Optimalkan Produksi Saat Heat Stress |
Tubuh ayam, secara normal selalu menghasilkan panas tubuh, berupa panas metabolisme yang sering disebut heat increament.
Seekor ayam petelur yang dipelihara di kandang baterai, yang
mengkonsumsi ransum dalam jumlah normal dan tingkat produksi telur 80%
mampu menghasilkan panas sebanyak 800 Kkal/hari. Jika populasi ayam yang
dipelihara 10.000 ekor, maka panas yang diproduksi setara dengan panas
yang dihasilkan dari pembakaran minyak sebanyak 231 liter. Sebuah jumlah
yang fantastik, jika boleh sedikit humor, mungkin bisa dijadikan
sebagai alternatif sumber energi baru.
Panas tubuh ayam tersebut akan dikeluarkan tubuh secara normal melalui 3 mekanisme, yaitu :
- Konduksi, dengan cara menempelkan permukaan tubuh ke bagian kandang yang lebih dingin, misalnya lantai kandang maupun bagian sisi dari tempat minum
- Konvensi, yaitu aliran udara membawa panas tubuh ayam
- Radiasi, melalui proses elektromagnetik dimana panas bergerak dari permukaan yang lebih panas (tubuh ayam) ke permukaan yang lebih dingin tanpa sebuah media perantara, seperti aliran panas matahari ke bumi
Mekanisme pengeluaran panas tubuh ini akan berfungsi secara normal (optimal), saat ayam dipelihara pada zona nyaman (comfort zone), dengan suhu lingkungan kandang 25-28oC
dan kelembaban 60-70%. Diluar kondisi ini, dengan suhu melebihi zona
nyaman, maka respon ayam untuk mengeluarkan panas tubuh akan berubah.
Seperti
yang telah kita ketahui bersama, negara kita, Indonesia tercinta
beriklim tropis, dimana seringkali ditemukan suatu kondisi yang kurang
atau tidak nyaman bagi ayam.
Suhu kandang yang tinggi, lebih dari 28oC bukan suatu keadaan yang sulit ditemukan. Dan kondisi ini akan tentu saja akan menyebabkan ayam stres, dinamakan heat stress.
Tentang Heat Stress
Heat stress merupakan suatu cekaman yang disebabkan suhu udara yang melebihi zona nyaman (> 28oC)
dan hal ini menjadi salah satu problematika utama di dunia perunggasan
Indonesia. Stres ini dikarenakan ayam tidak bisa menyeimbangkan antara
produksi dan pembuangan panas tubuhnya. Tidak hanya heat stress, suhu lingkungan yang berfluktuatif juga menjadi ancaman bagi produktivitas ayam.
Heat stress
dapat terjadi dalam 2 bentuk, yaitu akut dan kronis. Bentuk akut
terjadi saat suhu dan atau kelembaban meningkat drastis (terjadi
tiba-tiba, red), sedangkan bentuk kronis dipicu kondisi meningkatnya suhu dan atau kelembaban dalam waktu yang relatif lama.
Ayam dewasa dengan berat badan yang lebih besar
lebih riskan mengalami heat stress dengan tingkat resiko yang lebih besar
lebih riskan mengalami heat stress dengan tingkat resiko yang lebih besar
Heat stress akan
menimbulkan efek yang lebih besar pada ayam tua dibandingkan dengan
ayam muda. Ayam dewasa mempunyai bulu yang telah sempurna dan kondisi
ini akan mempersulit pembuangan panas tubuhnya. Selain itu, ayam dewasa
juga memiliki ukuran tubuh lebih besar sehingga panas tubuh yang
dihasilkan lebih banyak.
Gejala dan Mekanisme Heat Stress
Saat kondisi heat stress, ayam akan melakukan beberapa aktivitas sebagai respon terhadap suhu yang tinggi, diantaranya :
- Memperluas area permukaan tubuh
Hal
ini ditunjukkan ayam dengan melebarkan atau menggantungkan sayapnya.
Usaha ayam ini kurang memberikan hasil yang optimal. Alasannya ialah
suhu tubuh ayam dengan suhu lingkungan kandang tidak berbeda nyata,
akibatnya aliran panas tubuh ke lingkungan kandang (secara radiasi)
menjadi kurang optimal.
- Melakukan peripheral vasodilatation atau meningkatkan aliran darah perifer (tepi), terutama pada bagian jengger, pial dan kaki
- Panting
Panting atau bernapas melalui tenggorokan merupakan aktivitas khas yang ditunjukkan oleh ayam pada saat mengalami heat stress.
Mekanisme ini sama halnya dengan mekanisme pelepasan panas pada manusia
yang dilakukan melalui kelenjar keringat. Oleh karena ayam tidak
mempunyai kelenjar keringat, maka panting menjadi mekanisme penggantinya.
Saat panting,
ayam membuka mulut dan menggerakkan tenggorokannya sehingga ada aliran
udara keluar masuk melalui kerongkongan. Akibatnya evaporasi meningkat. Panting
yang dilakukan oleh ayam akan memberikan hasil yang efektif jika suhu
udara panas dengan tingkat kelembaban yang rendah (udara kering), namun
kurang efektif jika terjadi pada saat suhu tinggi namun udaranya basah
(kelembaban tinggi).
Panting yang dilakukan ayam saat suhu tinggi merupakan teknik
pembuangan panas tubuh secara evaporasi
pembuangan panas tubuh secara evaporasi
Ayam yang telah melakukan panting namun suhu tubuhnya tidak menurun akan menjadi lemah, pingsan, bahkan bisa terjadi kematian mendadak. Kematian akibat heat stress akan mulai terjadi saat suhu tubuh ayam mencapai 42oC atau lebih.
Perubahan bedah bangkai pada ayam yang mengalami heat stress antara lain dada berwarna keputihan
Akibat Heat Stress
Heat stress
yang dialami oleh ayam pedaging akan mengakibatkan penurunan konsumsi
ransum dan sebaliknya meningkatkan konsumsi air minum, nilai FCR
memburuk dan tentu saja penurunan berat badan ayam. Selain itu,
kematian, terutama pada ayam dengan berat badan yang besar bukan suatu
hal yang sulit ditemukan. Sama halnya pada ayam petelur, stres panas
akan mengakibatkan menurunnya feed intake dan meningkatnya water intake.
Penurunan kualitas dan kuantitas telur menjadi resiko yang harus
ditanggung oleh peternak, bahkan kematian. Besar kecilnya kerugian
akibat heat stress dipengaruhi oleh umur, jenis dan berat badan ayam maupun periode dan tingkat heat stress yang dialami oleh ayam (suhu maksimum yang diterima ayam, lamanya cekaman dan kecepatan perubahan suhu udara).
Kematian akibat heat stress dapat mencapai 100% pada ayam pedaging umur 8 minggu
Bukan hanya penurunan produktivitas ayam, heat stress
juga mengakibatkan sistem kekebalan tubuh melemah (bersifat
immunosupresif). Jumlah total sel darah putih dan produksi antibodi
menurun secara signifikan pada ayam petelur yang mengalami heat stress. Selain itu aktivitas limfosit juga menurun.
Saat ayam mengalami heat stress
kelenjar hipofisa anterior mensekresikan adeno corticotropin hormon
(ACTH) dalam jumlah yang berlebihan. Akibatnya korteks adrenalis akan
terpicu untuk meningkatkat produksi hormon koltisol sehingga terjadi
penurunan jumlah maupun perubahan jenis leukosit, yaitu sel eosinofil,
basofil dan limfosit.
Tabel 1 menunjukkan pengaruh heat stress terhadap tingkat konsumsi ransum (feed intake),
berat badan dan ukuran telur. Penurunan berat telur rata-rata sebesar 3
gram setiap peningkatan suhu (pada tabel) sehingga persentase jumlah
telur yang berukuran sedang dan kecil bertambah. Feed intake dan berat badan menurun sesuai dengan peningkatan suhu kandang.
Penurunan feed intake
mengakibatkan asupan nutrisi berkurang, termasuk protein kasar, lemak
kasar (asam lemak linoleat) dan kalsium sehingga berat telur menjadi
lebih ringan. Jika kondisi ini tidak segera diatasi, produksi telur yang
berhenti bukan suatu keniscayaan.
Kualitas
kerabang telur juga terganggu pada saat suhu tinggi. Aktivitas ayam
melakukan panting mengakibatkan perubahan (penurunan, red) konsentrasi CO2
di dalam darah sehingga proses metabolisme di dalam tubuh ayam pun
berubah. Kondisi pH darah akan meningkat, menjadi bersifat alkalis dan
kemampuan mengikat dan membawa kalsium yang diperlukan untuk pembentukan
kerabang telur menjadi berkurang, akibatnya kerabang telur menjadi
lebih tipis. Dan keadaan ini tidak bisa diperbaiki atau ditangani dengan
penambahan suplai kalsium melalui ransum, tetapi dengan menurunkan
suhu.
Aktivitas panting
juga mengakibatkan kehilangan energi sebesar 540 kalori tiap gram air
yang dibuang oleh paru-paru. Hal tersebut disebabkan ada peningkatan
aktivitas otot pada saat panting. Akibatnya panas tubuh ayam semakin meningkat dan efisiensi energi menjadi berkurang sehingga efek yang ditimbulkan oleh heat stress menjadi semakin besar.
Selain kalsium, fosfor menjadi salah satu komponen mineral dalam darah yang ikut terpengaruh akibat heat stress.
Keadaan ini akan semakin memperparah akibat yang ditimbulkan, yaitu
meningkatkan persentase kematian, terlebih pada ayam yang lebih tua
dengan berat badan yang lebih besar.
Peningkatan konsumsi air minum saat ayam mengalami heat stress
juga membawa konsekuensi tersediri, yang salah satunya ialah penurunan
kualitas kotoran (menjadi lebih basah). Akibatnya penanganan feses
menjadi lebih sulit dan pencemaran feses pada telur dan bulu ayam
menjadi meningkat sehingga kualitas telur dan karkas ayam dapat menurun.
Selain itu, kondisi feses yang lebih basah akan menyebabkan lalat lebih
mudah dan cepat berkembang. Peningkatan kadar amonia juga dapat terjadi
akibat feses yang basah, akibatnya kasus penyakit saluran pernapasan,
seperti ngorok atau CRD lebih mudah terjadi.
Peningkatan
konsumsi air minum pada saat suhu tinggi akan mengakibatkan konsistensi
feses menjadi lebih encer bahkan berair. Akibatnya penanganannya
relatif sulit dan dapat memicu peningkatan kadar amonia
Kondisi
suhu yang tinggi juga mempengaruhi kestabilan kandungan nutrisi dalam
ransum ayam, terutama vitamin. Vitamin merupakan mikronutrien essensial
yang diperlukan dalam proses metabolisme di dalam tubuh ayam. Penurunan
kadar vitamin ini akan berpengaruh terhadap produktivitas ayam.
Presdisposisi Heat Stress
Faktor yang dapat menyebabkan atau memicu terjadinya heat stress pada ayam antara lain :
1. Potensi genetik yang tinggi
Ayam
modern yang kita pelihara sekarang ini merupakan ayam hasil rekayasa
genetika dengan tingkat produktivitas yang tinggi. Ayam pedaging
contohnya, memiliki kemampuan tumbuh secara cepat. Disatu sisi hal ini
memberikan keuntungan bagi kita namun jika tidak ditunjang dengan
manajemen pemeliharaan yang baik bukan suatu keniscayaan kerugian yang
akan kita peroleh. Berat badan yang terlalu besar tanpa diikuti
perkembangan organ dalam, seperti paru-paru, jantung, ginjal akan
mengakibatkan meningkatnya kasus kematian mendadak yang disebabkan oleh heat stress, terlebih pada ayam yang lebih tua.
Pertumbuhan yang begitu cepat akan memberi konsekuensi tersendiri, terlebih lagi jika manajemen pemeliharaannya tidak tepat
2. Sistem pengaturan suhu tubuh ayam
Tubuh
ayam mempunyai sistem pengaturan suhu tubuh secara homeothermik dimana
suhu tubuh ayam tidak dipengaruhi suhu lingkungan. Selain itu, tubuh
ayam tidak dilengkapi dengan kelenjar keringat yang diperlukan untuk
mengeluarkan panas tubuhnya. Akibatnya, kasus heat stress menjadi relatif mudah ditemukan pada ayam
3. Iklim di Indonesia
Indonesia
memiliki iklim tropis dengan 2 musim, yaitu musim penghujan dan musim
kemarau. Saat musim kemarau, suhu lingkungan akan melewati batas zona
nyaman (comfort zone). Ada fenomena khas dari daerah dengan iklim
tropis, yaitu saat siang hari suhu lingkungan akan mencapai puncaknya
(puncak atas, red) sedangkan kelembaban udaranya akan berada pada
titik terendah (udaranya kering). Kondisi ini akan dirasakan oleh ayam
sebagai suatu kondisi yang tidak nyaman atau ayam mengalami heat stress. Pada kondisi inilah, siang hari diperlukan manajemen kandang secara tepat, misalnya dengan menambahkan kipas atau blower.
4. Manajemen kandang yang kurang baik
Sistem
kandang ayam yang kita terapkan (baca peternak) sebagian besar berupa
kandang open house (kandang terbuka), dimana suasana di dalam kandang
sangat dipengaruhi oleh keadaan lingkungan. Pemilihan bahan kandang,
terutama atap dan kontruksi kandang yang kurang tepat akan menyebabkan
kasus heat stress lebih mudah terjadi. Jarak antar kandang yang
terlalu sempit atau dinding kandang yang bersebelahan dengan tebing akan
mengakibatkan sirkulasi udara kurang baik.
Dinding kandang yang bersebelahan dengan tebing bisa memicu heat stress
5. Kepadatan kandang yang kurang sesuai
Luasan
kandang yang kurang atau terlalu sempit akan mengakibatkan kompetisi
dalam memperoleh oksigen semakin tinggi. Selain itu, kondisi kandang
akan menjadi semakin panas karena secara normal ayam juga menghasilkan
panas tubuh.
6. Kandungan nutrisi yang tidak sesuai kebutuhan
Pemberian ransum dengan kandungan nutrisi, terutama protein kasar yang berlebih bisa memperparah kasus heat stress.
Kelebihan protein kasar akan diuraikan oleh tubuh ayam untuk dibuang
bersama feses. Penguraian protein kasar ini akan menghasilkan panas
tubuh yang jauh lebih besar dibandingkan dengan pencernaan karbohidrat
maupun lemak. Selain itu, protein kasar yang terbuang bersama feses akan
diuraikan oleh bakteri yang ada di dalam feses menjadi amonia dan
panas.
Penanganan Heat Stress
Setelah kita memahami tentang akibat dan faktor yang memicu terjadinya heat stress, tiba saatnya kita merencanakan metode pencegahan maupun penanganannya. Langkah pencegahan heat stress dilakukan dengan menekan atau menghilangkan faktor penyebabnya diantaranya :
Menciptakan suasana nyaman (comfort zone) bagi ayam, melalui :
- Kandang dibangun dengan memperhatikan sistem sirkulasi udara yang baik. Pilih bahan atap yang mampu mereduksi (baca : mengurangi) panas. Jika perlu gunakan sistem atap monitor. Ada beberapa farm yang telah menambahkan sistem hujan buatan di atas atap yang digunakan saat kondisi suhu panas.
Sistem hujan buatan dan atap monitor yang diterapkan di salah satu kandang
Kandang sistem slat (panggung) dengan ketinggian 1,25-2 m akan membantu memperlancar sirkulasi udara. Penambahan blower
atau kipas semakin meningkatkan kualitas udara di dalam kandang, hanya
saja perlu diperhatikan kecepatan angin sebaik-nya tidak lebih dari 2,5
m/s. Selain itu, arah aliran anginnya juga harus searah
- Perhatikan jarak antar kandang, jarak kandang dengan tebing maupun ketinggian pohon yang berada di sekitar kandang. Jarak antar kandang minimal 1 x lebar kandang (lebar kandang sebaik-nya tidak lebih dari 7 m)
- Atur kepadatan kandang, misalnya 1 m2 untuk 15 kg ayam pedaging dan 8 ekor/m2 untuk ayam petelur umur 6-16 minggu. Data kepadatan kandang secara detail bisa dilihat pada manual management
Terapkan manajemen pemeliharaan yang baik, seperti :
- Sediakan air minum yang berkualitas dalam jumlah yang cukup.
- Berikan ransum dengan kandungan nutrisi yang sesuai dan atur distribusi tempat ransumnya
- Atur sistem buka tutup tirai kandang, sesuaikan dengan kondisi cuaca
Saat kasus heat stress telah terjadi beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menekan kerugiannya, antara lain :
- Evaluasi dan tangani penyebab heat stress
- Saat ada beberapa ayam telah menunjukkan gejala terserang heat stress, segera lakukan evaluasi terhadap faktor penyebabnya, seperti suhu lingkungan, kepadatan kandang, maupun sistem sirkulasi udara. Lakukan penanganan sesuai dengan faktor penyebab heat stress.
- Berikan tambahan blower, atur sirkulasi udara dan berikan “hujan buatan” saat suhu lingkungan melebihi zona nyaman
- Hidupkan fan saat suhu meningkat melebihi zona nyaman
- Perlebar sekat kandang untuk mengurangi kepadatan kandang. Saat heat stress kepadatan kandang dapat dikurangi 10%
- Atur konsumsi air minum dan ransum
Saat suhu tinggi nafsu minum meningkat drastis, bahkan jika suhu mencapai 32oC konsumsi air minum bisa meningkat 50%. Suhu air minum yang baik adalah 20-24oC. Berikan air minum dengan kualitas yang baik dalam jumlah yang cukup, begitu juga ransumnya.
- Atur distribusi tempat air minum (TMA) dan kontrol ketersediaan air secara berkala (terutama jika menggunakan TMA manual)
Jika perlu tambah jumlah TMA dan distribusinya diatur sehingga tidak mempersulit ayam untuk mengaksesnya
- Saat kondisi panas kurangi jumlah ransum yang diberikan dan beri-kan ransum saat suhu menurun. Perlu diperhatikan jumlah ransum yang diberikan harus sesuai standar, hanya saja waktu pemberiannya yang diubah. Jika perlu ransum diberikan pada malam hari dengan memberikan tambahan pencahayaan
- Berikan nutrisi tambahan
Suplai elektrolit dan vitamin perlu ditambahkan saat heat stress, baik melalui air minum atau ransum. Vita Stress dan Vita Strong menjadi pilihan produk yang dapat diberikan saat heat stress.
Vitamin yang terkandung pada kedua produk ini diperlukan untuk menjaga
proses metabolisme tubuh tetap optimal. Vitamin yang diperlukan saat heat stress
antara lain vitamin C, E, K, biotin, riboflavin dan D. Sedangkan
elektrolit diperlukan untuk menjaga kestabilan pH darah yang terganggu
akibat menurunnya kadar CO2 di dalam tubuh ayam. Selain itu elektrolit juga membantu meningkatan retensi air dan mencegah dehidrasi
- Tingkatkan biosecurity
Saat
suhu tinggi, perkembangan bibit penyakit di dalam paralon air minum
menjadi lebih cepat. Oleh karenanya jadwal pembersihan dan desinfeksi
saluran air minum sebaiknya ditingkatkan. Begitu juga desinfeksi
kandang. Saat ada ayam pilih desinfektan yang aman, seperti Antisep, Neo Antisep atau Medisep.
Jika di dalam saluran air minum telah terbentuk lapisan atau kerak
(disebut biofilm yang merupakan tempat perkembangan bibit penyakit yang
baik) sebaiknya dilakukan flushing dengan menambahkan H2O2 atau ozon. Pada kondisi itu, desinfektan tidak dapat bekerja secara optimal.
Mengerti
tentang heat stress dan menerapkan manajemen penanganannya secara tepat
akan menekan kerugian yang ditimbulkannya. Selamat berkarya dan sukses
selalu. Salam. By: Pakan Ikan Madiun, Sumber: info.medion.co.id