengisian air secara bertahap untuk disesuaikan
dengan tahap pertumbuhan udang (tahap pendederan:
30-60 cm, pembesaran: 1-1,5 m). Setelah kondisi
warna air stabil benur dapat ditebarkan. |
d. |
Pemberian rumpon/shelter sebagai tempat berlindung/
berpijak, berupa daun kelapa, dan nipah, ranting
bambu/ bambu belah dll. |
|
5. |
Penebaran Benur :
a. |
Pilih benur yang baik dan sehat (baik
dari alami maupun panti pembenihan) dengan tanda
sebagai berikut; gerakan lincah, warna coklat/hitam
cerah, ukuran seragam (homogen) dan lain-lain. |
b. |
Benur ditebarkan ketempat yang telah dipersiapkan
misal kolam pendederan, ataupun langsung ke kolam
pemeliharaan yang telah dibebas hamakan sebelumnya.
Penebaran sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore
hari agar udang tidak mengalami stress. |
|
6. |
Kepadatan Benur :
Kepadatan benur yang dianjurkan disesuaikan dengan
tehnologi/pola usaha yang digunakan :
• |
Penebaran benur udang galah menurut
pengalaman petani dilakukan penebaran dengan kepadatan
untuk ukuran Juvenil: 10 - 20 ekor/m2 dan untuk
Tokolan kepadatan 5 – 10 ekor/m2, mengingat
tehnologi dan pola budidaya yang digunakan dikatagorikan
masih sangat sederhana (tradisional). |
• |
Untuk teknologi yang menggunakan pola tanam intensif,
kepadatan benur yang ditebar berkisar 20 ekor/m2
ke atas, dan sangat tergantung dari daya dukung
lahan, fasilitas/sarana/prasarana budidaya yang
dimiliki serta kemampuan skil dan permodalan pembudidaya. |
|
|
b. |
Pengendalian Kualitas Air |
|
1. |
Kadar Garam (Salinitas)
• |
Kadar garam yang baik untuk pertumbuhan
udang galah berkisar antara 0 - 5 ppt (diukur dengan
salinometer atau refractometer). |
|
2. |
Warna dan Kekeruhan Air
a. |
Warna air hijau dan coklat adalah
warna plankton atau jasad renik makanan alami udang
galah. Perubahan warna secara mendadak akibat lingkungan
kurang baik segera deperiksa guna menghindari hal-hal
yang tidak diinginkan. |
b. |
Kekeruhan akibat blomming plankton perlu dicegah
dengan mempertahankan kejernihan sedalam 25-35 cm
(diukur dengan Seichi Disk). Apabila kekeruhan lebih
dangkal dari ketentuan diatas perlu ditambahkan
air bersih bersamaan dengan pembuangan air. |
|
3. |
Kandungan pH :
a. |
pH air yang baik sekitar 7,5- 8,5
yang diukur secara tetap |
b. |
Apabila pH rendah perlu ditambahkan kapur, dan
pH tinggi perlu penambahan air bersih baru (diukur
dengan kertas lakmus atau pH pen). |
|
4. |
Kandungan Oksigen :
a. |
Apabila kandungan Oksigen rendah;
udang akan berenang kepermukaan air atau pinggir
tambak. Apabila diganggu atau terkena bayangan orang,
udang tersebut tidak segera masuk ke permukaan yang
lebih dalam. |
b. |
Kandungan oksigen yang baik minimum 4 ppm (diukur
dengan DO meter). |
c. |
Untuk menghindari hal-hal tersebut: •
Gunakan blower/kincir air dalam jumlah yang cukup
• Tambahkan air segar • Jagalah
warna dan kualitas air tetap stabil. •
Rubahlah jumlah makanan yang diberikan agar tidak
terkumpul didasar |
|
5. |
Temperatur air :
Temperatur air yang baik 25º – 30º C
(diukur dengan termometer), apabila temperatur air turun
sampai 18º C, maka udang akan kehilangan nafsu
makan, dan apabila lebih dari 32º C dapat mengakibatkan
kematian udang. |
|
|
10. |
CIRI-CIRI PAKAN UDANG YANG BAIK |
|
a. |
Pakan memiliki Kandungan gizi yang sempurna
• Pakan mengandung nutrisi yang lengkap dalam kadar
yang seimbang, mudah dicerna dan diserap oleh tubuh udang dengan
sangat cepat dan menghasilkan pertumbuhan yang cepat |
b. |
Pakan memiliki daya tarik yang sempurna terhadap
udang peliharaan.
• Ditinjau dari nafsu makan udang dan kebiasaan makan
dapat membuat udang tumbuh dengan pesat dan sama besa |
c. |
Pakan mampu menhasilkan kulit udang yang keras
• Pakan mengandung jumlah Kalcium yang mencukupi untuk
memproduksi kulit yang keras dan tahan terhadap lingkungan
luar, sehingga dapat mengakibatkan berat udang akan cepat
naik |
d. |
Pakan tidak mudah merusak kualitas air
• Pakan yang baik akan memiliki bentuk, ukuran, tidak
cepat rusak/membusuk, sehingga kualitas air tetap terjamin,
dan dasar kolam tetap dalam keadaan baik, merupakan dua hal
yang penting untuk mencapai pertumbuhan udang berkualitas |
e. |
Kualitas Pakan Stabil
• Pakan memiliki kandungan air sangat rendah, mudah
untuk disimpan, tidak cepat rusak/jamuran atau tidak mudah
membusuk, sehingga kandungan nutrisi pakan tetap stabil. |
|
11. |
CONTOH PEDOMAN PEMBERIAN PAKAN UNTUK 10.000
EKOR BENUR |
|
Umur
Udang
(hari)
|
BERAT
RATA ²
UDANG
(Gr/Ekor)
|
%
UDANG
HIDUP
|
JUMLAH
UDANG
HIDUP
(Ekor)
|
FREKUENSI
PEMBERIAN PAKAN
(Kali/hari)
|
PAKAN
|
VOLUME
PAKAN
|
KOMULATIF
PAKAN
(Kg)
|
Kode
|
%
|
(Kg/Hari)
|
(Kg/15
Hari)
|
1
|
0,04
|
100
|
10.000
|
3
|
801
|
40
|
0,16
|
2,40
|
2,40
|
15
|
0,10
|
95
|
9.500
|
3
|
801
|
20
|
0,20
|
3,00
|
5,40
|
30
|
0,40
|
90
|
9.000
|
3
|
801+2
|
7
|
0,25
|
3,75
|
9,15
|
45
|
1,00
|
85
|
8.500
|
3
|
801+2
|
7
|
0,60
|
9,00
|
18,15
|
60
|
2,00
|
80
|
8.000
|
3
|
802
|
6
|
1,00
|
15,00
|
33,15
|
75
|
3,00
|
77,5
|
7.750
|
3
|
802
|
6
|
1,40
|
21,00
|
54,15
|
90
|
5,00
|
75
|
7.500
|
3
|
802
|
5
|
1,90
|
28,50
|
82,65
|
105
|
8,00
|
72,5
|
7.250
|
3
|
802
|
4,5
|
2,60
|
39,00
|
121,65
|
120
|
12,00
|
70
|
7.000
|
4
|
802
|
4
|
3,40
|
51,00
|
172,65
|
135
|
19,00
|
67,5
|
6.750
|
4
|
803
|
3,5
|
4,50
|
67,50
|
240,65
|
150
|
28,00
|
65
|
6.500
|
4
|
803
|
3
|
5,50
|
82,50
|
322,65
|
165
|
35,00
|
62,5
|
6.250
|
4
|
803
|
3
|
6,60
|
99,00
|
421,65
|
180
|
50,00
|
60
|
6.000
|
4
|
803
|
3
|
9,00
|
135,00
|
556,65
|
KETERANGAN:
- Pemeliharaan udang kolam sawah berkisar selama 4 - 6 bulan
- Total pakan yang diberikan disesuai dengan jumlah biota
yang dipelihara, waktu pemeliharaan pagi, siang, sore dan
malam dengan porsi pakan paling banyak pada malam hari.
- Berat udang rata-rata sesuai dengan waktu pemeliharaan
diukur melalui sampling sekaligus berfungsi untuk menentukan
prosentase pakan yang akan diberikan.
|
|
12. |
KONSTRUKSI KOLAM DAN PERLENGKAPANNYA |
|
a. |
Penampang Kolam |
|
Keterangan :
a. Pematang
c. Current
e. Permukaan air |
b. Bambu berlubang sebagai Inlet sekaligus
aerasi
d. Plataran
f. Paralon (Out let) |
Bambu berlubang sebagai inlet berfungsi untuk membantu adanya
difusi Oksigen dari udara (semakin banyak in let bambu oksigen
yang dihasilkan semakin banyak, dan kemiringan pematang serta
plataran berfungsi untuk memberikan kondisi optimum bagi udang
saat terjadi molting. Untuk mempermudah pengeringan kemiringan
kolam dari in let ke arah out let dibuat + 5 º, jika
diperlukan didepan out let dibuatkan tempat penampungan udang
saat pemanenan.
Luas kolam untuk budidaya udang galah yang ideal berukuran
antara 500 – 1.000 m2 |
b. |
Shellter
Shellter dibuat dari potongan bilah bambu utuh yang dibelah
dua kemudian dirangkai seperti kere, disusun berjajar dan
dipasang dengan menggunakan pancang, shellter berfungsi untuk
berlindung bagi udang dan mengurangi terjadinya kanibal dengan
harapan survival rate (SR) akan tinggi. Menurut pengalaman
semakin banyak shellter yang dipasang SR akan semakin tinggi. |
|
13. |
RAB PENGEMBANGAN USAHA BUIDAYA UDANG GALAH |
|
a. |
Investasi :
a. Sewa lahan 1 Ha, 5 tahun
b. Konstruksi
c. Alat
d. Rumah Jaga 1 Unit 4 x 4 m2
e. MCK, 1 unit
f. Instalasi listrik
g. Peralatan masak, alat tidur |
:
:
:
:
:
:
:
|
25.000.000
18.083.500
894.500
3.200.000
300.000
1.700.000
1.000.000
|
Sub Jumlah |
:
|
50.178.000
|
|
b. |
Biaya tetap pertahun |
:
|
16.711.200
|
|
c. |
Modal Kerja Operasional |
:
|
68.600.000
|
Total Biaya/tahun |
:
|
85.311.200
|
|
d. |
Analisa produksi kolam
• Total luas lahan budidaya 1 Ha (10.000 m2)
• Jumlah kolam 10 petak @ 1.000 m2
• Asumsi produktivitas kolam 0,15 – 0,19 Kg/m2
• Maka kapasitas produksi untuk 10 kolam sebesar 1,5
– 1,9 ton/siklus (3,4 ton/tahun) (Tradisional Plus)
|
e. |
Informasi harga udang galah konsumsi size 30
– 35, Rp.30.000 – 35.000 per kilo gram (Yogyakarta
dan sekitarnya). |
|
14. |
ASPEK TEKNIS |
|
a. |
TEHNIK PEMBENIHAN UDANG GALAH
SKALA RUMAH TANGGA
Sehubungan dengan telah disederhanakannya teknologi yang
diterapkan pada pembenihan udang galah skala rumah tangga,
maka sarana yang diperlukan juga disederhanakan terutama dalam
hal kuantitas, fungsi dan input produksi.
1.1. |
Bak Pemeliharaan Larva |
|
Bak pemeliharaan larva untuk pembenihan skala rumah
tangga dapat dibuat dalam berbagai dimensi serta bahan
utama seperti yang terlihat pada tabel 1 dibawah ini:
Tabel 1. Jenis Dan Dimensi Bak Pemeliharaan Larva
No.
|
Bahan
Pembuatan
|
Dimensi
|
1.
|
Dinding batu bata/batako, pasir, semen |
( 2 x 1,1 x 1,2 ) m ( P x L x T )
(Kapasitas air 2 ton), bentuk dasar setengah lingkaran
dan oval dinding licin |
Keterangan : P = Panjang
; L = Lebar; T = Tinggi |
1.2. |
Sistem Pengairan
Sebuah pembenihan udang galah skala rumah tangga tidak
memerlukan sistem pengairan yang terlalu rumit karena
yang diperlukan hanyalah pipa pengeluaran dari dalam
bak, pipa penguras air dan selang pensuplai air serta
sebuah pompa portable kecil. |
1.3. |
Sistem Aerasi
Bak pemeliharaan larva memerlukan aerasi sebagai sumber
oksigen dan sumber penggerak massa air. Aerasi diperoleh
melalui pemasangan aerator akuarium beberapa unit atau
melalui blower mini.
Bila menggunakan blower mini maka bak pemeliharaan
perlu dilengkapi dengan pipa penyalur udara (dari pipa
PVC 1/2 inch) yang diberi lubang sesuai dengan diameter
dan jumlah selang udara yang akan dipergunakan. Untuk
mengatur agar pengeluaran udara sama besar juga diperlukan
batu aerasi dan kran pengatur aerasi. Jumlah ideal titik
aerasi dalam satu bak adalah 2,5 x luas bak dalam meter
persegi permukaan air sehingga diperlukan minimal 6
– 8 buah batu aerasi seluas 2,2 meter persegi
bak pemeliharaan larva. Batu aerasi sebaiknya mencapai
kedalaman sekitar 5 cm di atas dasar bak sehingga penyediaan
oksigen akan lebih merata.
|
1.4. |
Alat-alat Penunjang |
|
Dalam masa operasional pemeliharaan sejak penebaran
nauplius udang galah hingga pemanenan post larva (PL)
udang galah diperlukan ala-alat penunjang seperti yang
diuraikan pada Tabel 2 berikut:
Tabel 2. Daftar Alat Penunjang Yang Diperlukan
No.
|
Keperluan
|
Alat
|
Ukuran
|
1.
|
Pindah Larva |
Serok halus
Serok besar
Ember lebar |
20 micron
0,5 mm #
20 liter |
2.
|
Saringan Air |
Kantong saring
Keranjang saring |
10 micron
0,5 mm |
3.
|
Pemberian pakan:
Larva dan PL |
Saringan kelapa |
kecil, sedang, besar |
4.
|
Alat Penyimpan pakan |
Kulkas |
Portable |
5.
|
Penetasan Artemia |
Corong penetasan
Saringan atemia |
15 liter
10 micron |
6.
|
Pengukuran suhu |
Termometer |
Celcius |
7.
|
Pengukuran salinitas |
Salino meter/
Refractometer |
|
8.
|
Alat pensuplay air |
Pompa DAB |
1 inch |
9.
|
Saluran air/udara |
Pipa PVC |
1 inch |
10.
|
Suplay Oksigen |
Aerator
Selang plastik
Batu aerasi
Pemberat timbal
Kran aerasi |
Mini
0,5 cm (“ D “) |
11.
|
Tutup bak |
Terpal Plastik |
Sesuai Bak |
12.
|
Pembersih Bak |
Spon
Sikat lantai |
|
13.
|
Pembersih kotoran Larva/suplay air |
Selang sipon/spiral
Ember plastik |
0,5 inch
3/4 inch
1 inch
30 Liter |
14.
|
Pembuatan pakan Buatan |
Kompor
Dandang/Soblok
Baskom
Timbangan kue
Sendok sayur
Mixer/blander
Gayung pakan |
|
15.
|
Treatmen air/ pengobatan |
Ember plastik
Gayung plastik
Pipet ukur
Timbangan
Gelas ukur |
15 liter
0,5 liter
1 - 10 ml
minimal 2 digit
- 500 ml
- 2000 ml |
16.
|
Pembangkit listrik |
PLN
Genset |
1300 watt
1000 watt |
17.
|
Packing larva |
Kantong Palstik
Karet
Tabung gas O2 |
25 x 30 cm |
18.
|
Alat Penunjang Lainnya |
Transportasi
Komunikasi |
|
Catatan : saringan yang
berukuran dibawah 250 mikron biasanya menggunakan kain
sablon |
1.5. |
Bahan Penunjang |
|
Dalam masa operasional pemeliharaan sejak penebaran
nauplius udang galah hingga pemanenan post larva (PL)
udang galah diperlukan ala-alat penunjang seperti yang
diuraikan pada Tabel 2 berikut:
Tabel 2. Daftar Alat Penunjang Yang Diperlukan
No.
|
Jenis
Bahan
|
Keterangan
Pemakaian
|
1.
|
Larva Udang Galah |
100 s/d 150 ekor/liter |
2.
|
Pakan:
a. Pakan buatan:
- Skim
- Terigu
- Cumi-cumi
- Telur ayam/bebek
- Vitamin/mineral
b. Alami:
- Artemia
- Dapnia |
Dibuat sesuai kebutuhan
5 s/d 40 ekor artemia per larva s/d PL atau 1,5
kaleng/ bak/ siklus
Dikultur terlebih dahulu diberikan untuk PL |
3.
|
Obat-obatan:
a. Forazolidon
b. Prefuran
c. EDTA
d. Kaporit
e. Clorin
f. Natrium Tio Sulfat
g. Formalin
h. Malachite green
Media Kultur:
- Air tawar
- Air asin
- Air payau
|
1 - 2 ppm (Untuk Bacteri)
1 - 2 ppm (Untuk Bacteri)
0,5 - 1 ppm (desinfectan /treatmen air)
5 - 150 ppm (desinfectan)
5 - 150 ppm (desinfectan)
Penetraliser Kaporit/Clorin digunakan 2/3 ppm
dari bahan terpakai (kaporit/clorin)
25 - 250 ppm (protozoa)
< 0,04 ppm (fungi/protozoa)
Digunakan untuk budidaya larva dan pencucian
Cultur artemia
Cultur Larva (6 - 10 promil)
|
|
|
b. |
PENGELOLAAN UNIT OPERASIONAL
1.1. |
Pengelolaan Air |
|
Air pemeliharaan larva udang galah skala rumah tangga
harus memiliki salinitas diantara 6 hingga 10 promil.
Kejernihan air mutlak diperlukan agar tidak menggangu
proses pemberian pakan dan pemantauan kualitas air.
Air diganti hanya sebanyak air yang terbuang pada saat
pembersihan dasar bak (Penyifonan) sehingga kejutan
akibat pergantian air dihindari sedapat mungkin. Bak
perlu ditutup agar sinar matahari tidak langsung menyinari
bak yang dapat menimbulkan pertumbuhan lumut yang berbahaya. |
1.2. |
Pemeliharaan Larva
Benih Udang Galah yang baru menetas (Larva) dapat diperoleh
dari pembenihan skala besar ataupun dari petani tambak.
Pembelian dari pembenihan yang besar biasanya dilakukan
dalam jumlah 1 (satu) juta benih dengan keuntungan bahwa
larva sudah jelas mutu dan jumlahnya sejak awal walaupun
harganya mahal.
Pasca larva yang dapat dihasilkan seauai kapasitas
bak berdasarkan pengalaman di Hatchery skala rumah tangga,
cukup bervariasi antara 5 % hingga 40 % tergantung kecermatan/keahlian
dalam pemeliharaan dan dukungan cuaca pada saat pemeliharaan.
Larva dipelihara dalam bak sistem tertutup (in door)
didalam ruangan dengan suhu yang panas berkisar 29 ?
C - 31 ? C atau di ruang terbuka (out door) hanya dengan
penutup terpal, kelemahannya suhu dalam bak sangat berfluktuasi
bisa sangat panas bahkan sebaliknya amat dingin pada
saat musim penghujan namun jika dikelola dengan cermat
masih dapat menghasilkan survival rate (SR) yang menguntungkan. |
1.3. |
Pemberian Pakan
Pakan larva diberikan dalam jumlah yang sangat bervariatif
sesuai nafsu makan udang galah yang dari hari ke hari
atau dari jam ke jam mengalami perubahan sesuai dengan
tingkat perubahan metabolismenya. Frekuensi pemberian
pakan sebaiknya 1 (satu) s/d 2 (dua) jam sekali setiap
hari dan berakhir setelah udang galah dipanen. Pemberian
pakan dilakukan dengan mematikan aerasi dan larva udang
yang sehat akan segera naik ke permukaan air lalu pakan
ditebar merata di seluruh permukaan air. Setelah larva
udang seluruhnya tampak memegang pakan yang diberikan,
kemudian aerasi dihidupkan kembali. Pemberian pakan
tidak boleh berlebihan sebab akan merusak kualitas air
yang dapat mengakibatkan kematian larva yang dipelihara.
Pakan alami (artemia) mulai diberikan, setelah sebelumnya
ditetaskan terlebih dahulu selama + 14 jam atau lebih
dalam bak berbentuk kerucut/konikel tank yang diaerasi
dengan cara kultur menurut petunjuk Produck Artemia.
Pada awal pemberian, artemia sebaiknya dilemahkan terlebih
dahulu agar mudah ditangkap oleh larva Udang Galah yang
dipelihara. Artemia sebaiknya dipanen dan diberikan
bila mana pemberian pakan buatan tidak diberikan lagi.
Hal tersebut disamping menghemat biaya juga untuk menekan
mortalitas udang akibat kanibalisme sesama larva. Mengingat
harga artemia amat mahal, Jumlah artemia yang diberikan
pada larva s/d Posca larva berkisar antara 5 s/d 40
ekor/larva/PL per hari sesuai umur.
|
1.4. |
Pembuatan Media Kultur |
|
Media kultur (air payau) dibuat dengan cara mencampur
air tawar dengan air asin menggunakan rumus sebagai
berikut:
a.
|
Pengenceran |
S =
S1. V1 + S2 . V2
V1
+ V2
S = Salinitas yang dikehendaki ………….
?o
S1 = Salinitas tinggi (air laut) …………….
%o (
Diukur dengan salino meter/refrakto meter)
S2 = Salinitas rendah (air tawar) …………
%o
V1 = Volume air salinitas tinggi ………….
m3/ton
V2 = Volume air salinitas rendah …………
m3/ton |
b. |
Pengenceran |
: V1 x N1 = V2
x N2
* V1 = Volume air laut
* N1 = Salinitas air laut mula-mula
* V2 = Volume setelah pengenceran (air payau)
* N2 = Salinitas setelah pengenceran (air payau
yang diperlukan)
Misal = V1 x N1 = V2 x N2
= 10 x 30 = V2 x 6
= V2 = 300/6 = 50 liter
= 10 + … = 50 liter --? 50 – 10 = 40
liter
= 1 + …. = 5 liter ………..
1 : 4 = air asin : air tawar |
Media larva perlu dipersiapkan 24 jam sebelum digunakan
selama waktu tersebut ditreatmen dengan larutan desinfektan
seperti Kaporit/Chlorin dengan dosis 1,5 ppm s/d 5 ppm
dan sebelum digunakan dinetralisir dengan larutan Natrium
Tio Sulfat + 2/3 dari dosis Kaporit yang digunakan (Dengan
catatan jika dosis Kaporit yang digunakan cukup tinggi). |
1.5. |
Pakan Buatan |
|
a.
|
Peralatan
- Mixer
- Dandang/Soblok
- Kompor
- Sendok
- Baskom
- Saringan teh/kelapa
- Alat lain yang menunjang. |
b. |
Bahan
- Skim 0,25 kg
- Telur 1 kg
- Terigu 80 gr
- Vitamin/Mineral (Calsidol/AD Plek) |
c.
|
Cara Pembuatan
1. |
Telur dipecahkan dan kuning
telur dengan putih telurnya dipisahkan. |
2. |
Kuning telur dikocok dan ditambahkan air
secukupnya + 1 liter. |
3. |
Kemudian masukkan skim dan terigu lalu dikocok
sampai merata. |
4. |
Adonan tersebut dibungkus dalam plastik
dan dikukus sampai masak. |
5. |
Setelah masak dan didinginkan baru ditambahkan
vitamin/mineral |
6. |
Adonan tersebut disimpan dalam almari es
(Kulkas) |
7. |
Sebelum pemberian pakan pada larva udang,
terlebih dahulu pakan disaring sesuai ukuran
larva yang akan diberi pakan dengan saringan
teh/kelapa (ukuran kecil, sedang, dan besar).
Ukuran 16 mesh/cm untuk larva berumur 12 -
13 hari dan ukuran 8 mesh/cm untuk umur 14
- 35 hari sampai dengan Pasca Larva. |
|
|
|
|
15. |
PANEN DAN DISTRIBUSI |
|
a. |
Panen
Bila kondisi pemeliharaan baik, maka waktu yang dibutuhkan
untuk pemeliharaan larva cukup singkat, yaitu berkisar 35
hari atau 90 % larva sudah menjadi PL (Post Larva) dapat dilakukan
panen, Cara panen dapat dilakukan sebagai berikut:
1. |
Aerasi dimatikan |
2. |
Ditunggu beberapa saat sampai larva berada di permukaan
air. |
3. |
Larva yang berada dipermukaan air dipindahkan dengan
saringan larva (seser) ke tempat lain sebagai penampungan
sementara. |
4. |
Saringan pasca larva dipasang dalam bak, kemudian kran
aerasi dibuka. |
5. |
Dilakukan pemisahan antara pasca larva dengan larva
yang ikut terbawa. |
6. |
Pasca Larva yang diperoleh dihitung dengan cara sampling
atau dihitung satu persatu, apabila jumlahnya tidak terlalu
banyak. |
7. |
Larva yang ditampung ditempat penampungan sementara,
kemudian dikembalikan lagi ke dalam bak larva. |
8. |
Pasca larva yang diperoleh ditampung dalam bak penampungan. |
9. |
Pasca larva selanjutnya diadaptasikan dilingkungan air
tawar dengan jalan penurunan salinitas secara betahap
2 %o setiap hari agar tidak terjadi stress pada larva |
10. |
Selama adaptasi didalam bak pasca larva dipasang shelter
plastik gelombang + 80 % dari luas dasar bak. |
11. |
Jika pasca larva sudah teradaptasi dengan air tawar
maka pasca larva siap di perjual belikan. |
|
b. |
Transportasi Pasca Larva
Transportasi pasca larva dapat dibedakan menurut jarak dan
sarana jalan yang ada:
1. |
Jarak dekat dengan prasarana jalan yang
baik dapat menggunakan sistem terbuka. |
2. |
Jarak jauh yang memerlukan waktu cukup lama dapat menggunakan
sistem tertutup |
|
|
1. |
Sistem Terbuka
Peralatan yang diperlukan antara lain:
- Ember dengan volume air + 70 liter
- Satu set aerator batery
- Lembaran plastik sebagai shelter
- Air tawar bersih
- Jika perjalanan kurang dari 1 jam sebaiknya
kepadatan berkisar antara 50 - 100 ekor /liter.
- Sebaiknya suhu air diturunkan hingga 15 -
20 ? C dengan menggunakan es balok.
|
|
2. |
Sistem Tertutup
Alat dan bahan yang diperlukan antara lain:
- Kantong plastik
- Jerigen
- Dus pengemas
- Gas oksigen
- Shelter dari rafia
- Pakan alami “ Artemia”
- Karet pengikat
- Es balok
- Kepadatan benih 500 ekor/liter (ukuran benih
5 - 8 cm) dan 750 ekor/liter (ukuran benih 3
- 5 cm) serta 1.000 ekor/liter ( ukuran benih
1 - 3 cm)
- Oksigen dimasukkan ke dalam plastik dengan
perbandingan lebih dari 1 : 5 (satu bagian air
dan lima bagian oksigen)
- Kemudian plastik diikat erat dan dikemas
dalam dus/karton berlakban rapat.
- Pengangkutan ketempat tujuan telah siap diberangkatkan.
|
|
|
|
16.
|
ANALISA USAHA PEMBENIHAN UDANG GALAH
SKALA RUMAH TANGGA |
|
a. Modal Investasi
1. |
1.1 |
Bangunan 1 unit Hatchery terdiri dari:
- Bangunan in door ukuran 4 m x 6 m = 24 m2 x
standar bangunan Rp. 350.000,00 termasuk:
• Bangunan bak larva ukuran 2,5 ton atau
ukuran : (2 x 1,1 x 1,2) x 1 m sebanyak 5 buah |
Rp. 8.400.000 |
1.2 |
Bangunan Bak Media (Air Payau) ukuran 4 ton atauukuran
(2 x 2 x 1) x 1 m |
Rp. 1.000.000 |
1.3 |
Pemasangan Jaringan Listrik (PLN) |
Rp. 1.500.000 |
|
Jumlah 01
|
Rp. 10.900.000 |
|
2. |
Alat Penunjang Pembenihan udang galah:
- |
Serok halus 150 micron 1 buah |
Rp. 19.000 |
- |
Serok besar 0,5 mm 1 buah |
Rp. 15.000 |
- |
Ember besar ukuran 20 liter 2 buah @ Rp.15.000,00 |
Rp. 30.000 |
- |
Saringan air ukuran 10 micron 0,25 m/T150 |
Rp. 75.000 |
- |
Saringan kelapa (staenlees) ukuran lubang:
* Kecil
* Sedang
* Besar |
Rp. 9.000
Rp. 11.000
Rp. 19.500 |
- |
Kulkas Portable 1 buah |
Rp. 900.000 |
- |
Saringan artemia 50 micron 0,5 m/T90 |
Rp. 56.250 |
- |
Corong penetasan 2 buah @ Rp. 32.500,00 |
Rp. 65.000 |
- |
Termometer derajad Celcius 1 buah |
Rp. 6.000 |
- |
Salinometer 1 buah |
Rp. 11.000 |
- |
Pompa DAB 1,5 inch |
Rp. 600.000 |
- |
Aerator merek Resun/orca 3 buah @ Rp. 350.000,00 |
Rp. 1.050.000 |
- |
Selang plastik 1 rol @ Rp. 80.000,00 |
Rp. 80.000 |
- |
Batu aerasi 60 buah @ Rp.1.500 |
Rp. 90.000 |
- |
Timbal pemberat 1 kg @ Rp.7.000,00 |
Rp. 7.000 |
- |
Sok selang aerasi 1 pak @ Rp.6.000,00 |
Rp. 6.000 |
- |
Terpal plastik ukuran 2,5 x 1,5 m2 sebanyak 5 buah @
Rp. 5.000,00 |
Rp. 65.000 |
- |
Busa tebal 0,5 m, Rp. 30.000,00/m |
Rp. 15.000 |
- |
Sikat lantai 1 buah |
Rp. 9.000 |
- |
- Selang sipon/spiral ukuran:
* 0,5 inch 5 m @ Rp.7.000,00/m
* 0,75 inch 6 m @ Rp. 10.000,00/m
* 1 inch 5 m @ Rp.15.000,00/m |
Rp. 35.000
Rp. 60.000
Rp. 75.000 |
- |
Ember plastik ukuran 30 liter 1 buah |
Rp. 20.000 |
- |
Kompor minyak 1 buah |
Rp. 60.000 |
- |
Dandang/soblok 1 buah |
Rp. 26.000 |
- |
Baskom plastik 1 buah |
Rp. 7.000 |
- |
Timbangan kue ukuran 1.000 gram, 1 buah |
Rp. 39.000 |
- |
Sendok sayur bahan plastik warna putih 1 buah |
Rp. 2.500 |
- |
Mixer 1 tangkai 1 buah |
Rp. 250.000 |
- |
Gayung pakan 1 buah |
Rp. 4.000 |
- |
Ember plastik ukuran 15 liter, 1 buah |
Rp. 12.500 |
- |
Gayung plastik 0,5 liter 3 buah @ Rp.5.500,00 |
Rp. 16.500 |
- |
Pipet uku ukuran 10 ml, 1 buah |
Rp. 11.000 |
- |
Gelas ukur dari plastik, ukuran:
* 500 ml, 1 buah
* 2.000 ml, 1 buah |
Rp. 15.000
Rp. 17.500 |
- |
Genset 1000 KVA buatan Rakyat Cina |
Rp. 1.700.000 |
- |
Tabung gas Oksigen |
Rp. 790.000 |
|
Jumlah 01
|
Rp. 6.280.250 |
|
Sub Total A (1 + 2)
|
Rp. 17.180.250 |
|
b. Modal Kerja/Biaya Operasional
1. |
Biaya pembelian air laut/siklus |
Rp. 150.000 |
2. |
Biaya penggunaan tenaga listrik/siklus |
Rp. 50.000 |
3. |
Operasional genset/siklus |
Rp. 20.000 |
4. |
Pembelian nauplius Udang galah sebanyak 1.250.000
ekor
Per sejuta @ Rp.300.000,00 |
Rp. 375.000 |
5. |
Pemakaian obat-obatan/siklus (EDTA, Kaporit, Natrium
Tio
Sulfat, Forazolidon dll)/siklus |
Rp. 75.000 |
6. |
Pembelian Artemia, 3 Kaleng @ Rp. 520.000,00 |
Rp. 1.560.000 |
7. |
Plastik panen ukuran 20 x 40 cm 2 rol @ Rp.20.000,00 |
Rp. 40.000 |
8. |
Karet gelang 0,25 kg @ Rp.9.000/m |
Rp. 2.250 |
9. |
Telur bebek sebanyak 106 butir/siklus @ Rp. 700,00 |
Rp. 74.200 |
10. |
Tepung terigu 1,25 kg/siklus @ Rp. 3.500,00 |
Rp. 4.375 |
11. |
Skim 3,125 kg/siklus @ Rp. 25.000,00 |
Rp. 78.125 |
12. |
Biaya lain-lain sampai panen (Wartel, Konsumsi
dll.) |
Rp. 100.000 |
|
Sub Total B
|
Rp. 2.528.950 |
|
|
|
c. |
Upah tenaga kerja 1 orang
Rp.300.000,00 x 12 bulan = Rp. 3600.000 : 8 Siklus |
Rp. 450.000 |
d. |
Total Biaya Operasional ( B + C) |
Rp. 2.978.950 |
e. |
Penyusutan Modal Investasi
1.
|
Bangunan Hatchery diperhitungkan selama 15 tahun, maka
Perhitungan untuk persiklus =
Rp. 10.900.000,00 : pertahun 8 siklus x 15 tahun = Rp.
10.900.000,00 : 120 siklus = |
2. |
Peralatan Hatchery diperhitungkan selama 3 tahun, maka
Perhitungan untuk/siklus= Rp.6.280..250 : 8 siklus x 3
tahun = Rp.6.280.250 : 24 siklus = |
|
Rp. 90.833
Rp. 261.677 |
|
Sub Total (1 + 2)
|
Rp. 352.510 |
f. |
Total Biaya pengeluaran (D + E) |
Rp. 3.331.460 |
g. |
Penerimaan: Survival rate (SR)
10 % x 1.250.000 ekor nauplius
= 125.000 Post Larva (PL) x Rp.45
|
Rp. 5.625.000 |
h. |
Laba Operasional ( G – D) |
Rp. 2.646.050 |
i. |
Laba bersih sebelum dikurangi biaya
sewa tanah, pajak atau Bunga Bank jika modal diperoleh dari
pinjaman Bank (G – F)
|
Rp. 2.293.540 |
j. |
Laba bersih dalam 1 tahun (8 siklus)
= Rp.2.293.540 x 8 siklus = |
Rp.18.348.320 |
k. |
Analisa biaya manfaat = B/C ratio
= ( G : (B + C) ) |
1,9 > 1 |
|
|
|
|
|