Untuk mendapatkan bibit lele sangkuriang yang
baik, pemijahannya harus dilakukan dengan tepat dan teliti, dan dengan
efisiensi waktu yang tinggi sehingga tidak menghambat pemijahan
berikutnya. Secara umum terdapat tiga teknik pemijahan, yaitu teknik
pemijahan sederhana (konvensional), teknik pemijahan semi-intensif,
serta teknik pemijahan intensif.
Perbedaan antara teknik pemijahan sederhana dengan teknik pemijahan intensif dan semi-intesif adalah dengan penggunaan hipofisa atau HCG untuk merangsang kematangan gonad. Sedangkan perbedaan teknik pemijahan intensif dengan teknik pemijahan sederhana dan semi-intensif terletak pada metode pengeluaran sel-telur dan sperma, yang mana pada teknik pemijahan intensif, telur dikeluarkan secara ‘paksa’.
1. Persiapan Induk
Induk yang digunakan untuk mendapatkan bibit lele sangkuriang merupakan induk jantan generasi keenam(F6) dan induk betina generasi kedua (F2), bukan berasal dari lele sangkuriang. Indukan lele sangkuriang sebenranya sudah dapat dipijahkan saat berumur 8-9 bulan, namun produksi telur yang baik baru dapat diperoleh saat lele sudah berumur di atas 1 tahun. Indukan telah siap dipijahkan lagi setelah 2-3 bulan setelah pemijahan sebelumnya.
Sebelum dipijahkan, induk jantan dan induk betina ditempatkan secara terpisah dalam kolam induk berukuran 1 x 1 x 1 meter untuk setiap 1 kg induk. Akan lebih baik apabila air yang digunakan untuk kolam induk jantan dan kolam induk betina itu sama dengan air yang mengalir dari kolam induk jantan ke kolam induk betina. Tujuannya adalaha untuk merangsan kemauan kawin dari induk betina.
Pakan yang diberikan kepada calon induk adalah pakan yang mengandung cukup banyak protein. Kombinasi pakan yang tepat adalah pelet (25%) dan makanan tambahan berprotein tinggi lain (75%), misalnya ikan kecil, daging keong, daging bekicot, dan sebagainya. Jumlah pakan yang diberikan per hari adalah 3-5% dari bobot calon induk yang dipelihara. Misalnya, bila bobot calon induk 20 kg, kebutuhan pakan per hari adalah 600-1000 gram, terdiri dari 150-250 gram pelet dan ditambah 450-750 gram makanan tambahan.

Perbedaan antara teknik pemijahan sederhana dengan teknik pemijahan intensif dan semi-intesif adalah dengan penggunaan hipofisa atau HCG untuk merangsang kematangan gonad. Sedangkan perbedaan teknik pemijahan intensif dengan teknik pemijahan sederhana dan semi-intensif terletak pada metode pengeluaran sel-telur dan sperma, yang mana pada teknik pemijahan intensif, telur dikeluarkan secara ‘paksa’.
A. Teknik Pemijahan Sederhana
1. Persiapan Induk
Induk yang digunakan untuk mendapatkan bibit lele sangkuriang merupakan induk jantan generasi keenam(F6) dan induk betina generasi kedua (F2), bukan berasal dari lele sangkuriang. Indukan lele sangkuriang sebenranya sudah dapat dipijahkan saat berumur 8-9 bulan, namun produksi telur yang baik baru dapat diperoleh saat lele sudah berumur di atas 1 tahun. Indukan telah siap dipijahkan lagi setelah 2-3 bulan setelah pemijahan sebelumnya.
Sebelum dipijahkan, induk jantan dan induk betina ditempatkan secara terpisah dalam kolam induk berukuran 1 x 1 x 1 meter untuk setiap 1 kg induk. Akan lebih baik apabila air yang digunakan untuk kolam induk jantan dan kolam induk betina itu sama dengan air yang mengalir dari kolam induk jantan ke kolam induk betina. Tujuannya adalaha untuk merangsan kemauan kawin dari induk betina.
Pakan yang diberikan kepada calon induk adalah pakan yang mengandung cukup banyak protein. Kombinasi pakan yang tepat adalah pelet (25%) dan makanan tambahan berprotein tinggi lain (75%), misalnya ikan kecil, daging keong, daging bekicot, dan sebagainya. Jumlah pakan yang diberikan per hari adalah 3-5% dari bobot calon induk yang dipelihara. Misalnya, bila bobot calon induk 20 kg, kebutuhan pakan per hari adalah 600-1000 gram, terdiri dari 150-250 gram pelet dan ditambah 450-750 gram makanan tambahan.

Untuk mengetahui apakah indukan sudah siap dipijahkan atau belum, perlu diketahui ciri-cirinya. Induk betina yang sudah siap dipijahkan memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
- Induk betina menjadi lebih jinak dan pergerakannya menjadi lebih lambat sehingga lebih mudah ditangkap.
- Bagian perut hingga anus tampak membesar, yang bila dipegang akan terasa lembek.
- Lubang kelamin tampak membesar dan berwarna kemerahan.
- Jika perut diurut (stripping) ke arah anus makan akan keluar telur yang berwarna kekuningan.
- Pergerakannya sangat lincah dan agresif sehingga lebih sulit ditangkap.
- Tubuhnya menjadi lebih ramping dengan warna agak kemerah-merahan.
- Alat kelaminnya semakin menonjol sehingga terlihat lebih jelas.
- Jika bagian perut diurut (stripping) mengarah ke anus maka akan keluar cairan putih kental (cairan semen).
By: Pakan Ikan Madiun, Budidaya Ikan Lele, Sumber: http://perikananindonesia.com