1. |
SEJARAH SINGKAT |
|
Semangka merupakan tanaman buah berupa herba yang tumbuh
merambat yang dalam bahasa Inggris disebut Water Mellon. Berasal dari
daerah kering tropis dan subtropis Afrika, kemudian berkembang dengan
pesat ke berbagai negara seperti: Afrika Selatan, Cina, Jepang, dan
Indonesia. Semangka termasuk dalam keluarga buah labu-labuan (Cucurbitaceae)
pada daerah asalnya sangat disukai oleh manusia/binatang yang ada
di benua tersebut, karena banyak mengandung air, sehingga penyebarannya
menjadi cepat. |
2. |
JENIS TANAMAN |
|
Terdapat puluhan varietas/jenis semangka
yang dibudidayakan, tetapi hanya beberapa jenis yang diminati para
petani/konsumen. Di Indonesia varietas yang cocok dibudidayakan dibagi
menjadi 2 kelompok yaitu: Semangka Lokal (Semangka hitam dari Pasuruan,
Semangka Batu Sengkaling dan Semangka Bojonegoro) dan Semangka Hibrida
Impor (dari hasil silangan Hibridasi) yang mempunyai keunggulan tersendiri.
Semangka tersebut diklasifikasikan menurut benih murni negara asalnya:
benih Yamato, Sugar Suika, Cream Suika dan lainnya. |
3. |
MANFAAT TANAMAN |
|
Tanaman semangka dibudidayakan untuk dimanfaatkan
sebagai buah segar, tetapi ada yang memanfaatkan daun dan buah semangka
muda untuk bahan sayur-mayur. Semangka yang dibudidayakan untuk dimanfaatkan
bijinya, yang memiliki aroma dan rasa tawar, bijinya diolah menjadi
makanan ringan yang disebut "kuwaci" (disukai masyarakat
sebagai makanan ringan). Kulit semangka juga dibuat asinan/acar seperti
buah ketimun atau jenis labu-labuan lainnya. |
4. |
SENTRA PENANAMAN |
|
Tanaman semangka dibudidayakan untuk dimanfaatkan
sebagai buah segar, tetapi ada yang memanfaatkan daun dan buah semangka
muda untuk bahan sayur-mayur. Semangka yang dibudidayakan untuk dimanfaatkan
bijinya, yang memiliki aroma dan rasa tawar, bijinya diolah menjadi
makanan ringan yang disebut "kuwaci" (disukai masyarakat
sebagai makanan ringan). Kulit semangka juga dibuat asinan/acar seperti
buah ketimun atau jenis labu-labuan lainnya. |
5. |
SYARAT PETUMBUHAN |
|
5.1. |
Iklim
1. |
Secara teoritis curah hujan yang ideal
untuk areal penanaman semangka adalah 40-50 mm/bulan. |
2. |
Seluruh areal pertanaman semangka perlu
sinar matahari sejak terbit sampai tenggelam. Kekurangan
sinar matahari menyebabkan terjadinya kemunduran waktu
panen. |
3. |
Tanaman semangka akan dapat tumbuh berkembang
serta berbuah dengan optimal pada suhu ± 25 derajat
C (siang hari). |
4. |
Suhu udara yang ideal bagipertumbuhan tanaman
semangka adalah suhu harian rata-rata yang berkisar 20–30
mm. |
5. |
Kelembaban udara cenderung rendah bila sinar
matahari menyinari areal penanaman, berarti udara kering
yang miskin uap air. Kondisi demikian cocok untuk pertumbuhan
tanaman semangka, sebab di daerah asalnya tanaman semangka
hidup di lingkungan padang pasir yang berhawa kering.
Sebaliknya, kelembaban yang terlalu tinggi akan mendorong
tumbuhnya jamur perusak tanaman. |
|
5.2. |
Media Tanam
1. |
Kondisi tanah yang cocok untuk tanaman
semangka adalah tanah yang cukup gembur, kaya bahan
organik, bukan tanah asam dan tanah kebun/persawahan
yang telah dikeringkan. |
2. |
Keasaman tanah (pH) yang diperlukan antara
6-6,7. Jika pH < 5,5 (tanah asam) maka diadakan pengapuran
dengan dosis disesuaikan dengan tingkat keasaman tanah
tersebut. |
3. |
Tanah yang cocok untuk tanaman semangka
adalah tanah porous (sarang) sehingga mudah membuang kelebihan
air, tetapi tanah yang terlalu mudah membuang air kurang
baik untuk ditanami semangka. |
|
5.3. |
Ketinggian Tempat
Ketinggian tempat yang ideal untuk areal penanaman semangka
adalah: 100-300 m dpl. Kenyataannya semangka dapat ditanam di
daerah dekat pantai yang mempunyai ketinggian di bawah 100 m
dpl dan di atas perbukitan dengan ketinggian lebih dari 300
m dpl. |
|
6. |
PEDOMAN BUDIDAYA |
|
6.1. |
Pembibitan
- Persyaratan Bibit
Pemilihan jenis benih semangka yang disemaikan adalah:
Hibrida import, terutama benih jenis Triploid (non
biji) yang mempunyai kulit biji yang sangat keras
dan jenis Haploid (berbiji).
- Penyiapan Benih
Jenis benih Hibrida impor, terutama jenis bibit triploid
setelah dipilih disiapkan alat bantu untuk menyayat/merenggangkan
sedikit karena tanpa direnggangkan biji tersebut sulit
untuk berkecambah, alat bantu tersebut berbentuk gunting
kuku yang mempunyai bentuk segitiga panjang berukuran
kecil dan disediakan tempat kecil yang mempunyai permukaan
lebar. Jenis Haploid dengan mudah disemai karena bijinya
tidak keras sehingga mudah membelah pada waktu berkecambah.
- Teknik Penyemaian Benih
Teknik penyemaian benih semangka dilakukan melalui
beberapa tahapan, yaitu :
1. |
Perenggangan bibit biji semangka
terlebih dahulu supaya untuk mempermudah dalam
proses pertumbuhannya; |
2. |
Perendaman biji dalam suatu satuan
obat yang diramu dari bahan-bahan: 1 liter air
hangat suhu 20-25 derajat C; 1 sendok teh hormon
(Atornik, Menedael, Abitonik); 1 sendok peres
fungisida (obat anti jamur) seperti: Difoldhan
4T, Dacosnil 75 WP, Benlate; 0,5 sendok teh
peres bakterisida (Agrept 25 WP). Setelah direndam
10-30 menit, diangkat dan ditiriskan sampai
air tidak mengalir lagi dan bibit siap dikecambahkan. |
- Pemeliharaan Pembibitan/Penyemaian
Kantong-kantong persemaian diletakkan berderet agar
terkena sinar matahari penuh sejak terbit hingga tenggelam.
Diberi perlindungan plastik transparan serupa rumah
kaca mini dan untuk salah satu ujungnya terbuka dengan
pinggiran yang terbuka. Pemupukan dilakukan lewat
daun untuk memacu perkembangan bibit dicampur dengan
obat, dilakukan rutin setiap 3 hari sekali. Pada usia
14 hari, benih-benih dipindahkan ke lapangan yang
telah matang dan siap ditanami benih tersebut.
- Pemindahan Bibit
Setelah pengecambahan dilakukan penyemaian
bibit menggunakan kantongkantong plastik berukuran
: 12 cm x (0,2 - 0,3 )mm. Satu kantong ditanam satu
benih (sudut kantong dipotong secukupnya untuk pengurangan
sisa air) dan diisi campuran tanah dengan pupuk organik
komposisi: 1 bagian tanah kebun, 1 bagian kompos/humus,
1 bagian pupuk kandang yang sudah matang. Setelah
bibit berumur 12-14 hari dan telah berdaun 2-3 helai,
dipindahkan ke areal penanaman yang telah diolah.
|
|
6.2. |
Pengolahan Media Tanam
- Persiapan
Bila areal bekas kebun, perlu dibersihkan dari tanaman
terdahulu yang masih tumbuh. Bila bekas persawahan,
dikeringkan dulu beberapa hari sampai tanah itu mudah
dicangkul, kemudian diteliti pH tanahnya.
- Pembukaan Lahan
Lahan yang ditanami dilakukan pembalikan tanah untuk
menghancurkan tanah hingga menjadi bongkahan-bongkahan
yang merata. Tunggul bekas batang/jaringan perakaran
tanaman terdahulu dibuang keluar dari areal, dan juga
segala jenis batuan yang ada dibuang, sehingga tidak
mempengaruhi perkembangan tanaman semangka yang akan
ditanam di areal tersebut.
- Pembentukan Bedengan
Tanaman semangka membutuhkan bedengan supaya air yang
terkandung di dalam tanah mudah mengalir keluar melalui
saluran drainase yang dibuat. Jumlah bedengan tergantung
jumlah baris tanam yang dikehendaki oleh si penanam
(bentuk bedengan baris tanaman ganda, bedengan melintang
pada areal penanaman). Lebar bedengan 7-8 meter, tergantung
tebal tipis dan tinggi bedengan (tinggi bedengan minimum
20 cm).
- Pengapuran
Dilakukan dengan pemberian jenis kapur
pertanian yang me-ngandung unsur Calsium (Ca) dan
Magnesium (Mg) yang bersifat menetralkan keasaman
tanah dan menetralkan racun dari ion logam yang terdapat
didalam tanah. Dengan kapur Karbonat/kapur dolomit.
Penggunaan kapur per 1000 m2 pada pH tanah 4-5 diperlukan
150-200 kg dolomit , untuk antara pH 5-6 dibutuhkan
75-150 kg dolomit dan pH >6 dibutuhkan dolomit
sebanyak 50 kg.
- Pemupukan
Pupuk yang dipakai adalah pupuk organik
dan pupuk buatan. Pupuk kandang yang digunakan adalah
pupuk kandang yang berasal dari hewan sapi/kerbau
dan dipilih pupuk kandang yang sudah matang. Pupuk
kandang berguna untuk membantu memulihkan kondisi
tanah yang kurang subur, dengan dosis 2 kg/ bedengan.
Caranya, ditaburkan disekeliling baris bedengan secara
merata.
Pupuk tersebut terdiri atas: (a) Pupuk Makro yang
terdiri dari unsur Nitrogen, Phospor, Kalsium (dibuat
dari pupuk ZA, TSP dan KCl); (b) Pupuk Mikro yang
terdiri dari Kalsium (Ca) Magnesium (Mg) Mangaan (Mn),
Besi (Fe), Belerang (S), Tembaga (Cu), Seng (Zn) Boron
(Bo) dan Molibden (Mo).
Pupuk tersebut, dijual dengan beberapa merek seperti
Mikroflex, Microsil dll. Penggunaannya, dicampur 1%
obat anti hama penggerek batang.
- Lain-lain
Tahap penghalusan dan perataan bongkahan tanah pada
sisi bedengan pada tempat penanaman semangka dilakukan
dengan cangkul. Di bagian tengah, sebagai landasan
buah pada bedengan, diratakan dan diatas lapisan ini
diberi jerami kering untuk perambatan semangka dan
peletakan buah. Bedengan perlu disiangi, disiram dan
dilapisi jerami kering setebal 2-3 cm dan plastik
mulsa dengan lebar plastik 110-150 cm agar menghambat
penguapan air dan tumbuh tanaman liar. Pemakaian plastik
lebih menguntungkan karena lebih tahan lama, sampai
8-12 bulan pada areal terbuka (2 - 3 kali periode
penanaman). Plastik sisa yang berwarna perak yang
memantulkan sinar matahari dan secara tidak langsung
membantu tanaman banyak mendapat sinar matahari untuk
pertumbuhannya.
|
|
6.3. |
Teknik Penanaman
- Penentuan Pola Tanaman
Tanaman semangka merupakan tanaman
semusim dengan pola tanam monokultur.
- Pembuatan Lubang Tanam
Penanaman bibit semangka pada lahan lapangan, setelah
persemaian berumur 14 hari dan telah tumbuh daun ±
2-3 lembar. Sambil menunggu bibit cukup besar dilakukan
pelubangan pada lahan dengan kedalaman 8-10 cm. Persiapan
pelubangan lahan tanaman dilakukan 1 minggu sebelum
bibit dipindah ke darat. Berjarak 20-30 cm dari tepi
bedengan dengan jarak antara lubang sekitar 80-100
cm/tergantung tebal tipisnya bedengan. Lahan tertutup
dengan plastik mulsa, maka diperlukan alat bantu dari
kaleng bekas cat ukuran 1 kg yang diberi lubang-lubang
disesuaikan dengan kondisi tanah bedengan yang diberi
lobang.
- Cara Penanaman
Setelah dilakukan pelubangan, areal penanaman disiram
secara massal supaya tanah siap menerima penanaman
bibit sampai menggenangi areal sekitar ¾ tinggi
bedengan, dan dibiarkan sampai air meresap. Sebelum
batang bibit ditanam dilakukan perendaman, agar mudah
pelepasan bibit menggunakan kantong plastik yang ada.
Langkah imunisasi dilakukan dengan perendaman selama
5-10 menit disertai campuran larutan obat obatan.
Susunan obat terdiri dari: 1 sendok teh hormon Atonik,
Abitonik, dekamon, menedael, 1 sendok teh peres bakterisida
tepung, 1 sendok teh peres fungisida serbuk/tepung
(Berlate, dithane M-45, Daconiel).
Urutan penanaman adalah sebagai berikut:
a) |
Kantong plastik diambil hati-hati
supaya akar tidak rusak. |
b) |
Tanam dengan tanah posisi kantong
dan masukkan ke lubang yang sudah disiapkan |
c) |
Celah-celah lubang ditutup dengan
tanah yang telah disiapkan |
d) |
Lubang tanaman yang tersisa ditutup
dengan tanah dan disiram sedikit air agar media
bibit menyatu dengan tanah disekeliling dapat
bersatu tanpa tersisa. |
|
|
6.4. |
Pemeliharaan Tanaman
- Penjarangan dan Penyulaman
Tanaman semangka yang berumur 3-5 hari perlu diperhatikan,
apabila tumbuh terlalu lebat/tanaman mati dilakukan
penyulaman/diganti dengan bibit baru yang telah disiapkan
dari bibit cadangan. Dilakukan penjarangan bila tanaman
terlalu lebat dengan memangkas daun dan batang yang
tidak diperlukan, karena menghalangi sinar matahari
yang membantu perkembangan tanaman.
- Penyiangan
Tanaman semangka cukup mempunyai dua buah saja, dengan
pengaturan cabang primer yang cenderung banyak. Dipelihara
2-3 cabang tanpa memotong ranting sekunder. Perlu
penyiangan pada ranting yang tidak berguna, ujung
cabang sekunder dipangkas dan disisakan 2 helai daun.
Cabang sekunder yang tumbuh pada ruas yang ada buah
ditebang karena mengganggu pertumbuhan buah. Pengaturan
cabang utama dan cabang primer agar semua daun pada
tiap cabang tidak saling menutupi, sehingga pembagian
sinar merata, yang mempengaruhi pertumbuhan baik pohon/buahnya.
- Pembubunan
Lahan penanaman semangka dilakukan pembubunan tanah
agar akar menyerap makanan secara maksimal dan dilakukan
setelah beberapa hari penanaman.
- Perempalan
Dilakukan melalui penyortiran dan pengambilan tunas-tunas
muda yang tidak berguna karena mempengaruhi pertumbuhan
pohon/buah semangka yang sedang berkembang. Perempelan
dilakukan untuk mengurangi tanaman yang terlalu lebat
akibat banyak tunas-tunas muda yang kurang bermanfaat.
- Pemupukan
Pemberian pupuk organik pada saat sebelum tanam tidak
akan semuanya terserap, maka dilakukan pemupukan susulan
yang disesuaikan dengan fase pertumbuhan. Pada pertumbuhan
vegetative diperlukan pupuk daun (Topsil D), pada
fase pembentukan buah dan pemasakan diperlukan pemupukan
Topsis B untuk memperbaiki kualitas buah yang dihasilkan.
Pemberian pupuk daun dicampur dengan insekstisida
dan fungisida yang disemprotkan bersamaan secara rutin.
Adapun penyemprotan dilakukan sebagai berikut:
a) |
Pupuk daun diberikan pada saat
7, 14, 21, 28 dan 35 hari setelah tanam; |
b) |
Pupuk buah diberikan pada saat
45 dan 55 hari setelah tanam; |
c) |
ZA dan NPK (perbandingan 1:1)
dilakukan 21 hari setelah tanam sebanyak 300
ml, 25 hari setelah tanam sebanyak 400 ml dan
55 hari setelah tanam sebanyak 400 ml. |
- Pengairan dan Penyiraman
Sistim irigasi yang digunakan sistem Farrow Irrigation:
air dialirkan melalui saluran diantara bedengan, frekuensi
pemberian air pada musim kemarau 4-6 hari dengan volume
pengairan tidak berlebihan. Bila dengan pompa air
sumur (diesel air) penyiraman dilakukan dengan bantuan
slang plastik yang cukup besar sehingga lebih cepat.
Tanaman semangka memerlukan air secara terus menerus
dan tidak kekurangan air.
- Waktu Penyemprotan Pestisida
Selain pupuk daun, insktisida dan fungisida, ada obat
lain yaitu ZPZ (zat perangsang tumbuhan); bahan perata
dan perekat pupuk makro (Pm) berbentuk cairan. Dosis
ZPT: 7,5 cc, Agristik: 7,5 cc dan Metalik (Pm): 10
cc untuk setiap 14-17 liter pelarut. Penyemprotan
campuran obat dilakukan setelah tanaman berusia >
20 hari di lahan. Selanjutnya dilakukan tiap 5 hari
sekali hingga umur 70 hari. Penyemprotan dilakukan
dengan sprayer untuk areal yang tidak terlalu luas
dan menggunakan mesin bertenaga diesel bila luas lahan
ribuan hektar. Penyemprotan dilakukan pagi dan sore
hari tergantung kebutuhan dan kondisi cuaca.
- Pemeliharaan Lain
Seleksi calon buah merupakan pekerjaan yang penting
untuk memperoleh kualitas yang baik (berat buah cukup
besar, terletak antara 1,0-1,5 m dari perakaran tanaman),
calon buah yang dekat dengan perakaran berukuran kecil
karena umur tanaman relatif muda (ukuran sebesar telur
ayam dalam bentuk yang baik dan tidak cacat). Setiap
tanaman diperlukan calon buah 1-2 buah, sisanya di
pangkas.
Setiap calon buah ± 2 kg sering dibalik guna
menghindari warna yang kurang baik akibat ketidak-merataan
terkena sinar matahari, sehingga warna kurang menarik
dan menurunkan harga jual buah itu sendiri.
|
|
|
7. |
HAMA DAN PENYAKIT |
|
7.1. |
Hama
Hama tanaman semangka dapat digolongkan dalam 2 kelompok: hama
yang tahan dan tidak tahan terhadap peptisida.
Hama yang tidak tahan terhadap pestisida (Kutu daun, bentuk
seperti kutu), umumnya berwarna hijau pupus, hidup bergelombol,
tidak bersayap, dan mudah berkembang biak. Gejala yang terjadi
daun berberecak kuning, pertumbuhannya terhambat. Pengendalian
dilakukan secara non kimiawi dan kimiawi dengan obatobatan.
Hama kedua adalah hama yang tahan terhadap pestisida seperti:
tikus, binatang piaraan (kucing, anjing dan ayam). Pengendallian:
menjaga pematang selalu bersih, mendirikan pagar yang mengelilingi
tanaman, pemasangan suatu alat yang menghasilkan bunyi-bunyian
bila tertiup angin dan diadakan pergiliran jaga.
1. |
Thrips
Berukuran kecil ramping, warna kuning pucat kehitaman,
mempunyai sungut badan beruas-ruas. Cara penularan secara
mengembara dimalam hari, menetap dan berkembang biak.
Pengendalian:
menyemprotkan larutan insektisida sampai tanaman basah
dan merata.
|
2. |
Ulat perusak daun
Berwarna hijau dengan garis hitam/berwarna hijau bergaris
kuning, tanda serangan daun dimakan sampai tinggal lapisan
lilinnya dan terlihat dari jauh seperti berlubang.
Pengendalian:
dilakukan secara non kimiawi dan secara kimiawi. |
3. |
Tungau
Binatang kecil berwarna merah agak kekuningan/kehijauan
berukuran kecil mengisap cairan tanaman, membela diri
dengan menggigit dan menyengat. Tandanya, tampak jaring-jaring
sarang binatang ini di bawah permukaan daun, warna dedaunan
akan pucat. Pengendalian:
dilakukan secara non-kimiawi dan dengan pestisida. |
4. |
Ulat tanah
Berwarna hitam berbintik-bintik/bergaris-garis, panjang
tubuh 2-5 cm, aktif merusak dan bergerak pada malam hari.
Menyerang daun, terutama tunas-tunas muda, ulat dewasa
memangsa pangkal tanaman.
Pengendalian:
(1) |
penanaman secara serempak pada daerah
yang berdekatan untuk memutus siklus hidup hama
dan pemberantasan sarang ngengat disekitarnya; |
(2) |
pengendalian secara kimiawi, dengan
obat-obatan sesuai dengan aturan penanaman buah
semangka. |
|
5. |
Kutu putih dan Lalat buah
Ciri-ciri mempunyai sayap yang transparan berwarna kuning
dengan bercak-bercak dan mempunyai belalai. Tanda-tanda
serangan : terdapat bekas luka pada kulit buah (seperti
tusukan belalai), daging buah beraroma sedikit masam dan
terlihat memar. Pengendalian:
dilakukan secara non kimiawi (membersihkan lingkungan
terutama pada kulit buah, tanah bekas hama dibalikan dengan
dibajak/dicangkul). Secara kimiawi : dengan obat-obatan. |
|
7.2. |
Penyakit
1. |
Layu Fusarium
Penyebab:
lingkungan/situasi yang memungkinkan tumbuh jamur (hawa
yang terlalu lembab). Gejala:
timbul kebusukan pada tanaman yang tadinya lebat dan subur,
lambat laun akan. Pengendalian:
(1) |
secara non kimiawi dengan pergiliran
masa tanam dan menjaga kondisi lingkungan, menanam
pada areal baru yang belum ditanami, atau menanam
benih yang sudah direndam obat; |
(2) |
secara kimiawi dilakukan penyemprotan
bahan fungisida secara periodik. |
|
2. |
Bercak daun
Penyebab:
spora bibit penyakit terbawa angin dari tanaman lain yang
terserang. Gejala:
permukaan daun terdapat bercak-bercak kuning dan selanjutnya
menjadi coklat akhirnya mengering dan mati, atau terdapat
rumbai-rumbai halus berwarna abu-abu/ungu. Pengendalian:
(1) |
secara non kimiawi seperti pada penyakit
layu fusarium; |
(2) |
tanaman disemprot dengan fungisida
yang terdiri dari Dithane M 45 dosis 1,8-2,4 gram/liter;
Delsene MX 200 dengan dosis 2-4 gram/liter, Trimoltix
65 Wp dosis 2-3 gram/liter dan Daconil 75 Wp dosis
1-1,5 gram/liter. |
|
3. |
Antraknosa
Penyebab:
seperti penyakit layu fusarium. Gejala:
daun terlihat bercak-bercak coklat yang akhirnya berubah
warna kemerahan dan akhirnya daun mati. Bila menyerang
buah, tampak bulatan berwarna merah jambu yang lama kelamaan
semakin meluas. Pengendalian:
(1) |
dilakukan secara non kimia sepeti
pengendalian penyakit layu fusarium; |
(2) |
menggunakan fungisida Velimex 80 WP
dosis 2-2,5 gram/liter air. |
|
4. |
Busuk semai
Menyerang pada benih yang sedang disemaikan. Gejala:
batang bibit berwarna coklat, merambat dan rebah kemudian
mati. Pengendalian:
benih direndam di dalam obat Benlate 20 WP dosis 1-2 gram/liter
air dan Difolathan 44 FF dosis 1-2 cc/liter air. |
5. |
Busuk buah
Penyebab:
jamur/bakteri patogen yang menginfeksi buah menjelang
masak dan aktif setelah buah mulai dipetik. Pengendalian:
hindari dan cegah terjadinya kerusakan kulit buah, baik
selama pengangkutan maupun penyimpanan, pemetikan buah
dilakukan pada waktu siang hari tidak berawan/hujan. |
6. |
Karat daun
Penyebab:
virus yang terbawa oleh hama tanaman yang berkembang pada
daun tanaman. Gejala:
daun melepuh, belang-belang, cenderung berubah bentuk,
tanaman kerdil dan timbul rekahan membujur pada batang.
Pengendalian:
sama seperti penyakit layu fusarium. Belum ditemukan obat
yang tepat, sehingga tanaman yang terlanjur terkena harus,
supaya tidak menular pada tanaman sehat. |
|
7.3. |
Gulma
Selain gangguan oleh hama dan penyakit, gangguan juga disebabkan
kekurangan/kelebihan unsur hara yang mempengaruhi pertumbuhan
dan perkembangan tanaman. Pohon semangka yang kekurangan dan
kelebihan unsur hara tersebut, menderita akibat adanya gulma
(tanaman pengganggu). |
|
8. |
P A N E N |
|
8.1. |
Ciri dan Umur Panen
Umur panen setelah 70-100 hari setelah penanaman. Ciri-cirinya:
setelah terjadi perubahan warna buah, dan batang buah mulai
mengecil maka buah tersebut bisa dipetik (dipanen). Masa panen
dipengaruhi cuaca, dan jenis bibit (tipe hibrida/jenis triploid,
maupun jenis buah berbiji). |
8.2. |
Cara Panen
Dalam pemetikan buah yang akan dipanen sebaiknya dilakukan pada
saat cuaca cerah dan tidak berawan sehingga buah dalam kondisi
kering permukaan kulitnya, dan tahan selama dalam penyimpananan
ataupun ditangan para pengecer. Sebaiknya pemotongan buah semangka
dilakukan beserta tangkainya. |
8.3. |
Periode Panen
Panen dilakukan dalam beberapa periode. Apabila buah secara
serempak dapat dipanen secara sekaligus, tetapi apabila tidak
bisa bersamaan dapat dilakukan 2 kali. Pertama dipetik buah
yang sudah tua, ke-dua semuanya sisanya dipetik semuanya sekaligus.
Ke-tiga setelah daun-daun sudah mulai kering karena buah sudah
tidak dapat berkembang lagi maka buah tersebut harus segera
dipetik. |
8.4. |
Perkiraan Produksi
Hasil produksi dari masing-masing pohon semangka perlu diadakan
pembatasan hasil buahnya, sehingga dapat diperkirakan jumlah
produksinya. Secara wajar, jumlah buah berkisar antara 2-3 buah
setiap pohon (1 buah pada cabang pohon dan 2 buah pada batang
utama dari pohon), dengan berat buahnya ± 6-8 kg per
pohon. |
|
9. |
PASCA PANEN |
|
9.1. |
Pengumpulan
Pengumpulan hasil panen sampai siap dipasarkan, harus diusahakan
sebaik mungkin agar tidak terjadi kerusakan buah, sehingga akan
mempengaruhi mutu buah dan harga jualnya. Mutu buah dipengaruhi
adanya derajat kemasakan yang tepat, karena akan mempengaruhi
mutu rasa, aroma dan penampakan daging buah, dengan kadar air
yang sempurna. |
9.2. |
Penyortiran dan Penggolongan
Penggolongan ini biasanya tergantung pada pemantauan dan permintaan
pasaran.
Penyortiran dan penggolongan buah semangka dilakukan dalam beberapa
klas antara lain:
1) Kelas A : berat = 4 kg, kondisi fisik sempurna, tidak terlalu
masak.
2) Kelas B : berat ± 2-4 kg, kondisi fisik sempurna,
tidak terlalu masak.
3) Kelas C : berat < 2 kg, kondisi fisik sempurna, tidak
terlalu masak. |
9.3. |
Penyimpanan
Penyimpanan buah semangka di tingkat pedagang besar (sambil
menunggu harga
lebih baik) dilakukan sebagai berikut:
1) |
Penyimpanan pada suhu rendah sekitar 4,4
derajat C, dan kelembaban udara antara 80-85%; |
2) |
Penyimpanan pada atmosfir terkontrol (merupakan
cara pengaturan kadar O2 dan kadar CO2 dengan asumsi oksigen
atau menaikan kadar karbon dioksida (CO2), dapat mengurangi
proses respirasi; |
3) |
Penyimpanan dalam ruang tanpa pengatur suhu:
merupakan penyimpanan jangka pendek dengan cara memberi
alas dari jerami kering setebal 10-15 cm dengan disusun
sebanyak 4-5 lapis dan setiap lapisnya diberi jerami kering. |
|
9.4. |
Pengemasan dan Pengangkutan
Di dalam mempertahankan mutu buah agar kondisi selalu baik sampai
pada tujuan akhir dilakukan pengemasan dengan proses pengepakan
yang secara benar dan hati-hati.
1) |
Menggunakan tempat buah yang standar untuk
mempermudah pengangkutan. |
2) |
Melindungi buah saat pengangkutan dari kerusakan
mekanik dapat dihindari. |
3) |
Dibubuhi label pada peti kemas terutama
tentang mutu dan berat buah. |
|
9.5. |
Penanganan Lain
Pemasaran merupakan salah satu faktor penting, maka perlu diperhatikan
nilai harga dan jalur-jalur pemasaran mulai dari produsen (petani)
sampai konsumen. Semakin cepat dikonsumsi semakin tinggi harga
jualnya. Pemasaran biasa dilakukan melalui sistem borongan dengan
harga yang lebih rendah, atau melalui beberapa tahapan (seperti
produsen, pengumpul, pengecer). |
|
10. |
ANALISIS EKONOMI BUDIDAYA TANAMAN |
|
10.1. |
Analisis Usaha Budidaya
Perkiraan analisis budidaya tanaman semangka dengan luas 1 hektar
permusim tanam (4 bulan) di daerah Jawa Barat tahun 1999.
1) Biaya produksi
1) |
Lahan
- Sewa lahan 1 ha per musim tanam
- Pembuatan bedengan 50 HKP @ Rp. 7.000,-
- Pupuk kotoran ayam 9 ton @ Rp. 75.000,-
- Dolomit 500 kg @ Rp. 250
- Mulsa plastik 100 kg @ Rp. 7.500,-
- Pupuk kandang dan dolomit 11 HKP @ Rp. 7.000,- |
Rp. 800.000,-
Rp. 350.000,-
Rp. 675.000,-
Rp. 125.000,-
Rp. 750.000,-
Rp. 77.000,- |
2) |
Persemaian
- Benih semangka biji 20 gr 2 pak @ Rp. 20.000,-
- Benih semangka tanpa biji 200 gram 10 pak
- Polybang semai 3 kg @ Rp. 10.000,-
- Plastik transparan 20m @ Rp. 1.500,-
- Tenaga persemaian 12 HKW @ Rp. 5.000,- |
Rp. 40.000,-
Rp. 800.000,-
Rp. 30.000,-
Rp. 30.000,-
Rp. 60.000,- |
3) |
Kebutuhan pupuk
- Urea 210 kg @ Rp.1.500,-
- ZA 520 kg @ Rp. 1.500,-
- TSP 140 kg @ Rp. 1.800,-
- KC1 455 kg @ Rp. 1.650,-
- Pupuk susulan NPK 60 kg @ Rp 2.400,-
|
Rp. 315.000,-
Rp. 780.000,-
Rp. 252.000,-
Rp. 750.750,-
Rp. 144.000,- |
4) |
Penanaman
- Penebaran pupuk dan mulsa plastik 40 HKP @ Rp. 7.000,-
- Furadan 10 kg @ Rp. 6.500,-
- Pindah tanam 23 HKP @ Rp. 7.000,- |
Rp. 280.000,-
Rp. 65.000,-
Rp. 161.500,- |
5) |
Pemeliharaan
- Pengairan 14 HKP @ Rp. 7.000
- Pengukuran ranting 9 HKP @ Rp. 7.000,-
- Pemupukan susulan dan penyemprotan 33 HKP @ Rp. 7.000
- Penyerbukan 27 HKP @ Rp. 7.000,-
- Seleksi buah 8 HKP @ Rp. 7.000,-
- Pembalikan tanah 10 HKP @ Rp. 7.000,-
- Pemangkasan ranting 12 HKP @ Rp. 7.000,- |
Rp. 98.000,-
Rp. 63.000,-
Rp. 231.000,-
Rp. 189.000,-
Rp. 56.000,-
Rp. 70.000,-
Rp. 84.000,- |
6) |
Tenaga kerja
- Tenaga jaga kebun 10 HKP @ Rp. 7.000,- |
Rp. 70.000,- |
7) |
Pembuatan gubug 1 lokasi @ Rp. 100.000,- |
Rp. 100.000,- |
8) |
Panen dan pascapanen 22 HKP @ Rp. 7.000,- |
Rp. 154.000,- |
|
Jumlah biaya produksi |
Rp. 7.600.250,- |
2) PenPendapatan
1) |
Semangka tanpa biji (22.872 kg x Rp.525,-) |
Rp. 12.007.800,- |
2) |
Semangka berbiji (2.977 kg x Rp. 475,-) |
Rp. 1.414.075,- |
|
Jumlah pendapatan |
Rp. 13.421.875,- |
3) |
Keuntungan per hektar (dalam 1 musim)
|
Rp. 5.821.625,- |
|
Keuntungan per bulan |
Rp. 1.455.406,25 |
4) Parameter Kelayakan Usaha
1) |
Rasio pendapatan dan biaya: B/C ratio |
= 1,76 |
Berdasarkan analisis kelayakan usaha tani diperoleh B/C ration
= 1,76 berarti dengan biaya produksi yang dikeluarkan sebesar
3.699.750 akan memperoleh pendapatan 1,76 kali lipat. |
10.2. |
Gambaran Peluang Agribisnis
Teknik budidaya semangka secara konvensional telah dipahami.
Akan lebih sempurna bila diketahui pula nilai ekonominya. Hal
ini penting untuk mengetahui tingkat kelayakan usaha yang menyangkut
biaya produksi dan pendapatan dalam setiap hektarnya. Selain
petani dapat memperkirakan luas areal penanaman semangka yang
dikehendaki, juga akan diusahakan sesuai modal yang dimiliki.
Untuk mendukung perhitungan analisis usaha tani semangka konvensional
ada beberapa hal yang perlu dikemukakan antara lain:
a) |
Tanaman semangka dibudidayakan secara monokultur
dengan jarak tanam 5.0 m x 0,8 m sehingga populasi tanaman
setiap hektar mencapai 3.500 tanaman. |
b) |
Varietas tanaman semangka yang dibudidayakan
merupakan jenis unggul (F1 hibrid), yakni varietas mindful. |
c) |
Di lokasi penanaman terdapat diesel air
sebagai sumber air apabila diperlukan. |
d) |
Tenaga kerja dibedakan menjadi dua yakni
tenaga kerja pria (HKP) dan tenaga kerja wanita (HKW),
dengan ongkos tenaga kerja pria lebih tinggi dari pada
tenaga kerja wanita, dengan jam kerja/hari : 8 jam. |
e) |
Budidaya semangka dilakukan pada musim
kemarau (Maret-September). Analisis biaya dan pendapatan
ini tidak bersifat tetap, tergantung pada besarnya sewa
lahan, upah pekerja, fluktuasi harga saprodi,dan harga
produksi buah yang didapatkan. |
|
|
11. |
STANDAR PRODUKSI |
|
11.1. |
Ruang Lingkup
Dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat pada umumnya, khususnya
petani
semangka, Pemerintah menetapkan kebijaksanaan dalam memilih
urutan jenis
tanaman pertanian/hortikultura. Dalam ruang lingkup berikut
telah disusun beberapa
pedoman sebagai berikut:
a) |
Mengutamakan jenis tanaman semangka yang
bernilai ekonomi tinggi, untuk meningkatkan pendapatan
petani semangka, baik untuk konsumsi dalam maupun luar
negeri. |
b) |
Mengutamakan jenis tanaman yang dapat memberi
kesempatan tenaga kerja lebih banyak. |
c) |
Mengutamakan jenis tanaman semangka yang
mempunyai prospek pasar dan pemasaran yang baik. |
d) |
Mengutamakan jenis tanaman semangka yang
dapat mempertinggi nilai gizi masyarkat. |
|
11.2. |
Diskripsi
Berdasarkan uraian diatas, tanaman semangka merupakan salah
satu tanaman prioritas utama yang perlu mendapatkan perhatian
diantara tanaman-tanaman hortikultura. Buah semangka mempunyai
harga yang relatif lebih tinggi dibanding tanaman hortikultura
pada umumnya. Hal ini memberi banyak keuntungan kepada petani
atau pengusaha pertanian tanaman semangka. Dan ini memungkinkan
adanya perbaikan tata perekonomian Indonesia, khususnya dari
bidang pertanian. |
11.3. |
Klasifikasi dan Standar Mutu
Untuk klasifikasi standar mutu dan syarat produk yang berlaku
dipasaran maka kita harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a) |
Semangka yang diproduksi harus
diberi merek, yaitu dengan menempelkan stiker pada buah; |
b) |
Kepercayaan yang telah diberikan oleh pelanggan
harus dijaga; |
c) |
Pangsa pasar harus diperkuat, dan kontinuitas
(keberlanjutan) produksi semangka harus dijaga; |
d) |
Buah semangka yang berkualitas (kelas M1)
harus dikemas sedemikian rupa untuk memberikan kepuasan
pelanggan. |
|
11.4. |
Pengambilan Contoh
Dalam pengambilan contoh untuk penanganan produksi selanjutnya,
umur semangka kurang lebih 56–65 HST, buah semangka yang
berukuran besar mempunyai berat rata-rata 2,5 kg, ukuran sedang
1,0–2,5 kg, dan ukuran kecil berat buah sekitar 400 gram. |
11.5 |
Pengemasan
Untuk pengemasan yang standar dapat menggunakan kotak kayu atau
dapat juga menggunakan rajutan benang yang mirip dengan jala.
Dengan kemasan rajutan benang akan lebih terjamin dibanding
dengan menggunakan kotak kayu. |
|
12. |
DAFTAR PUSTAKA |
|
1. |
BUDI SAMADI (1996). Semangka Tanpa Biji. Yogyakarta,
Kanisius. 76 halaman. |
2. |
WIHARDJO, Suwandi. (1993). Bertanam Semangka. Yogyakarta,
Kanisius, 107 halaman. |
3. |
WINARTI, M.G. (1992). Pengaruh Pupuk dan OST Terhadap Pertumbuhan
dan Produksi Tanaman semangka (Citrulus Vulgaris Schrd) |
4. |
Matarani, Jawaller. (1997). Pengaruh Jarak Tanam dan Dosis
Kompos Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Semangka. Media Unika. |
|