Berdasarkan kelompok umur maka ada 3 macam cara budidaya ayam buras yang
umumnya dilakukan oleh masyarakat, yaitu (a) pemeliharaan anak ayam
(starter) yakni dari umur 0-8 minggu; (b) pemeliharaan ayam dara
(grower) umur 8-20 minggu; dan (c) pemeliharaan ayam masa bertelur
(layer) umur 21sampai afkir. Berikut, adalah uraian dari masing-masing
periode pemeliharaan.
Pemeliharaan intensif dengan menggunakan induk pemanas (menggunakan kotak/box atau kandang kecil). Caranya:
• Lantai kotak/box ditutup dengan kertas agar anak ayam (kutuk) tidak kedinginan.
• Sediakan makanan dan minuman. Air minum ditambah gula sedikit (asal sudah terasa manis).
• Masukan anak ayam yang baru menetas.
• Nyalakan lampu. Untuk 10 ekor anak ayam digunakan lampu/bohlam 10 watt selama 1 minggu, setelah 1 minggu gunakan lampu 5 watt dan hanya dinyalakan malam hari jika daerahnya terang.
• Umur 3 minggu, keluarkan ayam dari box dan dilepas dalam kandang yang sudah siap pakai.
• Pemberian pakan harus tetap tersedia sepanjang hari.
• Vaksinasi ND dilakukan pada anak ayam umur 4 hari, dan 4 minggu melalui tetes mata kiri atau kanan, kemudian umur 4 bulan melalui suntikan pada bagian dada. Selanjutnya dilakukan vaksinasi setiap 4 bulan.
Pemeliharaan ayam dara (grower): umur 8 - 20 minggu
• Lantai kotak/box ditutup dengan kertas agar anak ayam (kutuk) tidak kedinginan.
• Sediakan makanan dan minuman. Air minum ditambah gula sedikit (asal sudah terasa manis).
• Masukan anak ayam yang baru menetas.
• Nyalakan lampu. Untuk 10 ekor anak ayam digunakan lampu/bohlam 10 watt selama 1 minggu, setelah 1 minggu gunakan lampu 5 watt dan hanya dinyalakan malam hari jika daerahnya terang.
• Umur 3 minggu, keluarkan ayam dari box dan dilepas dalam kandang yang sudah siap pakai.
• Pemberian pakan harus tetap tersedia sepanjang hari.
• Vaksinasi ND dilakukan pada anak ayam umur 4 hari, dan 4 minggu melalui tetes mata kiri atau kanan, kemudian umur 4 bulan melalui suntikan pada bagian dada. Selanjutnya dilakukan vaksinasi setiap 4 bulan.
Anak ayam setelah umur 2 bulan sudah memerlukan kandang yang lebih luas
yaitu 8-10 ekor per m2 (tergantung besarnya ayam). Usahakan
pemeliharaannya semi intensif agar ayam dapat berjemur dan makan
hijauan, untuk itu diperlukan adanya umbaran. Misalnya: ayam ada 20 ekor
maka kandang yang diperlukan 2-3 m2 (1,5 m x 2 m) ditambah umbaran di
luar 1,5 m x 4 m.
• Pemberian pakan dilakukan setiap hari dan ditingkatkan jumlahnya sesuai umur dan ukuran tubuh mulai 40-70 gram per hari.
• Air minum harus selalu tersedia
• Hijaun segar dapat diberikan sesuai kebutuhan dengan cara dipotong halus baru dihambur pada umbaran.
• Induk dan pejantan yang bagus dipilih untuk dijadikan bibit sedangkan lainnya dapat digemukan dan dijual.
• Sesudah ayam berumur 5-6 bulan (sudah mulai berkotek-kotek) berarti sudah/hampir bertelur, dan dapat dikategorikan sebagai ayam dewasa. Pakan dapat diganti dari pakan grower (14% protein) menjadi pakan ayam layer (ayam dewasa dengan protein 15,5-16%).
• Berikan obat cacing pada umur 3 bulan.
Pemeliharaan ayam masa bertelur (layer): umur 21 minggu sampai dengan afkir
• Air minum harus selalu tersedia
• Hijaun segar dapat diberikan sesuai kebutuhan dengan cara dipotong halus baru dihambur pada umbaran.
• Induk dan pejantan yang bagus dipilih untuk dijadikan bibit sedangkan lainnya dapat digemukan dan dijual.
• Sesudah ayam berumur 5-6 bulan (sudah mulai berkotek-kotek) berarti sudah/hampir bertelur, dan dapat dikategorikan sebagai ayam dewasa. Pakan dapat diganti dari pakan grower (14% protein) menjadi pakan ayam layer (ayam dewasa dengan protein 15,5-16%).
• Berikan obat cacing pada umur 3 bulan.
Pada periode ini biasanya peternak memelihara ayamnya sesuai dengan keinginan peternak.
• Bila hanya membutuhkan telur konsumsi saja maka cukup dipelihara pada kandang ren atau battery (diuraikan dalam sistem pemeliharaan).
• Bila yang dibutuhkan telur bibit, diperlukan ayam pejantan untuk membuahi telur. Sebagai patokan yaitu 1 jantan mengawini 7-10 ekor betina. Gunakan pejantan paling banyak 2 ekor yang memang sejak kecil sama-sama dalam satu kandang. Pilih jantan dan betina yang memang memenuhi syarat sebagai bibit.
• Usahakan ayam tidak pindah-pindah kandang (kecuali apabila isinya terlalu banyak di dalam atau dengan sistem battery).
• Pemeliharaan semi intensif dapat menghasilkan produksi telur yang tinggi dan lebih efisien dalam penggunaan pakan.
• Dalam kandang siapkan sarang bertelur. Boleh dierami induk dan begitu menetas anak dipisah agar induknya cepat bertelur. Boleh juga tiap hari telur dipungut dan ditetaskan melalui mesin tetas.
• Bila hanya membutuhkan telur konsumsi saja maka cukup dipelihara pada kandang ren atau battery (diuraikan dalam sistem pemeliharaan).
• Bila yang dibutuhkan telur bibit, diperlukan ayam pejantan untuk membuahi telur. Sebagai patokan yaitu 1 jantan mengawini 7-10 ekor betina. Gunakan pejantan paling banyak 2 ekor yang memang sejak kecil sama-sama dalam satu kandang. Pilih jantan dan betina yang memang memenuhi syarat sebagai bibit.
• Usahakan ayam tidak pindah-pindah kandang (kecuali apabila isinya terlalu banyak di dalam atau dengan sistem battery).
• Pemeliharaan semi intensif dapat menghasilkan produksi telur yang tinggi dan lebih efisien dalam penggunaan pakan.
• Dalam kandang siapkan sarang bertelur. Boleh dierami induk dan begitu menetas anak dipisah agar induknya cepat bertelur. Boleh juga tiap hari telur dipungut dan ditetaskan melalui mesin tetas.
http://cybex .deptan.go.id