1. |
SEJARAH SINGKAT |
|
Manggis merupakan tanaman buah berupa pohon
yang berasal dari hutan tropis yang teduh di kawasan Asia Tenggara,
yaitu hutan belantara Malaysia atau Indonesia. Dari Asia Tenggara,
tanaman ini menyebar ke daerah Amerika Tengah dan daerah tropis lainnya
seperti Srilanka, Malagasi, Karibia, Hawaii dan Australia Utara. Di
Indonesia manggis disebut dengan berbagai macam nama lokal seperti
manggu (Jawa Barat), Manggus (Lampung), Manggusto (Sulawesi Utara),
Manggista (Sumatera Barat). |
2. |
JENIS TANAMAN |
|
Klasifikasi botani pohon manggis adalah
sebagai berikut:
Divisio |
: Spermatophyta |
Subdivisio |
: Angiospermae |
Klas |
: Dicotyledonae |
Keluarga |
: Guttiferae
|
Genus |
: Garcinia |
Spesies |
: Garcinia mangostana L. |
Balai Penelitian Pohon Buah-buahan Solok
merekomendasikan tiga klon manggis, yaitu:
1) |
Kelompok besar: panjang daun>20 cm;
lebar>10 cm; ketebalan kulit buah>9 mm; diameter
buah>6,5 cm; berat buah>140 gram; buah tiap tandan
1 butir. |
2) |
Kelompok sedang: panjang daun 17-20 cm; lebar 8,5-10
cm; ketebalan kulit buah 6-9 mm; diameter buah 5,5-6,5
cm; berat buah 70-140 gram; buah tiap tandan 1-2 butir. |
3) |
Kelompok kecil: panjang daun<17 cm; lebar<8,5
cm; ketebalan kulit buah<6 mm; diameter buah<5,5,
cm; berat buah<70 gram; buah tiap tandan>2 butir. |
Klon yang dikembangkan adalah MBS1, MBS2, MBS3, MBS4, MBS5,
MBS6 dan MBS 7.
|
|
3. |
MANFAAT TANAMAN |
|
Buah manggis dapat disajikan dalam bentuk
segar, sebagai buah kaleng, dibuat sirop/sari buah. Secara tradisional
buah manggis adalah obat sariawan, wasir dan luka. Kulit buah dimanfaatkan
sebagai pewarna termasuk untuk tekstil dan air rebusannya dimanfaatkan
sebagai obat tradisional. Batang pohon dipakai sebagai bahan bangunan,
kayu bakar/ kerajinan. |
4. |
SENTRA PENANAMAN |
|
Pusat penanaman pohon
manggis adalah Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Jawa Barat (Jasinga,
Ciamis, Wanayasa), Sumatera Barat, Sumatera Utara, Riau, Jawa Timur
dan Sulawesi Utara.
|
5. |
SYARAT PETUMBUHAN |
|
5.1. |
Iklim
1. |
Dalam
budidaya manggis, angin berperan dalam penyerbukan bunga
untuk tumbuhnya buah. Angin yang baik tidak terlalu
kencang. |
2. |
Daerah yang cocok untuk
budidaya manggis adalah daerah yang memiliki curah hujan
tahunan 1.500–2.500 mm/tahun dan merata sepanjang
tahun.
|
3. |
Temperatur udara yang ideal
berada pada kisaran 22-32 derajat C. |
|
5.2. |
Media Tanam
1. |
Tanah yang paling baik
untuk budidaya manggis adalah tanah yang subur, gembur,
mengandung bahan organik. |
2. |
Derajat keasaman tanah (pH
tanah) ideal untuk budidaya manggis adalah 5–7. |
3. |
Untuk pertumbuhan tanaman manggis
memerlukan daerah dengan drainase baik dan tidak tergenang
serta air tanah berada pada kedalaman 50–200 m. |
|
5.3. |
Ketinggian Tempat
Pohon
manggis dapat tumbuh di daerah dataran rendah sampai
di ketinggian di bawah 1.000 m dpl. Pertumbuhan terbaik
dicapai pada daerah dengan ketinggian di bawah 500-600
m dpl. |
|
|
6. |
PEDOMAN BUDIDAYA
|
|
6.1. |
Pembibitan
Pohon manggis dapat diperbanyak dengan biji/bibit hasil
penyambungan pucuk dan susuan. Pohon yang ditanam dari biji
baru berbunga pada umur 10-15 tahun sedangkan yang ditanam dari
bibit hasil sambungan dapat berbunga pada umur 5-7 tahun.
|
|
1) Persyaratan Benih
|
|
a) |
Perbanyakan dengan biji
untuk batang bawah Biji yang akan dijadikan benih diambil
dari buah tua yang berisi 5-6 segmen daging buah dengan 1-2
segmen yang berbiji, tidak rusak, beratnya minimal satu gram
dan daya kecambah sedikitnya 75%. Buah diambil dari pohon
yang berumur sedikitnya 10 tahun.
|
|
b) |
Untuk pembuatan bibit dengan cara sambungan
diperlukan batang bawah dan pucuk (entres) yang sehat. Batang
bawah adalah bibit dari biji berumur lebih dari dua tahun dengan
diameter batang 0.5 cm dan kulitnya berwarna hijau kecoklatan. |
2) |
Penyiapan Benih |
|
a) |
Perbanyakan dengan biji untuk batang bawah
Untuk menghilangkan daging buah, rendam buah dalam air bersih
selama 1 minggu (dua hari sekali air diganti) sehingga lendir
dan jamur terbuang. Biji akan mengelupas dengan sendirinya dan
biji dicuci sampai bersih. Celupkan biji kedalam fungisida Benlate
dengan konsentrasi 3 g/L selama 2-5 menit. Keringanginkan biji
di tempat teduh selama beberapa hari sampai kadar airnya 12-14%. |
|
b) |
Pucuk untuk sambungan berupa pucuk (satu
buku) yang masih berdaun muda berasal dari pohon induk yang
unggul dan sehat. Dua minggu sebelum penyambungan bagian bidang
sayatan batang bawah dan pucuk diolesi zat pengatur tumbuh Adenin/Kinetin
dengan konsentrasi 500 ppm untuk lebih memacu pertumbuhan. |
3) |
Teknik Penyemaian Benih |
|
a) |
Perbanyakan dengan
biji dalam bedengan Bedengan dibuat dengan ukuran lebar 100-120
cm dengan jarak antar bedengan 60-100 cm. Tanah diolah sedalam
30 cm, kemudian campurkan pasir, tanah dan bahan organik halus
(3:2:1) dengan merata. Persemaian diberi atap jerami/daun
kelapa dengan ketinggian sisi Timur 150-175 cm dan sisi Barat
10-125 cm. Benih ditanam di dalam lubang tanam berukuran 10
x 10 cm dengan jarak tanam 3 x 3 cm dan jarak antar baris
5 cm pada kedalaman 0,5- 1,0 cm. Tutup benih dengan tanah
dan selanjutnya bedengan ditutup dengan karung goni basah
atau jerami setebal 3 cm. Persemaian disiram 1-2 kali sehari,
diberi pupuk urea dan SP-36 masing-masing 2 g/tanaman setiap
bulan. Setelah berumur 1 tahun, bibit dipindahkan ke dalam
polybag ukuran 20 x 30
cm berisi campuran tanah dan kompos/pupuk kandang (1:1). Bibit
ini dipelihara sampai berumur 2 tahun dan siap ditanam dilapangan/dijadikan
batang bawah pada penyambungan.
|
|
b) |
Penyemaian dan pembibitan
di dalam polybag berukuran 20 x 30 cm. Satu/dua benih disemai
di dalam polybag 20 x 30 cm yang dasarnya dilubangi kecil-kecil
pada kedalaman 0.5-1.0 cm. Media tanam berupa campuran tanah
halus, kompos/pupuk kandang halus dan pasir (1:1:1). Simpan
polybag di bedengan yang sisinya dilingkari papan/bilah bambu
agar polybag tidak roboh. Persemaian disiram 1-2 hari sekali
dan diberi urea dan SP-36 sebanyak 2-3 g/tanaman setiap bulan.
Bibit ini dipelihara sampai berumur 2 tahun dan siap ditanam
di lapangan atau dijadikan batang bawah pada penyambungan.
|
|
c) |
Perbanyakan dengan penyambungan pucuk |
|
|
Adapun cara penyambungan pucuk adalah sebagai
berikut: |
|
|
- Potong bahan bawah setinggi 15-25 cm dari pangkal leher
lalu buat celah di ujung batang sepanjang 3-5 cm.
- Runcingkan pangkal batang atas sepanjang 3-5 cm.
- Selipkan bagian runcing batang atas (pucuk) ke dalam celah
batang bawah.
- Balut bidang pertautan batang bawah dan atas dengan tali
rafia. Pembalutan dimulai dari atas, lalu ikat ujung balutan
dengan kuat.
-
Tutupi hasil sambungan dengan kantung
plastik transparan dan simpan di tempat teduh. Setelah
2-3 minggu penutup dibuka dan bibit dibiarkan tumbuh selama
3-4 minggu. Balutan dapat dilepas setelah berumur 3 bulan
yaitu pada saat bibit telah bertunas. Setelah berumur
6 bulan bibit siap dipindahtanamkan ke kebun.
- Selama penyambungan siram bibit secara rutin dan siangi
gulma.
|
|
d) |
Perbanyakan dengan penyambungan susuan |
|
|
Adapun cara penyambungan susuan adalah sebagai
berikut: |
|
|
- Pilih pohon induk yang produktif sebagai batang atas.
- Siapkan batang bawah di dalam polibag dan letakan di atas
tempat yang lebih tinggi daripada pohon induk.
- Pilih satu cabang (entres) dari pohon induk untuk bahan
cabang atas. Diameter cabang lebih kecil atau sama dengan
batang bawah.
- Sayat batang bawah dengan kayunya kira-kira 1/3-1/2 diameter
batang sepanjang 5-8 cm.
- Sayat pula cabang entres dengan cara yang sama.
- Satukan bidang sayatan kedua batang dan balut dengan tali
rafia.
- Biarkan bibit susuan selama 5 - 6 bulan.
- Pelihara pohon induk dan batang bawah di dalam polibag
dengan intensif.
- Susuan berhasil jika tumbuh tunas muda pada pucuk batang
atas (entres) dan ada pembengkakan (kalus) di tempat ikatan
tali.
- Bibit susuan yang baru dipotong segera disimpan di tempat
teduh dengan penyinaran 30% selama 3-6 bulan sampai tumbuh
tunas baru. Pada saat ini bibit siap dipindahtanamkan.
|
6.2. |
Pengolahan Media
Tanam |
|
1) |
Persiapan |
|
Penetapan areal untuk
perkebunan mangga harus memperhatikan faktor kemudahan
transportasi dan sumber air.
|
2) |
Pembukaan Lahan |
|
a) |
Membongkar tanaman yang tidak diperlukan
dan mematikan alang-alang serta menghilangkan
rumput-rumput liar dan perdu dari areal tanam. |
b) |
Membajak tanah untuk menghilangkan bongkahan
tanah yang terlalu besar. |
|
3) |
Pengaturan Jarak Tanam |
|
Pada tanah yang kurang subur, jarak tanam
dirapatkan sedangkan pada tanah subur, jarak tanam lebih
renggang. Jarak tanam standar adalah 10 m dan diatur dengan
cara:
a) segi tiga sama kaki.
b) diagonal.
c) bujur sangkar (segi empat). |
4) |
Pemupukan |
|
Bibit ditanam di musim hujan kecuali di
daerah yang beririgasi sepanjang tahun. Sebelum tanam
taburkan campuran 500 gram ZA, 250 gram SP-36 dan 200
gram KCl ke dalam lubang tanam dan tutup dengan tanah. |
|
6.3. |
Teknik Penanaman
1) |
Pembuatan Lubang Taman |
|
Buat lubang tanam ukuran 50 x 50 cm sedalam
25 cm dan tempatkan tanah galian tanah di satu sisi. Perdalam
lubang tanam sampai 50 cm dan tempatkan tanah galian di
sisi lain. Keringanginkan lubang tanam 15-30 hari sebelum
tanam. Kemudian masukkan tanah bagian dalam (galian ke
dua) dan masukkan kembali lapisan tanah atas yang telah
dicampur 20-30 kg pupuk kandang.
Jarak antar lubang 8 x 10 m atau 10 x 10 m dihitung dari
titik tengah lubang. Untuk lahan berlereng perlu dibuat
teras, tanggul dan saluran drainase untuk mencegah erosi. |
2) |
Cara Penanaman |
|
Dengan jarak tanam 10x 10 m
atau 8 x 10 m diperlukan 100-125 bibit per hektar.
Cara menanam bibit yang benar adalah sebagai berikut:
a) |
Siram bibit di dalam
polybag dengan air sampai polibag dapat dilepaskan
dengan mudah. |
b) |
Buang sebagian akar yang terlalu panjang dengan
pisau/gunting tajam. |
c) |
Masukkan bibit ke tengah-tengah lubang tanam,
timbun dengan tanah sampai batas akar dan padatkan
tanah perlahan-lahan. |
d) |
Siram sampai tanah cukup lembab. |
e) |
Beri naungan yang terbuat dari tiang-tiang bambu
beratap jerami. Jika sudah ada pepohonan di sekitarnya,
pohon-pohon ini bisa berfungsi sebagai pelindung
alami. Pohon pelindung harus bersifat alami dan
mengubah iklim mikro, misalnya tanaman Albisia dan
Lamtoro. |
|
|
6.4. |
Pemeliharaan Tanaman
- Penyiangan
Lakukan penyiangan secara kontinyu dan sebaiknya dilakukan
bersamaan dengan pemupukan dan penggemburanyaitu dua
kali dalam setahun.
- Perempalan/Pemangkasan
Ranting-ranting yang tumbuh kembar dan sudah tidak
berbuah perlu dipangkas untuk mencegah serangan hama
dan penyakit. Gunakan gunting pangkas yang bersih
dan tajam untuk menghindari infeksi dan lapisi bekas
pangkasan dengan ter.
- Pemupukan
Jenis dan dosis pemupukan anjuran adalah:
a)
|
Pohon berumur 6 bulan dipupuk
campuran urea, SP-36 dan KCl (3:2:1) sebanyak
200-250 gram/pohon.
|
b)
|
Pohon berumur 1-3 tahun
dipupuk campuran 400-500 gram Urea, 650-700
gram SP-36 dan 900-1000 gram KCl (3:1:2) yang
diberikan dalam dua sampai tiga kali.
|
c)
|
Pohon berumur 4 tahun
dan seterusnya dipupuk campuran urea, SP-36
dan KCl (1:4:3) sebanyak 3-6 kg.pohon ditambah
40 kg/pohon pupuk kandang.
|
Pupuk ditaburkan di dalam
larikan/di dalam lubang-lubang di sekeliling batang
dengan diameter sejauh ukuran tajuk pohon. Dalam larikan
dan lubang sekitar 10- 20 cm sedangkan jarak antar
lubang sekitar 100-150 cm.
- Pengairan dan Penyiraman
Tanaman yang berumur di bawah lima tahun
memerlukan ketersediaan air yang cukup dan terus menerus
sehingga harus disiram satu sampai dua hari sekali.
Sedangkan pada pohon manggis yang berumur lebih dari
lima tahun, frekuensi penyiraman berangsur-angsur
dapat dikurangi. Penyiraman dilakukan pagi hari dengan
cara menggenangi saluran irigasi atau disiram.
- Pemberian Mulsa
Mulsa jerami dihamparkan setebal 3-5 cm menutupi tanah
di sekeliling batang yang masih kecil untuk menekan
gulma, menjaga kelembaban dan aerasi dan mengurangi
penguapan air.
|
|
|
7. |
HAMA DAN PENYAKIT |
|
7.1. |
Hama
1. |
Ulat
Bulu
Hama ini melubangi daun.
Pengendalian: (1) menjaga sanitasi
lingkungan dan pemeliharaan tanaman yang baik; (2) penyemprotan
insektisida Bayrusil 250 EC/Cymbush 50 EC dengan konsentrasi
0.1-0.2%.
|
|
7.2. |
Penyakit
1. |
Bercak
Daun
Penyebab: jamur Pestalotia sp.,
Gloesporium sp. dan Helminthosporium sp.
Gejala: bercak pada daun yang
tidak beraturan berwarna abu-abu pada pusatnya (Pestalotia
sp.), coklat (Helminthosporium sp.) dan hitam pada sisi
atas danbawah daun (Gloesporium sp.).
Pengendalian: mengurangi kelembaban
yang berasal dari tanaman pelindung, memotong bagian
yang terserang dan menyemprotkan fungisida Bayfidan
250 EC/Baycolar 300 EC dengan konsentrasi 0.1-0.2 %.
|
2. |
Jamur Upas
Penyebab: Corticium
salmonicolor Berk.et Br. Gejala:cabang/ranting
mati karena jaringan kulit mengering.
Pengendalian: memotong cabang/ranting,
mengerok kulit dan kayu yang terserang parah dan mengolesi
bagian yang dipotong dengan cat, atau disemprot dengan
Derosal 60 WP 0.1-0.2 %. |
3. |
Hawar Benang
Penyebab: jamur Marasmius scandens
Mass Dennis et Reid.
Gejala:miselium jamur tumbuh pada permukaan
cabang dan ranting membentuk benang putih yang dapat meluas
sampai menutupi permukaan bawah daun.
Pengendalian: menjaga kebersihan
dan memangkas daun yang terserang. |
4. |
Kanker Batang
Penyebab: jamur Botryophaerisa
ribis.
Gejala: warna kulit batang dan
cabang berubah dan mengeluarkan getah.
Pengendalian: (1) perbaikan drainase,
menjaga kebersihan kebun, pemotongan tanaman yang sakit;
(2) penyemprotan fungisida Benlate untuk kanker batang,
Cobox atau Cupravit bagi penyakit lainnya. |
5. |
Hawar Rambut
Penyebab: jamur Marasmius
equicrinis Mull.
Gejala: permukaan tanaman manggis
ditutupi bentuk serupa benang berwarna coklat tua kehitaman
mirip ekor kuda.
Pengendalian: sama dengan kanker
batang. |
6. |
Busuk Buah
Penyebab: jamur Botryodiplodia
theobromae Penz.
Gejala: diawali dengan dengan
membusuknya pangkal buah dan meluas ke seluruh bagian
buah sehingga kulit buah menjadi suram.
Pengendalian: sama dengan kanker
batang. |
7. |
Busuk Akar
Penyebab: jamur Fomes noxious
Corner.
Gejala: akar busuk dan berwarna
coklat.
Pengendalian: sama dengan kanker
batang. |
|
|
8. |
P A N E N |
|
8.1. |
Ciri dan Umur Panen
Tingkat kematangan sangat berpengaruh terhadap mutu dan daya
simpan manggis. Buah dipanen setelah berumur 104 hari sejak
bunga mekar (SBM). Umur panen dan ciri fisik manggis siap panen
dapat dilihat berikut ini :
a) |
Panen 104 hari: warna kulit hijau bintik
ungu; berat 80-130 gram; diameter 55-60 mm. |
b) |
Panen 106 hari: warna kulit ungu merah 10-25%; berat
80-130 gram; diameter 55- 60 mm. |
c) |
Panen 108 hari: warna kulit ungu merah 25-50%; berat
80-130 gram; diameter 55- 60 mm. |
d) |
Panen 110 hari: warna kulit ungu merah 50-75%; berat
80-130 gram; diameter 55- 60 mm. |
e) |
Panen 114 hari: warna kulit ungu merah; berat 80-130
gram; diameter 55-65 mm. |
Untuk konsumsi lokal, buah dipetik pada umur 114 SBM sedangkan
untuk ekspor pada umur 104-108 SBM.
|
8.2. |
Cara Panen
Pemanenan dilakukan dengan cara memetik/memotong pangkal tangkai
buah dengan alat bantu pisau tajam. Untuk mencapai buah di tempat
yang tinggi dapat digunakan tangga bertingkat dari kayu/galah
yang dilengkapi pisau dan keranjang di ujungnya. Pemanjatan
seringkali diperlukan karena manggis adalah pohon hutan yang
umurnya dapat lebih dari 25 tahun. |
8.3. |
Periode Panen
Pohon manggis di Indonesia dipanen pada bulan November sampai
Maret tahun berikutnya.
|
8.3. |
Perkiraan Produksi
Produksi panen pertama hanya 5-10 buah/pohon, kedua rata-rata
30 buah/pohon selanjutnya 600-1.000 buah/pohon sesuai dengan
umur pohon. Pada puncak produksi, tanaman yang dipelihara intensif
dapat menghasilkan 3.000 buah/pohon dengan rata-rata 2.000 buah/pohon.
Produksi satu hektar (100 tanaman) dapat mencapai 200.000 butir
atau sekitar 20 ton buah. |
|
9. |
PASCA PANEN |
|
9.1. |
Pengumpulan
Buah dikumpulkan di dalam wadah dan ditempatkan di lokasi yang
teduh dan nyaman.
|
9.2. |
Penyortiran dan Penggolongan
Tempatkan buah yang baik dengan yang rusak dan yang busuk dalam
wadah yang berbeda. Lakukan penyortiran berdasarkan ukuran buah
hasil pengelompokan dari Balai Penelitian Pohon Buah-buahan
Solok yaitu besar, sedang dan kecil.
|
9.3. |
Penyimpanan
Pada ruangan dengan temperatur 4-6 derajat C buah dapat tetap
segar selama 40 hari sedangkan pada 9-12 derajat C tahan sampai
33 hari. |
|
10. |
ANALISIS EKONOMI BUDIDAYA TANAMAN |
|
10.1. |
Analisis Usaha Budidaya
Perkiraan analisis budidaya manggis seluas 1 hektar pada populasi
100-125 tanaman untuk inventasi selama 20 tahun. Analisis dilakukan
pada tahun 1999 di Jawa Barat.
1) |
Biaya produksi
tahun ke-0
1. Bibit stek sambung 125 batang
2. Pupuk
- Pupuk kandang 3 ton @ Rp 150.000,-
- Urea 50 kg @ Rp 1.500,-
- SP-36 25 kg @ Rp. 1.800,-
- KCl 20 kg @ Rp. 1.650,-
3. Tanam
- Pembuatan lubang tanam 10
HKP @ Rp. 7000,-
- Penanaman 5 HKP @ Rp. 7000,-
|
Rp. 1.875.000,-
Rp. 450.000,-
Rp. 75.000,-
Rp. 45.000,-
Rp. 33.000,-
Rp. 70.000,-
Rp.
35.000,-
|
2) |
Biaya produksi tahun ke-1 s.d.
ke-6
1. Sewa lahan 6 tahun
2. Pupuk
- Urea 375 kg @ Rp 1.500,-
- SP-36 300 kg @ Rp 1.800,-
- KCl 240 kg @ Rp. 1 650,-
3. Pestisida
- Insektisida 120 kg @ Rp. 50.000,-
- Fungisida 120 liter @ Rp.
65.000,-
4. Alat
- Keranjang 50 buah
- Cangkul 10 buah
- Hand sprayer 2 buah @ Rp 350.000,-
5. Tenaga kerja
- Penyiangan 60 HKP @ Rp. 7.000,-
- Pemupukan 90 HKP @ Rp. 7.000,-
- Penyemprotan 480 HKP @ Rp.
7.000,-
- Panen/pasca panen pertama
50 HKP @ Rp. 7.000,-
6. Biaya tak terduga 10% |
Rp. 12.000.000,-
Rp. 562.500,-
Rp. 540.000,-
Rp. 396.000,-
Rp. 6.000.000,-
Rp. 7.800.000,-
Rp. 150.000,-
Rp. 100.000,-
Rp. 700.000,-
Rp. 420.000,-
Rp. 630.000,-
Rp. 3.360.000,-
Rp. 350.000,-
Rp. 3.559.150,- |
3) |
Biaya produksi tahun ke-7 s.d. ke-20
1. Sewa lahan selama 14 tahun
2. Pupuk
- Urea 875 kg @ Rp. 1.500,-
- TSP 700 kg @ Rp. 3.500,-
- KCl 560 kg @ Rp. 1.650,-
- NPK 350 kg @ Rp 2.400,-
- Pupuk kandang 42 ton @ Rp. 150.000,-
3. Pestisida
- Insektisida 140 kg @ Rp. 50.000,-
- Fungisida 140 liter @ Rp. 65.000,-
4. Alat
- Keranjang 200 buah
5. Tenaga kerja
- Penyiangan 140 HKP @ Rp 7.000,-
- Pemupukan 210 HKP @ Rp. 7.000,-
- Penyemprotan 1.120 HKP @ Rp. 7.000,-
- Panen dan pasca panen 10.000 HKP @ Rp. 7.000,-
6. Biaya tak terduga 10%
Jumlah biaya produksi 20 tahun
Rata-rata biaya produksi/tahun |
Rp. 28.000.000,-
Rp. 1.312.500,-
Rp. 2.450.000,-
Rp. 924.000,-
Rp. 840.000,-
Rp. 6.300.000,-
Rp 7.000.000,-
Rp. 9.100.000,-
Rp. 600.000,-
Rp. 980.000,-
Rp. 1.470.000,-
Rp. 7.840.000,-
Rp. 70.000.000,-
Rp. 13.436.650,-
Rp. 186.953.800,-
Rp. 9.347.690,- |
4) |
Pendapatan:
1. Panen perdana tahun ke 6, Hasil rata-rata 30 buah/pohon
-
2. Panen tahun ke 7 Hasil rata-rata 200 buah/pohon
3. Panen tahun ke 8 Hasil rata-rata 800 buah/pohon
4. Panen tahun ke 9 Hasil rata-rata 900 buah/pohon
5. Panen tahun ke 10 Hasil rata-rata 1.500 buah/pohon
6. Panen tahun ke 11 Hasil rata-rata1.750 buah/pohon
7. Panen tahun ke 12 – 18 Hasil rata-rata 2.000
buah/pohon
8. Panen tahun ke 19 Hasil rata-rata 1.750 buah/pohon
9. Panen tahun ke 20 Hasil rata-rata 1.500 buah/pohon
10Produksi selama 20 th hasil dari 100 ph 2.243.000 buah
|
Rp. 562.500,
Rp. 3.750.000,-
Rp. 15.000.000,-
Rp. 16.875.000,-
Rp. 28.125.000,-
Rp 32.812.000,-
Rp. 37.500.000 -
Rp. 10.500.000 -
Rp. 32.812.000,-
Rp. 336.450.000,- |
5) |
Keuntungan
1. Keuntungan selama 20 tahun
2. Keuntungan per tahun |
Rp. 149.496.200 -
Rp. 7.474.810,- |
6) |
Parameter kelayakan usaha
1. Output/Input rasio |
= 1,8 |
Keterangan: HKP hari kerja pria, Keuntungan baru diraih
tahun ke 11. Perkiraan tanaman produktif adalah 100 pohon/tahun,
Harga jual rata-rata Rp. 60/buah. (tingkat petani, tahun
1999).
|
10.2. |
Gambaran Peluang Agribisnis
Masyarakat dunia mengenal manggis sebagai Queen of fruits
karena rasanya yang exotic yaitu manis, asam berpadu dengan
sedikit sepat. Prospek pengembangan agribisnis manggis sangat
cerah meningkat perminat buah ini di luar negeri banyak dan
harganya relatif mahal.
Taiwan adalah pasar terbesar manggis Indonesia, selama tahun
1994, Taiwan mengimpor manggis Indonesia sebanyak 2.235.177
kg atau 83% dari total ekspor buah Indonesia. Negara lain
yang mengimpor manggis adalah a.l. Jepang, Brunei, Hongkong,
Arab Saudi, Kuwait, Oman, Belanda, Perancis, Swis, Amerika
Serikat. Peluang pasar luar negeri diperkirakan terus meningkat
dengan penambahan volume 10,7% per tahun.
Harga manggis di pasar tradisional relatif murah karena manggis
yang dipasarkan di dalam negeri adalah sisa ekspor, jadi mutunya
sudah tidak baik. Jika produsen dapat menghasilkan buah manggis
dengan mutu yang merata dan konstan, sudah pasti harga tersebut
akan jauh meningkat.
Kendala agribisnis manggis adalah umur panen tanaman yang
bisa mencapai 6 tahun, sehingga pengembalian modal tidak dapat
berlangsung cepat. Karena itu diperlukan para pemodal kuat
yang tetap dapat bertahan sampai modal agribisnis manggisnya
kembali setelah menunggu 11 tahun sejak tanam.
|
|
11. |
STANDAR PRODUKSI |
|
11.1. |
Ruang Lingkup
Standar ini meliputi diskripsi,klasifikasi dan standar mutu,
cara pengambilan contoh, cara uji, syarat penandaan, cara pengemasan. |
11.2. |
Diskripsi
Standar mutu buah manggis tercantum dalam Standar Nasional Indonesia
SNI 01– 3211-1992. |
11.3. |
Klasifikasi dan Standar Mutu
Terdiri dari 3 jenis mutu, yaitu mutu super, mutu I, mutu II.
a) |
Keseragaman: mutu super=seragam; mutu I=seragam;
mutu II=seragam. |
b) |
Diameter: mutu super>65 mm; mutu I=55–56 mm;
mutu II<55 mm. |
c) |
Tingkat keseragaman: mutu super=segar; mutu I=segar;
mutu=II segar. |
d) |
Warna kulit: mutu super hijau; mutu I=kemerahan s/d
merah; mutu II=muda mengkilat |
e) |
Buah cacat atau busuk (jumlah/jumlah): mutu super=0%;
mutu I=0%; mutu II=0% |
f) |
Tangkai dan atau kelopak: mutu super utuh, mutu I utuh,
mutu II utuh |
g) |
kadar kotoran (b/b): mutu super=0%; mutu I=0%; mutu
II=0% |
h) |
Serangga hidup dan atau mati :mutu super=tidak ada;
mutu I=tidak ada; mutu=II tidak ada. |
i) |
Warna daging buah: mutu super=putih bersih; mutu I=khas
manggis putih; mutu II=bersih khas manggis |
Untuk pengklasifikasian dilakukan pengujian diantaranya adalah:
a) |
Penentuan ukur diameter
Ukur setiap panjang garis tengah yang tegak lurus pada
tinggi buah manggis segar dari seluruh contoh uji dengan
menggunakan alat pengukur diameter yang sesuai. Pisahkan
sesuai dengan ketentuan penggolongan yang dinyatakan dalam
standar yaitu>65 mm; 55–65 mm; <55 mm. |
b) |
Penentuan buah cacat dan atau busuk pada buah manggis
segar.
Hitung jumlah seluruh contoh uji buah segar, amati satu
persatu dari buah yang bersangkutan dari secara visual
dan organoleptik serta pisahkan buah yang cacat/busuk
sesuai dengan jenis cacat dan batasan busuk sebagai berikut: |
|
- Buah cacat cuaca dan mekanis yang rusak memar, luka
pada kulit dan daging buah akibat tekanan, benturan
dan getaran.
- Buah cacat fisiologis yaitu buah yang tingkat kematangannya
sudah berlanjut.
- Buah cacat fisiologis yaitu buah yang tingkat kematangannya
sudah berlanjut
- Buah cacat karena hama dan penyakit yaitu buah yang
sudah tercemar oleh serangga dan pathogen perusak.
- Buah dinyatakan busuk apabila daging/kulit buah
telah terlihat pembusukan yang dapat diidentifikasikan
secara visual.
|
c) |
Penentuan kadar kotoran
Timbang seluruh contoh uji buah manggis segar, amati secara
visual adanya kotoran yaitu semua bahan bukan buah manggis
segar seperti tanah, bahan tanaman yang nampak menempel
pada buah manggis segar/berada pada kemasan yang tampak
secara visual. Pisahkan kotoran yang terdapat pada buah
manggis segar dan kemasan, seperti tanah, potongan daun/benda
lain yang termasuk kotoran yang menempel pada buah manggis
segar dan timbanglah. |
d) |
Penentuan kesegaran
Hitung jumlah seluruh contoh uji buah manggis segar, amati
satu persatu buah segar secara visual dan pisahkan buah
yang dinyatakan tidak segar yaitu dengan memperhatikan
kondisi kulit buah. Hitung jumlah satuan buah yang dinilai
kurang segar dan hitung pula presentase jumlah satuan
buah yang dinilai kurang segar terhadap jumlah seluruh
contoh uji. |
e) |
Penentuan adanya serangga hidup atau mati
Amati secara visual adanya serangga hidup dan mati pada
buah dan kemasan. |
|
11.4. |
Pengambilan Contoh
Contoh diambil secara acak dari jumlah kemasan seperti terlihat
di bawah ini. Dari setiap kemasan diambil contoh sebanyak 20
buah dari Suatu partai/lot buah manggis segar terdiri dari maksimum
1.000 kemasan. Contoh diambil secara acak dari jumlah kemasan
seperti pada data dibawah ini :
a) Jumlah kemasan dalam partai/lot 1–5: contoh yang diambil
5.
b) Jumlah kemasan dalam partai/lot 6–100: contoh yang
diambil 7.
c) Jumlah kemasan dalam partai/lot 101–300: contoh yang
diambil 9.
d) Jumlah kemasan dalam partai/lot 301–500: contoh yang
diambil 10.
e) Jumlah kemasan dalam partai/lot 501–1000 : contoh yang
diambil semua.
Dari setiap kemasan yang dipilih secara acak diambil sekurang-kurangnya
3 kg kemudian dicampur. Untuk kemasan dengan berat kurang dari
3 bungkus harus diambil contoh sekurang-kurangnya dari dua kemasan.
Dari jumlah buah yang terkumpul kemudian secara acak contoh
sekurang-kurangnya 3 kg untuk diuji. Petugas pengambil contoh
harus yang memenuhi persyarat, yaitu orang yang telah berpengalaman/telah
dilatih terlebih dahulu dan mempunyai ikatan dengan suatu badan
hukum. |
11.5 |
Pengemasan
Buah manggis segar dikemas dengan kotak karton baru/keranjang
plastik yang kokoh, baik, bersih dan kering, berventilasi, dengan
berat bersih setiap kemasan sebesar 2 kg untuk kemasan karton
dan 10 kg untuk kemasan keranjang plastik. Dan juga digunakan
kemasan yang berat berdasarkan kesepakatan antara penjual dan
pembeli. |
|
12. |
DAFTAR PUSTAKA |
|
1. |
Rahmat Rukmana, Ir. 1995. Budidaya
Manggis. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.
|
2. |
Rismunandar. 1986. Mengenal Tanaman Buah-buahan. Sinar Baru.
Bandung |
3. |
Suyanti Satuhu. 1997. Penanganan Manggis Segar untuk Ekspor.
Penebar Swadaya. Jakarta. |
4. |
Reza Tirtawinata, Ir. 1997. Memilih Biji Manggis untuk Bibit.
Trubus No. 335. |
5. |
Reza Tirtawinata, Ir. 1998. Pohon Pelindung untuk Tanaman
Manggis Muda. Trubus no. 342. |
|