Tatalaksana Pemeliharaan Anak Itik ( Meri )
1. Menentukan Jenis Kelamin Meri: Menentukan jenis kelamin atau
"sexing", umumnya menggunakan dua cara yaitu dengan melihat alat kelamin
atau mendengarkan suaranya. Cara pertama yaitu meri dipegang dalam
posisi punggung dibagian bawah, dengan ekor menjulang keatas diantara
telunjuk dan jari tengah. Menggunakan ibu jari dan telunjuk tangan
kanan, kloaka dibuka lebar dan sedikit ditekan. Bila terlihat tonjolan
atau penjuluran kecil berwarna putih yaitu penis maka meri tersebut
jantan, sedangkan pada betina tidak tampak tonjolan tersebut. Cara kedua
yakni membedakan dengan suara meri dimana pada meri jantan mempunyai
suara yang besar dan berat, sedangkan yang betina suaranya keras dan
nyaring. Untuk membuat meri bersuara caranya dengan memegang anak itik
menggunakan tangan kiri, sedangkan tangan kanan mencubit bagian pangkal
sayap. Cara ini perlu pengalaman bagi peternak yang ingin mempraktekkan.
2. Penyediaan Induk Buatan: Alat yang banyak digunakan peternak berupa
pemanas lampu minyak atau listrik. Induk buatan ini dapat digunakakan
untuk sekitar 100 ekor anak itik. Dapat dibuat dari triplek, kayu atau
seng dengan lampu minyak atau listrik (sekitar 40 watt) dipasang
dibagian tengah. Keranjang berbentuk bulat terbuat dari anyaman bambu
dapat dipakai sebagai induk buatan. Panas yang dihasilkan oleh tubuh
anak itik yang saling berhimpitan dalam keranjang dapat pula dipakai
sebagai sumber panas. Untuk mengetahui apakah temperatur indukan sudah
cukup, dapat dilihat dari sebaran meri, jika terlalu panas meri akan
berada dipinggir dan bila terlalu dingin meri akan mengumpul disekitar
sumber panas. Temperatur yang ideal akan membuat sebaran meri merata
disemua tempat.
3. Tempat Pakan dan Minum: Tempat minum harus diusahakan sedemikian rupa
aman agar meri tidak dapat masuk kedalam tempat minum. Pakan diberikan
dalam bentuk mash atau crumble yang diletakkan diatas tempat pakan.
Jumlah tempat pakan dan minum harus cukup dan perlu disesuaikan dengan
bertambahnya umur. Bentuk tempat pakan diusahakan memanjang sehingga
dapat menampung meri dalam jumlah banyak. Tempat minum sebaiknya
diberikan dekat dengan tempat pakan, bagian bawah tempat minum dapat
diberi tempat penampungan air yang tercecer untuk meri bermain air.
Tatalaksana Pemeliharaan Itik Dara
Kandang dengan sistim pen yang dilengkapi dengan litter dari sekam untuk
itik dara dianggap yang paling cocok. Apabila jumlah itik yang
dipelihara tidak banyak (500 ekor), maka kandang itik dara dapat
sekaligus digunakan sebagai kandang itik petelur. Luas kandang yang
dibutuhkan sekitar 6-7 ekor per m2. Penyediaan tempat pakan dan minum
harus cukup sehingga semua itik dapat makan dan minum secara merata.
Hari pertama itik dara masuk dalam kandang. Perlu diberikan obat anti
stress berupa vitamin, preparat sulfa seperti "sulfamix" atau
sebangsanya yang dapat dibeli di poultry shop. Obat tersebut berguna
dapat dicampurkan dalam air minum untuk menghindarkan stress yang
berlebihan dan mencegah beberapa penyakit yang disebabkan oleh bakteri.
Pembatasan jumlah pakan merupakan cara yang terbaik untuk mencegah kegemukan. Namun demikian pembatasan pakan yang berlebihan akan dapat menyebabkan itik menjadi kurus. Beberapa peternak memberikan sekitar 75-80 % dari kebutuhan konsumsi pakan normal sehari. Cara lain yang juga banyak dilakukan peternak adalah mengurangi kwalitas pakan, dengan mempertinggi kandungan serat kasar. Sebagai patokan berat badan ideal itik siap bertelur (22 minggu) berkisar antara 1,3-1,4 kg.
Penyediaan halaman sangat membantu dalam mencegah terjadinya kegemukan.
Hal ini dapat dilakukan dengan membiarkan itik berada dihalaman kandang
pada siang hari sehingga itik dapat secara leluasa bergerak. Pada malam
hari itik dimasukkan dalam kandang beratap untuk beristirahat atau
tidur.
Bibit Itik Pedaging
Sumber Gambar: id-id.vi-vn.connect.fa..(7/7 2011) |
Bibit itik serati mempunyai pertambahan bobot badan lebih bagus
dibandingkan itik jantan biasa yang digemukkan ( ½ kg lebih berat
dibandingkan itik jantan biasa yang digemukkan).
Dibidang peternakan, bahwa ternak itik merupakan salah satu komoditi unggas yang mempunyai peran cukup penting sebagai penghasil telur dan daging untuk mendukung ketersediaan protein hewani yang murah dan mudah didapat. Di Indonesia, itik umumnya diusahakan sebagai penghasil petelur namun ada pula yang diusahakan sebagai penghasil daging. Peternakan itik didominasi oleh peternak dengan sistem pemeliharaan yang masih tradisional di mana itik digembalakan di sawah atau tempat-tempat yang banyak airnya, namun dengan cepat mengarah pada pameliharaan/budidaya secara intensif yang sepenuhnya terkurung.
Dibidang peternakan, bahwa ternak itik merupakan salah satu komoditi unggas yang mempunyai peran cukup penting sebagai penghasil telur dan daging untuk mendukung ketersediaan protein hewani yang murah dan mudah didapat. Di Indonesia, itik umumnya diusahakan sebagai penghasil petelur namun ada pula yang diusahakan sebagai penghasil daging. Peternakan itik didominasi oleh peternak dengan sistem pemeliharaan yang masih tradisional di mana itik digembalakan di sawah atau tempat-tempat yang banyak airnya, namun dengan cepat mengarah pada pameliharaan/budidaya secara intensif yang sepenuhnya terkurung.
Saat ini, pergeseran pola/sistem budidaya/pemeliharaan itik ini
disebabkan oleh berkurangnya tempat penggembalaan antara lain karena
makin intensifnya penanaman padi sawah, konvensi atau alih fungsi lahan
persawahan menjadi daerah pemukiman dan industri. Selain itu juga karena
meningkatnya kesadaran peternak untuk mencegah dan menularnya penyakit
unggas seperti Avian Influenza.
Dengan adanya, pegeseran ini menunjukkan bahwa usaha peternakan itik bukan hanya sekedar sambilan akan tetapi sudah memiliki orientasi bisnis yang diarahkan dalam suatu kawasan, baik sebagai cabang usaha maupun sebagai usaha pokok, karena mengusahakan budidaya itik cukup menguntungkan dan dapat dijadikan sebagai sumber pendapatan keluarga.
Dengan adanya, pegeseran ini menunjukkan bahwa usaha peternakan itik bukan hanya sekedar sambilan akan tetapi sudah memiliki orientasi bisnis yang diarahkan dalam suatu kawasan, baik sebagai cabang usaha maupun sebagai usaha pokok, karena mengusahakan budidaya itik cukup menguntungkan dan dapat dijadikan sebagai sumber pendapatan keluarga.
Untuk hidup sehat diperlukan bahan pangan dengan zat gizi karbohodrat,
protein, lemak, vitamin dan mineral. Jenis bahan pangan yang dimakan
terdiri dari bahan pangan asal nabati dan hewani. Dalam hal ini, bahan
pangan hewani mengandung zat gizi esensial yang lengkap yang sangat
dibutuhkan oleh tubuh manusia. Bahan pangan hasil ternak seperti daging
merupakan sumber protein hewani. Dimana protein hewani mengandung asam
amino esensia (yang tidak dapat dibuat oleh tubuh) yang lengkap dan
seimbang sangat dibutuhkan oleh tubuh terutama bagi pertumbuhan dan
fungsi susunan syaraf.
Dalam hal ini, bahwa manusia betul-betul membutuhkan makanan yang dapat
memenuhi gizi untuk dapat tumbuh yang sehat sehingga menghasilkan
manusia yang berkualitas. Salah satunya untuk memenuhi kebutuhan gizi
bagi tubuh manusia yaitu daging itik yang mempunyai kandungan protein
hewani sehingga manusia yang mengkonsumsinya dan diharapkan dapat
memenuhi gizi yang dibutuhkan oleh tubuh.
Saat ini, bibit itik pedaging yang baik yaitu menggunakan bibit itik
serati yang merupakan hasil kawin silang antara Entog Jantan dengan Itik
Betina dapat menghasilkan itik pedaging yang berkualitas tinggi. Itik
serati untuk pedaging telah diproduksi secara komersial di beberapa
negara Asia, akan tetapi di Indonesia itik tersebut belum berkembang
secara komersial. Akhir - akhir ini perkembangan itik pedaging di
Indonesia semakin meningkat sejak peternak menggemukkan itik jantan
sebagai itik pedaging dan menjualnya dengan harga baik. Saat ini banyak
restoran di beberapa kota menyediakan daging itik yang telah masak
dengan menggunakan berbagai macam macam bumbu.
Penampilan Itik Serati tumbuh lebih cepat dibandingkan itik jantan yang
digemukkan. Itik Serati pada umur 8 minggu mencapai bobot badan 1,8 kg
sedangkan itik jantan yang digemukkan hanya 1,3 kg atau itik serati
tumbuh ½ kg lebih berat dibandingkan itik jantan yang digemukkan. Begitu
pula penggunaan pakan itik serati jauh lebih baik dibandingkan itik
jantan yang digemukkan. Disamping itu, itik serati hanya membutuhkan
3,29 kg pakan untuk menghasilkan 1 kg bobot badan dibanding itik jantan
yang digemukkan membutuhkan pakan sebanyak 4,24 kg. Dari hasil
penelitian tentang itik serati menunjukkan bahwa daging dadanya lebih
banyak dibandingkan dengan daging itik biasa. Selain itu, daging itik
serati juga tidak berbau amis.
Penulis : Sri Hartati (Pusat Penyuluhan Pertanian )
email : tatik3454@yahoo.com http://cybex.deptan.go.id