1. |
SEJARAH SINGKAT |
|
Mawar merupakan tanaman bunga hias berupa
herba dengan batang berduri. Mawar yang dikenal nama bunga ros atau
"Ratu Bunga" merupakan simbol atau lambang kehidupan religi
dalam peradaban manusia. Mawar berasal dari dataran Cina, Timur Tengah
dan Eropa Timur. Dalam perkembangannya, menyebar luas di daerah-daerah
beriklim dingin (sub-tropis) dan panas (tropis). |
2. |
JENIS TANAMAN |
|
Dalam sistematika tumbuhan (taksonomi),
mawar diklasifasikan sebagai berikut:
Kingdom |
: Plantae |
Divisi |
: Spermatophyta |
Sub Divisi |
: Angiospermae |
Kelas |
: Dicotyledonae |
Ordo |
: Rosanales |
Famili |
: Rosaceae |
Genus |
: Rosa |
Species |
: Rosa damascena Mill., R. multiflora Thunb.,
R. hybrida Hort., dan lain-lain. |
Di Indonesia berkembang aneka jenis mawar hibrida yang berasal
dari Holand (Belanda). Mawar yang banyak peminatnya adalah tipe
Hybrid Tea dan Medium, memiliki variasi warna bunga cukup banyak,
mulai putih sampai merah padam dan tingkat produktivitas tinggi:
120-280 kuntum bunga/m2 /tahun.
Varietas-varietas mawar hibrida (Hybrid Tea) yang telah ditanam
di Indonesia oleh PT. Perkebunan Mangkurajo adalah: Coctail, Diplomat,
Idole, Jacaranda, Laminuette, Osiana, Pareo, Samorai, Sonate de
Meilland, Sonia, Sweet Sonia, Tineke, Vivaldi, White Success dan
Yonina. Sedangkan mawar tipe Medium antara lain adalah Golden Times,
Jaguar, Sissel, Laser, dan Kiss. Kelebihan varietas mawar hibrida
adalah tahan lama dan warna-warninya menarik. Mawar tipe Hybrid
Tea bertangkai bunga 80-120 cm, tipe Medium 40-60 cm.
Beberapa varietas mawar introduksi yang dianjurkan didataran rendah:
Cemelot, Frad Winds, Mr. Lincoln, dan Golden Lustee sebagai mawar
bunga potong. Sedangkan varietas Folk Song, Khatherina Zeimet, Woborn
Abbey dan Cimacan Salem untuk tanaman taman.
|
3. |
MANFAAT TANAMAN |
|
1) |
Tanaman hias di taman/halaman terbuka (out doors). |
2) |
Tanaman hias dalam pot pengindah dan penyemarak ruang tamu
ataupun koridor. |
3) |
Dijadikan bunga tabur pada upacara kenegaraan atau tradisi
ritual. |
4) |
Diekstraksi minyaknya sebagai bahan parfum atau obat-obatan
(pada skala penelitian di Puslitbangtri). |
|
4. |
SENTRA PENANAMAN |
|
Daerah pusat tanaman mawar terkonsentrasi
di kawasan Alaska atau Siberia, India, Afrika Utara dan Indonesia.
Sentra penanaman bunga potong, tabur dan tanaman pot di Indonesia
dihasilkan dari daerah Jawa Barat, Sumatera Utara, Jawa Tengah, Jawa
Timur dan Jakarta. |
5. |
SYARAT PETUMBUHAN |
|
5.1. |
Iklim
1. |
Angin tidak mempengaruhi dalam pertumbuhan
bunga mawar. |
2. |
Curah hujan bagi pertumbuhan bunga mawar
yang baik adalah 1500-3000 mm/tahun. Memerlukan sinar
matahari 5-6 jam per hari. Di daerah cukup sinar matahari,
mawar akan rajin dan lebih cepat berbunga serta berbatang
kokoh. Sinar matahari pagi lebih baik dari pada sinar
matahari sore, yang menyebabkan pengeringan tanaman. |
3. |
Tanaman mawar mempunyai daya adaptasi sangat
luas terhadap lingkungan tumbuh, dapat ditanam di daerah
beriklim dingin/sub-tropis maupun di daerah panas/tropis.
Suhu udara sejuk 18-26 derajat C dan kelembaban 70-80
%. |
|
5.2. |
Media Tanam
1. |
Penanaman dilakukan secara langsung
pada tanah secara permanen di kebun atau di dalam pot.
Tanaman mawar cocok pada tanah liat berpasir (kandungan
liat 20-30 %), subur, gembur, banyak bahan organik,
aerasi dan drainase baik. |
2. |
Pada tanah latosol, andosol yang memiliki
sifat fisik dan kesuburan tanah yang cukup baik. |
3. |
Derajat keasaman tanah yang ideal adalah
PH=5,5-7,0. Pada tanah asam (pH 5,0) perlu pengapuran
kapur Dolomit, Calcit atupun Zeagro dosis 4-5 ton/hektar.
Pemberian kapur bertujuan untuk menaikan pH tanah, menambah
unsur-unsur Ca dan Mg, memperbaiki kehidupan mikroorganisme,
memperbaiki bintil-bintil akar, mengurangi keracunan Fe,
Mn, dan Al, serta menambah ketersediaan unsurunsur P dan
Mo. Tanah berpori-pori sangat dibutuhkan oleh akar mawar. |
|
5.3. |
Ketinggian Tempat
Mawar tumbuh baik pada:
1. |
Ketinggian 560-800 m dpl, suhu udara minimum
16-18 derajat C dan maksimum 28–30 derajat C. |
2. |
Ketinggian 1100 m dpl, suhu udara minimum
14-16 derajat C, maksimum 24–27 derajat C. |
3. |
Ketinggian 1400 m dpl, suhu udara minimum
13,7-15,6 derajat C dan maksimum 19,5-22,6 derajat C. |
Di daerah tropis seperti Indonesia, tanaman mawar dapat tumbuh
dan produktif berbunga di dataran rendah sampai tinggi (pegunungan)
rata-rata 1500 m dpl.
|
|
6. |
PEDOMAN BUDIDAYA |
|
6.1. |
Pembibitan
- Persyaratan Bibit
Supaya biji tumbuh dengan baik, pilih biji yang sehat
dengan memasukan ke dalam air (yang baik akan tenggelam,
yang mengapung dibuang).
- Penyiapan Benih
Tahap-tahap penyiapan benih tanaman dari biji:
a) |
Pemilihan buah
- |
Pilih buah mawar dari tanaman
induk yang sudah produktif berbunga dan
jenis unggul sesuai keinginan. |
- |
Petik buah mawar terpilih yang sudah
matang (masak) di pohon. |
|
b) |
Perlakuan After Ripening
- |
Siapkan media
semai berupa tanah berhumus dan berpasir
(1:1). |
- |
Masukkan (isikan) media
tadi ke dalam bak persemaian atau wadah
yang praktis dan layak digunakan untuk
tempat semai. |
- |
Siram media semai dengan
air bersih hingga cukup basah (lembab). |
- |
Tanamkan buah mawar satu
persatu kedalam media semai hingga cukup
terkubur sedalam 0,5-1,0 cm. |
- |
Biarkan buah mawar hingga
kulit luarnya membusuk pada kondisi media
yang lembab, beraerasi baik, dan suhu
udaranya sekitar 5 derajat C. Waktu yang
diperlukan pada perlakuan After Ripening
berkisar antara 50-270 hari (tergantung
jenis mawar). |
|
- Teknik Penyemaian Benih
a) |
Ambil (angkat) biji-biji mawar
dari buah yang telah membusuk dalam media semai. |
b) |
Pilih biji-biji mawar yang baik,
yaitu bernas yang tenggelam bila dimasukkan
ke dalam air |
c) |
Cuci biji mawar dengan air bersih. |
d) |
Tiriskan biji-biji mawar terpilih
ditempat teduh untuk segera disemaikan pada
bak persemaian. |
e) |
Semaikan biji mawar secara merata
menurut barisan pada jarak antar-baris 5- 10
cm. Biji akan berkecambah pada umur empat minggu
setelah semai. |
- Pemeliharaan Pembibitan/Penyemaian
a) |
Siram media persemaian mawar secara
kontinu 1-2 kali sehari. |
b) |
Sapih (perjarang) bibit mawar
yang sudah cukup besar ke dalam polybag kecil
yang sudah diisi media campuran tanah, pasir
dan pupuk organik (1:1:1). |
- Pemindahan Bibit
Pindahkan tanam bibit mawar yang sudah berumur 22
bulan ke kebun/tempat penanaman yang tetap (permanen).
|
|
6.2. |
Pengolahan Media Tanam
Tempat penanaman mawar dapat dilakukan di lahan kebun, taman
dan dalam pot. Tata cara penyiapan lahan untuk kebun mawar agak
berbeda dengan dalam pot/polybag.
- Persiapan
a) |
Penyiapan lahan kebun/taman
- |
Lahan untuk
kebun/taman mawar dipilih tanah gembur,
subur dan mendapat sinar matahari langsung
(terbuka). |
- |
Bersihkan lokasi kebun dari
rumput-rumput liar/batu kerikil. |
|
b) |
Penyiapan media dalam pot
- |
Siapakan media
tanam berupa tanah subur, pupuk organik
(pupuk kandang, kompos, Super TW Plus)
dan pasir. Komposisi media campuran tanah,
pupuk kandang, kompos dan pasir, 1:1:1.
Campuran tanah dengan Super TW Plus perbandingan
6:1. |
- |
Sediakan pot yang ukurannya
disesuaikan dengan besar kecilnya tanaman
mawar. Pot yang paling baik adalah pot
yang terbuat dari bahan tanah dan tidak
dicat. |
- |
Siapkan bahan-bahan penunjang
lainnya seperti pecahan bata merah atau
genteng atau arang. Bahan tersebut dapat
berfungsi sebagai pengisap kelebihan air
(drainase) dan memudahkan sewaktu pemindahan
tanaman ke pot atau tempat tanam yang
baru. |
|
c) |
Pengisian media tanam ke dalam
pot
- |
Dasar pot dilubangi
untuk kelebihan air. |
- |
Basahi pot dengan air hingga
cukup basah. |
- |
Isikan pecahan bata merah/genting/arang
pada dasar pot setebal ±1 cm sampai
sepertiga bagian pot, lubang pembuangan
air di dasar pot jangan tersumbat. |
- |
Isikan serasah (humus) secara
merata setebal ± 1cm di atas lapisan
bata merah/genting. |
- |
Isikan media tanam campuran
tanah, pasir dan pupuk kandang/ kompos
(1:1:1) atau campuran tanah dengan pupuk
organik Super TW Plus (6:1) ditambah sedikit
abu dapur. Pengisian media sampai 90 %
penuh atau 0,5- 1,0 cm di bawah batas
permukaan pot sebelah atas. Pot siap ditanami
bibit (tanaman) mawar. |
|
- Pembukaan Lahan
a) |
Tanah dicangkul/dibajak sedalam
± 30 cm hingga gembur. |
b) |
Biarkan tanah dikeringanginkan
selama 15–30 hari agar matang dan bebas
dari gas-gas beracun. |
- Pembentukan Bedengan
Buat bedengan-bedengan dengan ukuran lebar 100-120
cm, tinggi 30 cm, jarak antar bedengan 30-40 cm, dan
panjangnya tergantung keadaan lahan. Bila akan dirancang
taman mawar yang asimetris, maka penyiapan lahannya
dibuat bentukbentuk yang diinginkan, misalnya lingkaran
(bulat) atau guludan-guludan yang serasi dengan lingkungan
sekitarnya.
- Pemupukan
Pupuk organik (pupuk kandang/kompos) 20-30 ton/hektar
atau Super TW Plus 4-5 ton/hektar diberikan secara
disebar dan dicampur merata bersama tanah sambil merapikan
lahan (bedengan). Pemberian pupuk organik dengan dimasukkan
(diisikan) ke dalam lubang tanam rata-rata 1-2 kg/tanaman.
|
|
6.3. |
Teknik Penanaman
- Penentuan Pola Tanam
Buat lubang tanam pada jarak 60×60 cm atau 70×70
cm, tergantung jenis mawar dan kesuburan tanahnya.
- Pembuatan Lubang Tanam
Untuk membuat lubang diperlukan sekop melengkung supaya
diperoleh lubang berbentuk silindris. Ukuran lubang
45×45×45 cm. Kedalaman yang baik yaitu
bila tanaman diletakkan dalam lubang, kedudukan bagian
percabangan utama (bud union) letaknya sejajar dengan
permukaan tanah. Akar mawar tidak dapat menembus tanah
terlalu dalam, maka tidak perlu mencangkul tanah terlalu
dalam, cukup 45–55 cm.
Pada saat membuat lubang, tanah di permukaan (top
soil), sub-soil dikumpulkan terpisah, karena akan
digunakan untuk menutup lubang kembali. Bila daerah
itu tertutup rumput, harus diambil dalam bentuk lempengan-lempengan
dan diletakkan di tempat teduh, untuk digunakan sebagai
pupuk, dengan memasukkannya ke dalam lubang. Lempengan
rumput diletakkan terbalik. Top soil dicampur dengan
bahan organik (seperti kompos, pupuk hijau, pupuk
kandang dan sebagainya) perbandingan 4 bagian tanah
dan 1 bagian bahan organik. Lubang ditimbuni sub-soil
dicampur dengan bahan organik (dalam jumlah lebih
banyak dari pada campuran untuk top soil) dan super
fosfat (dapat juga dipakai tepung tulang) 20%. Jumlah
super fosfat 1,5-2 kg per 10 m2 tanah, tepung tulang
1,5-3 kg per 10 m2. Lubang diisi top soil dan bahan
organik sampai membentuk gundukan.
- Cara Penanaman
Waktu tanam mawar adalah pada awal musim hujan (bila
keadaan airnya memadai dapat dilakukan sepanjang musim/tahun.
Tanaman mawar yang ditanam berupa bibit cabutan (tanpa
tanah), dan bibit yang berasal dari polybag.
Cara penanaman bibit mawar cabutan :
a) |
Bongkar bibit tanaman mawar dari
kebun pembibitan secara cabutan. |
b) |
Potong sebagian batang dan cabang-cabangnya,
sisakan 20–25 cm agar habitus tanaman
menjadi perdu (pendek). |
c) |
Potong sebagian akar-akarnya dengan
gunting pangkas tajam dan steril. |
d) |
Rendam bibit mawar dalam air atu
larutan Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) seperti Dekamon
1–2 cc/liter selama 15–30 menit. |
e) |
Tanam bibit mawar di tengah-tengah
lubang tanam dan akarnya diatur menyebar ke
semua arah. Timbun (urug) dengan tanah hingga
batas pangkal leher batang. |
f) |
Padatkan tanah di sekeliling batang
tanaman mawar pelan-pelan agar akarakarnya dapat
kontak langsung dengan air tanah. |
g) |
Siram tanah di sekeliling perakaran
tanaman hingga basah. |
h) |
Pasang naungan sementara dari
anyaman bambu/bahan lain untuk melindugi tanaman
mawar dari teriknya sinar matahari sore hari. |
Penanaman bibit mawar dari polybag berbeda dengan
penanaman bibit mawar cabutan. Bibit mawar dari polybag
dipindahtanamkan secara lengkap bersama tanah dan
akar-akarnya. Tata cara penanaman bibit mawar dari
polybag adalah sebagai berikut:
a) |
Siram media dalam polybag yang
berisi bibit mawar hingga cukup basah. |
b) |
Angkat polybag kemudian balikkan
posisinya sambil ditekuk-tekuk bagian dasarnya
agar bibit mawar bersama tanah dan akar-akarnya
terlepas (keluar) dari polybag. Bila polybag
berukuran besar, maka pengeluaran bibit mawar
dapat dengan cara menyobek atau menyayat polybag
tersebut. |
c) |
Tanamkan bibit mawar ke dalam
lubang tanam yang telah disiapkan jauh hari
sebelumnya. Letak bibit mawar tepat di tengah-tengah
lubang tanam, kemudian urug dengan tanah sampai
penuh sambil dipadatkan pelan-pelan |
d) |
Siram tanah di sekeliling perakaran
tanaman mawar hingga cukup basah. Bibit mawar
akan langsung segar dan tumbuh tanpa melalui
pelayuan atau istirahat dulu. |
|
|
6.4. |
Pemeliharaan Tanaman
- Penyiangan
Kegiatan penyiangan biasanya bersamaan dengan pemupukan
agar dapat menghemat biaya dan tenaga kerja. Rumput
liar yang tumbuh pada selokan/parit antar bedengan
dibersihkan agar tidak menjadi sarang hama dan penyakit.
Penyiangan sebulan sekali (tergantung pertumbuhan
gulma), dengan mencabut rumput-rumput liar (gulma)
secara hati-hati agar tidak merusak akar tanaman atau
membersihkan dengan alat bantu kored/cangkul.
- Pemupukan
Jenis dan dosis (takaran) pupuk yang dianjurkan untuk
tanaman mawar adalah pupuk NPK (5-10-5) sebanyak 5
gram/tanaman. Bila pertumbuhan tunas lambat dipupuk
NPK pada perbandingan 10:10:5, bila tangkainya lemah
perbandingan pupuk NPK 5:15:5.
Jenis dan dosis pupuk lain adalah campuran pupuk yang
terdiri atas: 90–135 kg N ditambah 400 kg P2O5
ditambah 120 kg K2O/ha/tahun atau setara dengan 200–
300 kg Urea ditambah 840 kg TSP ditambah 250 kg KCL/ha/tahun.
Berdasarkan hasil penelitian Balai Penelitian Hortikultura
(Balitro), tanaman mawar perlu dipupuk pupuk NPK 5
gram/pohon pada saat tanam atau 7–15 hari setelah
tanam.
Pemupukan berikutnya secara kontinu tiap 3–4
bulan sekali, tergantung keadaan pertumbuhan tanaman.
Dosis dan jenis pupuk yang dianjurkan adalah campuran
pupuk Nitrogen 600 kg N ditambah Fosfat 1000 kg P2O5
ditambah Kalium 400 kg K2O/ha/tahun atau setara dengan
urea ± 1350 kg ditambah TSP 2100 kg ditambah
KCL 800 kg/ha/tahun. Tiap kali pemupukan diberikan
1/4 - 1/3 dosis pupuk 337,5–450 kg Urea ditambah
525–700 kg TSP ditambah 100–133 kg KCl
per hektar. Pemberian pupuk sebaiknya pada saat sebelum
berbunga, sedang berbunga, dan setelah kuntum bunga
layu. Cara pemberian pupuk dengan ditabur dalam paritparit
kecil dan dangkal diantara barisan tanaman atau di
sekeliling tajuk tanaman, kemudian ditutup dengan
tanah tipis dan segera disiram hingga cukup basah.
- Pengairan dan Penyiraman
Pengairan dan penyiraman dilakukan:
a) |
Pada fase awal pertumbuhan (sekitar
umur 1-2 bulan setelah tanam), dilakukan secara
kontinu tiap hari 1-2 kali. Pengairan berikutnya
berangsur-angsur dikurangi atau tergantung keadaan
cuaca dan jenis tanah (media). |
b) |
Waktu pemberian air yang baik
pada pagi dan sore hari, saat suhu udara dan
penguapan air dari tanah tidak terlalu tinggi. |
c) |
Cara pengairan adalah dengan disiram
secara merata menggunakan alat bantu emrat (gembor). |
|
|
|
7. |
HAMA DAN PENYAKIT |
|
7.1. |
Hama
1. |
Kutu daun (Macrosiphum
rosae Linn., Aphids)
Kutu daun, kecil, panjang ±0,6 mm, berwarna hijau,
kadang-kadang tidak bersayap. Menyerang pucuk, sering
menempel pada ranting dan kuncup bunga.
Gejala::
mengisap cairan (sel) tanaman, sehingga menyebabkan
gejala abnormal, pada daun atau pucuk jadi keriting/mengkerut.
Dapat berperan sebagai vektor virus dan sering meninggalkan
cairan madu manis yang menempel pada permukaan daun,
sehingga menjadi penyebab penyakit embun jelaga (Capnodium
sp.).
Pengendalian:
menjaga kebersihan (sanitasi) kebun dan disemprot insektisida
Decis 2,5 EC atau Buldok 25 EC, Confidor 200 LC, Curacron
500 EC, Fastac 15 EC pada konsentrasi yang dianjurkan. |
2. |
Kumbang
Tiga jenis kumbang penyerang tanaman mawar: kumbang Chafer
(Macrodactylis subspinosus), Fuller (Autoserica castanca)
dan Curculio (Rhyncite bicolor). Kumbang Chafer warna
coklat kekuning-kuningan panjang tubuh sekitar 12 mm,
kumbang Fuller warna coklat keabu-abuan, panjang 10 mm.
Kumbang Curculio berwarna merah bergaris hitam ±
5 mm.
Gejala::
memakan daun, tangkai dan kuntum bunga, sehingga bolong-bolong/rusak
pada bagian yang diserang. Larva sering memakan perakaran
tanaman. Pengendalian:
mengumpulkan dan memusnahkan hama tersebut dan cara kimia
disemprot dengan insektisida Hostathion 40 EC, Decis 2,5
EC, Ambush 2 EC, Elsan 60 EC, dan lain-lain pada konsentrasi
yang dianjurkan. |
3. |
Siput berbulu
Tubuh berwarna putih kehijau-hijauan, panjang ±
12 mm, ditutupi bulu-bulu kasar.
Gejala::
pada stadium larva, menyerang tanaman dengan cara memakan
daun sebelah bawah yang menyebabkan daun berlubang tinggal
tulang daun. Pengendalian:
merontokkan kepompong yang menempel pada tanaman, dan
disemprot dengan insektisida Brestan 60 (Moluskasida)
pada konsentrasi yang dianjurkan. |
4. |
Tungau (Tetranychus telarius)
Tungau mirip laba-laba, sangat kecil ± 0,3 mm,
berwarna merah/hijau/kuning. Berkembangbiak dengan cepat
bila cuaca lembab dan panas, serta sirkulasi udara kurang
baik.
Gejala::
menyerang tanaman dengan cara mengisap cairan sel tanaman,
pada bagian daun/pucuk, sehingga menyebabkan titik-titik
merah berwarna kuning/abu-abu kecoklat-coklatan.
Pengendalian:
disemprot insektisida-akarisida seperti Omite 570 EC atau
Kelthane 200 EC atau Mitac 200 EC Meothrin 50 EC, Nissuron
50 EC dan lain-lain pada konsentrasi yang dianjurkan.
|
5. |
Thrips
Hama ini berukuran sangat kecil ±
1 mm, berwarna kuning-oranye/kuning kecoklat-coklatan.
Gejala::
merusak/mengisap cairan sel tanaman, terutama bunga, daun,
dan cabang. Menyenangi mawar bunga berwarna kuning/terang
lainnya. Pengendalian:
pemangkasan bagian tanaman yang terserang berat dan disemprot
dengan insektisida Mesurol 50 WP, Tokuthion 500 EC, Pegasus
500 SC, Decis 2,5 EC dan lain-lain pada konsentrasi yang
dianjurkan. |
6. |
Nematoda akar (Meloidgyne sp.)
Nematoda akar ukurannya sangat kecil (hanya dapat dilihat
dengan mikroskop).
Gejala::
menyerang akar tanaman mawar, dapat menembus ke bagian
batang sehingga menyebabkan gejala pertumbuhan kerdil,
kadang layu (kehilangan kekuatan tumbuh) dan terdapat
bintil-bintil pada akar. Pengendalian:
pergiliran tanaman, sterilisasi media tanam, dan menggunakan
bahan kimiawi (nematisida) : Furadan 3 G, Rugby 10 G atau
Indofuran pendidikan G pada saat tanam. |
7. |
Hama-hama lain:
a) |
Ulat daun (Udea rubigalis), menyerang
daun dan kuncup bunga sehingga menjadi rusak/bolong-bolong.
Pengendalian:
disemprot insektisida Hostathion 40 EC, Decis 2,5
EC, Dekasulfan 350 EC, Nomolt 50 EC atau Confidor
70 WS pada konsentrasi yang dianjurkan. |
b) |
Serangga malam (Night feeding insect),
menyerang daun dan bunga.
Pengendalian:
disemprot dengan insektisida yang digunakan pada
pengendalian ulat daun. |
c) |
Serangga pengisap sel tanaman (Leaf
hoppers), menyerang daun hingga bintik-bintik putih
membentuk lingkaran.
Pengendalian:
disemprot dengan insektisida yang digunakan pada
pengendalian ulat daun. |
d) |
Lalat (Dasyncura rhodophaga), ukuran
tubuh kecil 1,2 mm, warna coklat kemerah-merahan/kekuning-kuningan.
Telur diletakkan pada tunas baru, setelah menjadi
larva akan merusak/memakan tunas. Larva menjatuhkan
diri ke tanah, kemudian dalam waktu satu minggu
berubah menjadi lalat.
Pengendalian:
memusnahkan tanaman yang terserang berat dengan
dibakar, menjaga kebersihan kebun, dan penyemprotan
insektisida Agrohion 50 EC, Meothrin 50 EC atau
Ofunack 40 EC pada konsentrasi yang dianjurkan. |
e) |
Kutu batang (Aulacaspis rosae) dari
famili Coccidae, berukuran kecil 3 mm,
Gejala:
mengisap cairan sel tanaman, bagian daun dan batang.
Bagian yang terserang akan layu, lambat laun mengering
(mati).
Pengendalian:
memangkas bagian tanaman yang terserang untuk dimusnahkan/dibakar
dan disemprot dengan insektisida Decis 2,5 EC, Mitac
200 EC, Monitor 200 LC atau Orthene 75 SP pada konsentrasi
yang dianjurkan. |
f) |
Kumbang kecil (Small carpenter bees),
ukuran tubuh kecil panjang 8 mm, warna hitam-metalik,
Gejala:
melubangi sekaligus merusak batang bagian dalam.
Tanaman yang diserang menjadi layu.
Pengendalian:
memangkas bagian tanaman yang diserang untuk dibakar
atau disemprot dengan insektisida : Decis 2,5 EC,
Atabron 50 EC, Buldok 25 EC atau Bassa 50 EC pada
konsentrasi yang dianjurkan. |
|
|
7.2. |
Penyakit
1. |
Bercak hitam
Penyebab:
cendawan (jamur) Marsonina rosae (Lib.) Lind. (“Black
spot”).
Gejala:
daun bercak hitam-pekat yang tepinya bergerigi. Lambat
laun bercak-bercak berdiameter ± 1 cm menyatu,
sehingga jaringan daun di sekitarnya menjadi kuning. Dapat
pula terjadi pada tangkai daun, batang, dasar bunga, kelopak
dan tajuk bunga. Daun yang terserang akan mudah berguguran.
Pengendalian
non kimiawi: memangkas bagian tanaman yang sakit
dan menjaga kebersihan kebun (sanitasi).
Pengendalian
kimiawi: disemprot fungisida yang berbahan aktif
Propineb dan Mankozeb pada konsentrasi yang dianjurkan. |
2. |
Karat daun
Penyebab:
cendawan (jamur) Phragmidium mucronatum (Pers. ex Pr.)
Schlecht.
Gejala:
bintik-bintik warna jingga kemerah-merahan pada sisi bawah
daun, pada sisi daun atas terdapat bercak bersudut warna
kemerah-merahan. Daun yang terserang berat akan mudah
gugur (rontok). Pengendalian
non kimiawi: pemotongan/pemangkasan daun sakit
kemudian dimusnahkan.
Pengendalian
kimiawi: disemprot fungisida yang berbahan aktif
Zineb atau Maneb pada konsentrasi yang dianjurkan. |
3. |
Tepung mildew
Penyebab:
cendawan Oidium sp. Gejala:
terdapat tepung/lapisan putih pada permukaan daun sebelah
bawah dan atas. Daun/bagian tanaman yang terserang akan
berubah warna dari hijau menjadi kemerah-merahan, lambat
laun kekuningkuningan dan akhirnya daun-daun cepat rontok
(gugur).
Pengendalian
non kimiawi: memetik daun yang terserang untuk
dimusnahkan dan menjaga kebersihan kebun (sanitasi).
Pengendalian
kimiawi: disemprot fungisida Belerang, atau mengandung
bahan aktif Pirazifos. |
4. |
Bengkak pangkal batang
Penyebab:
bakteri Agrobacterium tumefacien (E.F Sm et Town.) Conn.
Gejala:
terjadi pembengkakan pada pangkal batang dekat permukaan
tanah, sehingga tanaman menjadi kerdil dan akhirnya mati.
Pengendalian
non kimiawi: mencabut tanaman yang sakit untuk
dimusnahkan dan sewaktu pemeliharaan tanaman (pemangkasan)
menggunakan gunting pangkas yang bersih dan steril.
Pengendalian
kimiawi: disemprot oleh bakterisida yang berbahan
aktif Streptomisin atau Oksitetrasikin. |
5. |
Mosaik (belang-belang)
Penyebab:
virus (Virus Mosaik Mawar) (Rose mosaic Virus). Gejala:
daun menguning dan belang-belang, tulang-tulang daunnya
seperti jala.
Pengendalian:
penanaman bibit yang sehat, pemeliharaan tanaman secara
intensif, penyemprotan insektisida untuk pengendalian
serangga vektor, dan membongkar (eradikasi) tanaman yang
sakit untuk dimusnahkan agar tidak menular kepada tanaman
yang lainnya. |
6. |
Bercak daun
Penyebab:
dua patogen, yaitu cendawan Cercospora rosicola Pass.
dan Alternaria sp. Gejala:
serangan cercospora bercak-bercak coklat pada daun-daun
tua, sedangkan bercak alternaria berwarna kehitam-hitaman.
Pengendalian
nonkimiawi: memotong/memetik daun yang sakit untuk
dimusnahkan dan menjaga kebersihan kebun (sanitasi).
Pengendalian
kimiawi: disemprot fungisida yang mengandung bahan
aktif Tembaga (Cu). |
7. |
Jamur upas
Penyebab:
cendawan Corticium salmonicolor (Berk. et Br.) Tjokr.
Gejala:
terdapat lapisan kerak berwarna merah pada batang, dan
lambat laun batang akan membusuk serta mati.
Pengendalian
nonkimiawi: mengelupaskan kulit dan mengerok bagian
tanaman yang sakit, kemudian diolesi cat/ter, dapat pula
sekaligus memotong bagian batang yang terinfeksi berat.
Pengendalian
kimiawi: disemprot fungisida yang berbahan aktif
Tridemorf. |
8. |
Busuk bunga
Penyebab:
cendawan Botrytis cinerea Pers. Fr. Gejala:
kuntum bunga yang telah membuka membusuk berwarna coklat,
dan berbintil-bintil hitam.
Pengendalian
nonkimiawi: membungkus bunga yang mulai mekar dengan
kantong kertas minyak/plastik dan penanganan pasca panen
bunga sebaik mungkin.
Pengendalian
kimiawi: penyemprotan fungisida yang berbahan aktif
Benomil. |
9. |
Penyakit Fisiologis
Penyebab:
kekurangan unsur hara (defisiensi), kurang Nitrogen, Phosfor,
dan Kalium. Gejala:
kekurangan nitrogen menyebabkan warna daun hujau-muda
(pucat) kekuning-kuningan dan pertumbuhan tanaman menjadi
lambat (kerdil). Kekurangan phosfor menyebabkan tanaman
menjadi kurus dan kerdil, sedangkan kurang kalium daun-daun
menjadi mengering di sepanjang tepi/pinggirannya.
Pengendalian:
pemberian pupuk berimbang, terutama unsur N, P2O5, dan
K2O ataupun disemprot pupuk daun yang kandungan unsur
haranya tinggi sesuai dengan gejala defisiensi. |
|
|
8. |
P A N E N |
|
8.1. |
Ciri dan Umur Tanaman Berbunga
Ciri-ciri bunga mawar siap dipetik (dipanen) untuk tujuan sebagai
bunga potong : kuntum bunganya belum mekar penuh dan berukuran
normal. Untuk tujuan bunga tabur pemetikan bunga pada stadium
setelah mekar penuh.
Waktu panen yang ideal adalah pagi atau sore hari (saat suhu
udara dan penguapan air tidak terlalu tinggi). Di beberapa sentra
produsen bunga potong melakukan pemetikan bunga mawar pada malam
hari. |
8.2. |
Cara Pemetikan Bunga
Cara panen bunga mawar adalah dengan memotong tangkai bunga
pada bagian dasar (pangkal) atau disertakan dengan beberapa
tangkai daun. Alat pemotong bunga mawar dapat berupa pisau ataupun
gunting pangkas yang tajam, bersih dan steril. |
8.3. |
Periode Panen
Tanaman mawar yang bibitnya berasal dari stek ataupun okulasi
dapat dipanen pada umur 4-5 bulan setelah tanam atau tergantung
varietas dan kesuburan pertumbuhannya. Pembuangan ini akan produktif
bertahun-tahun berkisar 3-5 tahun. |
8.4. |
Prakiraan Produksi
Tanaman mawar yang dipelihara secara intensif dari jenis/varietas
unggul dapat menghasilkan 120.000–280.000 kuntum/hektar/tahun.
Tingkat produksi ini tergantung pada varietas mawar, kesuburan
tanah, jarak dan tingkat perawatan tanaman selama di kebun. |
|
9. |
PASCA PANEN |
|
9.1. |
Pengumpulan
1) Pengumpulan pascapanen bunga potong mawar:
a) |
Kumpulkan bunga segera seusai panen dan
masukkan ke dalam wadah (ember) yang berisi air bersih.
Posisi tangkai bunga diatur sebelah bawah terendam air. |
b) |
Angkut seluruh hasil panen ke tempat pengumpulan
hasil untuk memudahkan penanganan berikutnya. |
2) Pengumpulan pascapanen bunga mawar tabur:
|
Kumpulkan kuntum bunga mawar yang baru dipetik
ke dalam suatu wadah (keranjang plastik, tampah/ember
berisi air bersih). |
|
9.2. |
Penyortiran dan Penggolongan
1) |
Sortir bunga yang rusak, layu dan busuk
pisahkan secara tersendiri. |
2) |
Klasifikasikan bunga berdasarkan jenis,
ukuran bunga, panjang tangkai bunga dan warna bunga yang
seragam. Pengklasifikasian berdasarkan panjang tangkai
bunga dipisahkan ke dalam dua grade. Grade A bunga dengan
panjang tangkai lebih dari 60 cm, grade B panjang tangkai
kurang dari 60 cm. |
|
9.3. |
Penyimpanan
1) |
Untuk bunga potong mawar, simpan bunga yang
telah dikemas ke dalam ruang penyimpanan bersuhu dingin
(cold storage) dengan kelembaban relatif stabil 90 %. |
2) |
Untuk bunga mawar tabur, simpan di tempat/ruangan
teduh, dingin, lembab, dan sirkulasi udara baik. |
|
9.4. |
Pengemasan dan Pengangkutan
1) |
Ikat bunga yang telah diklasifikasikan dan
disatukan menjadi suatu ikatan-ikatan. Tiap ikatan berisi
20 tangkai bunga. |
2) |
Kemas ikatan-ikatan bunga tadi ke dalam
keranjang/dos karton dan sirkulasi udara baik. |
3) |
Angkut bunga mawar ke tempat sasaran pasar. |
4) |
Alasi pangkai tangkai bunga dengan kapas
basah atau masukkan ke dalam botol plastik berisi air,
terutama untuk tujuan pengiriman jarak jauh. |
5) |
Tambahkan remukan es di sekitar wadah (kontainer)
bunga mawar agar kondisi ruangan alat angkut cukup dingin
dan lembab. |
|
|
10. |
ANALISIS EKONOMI BUDIDAYA TANAMAN |
|
10.1. |
Analisis Usaha Budidaya
Perkiraan analisis usaha budidaya mawar seluas 1100 m2 selama
1 tahun yang dilakukan pada tahun 1999 di daerah Bogor. Produksi
per m2/tahun minimal 50 kuntum bunga dan harga penjualan terendah
Rp. 200,-/kuntum.
1) Biaya produksi
a. |
Sewa lahan |
Rp. 175.000,- |
b. |
Bibit : ± 3300 batang |
Rp. 1.750.000,- |
c. |
Pupuk
- Pupuk kandang 2.000 kg @ Rp.150,-
- Urea 30 kg @ Rp. 1.500,-
- NPK 20 kg @ Rp. 2.000,-
- TSP 100 kg @ Rp. 1.800,-
- KCL 30 kg @ Rp. 1.650,-
- Pupuk daun ± 5 liter @ Rp. 40.000,- |
Rp. 300.000,-
Rp. 45.000,-
Rp. 40.000,-
Rp. 180.000,-
Rp. 49.500,-
Rp. 200.000,- |
d. |
Pestisida
- Furadan 2 kg @ Rp. 16.000,-
- Insektisida 4 kg @ Rp. 25.000,-
- Fungisida 4 liter @ Rp. 50.000,- |
Rp. 32.000,-
Rp. 100.000,-
Rp. 200.000,- |
e. |
Tenaga kerja
- Pengolahan tanah borongan
- Pembuatan bedengan 10 HKP
- Pemasangan pupuk kandang
- Penanaman 10 HKW
- Pengairan selama 1 tahun
- Penyiangan & pemupukan susulan 1 th.
- Pemangkasan
- Penyemprotan selama 1 tahun
- Panen dan pascapanen
- Penunggu 1 orang 1 tahun |
Rp. 100.000,-
Rp. 100.000,-
Rp. 60.000,-
Rp. 75.000,-
Rp. 100.000,-
Rp. 120.000,-
Rp. 30.000,-
Rp. 300.000,-
Rp. 300.000,-
Rp. 1.500.000,- |
f. |
Biaya cadangan |
Rp. 500.000,- |
|
Jumlah biaya produksi |
Rp. 5.756.500,- |
2) |
Pendapatan : 55.000 x Rp 200,-
|
Rp. 11.000.000,- |
3) |
Keuntungan |
Rp. 5.243.500,- |
4) |
Keuntungan per bulan |
Rp. 436.950,- |
5) |
Parameter kelayakan usaha
1. Rasio output/input |
= 1,911 |
Catatan : HKP = Hari kerja Pria, HKW = Hari Kerja Wanita |
10.2. |
Gambaran Peluang Agribisnis
Bunga mawar mempunyai potensi ekonomi dan sosial yang tinggi.
Salah satu negara produsen bunga-bungaan terbesar di dunia adalah
Belanda. Diantara 10 jenis bunga potong Belanda, ternyata mawar
menempati urutan teratas dan paling besar dalam peraihan (perolehan)
devisa negara tersebut.
Peningkatan permintaan bunga potong dan tanaman hias terjadi
di Indonesia, karena selama periode tahun 1985–1991 ekspor
komoditas ini meningkat dari 476 ton menjadi 4.881 ton.Berarti
prospek pengembangan budidaya mawar di negeri kita diperkirakan
sangat cerah. Mawar diperdagangkan sebagai bunga potong, tabur
dan tanaman pot.
Mengingat kepentingan nilai ekonomi dan meningkatnya permintaan
bunga potong atupun tanaman hias di dalam dan luar negeri, maka
pengembangan budidaya mawar perlu diarahkan untuk skala agribisnis
yang sesuai dengan permintaan pasar. Permintaan bunga mawar
di pasar dalam negeri (domestik) cenderung meningkat, terutama
di kota-kota besar. Jakarta menyerap bunga-bunga terbesar dengan
omzet dan peredaran uang mencapai Rp 25,8 miliar per tahun.
Permintaan bunga mawar ±20.000 kuntum per hari hal ini
memberikan gambaran cerah bagi kalangan wirausahawan di berbagai
daerah (wilayah) di Indonesia untuk mengelola agribisnis bunga
mawar, terutama yang lokasinya strategis dekat dengan kota-kota
besar. |
|
11. |
STANDAR PRODUKSI |
|
11.1. |
Ruang Lingkup
Standar mawar bunga potong meliputi ruang lingkup, deskripsi,
klasifikasi, syarat mutu, cara pengambilan contoh, cara uji,
syarat penandaan dan pengemasan. |
11.2. |
Diskripsi
Standar mutu mawar bunga potong di Indonesia tercantum dalam
Standar Nasional Indonesia SNI–01-4491-1998. |
11.3. |
Klasifikasi dan Standar Mutu
Berdasarkan kualitasnya,mawar bunga potong diklasifikasikan
dalam 4 kelas, yaitu:
a) |
Mutu AA: sempurna, bunga dipanen
pada stadia kuncup setengah mekar dan berwarna, ditandai
dengan kelopak bunga mekar 2 lembar, ukuran seragam, bebas
organisme pengganggu tumbuhan, tidak terjadi kerusakan
mekanis/fisik, tidak mengandung sisa pestisida serta kotoran
dan duri telah dibersihkan dari tangkai bunga. |
b) |
Mutu A: sama dengan ciri AA dengan toleransi
5 % boleh menyimpang. |
c) |
Mutu B: sama dengan ciri AA dengan toleransi
10 % boleh menyimpang |
d) |
Mutui C: selain AA, A dan B |
Adapun spesifikasi syarat dan mutu untuk mawar bunga potong
adalah sebagai berikut:
1) |
Panjang tangkai
a. |
Tipe standar (cm): mutu AA>65;
mutu A=55-64; mutu B=40-54; mutu C=25-39 |
b. |
Type spray (cm): mutu AA>55; mutu
A=46-55; mutu B=35-45; mutu C< 35 |
|
2) |
Diameter kuncup bunga 1/2 mekar
a. |
Type standar (cm): mutu AA>2.5;
mutu A>2.5; mutu B>2.5; mutu C>2.0 |
b. |
Tipe spray (cm): mutu AA>1.5; mutu
A>1.5; mutu B>1.5; mutu C>1.2 |
|
3) |
Jumlah Kuntum bunga ½ mekar per tangkai
a. Tipe spray (kuntum): mutu AA> 6; mutu A> 6; mutu
B> 6; mutu C<6 |
4) |
Benda asing/kotoran (%):mutu AA=0; mutu
A=0; mutu B=0; mutu C<5 |
5) |
Kesegaran bunga: mutu AA=segar toleransi
3; mutu A=idem; mutu B=idem; mutu C=idem |
6) |
Keseragaman kultivar: mutu AA=seragam; mutu
A=idem; mutu B=idem; mutu C=idem |
7) |
Warna Bunga: mutu AA=seragam; mutu A=idem;
mutu B=idem; mutu C=idem |
8) |
Keadaan minimun tangkai bunga: mutu AA=kuat/lurus,tdk
pecah, tdk bercabang; mutu A=idem; mutu B=idem; mutu C=kurang
kuat/lurus, tdk pecah, tidak bercabang |
9) |
Daun pada 2/3 bagian tangkai: mutu AA=lengkap
& sehat; mutu A=idem; mutu B=idem; mutu C=idem |
10) |
Kerusakan/cacat (%):mutu AA= 0; mutu A=0;
mutu B=0; mutu C<5 |
11) |
Organisme penggangu (%):mutu AA= 0; mutu
A=0; mutu B=0; mutu C<5 |
12) |
Toleransi; (kualitas dan ukuran jumlah atau
panjang) (%): mutu AA=3; mutu A=5; mutu B=10; mutu C<15
|
|
11.4. |
Pengambilan Contoh
Satu partai/lot bunga mawar segar terdiri atas maksimum 1.000
kemasan. Contoh diambil secara acak dari jumlah kemasan.
a) |
Jumlah kemasan dalam partai
1 – 5, contoh yang diambil semua. |
b) |
Jumlah kemasan dalam partai 6 – 100,
contoh yang diambil sekurang-kurangnya 5. |
c) |
Jumlah kemasan dalam partai 101 –
300, contoh yang diambil sekurangkurangnya 7. |
d) |
Jumlah kemasan dalam partai 301 –
500, contoh yang diambil sekurangkurangnya 9. |
e) |
Jumlah kemasan dalam partai 501 –
1000, contoh yang diambil sekurangkurangnya 10. |
|
11.5 |
Pengemasan
Bunga mawar segar dikemas dengan kotak karton yang baru dan
kokoh, baik, bersih dan kering serta berventilasi. Jumlah tangkai
sebanyak 15-20 tangkai diikat dan dibungkus. Kemudian dimasukkan
ke dalam kemasan karton. Kemasan lain dengan bobot dan jumlah
tangkai tertentu dapat digunakan atasdasar kesepakatan antara
pihak penjual dan pihak pembeli. Ujung tangkai bunga dimasukkan
ke dalam kantong plastik berisi kapas basah mengandung bahan
pengawet. |
|
12. |
DAFTAR PUSTAKA |
|
1. |
Rukmana, Rahmat. 1995. Mawar. Yogyakarta : Penerbit
Kanisius. |
2. |
Soekarno dan Nampiah. 1990. Mawar. Jakarta : Penebar Swadaya. |
|