1. |
SEJARAH SINGKAT |
|
Melon (Cucumis melo L.) merupakan tanaman buah termasuk
famili Cucurbitaceae, banyak yang menyebutkan buah melon berasal dari
Lembah Panas Persia atau daerah Mediterania yang merupakan perbatasan
antara Asia Barat dengan Eropa dan Afrika. Dan tanaman ini akhirnya
tersebar luas ke Timur Tengah dan ke Eropa.
Pada abad ke-14 melon dibawa ke Amerika oleh Colombus dan akhirnya
ditanam luas di Colorado, California, dan Texas. Akhirnya melon tersebar
keseluruh penjuru dunia terutama di daerah tropis dan subtropis termasuk
Indonesia. |
2. |
JENIS TANAMAN |
|
Jenis-jenis melon yang terkenal adalah:
melon Christianism (1850); melon Sill Hybrid (1870); melon Surprise
(1876); melon Ivondequoit, Miller Cream, Netted Gem, Hacken Sack dan
Osage (1881–1890); melon Honey Rock dan Improved Perfecto (1933);
melon Imperial (1935); melon Queen of Colorado dan Honey Gold (1939).
Untuk memudahkan sistem penanaman dan pengelompokan melon, para ahli
mengklasifikasikan melon dalam dua tipe, yaitu:
1) |
Tipe Netted-Melon
a. |
Ciri-ciri: kulit buah keras, kasar,
berurat dan bergambar seperti jala (net); aroma relatif
lebih harum dibanding dengan winter–melon; lebih
cepat masak antara 75–90 hari; awet dan tahan
lama untuk disimpan. |
b. |
Varietas: (1) Cucumis melo var. reticulatus,
buah kecil, berurat seperti jala dan harum; (2) Cucumis
melo var. cantelupensis, buah besar, kulit bersisik
dan harum. |
|
2) |
Tipe Winter-Melon
a. |
Ciri-ciri: kulit buah halus, mengkilat
dan aroma buah tidak harum; buah lambat untuk masak
antara 90–120 hari; mudah rusak dan tidak tahan
lama untuk disimpan; tipe melon ini sering digunakan
sebagai tanaman hias. |
b. |
(1) Cucumis melo var. inodorous,
kulit buah halus, buah memanjang dengan diameter 2,5–7,5
cm; (2) Cucumis melo var. flexuosus, permukaan
buah halus, buah memanjang antar 35–70 cm; (3) Cucumis
melo var. dudain, ukuran kecil-kecil, sering untuk
tanaman hias; (4) Cucumis melo var. chito, ukuran
buah sebesar jeruk lemon, sering digunakan sebagai tanaman
hias. |
|
|
3. |
MANFAAT TANAMAN |
|
Buah melon dimanfaatkan sebaga makanan buah segar dengan
kandungan vitamin
C yang cukup tinggi. |
4. |
SENTRA PENANAMAN |
|
Sebelum tahun 1980, buah melon hadir di Indonesia sebagai
buah impor. Kemudian banyak perusahaan agribisnis yang mencoba menanam
melon untuk dibudidayakan daerah Cisarua (Bogor) dan Kalianda (Lampung)
dengan varietas melon dari Amerika, Taiwan, Jepang, Cina, Perancis,
Denmark, Belanda dan Jerman.
Kemudian melon berkembang di daerah Ngawi, Madiun, Ponorogo sampai
wilayah eks-keresidenan Surakarta (Sragen, Sukoharjo, Boyolali, Karanganyar
dan Klaten). Daerah-daerah tersebut merupakan pemasok buah melon terbesar
dibandingkan dengan daerah asal melon pertama. |
5. |
SYARAT TUMBUH |
|
5.1. |
Iklim
1. |
Angin yang bertiup cukup keras dapat
merusak pertanaman melon, dapat mematahkan tangkai daun,
tangkai buah dan batang tanaman. |
2. |
Hujan yang terus menerus akan menggugurkan
calon buah yang sudah terbentuk dan dapat pula menjadikan
kondisi lingkungan yang menguntungkan bagi patogen. Saat
tanaman melon menjelang panen, akan mengurangi kadar gula
dalam buah. |
3. |
Tanaman melon memerlukan penyinaran matahari
penuh selama pertumbuhannya. |
4. |
Tanaman melon memerlukan suhu yang sejuk
dan kering untuk pertumbuhannya. Suhu pertumbuhan untuk
tanam melon antara 25–30 derajat C. Tanaman melon
tidak dapat tumbuh apabila kurang dari 18 derajat C. |
5. |
Kelembaban udara secara tidak langsung mempengaruhi
pertumbuhan tanaman melon. Dalam kelembaban yang tinggi
tanaman melon mudah diserang penyakit. |
|
5.2. |
Media Tanam
1. |
Tanah yang baik untuk budidaya tanaman
melon ialah tanah liat berpasir yang banyak mengandung
bahan organik untuk memudahkan akar tanaman melon berkembang.
Tanaman melon tidak menyukai tanah yang terlalu basah. |
2. |
Tanaman melon akan tumbuh baik apabila pH-nya
5,8–7,2. |
3. |
Tanaman melon pada dasarnya membutuhkan
air yang cukup banyak. Tetapi, sebaiknya air itu berasal
dari irigasi, bukan dari air hujan. |
|
5.3. |
Ketinggian Tempat
Tanaman melon dapat tumbuh dengan cukup baik pada ketinggian
300–900 meter dpl. Apabila ketinggian lebih dari 900 meter
dpl tanaman tidak berproduksi dengan optimal. |
|
6. |
PEDOMAN BUDIDAYA |
|
6.1. |
Pembibitan
Pembibitan pohon jambu biji dilakukan melalui sistem pencangkokan
dan okulasi, walaupun dapat juga dilakukan dengan cara menanam
biji dengan secara langsung.
- Persyaratan Benih
Tanaman melon yang sehat dan berproduksi optimal berasal
dari bibit tanaman yang sehat, kuat dan terawat baik
pada awalnya. Benih direndam kedalam larutan Furadam
dan Atonik selama 2 (dua) jam. Benih yang baik berada
di dasar air, dan benih yang kurang baik akan mengapung
di atas permukaan air. Oleh sebab itu pembibitan merupakan
kunci keberhasilan suatu agribisnis melon.
- Penyiapan Benih
a) |
Pengadaan benih secara generatif
Fase generatif ditandai dengan keluarnya bunga.
Pada fase ini tanaman memerlukan banyak unsur
fosfor untuk memperkuat akar dan membentuk biji
pada buah. Pada fase ini apabila tanaman dalam
kondisi sehat maka jaring-jaring pada buah diharapkan
muncul secara merata. Untuk mendukung pertumbuhan
generatif, tanaman disemprot dengan pupuk daun
Complesal super tonic (merah) dengan konsentrasi
2 gram/liter seminggu sekali. Untuk mencegah
kekurangan unsur kalsium dan boron maka tanaman
disemprot dengan pupuk daun Ferti-cal dengan
konsentrasi 2 ml/liter atau CaB dengan konsentrasi
2 ml/liter. |
b) |
Pengadaan benih secara vegetatif
(Kultur Jaringan)
Dengan metoda kultur jaringan, pemilihan media
tanam dan sumber eksplan yang digunakan haruslah
tepat agar memberikan hasil yang maksimal. Media
dasar yang dipakai tersusun dari garam-garam
berdasarkan susunan Murashige & Skoog (1962)
dengan penambahan thiamin 0,04 mg/liter, myoinositol
100 mg/liter, surkosa 30 gram/liter berbagai
kombinasi hormon tanaman yang ditambahkan sesuai
dengan perlakuan. Media dibuat dalam bentuk
padat dengan penambahan agar bacto 8 gram/liter,
pH media dibuat 5,7 dengan penambahan NaOH atau
HCl 0,1 N. sterilisasi media dilakukan dengan
autoklaf bertekanan 17,5 psi, suhu 120 derajat
C selama 30 menit.Tanaman yang didapat dari
kultur jaringan membentuk bunga jantan dan bunga
betina separti halnya tanaman yang didapat dari
biji. |
c) |
Sumber benih
Untuk menanam melon kita harus mengetahui sumber
benihnya terlebih dahulu. Sebaiknya selalu menggunakan
benih asli (F1 hibrid). |
d) |
Cara penyimpanan benih
Benih harus disimpan ditempat yang kering dan
tempat untuk menyimpan benih dapat dibuatkan
rumah pembibitan yang sederhana karena mengingat
umur benih hanya selama 10–14 hari, karena
untuk melindungi benih tanaman yang masih muda
dari terik sinar matahari, air hujan, dan serangan
hama maupun penyakit. Alas rumah pembibitan,
tempat polibag diletakkan dilapisi kertas koran
agar perakaran bibit tidak menembus ke dalam
tanah. |
e) |
Kebutuhan benih
Benih yang dibutuhkan sesuai dengan luas tanam
ditambah 10% untuk cadangan penyulaman. |
f) |
Perlakuan benih
Benih melon memerlukan perlakuan yang lebih
sederhana dibandingkan dengan benih semangka
non-biji. Hal ini karena kulit melon cukup tipis
sehingga tidak memerlukan perlakuan ekstra.
Perlakuan untuk benih melon adalah pencucian,
perendaman, serta pemeraman benih. |
- Teknik Penyemaian Benih
a) |
Cara dan Waktu Penyemaian
Benih melon yang akan disemaikan, direndam terlebih
dahulu di dalam air selama 2–4 jam. Kemudian
benih disemaikan pada kantong plastik, yang
telah diisi tanah dan pupuk kandang yang dicampur
dengan perbandingan 5:1. Benih disemaikan dalam
posisi tegak dan ujung calon akarnya menghadap
ke bawah. Benih ditutup dengan campuran abu
sekam dan tanah dengan perbandingan 2:1 yang
telah disiapkan, agar tanaman dapat tumbuh dengan
baik, tidak mudah rebah. Untuk merangsang perkecambahan
benih dengan menciptakan suasana hangat maka
tutuplah permukaan persemaian dengan karung
goni basah. Apabila kecambah telah muncul kepermukaan
media semai (pada hari ke-3 atau ke-4) maka
karung goni dapat dibuka. |
b) |
Pembuatan Media Semai
Melon termasuk tanaman yang tidak terlalu menuntut
media semai yang khusus untuk pembibitannya.
Medianya dapat dibuat dengan berbagai variasi,
contohnya dengan mencampurkan tanah, pasir dan
pupuk kandang atau kompos, asal perbandingannya
sesuai misalnya 1:1:1. Untuk mendapatkan hasil
bibit melon yang kekar dan sehat maka komposisi
media semai yang tepat terdiri dari campuran
tanah, pupuk kandang, pupuk SP-36 atau NPK ditambah
dengan insektisida karbofuran. |
- Pemeliharaan Pembibitan/Penyemaian
Setelah benih disemai di polybag akan tumbuh menjadi
calon bibit, dan harus mendapatkan pemeliharaan yang
baik agar menjadi bibit melon yang sehat dan kekar.
a) |
Cara dan Waktu Penyiraman
Bibit dipersemaian di siram setiap pagi hari.
Mulai dari kecambah belum muncul sampai bibit
muncul kepermukaan tanah. Untuk penyiraman digunakan
tangki semprot. Saat menyemprot untuk penyiraman
jangan terlalu kuat karena akan mengikis tanah
media dan melemparkan benih atau kecambah keluar
dari polibag. Apabila daun sejati keluar, penyiraman
bibit baru dapat dilakukan embrat atau gembor.
Saat cuaca panas, tanah pada polybag kering
dan penyiraman perlu diulangi pada sore hari,
jangan menyiram bibit tanaman pada siang hari
karena akan menyebabkan air dan zat-zat makanan
tidak dapat terserap akibatnya bibit menjadi
kurus, kering dan layu. |
b) |
Penjarangan
Penjarangan dilakukan dengan tujuan untuk menyiapkan
bibit-bibit yang sehat dan kekar untuk ditanam.
Penjarangan ini mulai dilakukan 3 hari sebelum
penanaman bibit ke lapangan. Bibit yang mempunyai
pertumbuhan seragam dikumpulkan menjadi satu.
Bibit-bibit yang pertumbuhannya merana disingkirkan
dan tidak ditanam. |
c) |
Pemupukan
Untuk pertumbuhan vegetatif bibit dapat dipacu
dengan penyemprotan pupuk daun yang mengandung
unsur nitrogen tinggi. Pupuk daun cukup dilakukan
satu kali, yaitu pada saat umur bibit 7–9
HSS dengan konsentrasi 1,0–1,5 gram/liter.
Pupuk akar berupa pupuk kimia maupun pupuk organik
tidak perlu ditambahkan selama pembibitan karena
pupuk akar yang diberikan pada media semai telah
mencukupi. |
d) |
Pemberian Pestisida Pada Masa
Pembibitan
Pada masa pembibitan penyemprotan pestisida
dilakukan apabila dianggap perlu. Konsentrasi
penuh akan menyebabkan daun-daun bibit melon
ini terbakar (plasmolisis). Penyomprotan ini
dilakukan terutama pada saat 2-3 hari sebelum
bibit ditanam dilapangan. Contoh pestisida yang
digunakan adalah Insektisida Dicarzol 0,5 g/liter
dan fungisida Previcur N 1,0 ml/liter. |
- Pemindahan Bibit
Bibit melon dipindahkan ke lapangan apabila sudah
berdaun 4–5 helai atau tanaman melon telah berusia
10–12 hari. Cara pemindahan tidak berbeda dengan
cara pemindahan tanaman lainnya, yaitu kantong plastik
polibag dibuang secara hati-hati lalu bibit berikut
tanahnya ditanam pada bedengan yang sudah dilubangi
sebelumnya, bedenganpun jangan sampai kekurangan air.
|
|
6.2. |
Pengolahan Media Tanam
- Persiapan
a) |
Pengukuran pH Tanah
Pengukuran pH tanah dengan menggunakan alat
pH meter. Tanah yang akan di ukur dibasahi terlebih
dahulu. Pengambilan sampel dilakukan di 10 titik
yang berbeda, kemudian dihitung pH rata-rata. |
b) |
Analisis Tanah
Berdasarkan fakta di lapangan tanaman melon
dapat ditanam pada berbagai jenis tanah terutama
tanah andosol, latosol, regosol, dan grumosol,
asalkan kekurangan dari sifat-sifat tanah tersebut
dapat dimanipulasi dengan pengapuran, penambahan
bahan organik, maupun pemupukan. |
c) |
Penetapan Waktu/Jadwal Tanam
Penetapan waktu tanam berkaitan dengan perkiraan
waktu panen suatu varietas melon yang ditanam
dan waktu panen varietas melon lainnya. Misalnya
waktu tanam melon pada bulan Maret adalah varietas
ten me, April varietas aroma, Mei varietas new
century (hamiqua) dan seterusnya sehingga petani/pengusaha
agribisnis perlu menjadwal waktu tanaman varietas
melon yang dikehendaki pelanggan. |
d) |
Penetapan Luas Areal Penanaman
Penetapan luas penanaman berkaitan erat dengan
pemilikan modal, luas lahan yang tersedia, musim
dan permintaan pasar. Tanaman melon yang diusahakan
di lahan terbuka di musim hujan akan rusak terserang
penyakit karena terguyur hujan terus-menerus.
Maka penanaman melon di musim hujan lebih diarahkan
dengan sistem hidroponik. |
e) |
Pengaturan Volume Produksi
Pengaturan volume produksi berkaitan erat dengan
perkiraan harga pada saat panen dan permintaan
pasar. Cara penanaman melon dilakukan secara
bertahap. Misalnya penanaman pertama 20% di
lokasi A, kedua 40% di lokasi B, dan ketiga
40% di lokasi C. Interval penanaman berkisar
2 minggu. Pengaturan ini lazim dilakukan pada
agribisnis melon dengan sistem hidroponik. Untuk
menjaga kontinuitas produksi, biasanya interval
tanamnya berselang 1-2 minggu. |
- Pembukaan Lahan
a) |
Pembajakan
Untuk penanaman melon di dataran menengah-tinggi,
struktur tanah biasanya sudah sangat remah sehingga
tidak memerlukan pembajakan. Lahan yang dibajak
harus digenangi air lebih dahulu selama semalam,
kemudian keesokan harinya dilakukan pembajakan
ini cukup untuk membalik tanah sehingga cukup
dilakukan sekali dengan kedalaman balikan sekitar
30 cm. |
b) |
Penggarukan dan Pencangkulan Lahan
Serta Waktu Lahan Siap Tanam
Untuk pencangkulan dan penggarukan, keadaan
tanahnya harus cukup kering. Karena kita bisa
mudah membentuk tanah yang semula berbongkah-bongkah
dan cukup liat, tanah yang beremah-remah dan
cukup sarang (mudah diserap air). Dengan tanah
tersebut akan menguntungkan tanaman. Selain
perakarannya mudah menembus tanah, juga akan
mudah bernapas.
Cara-cara pencangkulan adalah sebagai berikut:
1. |
Mula-mula lakukan pembalikan
tanah (tanahnya masih berbongkah-bongkah. |
2. |
Tanah dari hasil pencangkulan
pertama dihaluskan atau dihancurkan, dengan
kedalaman ± 30–50 cm. (untuk
dua kali cangkulan) |
3. |
Pencangkulan dilakukan kalau
keadaan tanahnya betul-betul sudah dikategorikan
ke dalam tanah berat. Jika tidak, sekali
cangkul tanah sudah cukup beremah dan
kita dapat mengerjakan pekerjaan yang
lain. |
|
- Pembentukan Bedengan
a) |
Cara Pembuatan
Selama 5–7 hari lahan dibiarkan kering
setelah dibajak (atau dibalik). Proses ini akan
membuat tanah menjadi lengket dan berbongkah
sehabis dibajak menjadi agak hancur karena mengalami
proses pengeringan matahari dan penganginan.
Selama proses tersebut beberapa senyawa kimia
yang beracun dan merugikan tanaman dan akan
hilang perlahan-lahan. Setelah kering,
bongkahan tanah dibuat petakan dengan tali rafia
untuk membentuk bedengan dengan ukuran panjang
bedengan maksimum 12–15 m; tinggi bedengan
30–50 cm; lebar bedengan 100–110
cm; dan lebar parit 55–65 cm. |
b) |
Bentuk Bedengan
Bedengan dibentuk dengan cara mencangkuli bongkahan
tanah menjandi struktur tanah yang remah/gembur.
Bila telah bentuk bedengan terlihat, baik itu
bedengan kasar/setengah jadi bedengan tersebut
dikeringanginkan lagi selama seminggu agar terjadi
proses oksidasi/penguapan dari unsur-unsur beracun
ada hingga menghilang tuntas. |
c) |
Ukuran dan Jarak Bedengan
Dengan panjang maksimum 15 m tersebut akan memudahkan
perawatan tanaman dan mempercepat pembuangan
air, terutama di musim hujan. Tinggi bedengan
dibuat sesuai dengan musim dan kondisi tanah.
Pada musim hujan tinggi bedengan 50 cm agar
perakaran tanaman tidak terendam air jika hujan
deras. Dan pada musim kemarau tinggi bedengan
cukup 30 cm, karena untuk memudahkan perawatan
pada saat bedengan digenangi. Parit dibuat dengan
lebar 55–65 cm adalah untuk memudahkan
perawatan pada saat penyemprotan, pemasangan
ajir, maupun penalian. |
- Pengapuran
Dengan pengapuran akan menambah unsur hara kalsium
yang diperlukan untuk dinding sel tanaman. Pengapuran
dapat menggunakan dolomit/calmag (CaCO3 MgCO3) kalsit/kaptan
(CaCO3). Setelah diperoleh pH rata-rata, penentuan
kebutuhan dapat dilakukan dengan menggunakan data
berikut ini :
a) |
< 4,0 (paling asam): jumlah
kapur >10,24 ton/ha |
b) |
4,2 (sangat asam): jumlah kapur
9,28 ton/ha |
c) |
4,6 (asam): jumlah kapur 7,39
ton/ha |
d) |
5,4 (asam): jumlah kapur 3,60
ton/ha |
e) |
5,6 (agak asam): jumlah kapur
2,65 ton/ha |
f) |
6,1 – 6,4 (agak asam): jumlah
kapur <0,75 ton/ha |
- Pemasangan Mulsa Plastik Hitam-Perak
(PHP)
Mulsa PHP yang terdiri dari dua lapisan, yaitu lapisan
berwarna perak di bagian atas dan warna hitam dibagian
bawah dengan berbagai keuntungan. Warna perak pada
mulsa akan memantulkan cahaya matahari sehingga proses
fotosintesis menjadi lebih optimal, kondisi pertanaman
tidak terlalu lembab, mengurangi serangan penyakit,
dan mengusir serangga-serangga penggangu tanaman seperti
Thirps dan Aphids. Sedangkan warna hitam pada mulsa
akan menyerap panas sehingga suhu di perakaran tanaman
menhadi hangat. Akibatnya, perkembangan akar akan
optimal. Selain itu warna hitam juga mencegah sinar
matahari menembus ke dalam tanah sehingga benih-benih
gulma tidak akan tumbuh (kecuali teki dan anak pisang).
Pemasangan mulsa PHP sebaiknya dilakukan pada saat
panas matahari terik agar mulsa dapat memuai sehingga
menutup bedengan dengan tepat. Teknis pemasangannya
cukup oleh 2 orang untuk satu bedengan. Caranya tariklah
kedua ujung mulsa pada bedengan, kaitkan salah satu
ujungnya pada bedengan menggunakan pasak penjepit
mulsa kemudian ujung yang satunya. Setelah kedua ujung
mulsa PHP terkait erat pada bedengan, dengan cara
bersamaan tariklah mulsa pada kedua sisi bedengan
setiap meternya secara bersamaan. Kaitkan kedua sisi
mulsa dan bedengan dengan pasak penjepit tadi sehingga
seluruh sisi mulsa terkait rapat pada bedengan. Setelah
selesai pemasangan, bedenganbedengan dibiarkan tertutup
mulsa PHP selama 3–5 hari sebelum dibuat lubang
tanam. Tujuan agar pupuk kimia yang diberikan dapat
berubah menjadi bentuk tersedia sehingga dapat diserap
tanaman.
|
|
6.3. |
Teknik Penanaman
- Penentuan Pola Tanam
Tanaman melon merupakan tanaman semusim yang biasa
ditanam dengan pola monokultur.
- Pembuatan Lubang Tanam
Untuk membuat lubang tanam dengan menggunakan pelat
pemanas atau memanfaatkan bekas kaleng susu kental.
Plat pemanas yang berupa potongan besi dengan diameter
10 cm, dibuat sedemikian rupa hingga panas yang ditimbulkan
dari arang yang dibakar mampu melubangi mulsa PHP
dengan cepat. Model penanaman dapat berupa dua baris
berhadap-hadapan membentuk segi empat ati dia baros
berhadap-hadapan membentuk segi tiga.
- Cara Penanaman
Bibit yang telah di semai + 3 minggu dipindahkan kedalam
besar beserta medianya. Akar tanaman diusahakan tidak
sampai rusak saat menyobek polibag kecil. Cetakan
tanah yang telah berisi bibit melon, diletakkan pada
lubang yang telah ditugal dan diusahakan agar tidak
pecah/hancur karena bisa mengakibatkan kerusakan akar
dan tanaman akan layu jika hari panas.
|
|
6.4. |
Pemeliharaan Tanaman
- Penjarangan dan Penyulaman
Penjarangan dan penyulaman dilakukan bila dalam waktu
2 (dua) minggu setelah tanam bibit tidak menunjukkan
pertumbuhan normal. Tanaman dicabut beserta akarnya
kemudian diganti dengan bibit/tanaman baru. Hal ini
sebaiknya dilakukan pada sore hari agar tanaman muda
ini dapat lebih beradaptasi dengan lingkungan barunya.
Penyulaman dan penjarangan biasanya dilakukan selama
3 – 5 hari, karena kemungkinan dalam seminggu
pertama masih ada tanaman lainnya yang perlu disulam.
Saat setelah selesai penjarangan dan penyulaman tanaman
baru harus disiram air.
- Penyiangan
Pada budidaya melon sistem mulsa PHP penyiangannya
dilakukan pada lubang tanam dan parit di antara dua
bedengan. Gulma yang tidak dibersihkan menyebabkan
lingkungan pertanaman lembab sehingga merangsang penyakit.
Gulma juga dapat sebagai inang hama dan nematoda yang
merugikan.
- Pembubunan
Untuk pembubunan pertama-tama kita lakukan adalah
pemupukan awal dan mensterilkan lahan di situ. Tujuannya
adalah setelah tanah diolah dan dipupuk, tanah akan
menjadi subur dan akan terbebas dari hama dan penyakit.
Saat melakukan pemupukan, tanah yang sebelumnya sudah
diolah, telah dikelentang selama 2 minggu. Dengan
begitu, diharapkan tanah yang cukup lama terkena terik
matahari tersebut, cukup sehat untuk ditanami.
- Perempelan
Perempelan dilakukan terhadap tunas/cabang air yang
bukan merupakan cabang utama.
- Pemupukan
Pemupukan diberikan sebanyak 3 kali, yaitu 20 hari
setelah ditanam, tanaman berusia 40 hari (ketika akan
melakukan penjarangan buah) dan pada saat tanaman
berusia 60 hari (saat menginjak proses pematangan).
Caranya sebarkan secara merata di atas tanah bedengan
pada pinggiran kiri dan kanannya (10–15 cm).
Kemudian tanah dibalik dengan hati-hati supaya tidak
merusak perakaran tanaman, dan agar pupuk tersebut
bisa aman terpendam dalam tanah. Untuk memudahkan
dalam pemupukan, dibuat data mengenai rangkaian pemupukan
sejak awal.
a) |
Pupuk kandang/kompos: pupuk dasar=10–20
ton/ha. |
b) |
Urea: pupuk dasar=440 kg/ha; pupuk
susulan I=330 kg/ha; pupuk susulan II=220 kg/ha;
pupuk susulan III=440 kg/ha. |
c) |
TSP: pupuk dasar=1.200 kg/ha;
pupuk susulan I=220 kg/ha; pupuk susulan II=550
kg/ha. |
d) |
KCl: pupuk dasar=330-440 kg/ha;
pupuk susulan II=160 kg/ha. |
Keterangan pupuk dasar: pemupukan pada pengolahan
tanah (sebelum tanam); pupuk susulan I : umur ±
20 hari; pupuk susulan II: umur + 40 hari; pupuk susulan
III: umur + 60 hari.
- Pengairan dan Penyiraman
a) |
Pengairan
Tanaman melon menghendaki udara yang kering
untuk pertumbuhannya, tetapi tanah harus lembab.
Pengairan harus dilakukan jika hari tidak hujan.
Pengairan dilakukan pada sore atau malam hari. |
b) |
Penyiraman
Tanaman di siram sejak masa pertumbuhan tanaman,
sampai tanaman akan dipetik buahnya. Saat menyiram
jangan sampai air siraman membasahi daun dan
air dari tanah jangan terkena daun dan buahnya.
Tujuannya adalah supaya tanaman tidak dijangkiti
penyakit yang berasal dari percikan tersebut,
kalau daun basah kuyup akan mengundang jamur
sangat besar. Penyiraman dilakukan pagi-pagi
sekali atau malam hari. Oleh karena itu ada
pengairan di sekitar kebun besar sekali manfaatnya. |
- Waktu Penyemprotan Pestisida
a) |
Tindakan preventif, benih direndam
dalam larutan bakterisida Agrimycin (oxytetracycline
dan streptomycin sulfate) atau Agrept (streptomycin
sulfate) dengan konsentrasi 1,2 gram/liter dan
penyemprotan bakterisida pada umur 20 HST. |
b) |
Penyemprotan fungisida Previcur
N (propamocarb hydrochloride) dengan konsentrasi
2–3 ml/liter apabila serangan telah melewati
ambang ekonomi. |
c) |
Fungisida Derasol 500 SC (carbendazim)
dengan konsentrasi 1–2 ml/liter. Pangkal
batang yang terserang dioles dengan larutan
fungisida Calixin 750 EC (tridemorph) dengan
konsentrasi 5 ml/liter. |
- Pemeliharaan Lain
a) |
Pemasangan Ajir
Ajir atau tongkat dari kayu atau bilahan bambu,
untuk rambatan dapat di pasang setelah selesai
membuat pembubunan dan selesai mensterilkan
kebun. Atau dapat juga ajir dipasang sesudah
bibit ditanam, dan bibit sudah mengeluarkan
sulur-sulurnya kira-kira tingginya adalah 50
cm. Ajir harus terbuat dari bahan yang kuat
sehingga mampu menahan beban buah dengan bobot
kira-kira 2–3 kg. Tempat ditancapkannya
ajir dengan jarak kira-kira 25 cm dari pinggir
guludan baik kanan maupun kiri. Supaya ajir
lebih kokoh lagi, kita bisa menambahkan bambu
panjang yang diletakkan di bagian pucuk segitiga
antara bambu atau kayu yang menyilang, mengikuti
barisan ajir-ajir di belakangnya. |
b) |
Pemangkasan
Pemangkasan yang dilakukan pada tanaman melon
bertujuan untuk memelihara cabang sesuai dengan
yang dikehendaki. Tinggi tanaman dibuat rata-rata
antara titik ke-20 sampai ke-25 (bagian ruas,
cabang atau buku dari tanaman tersebut). Pemangkasan
dilakukan kalau udara cerah dan kering, supaya
bekas luka tidak diserang jamur. Waktu pemangkasan
dilakukan setiap 10 hari sekali, yang paling
awal dipangkas adalah cabang yang dekat dengan
tanah dan sisakan dua helai daun, kemudian cabang-cabang
yang tumbuh lalu dipangkas dengan menyisakan
2 helai daun. Pemangkasan dihentikan, jika ketinggian
tanamannya sudah mencapai pada cabang ke-20
atau 25. |
|
|
|
7. |
HAMA DAN PENYAKIT |
|
7.1. |
Hama
1. |
Kutu aphids (Aphis gossypii
Glover )
Ciri:
Hama ini mempunyai getah cairan yang mengandung madu
dan di lihat dari kejauhan mengkilap. Hama ini menyerang
tanaman melon yang ada di lahan penanaman. Aphids muda
yang menyerang melon berwarna kuning, sedangkan yang
dewasa mempunyai sayap dan berwarna agak kehitaman.
Gejala:
daun tanaman menggulung dan pucuk tanaman menjadi kering
akibat cairan daun yang dihisap hama.
Pengendalian:
(1) gulma harus selalu dibersihkan agar tidak menjadi
inang hama; (2) tanaman yang terserang parah harus disemprot
secara serempak dengan insektisida Perfekthion 400 EC
(dimethoate) dengan konsentrasi 1,0–2,0 ml/liter;
(3) tanaman yang telah terjangkit virus harus dicabut
dan dibakar (dimusnahkan). |
2. |
Thirps (Thirps parvispinus Karny)
Ciri:
Hama ini menyerang saat fase pembibitan sampai tanaman
dewasa. Nimfa thirps berwarna kekuning-kuningan dan thirps
dewasa berwarna coklat kehitaman. Thirps berkembang biak
sangat cepat secara partenogenesis (mampu melahirkan keturunan
meskipun tidak kawin). Serangan dilakukan di musim kemarau.
Gejala:
daun-daun muda atau tunas-tunas baru menjadi keriting,
dan bercaknya kekuningan; tanaman keriting dan kerdil
serta tidak dapat membentuk buah secara normal. Kalau
gejala ini timbul harus diwaspadai karena telah tertular
virus yang dibawa hama thirps. Pengendalian:
menyemprot dengan racun kontak, 3–4 hari sekali. |
|
7.2. |
Penyakit
1. |
Layu bakteri
Penyebab:
bakteri Erwina tracheiphila E.F.Sm. Penyakit ini dapat
disebarkan dengan perantara kumbang daun oteng-oteng
(Aulacophora femoralis Motschulsky).
Gejala:
daun dan cabang layu dan terjadi pengkerutan pada daun,
warna daun menguning, mengering dan akhirnya mati; daun
tanaman layu satu per satu, meskipun warnanya tetap
hijau, kemudian tanaman layu secara keseluruhan. Apabila
batang tanaman yang dipotong melintang akan mengeluarkan
lendir putih kental dan lengket bahkan dapat ditarik
seperti benang.
Pengendalian:
(1) sebelum ditanami, lahan disterilisasi dengan Basamid
G dengan dosis 40 g/m2; (2) benih di rendam dalam bakterisida
Agrimyciin (oxytetracycline dan streptomycin sulfate)
atau Agrept (streptomycin sulfate) dengan konsentrasi
1,2 gram/liter ; (3) penyemprotan bakterisida ini pada
umur 20 HST. |
2. |
Penyakit busuk pangkal batang
(gummy stem bligt)
Penyebab:
Cendawan Mycophaerekka melonis (Passerini) Chiu et Walker.
Gejala:
pangkal batang yang terserang mula-mula seperti tercelup
minyak kemudian keluar lendir berwarna merah coklat dan
kemudian tanaman layu dan mati; daun tanaman yang terserang
akan mengering apabila diremas seperti kerupuk dan berbunyi
kresek-kresek apabila diterpa angin.
Pengendalian:
(1) penggunaan mulsa PHP untuk mencegah kelembaban di
sekitar pangkal batang dan mencegah luka di perakaran
maupun pangkal batang karena penyiangan; (2) daun-daun
tanaman yang terserang dibersihkan lalu disemprot dengan
fungisida Derasol 500 SC (carbendazim) dengan konsentrasi
1–2 ml/liter; (3) pangkal batang yang terserang
dioles dengan larutan fungisida Calixin 750 EC (tridemorph)
dengan konsentrasi 5 m/liter. |
|
7.3. |
Gulma
Gulma (tumbuhan pengganggu) merugikan tanaman, karena bersaing
zat hara, tempat tumbuh dan cahaya. Pencabutan gulma harus dilakukan
sejak tumbuhan masih kecil, karena jika sudah besar akan merusak
perakaran tanaman melon. |
|
8. |
P A N E N |
|
8.1. |
Ciri dan Umur Panen
a. Tanda/ciri Penampilan Tanaman Siap Panen
1) Ukuran
buah sesuai dengan ukuran normal
2) Serat
jala pada kulit buah sangat nyata/kasar
3) Warna
kulit hijau kekuningan.
b. Umur Panen + 3 bulan setelah tanam.
c. Waktu Pemanenan yang baik adalah pada pagi hari. |
8.2. |
Cara Panen
1) |
Potong tangkai buah melon dengan
pisau, sisakan minimal 2,0 cm untuk memperpanjang masa
simpan buah. |
2) |
Tangkai dipotong berbentuk huruf “T”,
maksudnya agar tangkai buah utuh dan kedua sisi atasnya
merupakan tangkai daun yang telah dipotong daunnya. |
3) |
Pemanenan dilakukan secara bertahap, dengan
mengutamakan buah yang benar-benar telah siap dipanen. |
4) |
Buah yang telah dipanen dikumpulkan disuatu
tempat untuk disortir. Kerusakan buah akibat terbentur/cacat
fisik lainnya, sebaiknya dihindari karena akan mengurangi
harga jual terutama di swalayan. |
|
8.3. |
Periode Panen
Panen dilakukan secara bertahap, dengan mengutamakan buah yang
benar-benar telah siap panen. Seandainya dalam jangka waktu
3-5 bulan mendatang harga melon diramalkan jatuh. Maka alternatif
untuk rotasi tanaman yang dapat menggunakan lahan bekas menanam
melon adalah cabai. Karena lahan yang tersedia tidak perlu diubah.
Hanya mulsa PHP dibuka dan dosis pemupukan ditambahkan 50%.
Bila dalam jangka waktu 4 bulan berikutnya dinyatakan harga
melon meningkat, maka lahan bekas sawah ditanami padi terlebih
dahulu untuk satu musim tanam. Alasannya adalah dari segi kormesial
tanaman padi kurang menguntungkan, tapi dari segi pemutusan
siklus hidup hama dan penyakit sangat menguntungkan. Hal ini
disebabkan karena hama dan penyakit yang mengisap oksigen (aerob)
akan mati dengan kondisi tanah yang terendam air (anaerob).
Setelah menanam padi selesai, tanaman melon yang ditanam akan
berproduksi tinggi dengan risiko serangan hama dan penyakit
yang lebih rendah. |
8.4. |
Perkiraan Produksi
Untuk mengetahui jumlah produksi yang akan dihasilkan bagian
pemasaran harus melakukan penelitian pasar. Untuk luas satu
hektar tanaman melon diperkirakan akan menghasilkan buah melon
10–15 ton, maka memanennya harus dilakukan secara bertahap.
Misalnya minggu I menanam seluas 2.000 m2, minggu II menanam
seluas 2.000 m2, dan seterusnya. Hal ini untuk tingkat kontinuitas
produksi akan tercapai dan resiko tidak terjualnya buah melon
akan terhindar. |
|
9. |
PASCA PANEN
Pascapanen merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan
setelah melon dipanen. Kesalahan penanganan dalam pascapanen akan
mempengaruhi kwalitas/penampilan buah melon. |
|
9.1. |
Pengumpulan
Buah-buah melon yang telah dipanen dikumpulkan pada suatu tempat
untuk segera disortir. Saat panen kerusakan buah sebaiknya dihindari
akibat terbentur atau cacar fisik lainnya, karena akan mengurangi
harga jual terutama untuk konsumsi pasar swalayan. |
9.2. |
Penyortiran dan Penggolongan
Melon yang telah dipanen, diangkut dan dikumpulkan di suatu
tempat kemudian di sortasi. Buah yang sehat dan utuh dipisahkan
dari buah yang cacat fisik maupun cacat karena serangan hama
dan penyakit. Buah melon yang berkualitas bagus kemudian di
lakukan penggolongan melon berdasarkan tiga kelas.
1) Kelas M1 yaitu melon berbobot 1,5 kg/lebih jaring berbentuk
sempurna.
2) Kelas M2 yaitu melon berbobot 1–1,5 kg jaringnya terbentuk
hanya 70% saja.
3) Kelas M3 yaitu bobot buahnya bervariasi dengan jaring sedikit
atau tidak
berbentuk sama sekali. Hal ini terjadi karena tanaman belum
saatnya dipanen tapi telah mati terlebih dahulu akibat serangan
hama. |
9.3. |
Penyimpanan
Buah melon yang sudah dipetik, tidak boleh ditumpuk satu sama
lain, dan buah yang belum terangkut dapat disimpan dalam gudang
penyimpanan. Buah ditata secara rapi dengan dilapisi jerami
kering. Tempat penyimpanan buah harus bersih, kering dan bebas
dari hama seperti kecoa atau tikus. Melon yang sudah terlalu
masak jangan disatukan dengan buah yang setengah masak (mengkal).
Bila ada buah yang mulai busuk harus di jauhkan dari tempat
penyimpanan. |
9.4. |
Pengemasan dan Pengangkutan
Kemasan untuk melon dapat dibuat dari kayu biasa dan banyak
memiliki lubang angin. Cara menyusunnya, bagian dasar kotak
diberi jerami kering yang cukup tebal, kemudian melon diberikan
jerami juga dibagian atas buahnya. Sebelum kotak ditutup, buah
melon diberi lapisan jerami lagi.
Selain dari kotak, pengemasan bisa juga menggunakan rajutan
benang yang mirip jala, kemudian dimasukkan dalam kemasan karton.
Dalam karton masih dilapisi dengan jerami kering atau kertas
hancuran. Dengan kemasan seperti ini akan lebih terjamin dibanding
dengan menggunakan kotak dari kayu (cara tradisional).
Kendaraan yang digunakan untuk mengangkut buah melon yang akan
dibawa ke pasar tergantung jarak yang ditempuh. Buah yang akan
di ekspor biasanya dipak secara khusus dengan peti kemas yang
terbuat dari kayu, karton atau kotak plastik. Di kargo pesawat,
peti kemas melon dimasukkan ke dalam kontainer pendingin agar
buah tetap segar jika sampai ke tempat tujuan. |
|
10. |
ANALISIS EKONOMI BUDIDAYA TANAMAN |
|
10.1. |
Analisis Usaha Budidaya
Contoh analisis pasar pada penanaman melon dilahan terbuka dengan
menggunakan mulsa PHP. Luas lahan 1 ha, populasi 3.000 tanaman
di daerah Jawa Barat pada tahun 1999.
1) Biaya produksi
1) |
Penyiapan lahan/pembentukan bedengan
- Sewa tanah 1 musim tanam (4 bulan)
- Pembukaan/pembersihan lahan 50 HKP @ Rp. 7.000,-
- Pembentukan bedengan kasar 100 HKP @ Rp. 7.000,-
- Tenaga pengapuran 20 HKP @ Rp.7.000,-
- Penebaran pupuk kandang 45 HKP @ Rp. 7.000,-
- Penebaran pupuk kimia,pasang. mulsa 65 HKP @ Rp. 5.000,-
|
Rp. 850.000,-
Rp. 350.000,-
Rp. 700.000,-
Rp. 140.000,-
Rp. 315.000,-
Rp. 455.000,- |
2) |
Benih dan mulsa PHP
- Benih melon 500 g Rp. 2.301.350,-
- Mulsa PHP 10 rol (200 kg) @ Rp. 5.725,- |
Rp. 1.145.000,- |
3) |
Pupuk dan kapur pertanian
- Pupuk kandang 27 ton @ Rp. 150.000,-
- ZA 630 kg @ Rp. 1.250,-
- Urea 450 kg @ Rp. 1.500,-
- TSP/SP-36 900 kg @ Rp. 1.800,-
- KCl 720 kg @ Rp. 1.650,-
- Borate/Fertibor 18 kg @ Rp. 5.000,-
- Kapur pertanian 1.800 kg @ Rp. 300,-
|
Rp. 4.050.000,-
Rp. 787.500,-
Rp. 675.000,-
Rp. 1.620.000,-
Rp. 1.188.000,-
Rp. 90.000,-
Rp. 540.000,- |
4) |
Penyiapan bibit dan penanaman
- Plastik semai polibag 5 kg @ Rp. 10.000,-
- Plastik transparan 50 m @ Rp. 1.800,-
- Tenaga kerja semai 75 HKW @ Rp. 5.000,-
- Penanaman 50 HKW @ Rp. 5.000,- + 30 HKP @ Rp. 7.000,-
|
Rp. 50.000,-
Rp. 90.000,-
Rp. 375.000,-
Rp. 460.000,- |
5) |
Pestisida dan pupuk daun
- Karbofuran 36 kg @ Rp. 5.000,-
- Insektisida semprot 15 liter @ Rp. 80.000,-
- Fungisida 25 kg @ Rp. 50.000,-
- Pupuk daun 10 kg @ Rp. 10.000,-
- Perekat-perata 10 liter @ Rp. 10.000,- |
Rp. 180.000,-
Rp. 1.200.000,-
Rp. 1.250.000,-
Rp. 100.000,-
Rp. 100.000,- |
6) |
Pemeliharaan tanaman
- Tenaga semprot 60 HKP @ Rp. 7.000,-
- Pemupukan NPK/KNO3 80 kg @ Rp. 2.400,-
- Tenaga pemupukan kocoran & penyiangan 25 HKW @ Rp.
5.000,-
- Pemangkasan cabang 15 HKW @ Rp. 5.000,- |
Rp. 420.000,-
Rp. 108.000,-
Rp. 96.250,-
Rp. 75.000,- |
7) |
Panen
- Tenaga panen 20 HKP @ Rp. 7.000,- + 10 HKW @ Rp. 5.000,-
|
Rp. 190.000,- |
8) |
Lain-lain
- Belanja peralatan (3 sprayer, embrat, drum, dsb)
- Gubuk tempat tinggal dan penyimpanan alat
- Tenaga keamanan (1 bulan) |
Rp. 900.000,-
Rp. 375.100,-
Rp. 150.000,- |
|
Biaya tak terduga sebesar 5% |
Rp. 1.066.310,- |
|
Jumlah biaya produksi |
Rp. 22.392.510,- |
2. Penerimaan
1) |
Misalnya rata-rata produksi tanaman
2,25 kg (rata-rata dipelihara 1 buah) maka produksi per
1.000 m2 ditaksir mencapai 6.750 kg. |
|
2) |
Jika diperhitungkan tingkat kerusakan tanaman (loss)
5% maka hasil yang hilang sebesar 337.5 kg melon sehingga
produksi bersih melon menjadi 6750 kg – 337.5 kg
= 6412.5 kg. |
|
3) |
Sebagai contoh hasil yang diperoleh terdiri dari 65%
kelas M1 ; 25% kelas M2 dan 10% kelas M3. Jika harga melon
kelas M1. Rp. 4.000,-; kelas M2 Rp. 3.000,- ; kelas M3
Rp. 2.500,-
maka penerimaan penjualan melon.
Kelas M1 = 65% x 6412.5 kg x Rp. 5.000,-
Kelas M2 = 25% x 6412.5 kg x Rp. 4.000,-
Kelas M3 = 10% x 6412.5 kg x Rp. 3.000,- |
Rp. 20.840.625,-
Rp. 6.412.500,-
Rp. 1.923.750,- |
|
Jumlah penerimaan |
Rp. 29.176.875,- |
3. Keuntungan Rp. 6.748.365,-
4. Parameter kelayakan usaha
1.
Rasio biaya dan Pendapatan (Benefit Cost Ratio/BCR) = 1,30
Catatan:
HKP = hari kerja pria (8 jam sehari), HKW = hari kerja wanita
(6 jam sehari).
|
10.2. |
Gambaran Peluang Agribisnis
Agribisnis melon harus dilakukan secara cermat dan tetap selalu
waspada. Walau berdasarkan analisis budidaya agribisnis melon
menunjukkan prospek yang menjanjikan, tapi suatu ketika penyemprotan
tertunda atau hal-hal sepele lainnya tidak diperhatikan maka
keuntungan yang sudah dapat dibayangkan akan menjadi sirna seketika.
Di era perdagangan menuju pasar bebas, persaingan semakin ketat.
Perlu dicarikan pasar khusus untuk dapat mendongkrak harga jual.
Buah yang berkualitas tinggi yang ditawarkan akan layak mendapatkan
harga jual yang tinggi pula. Informasi harga pasar dicari sebanyak-banyaknya
sebelum panen berlangsung. Rantai tata niaga dipelajari seteliti
mungkin. Diusahakan rantai teRp.endek untuk mendapatkan harga
jual tertinggi. |
|
11. |
STANDAR PRODUKSI |
|
11.1. |
Ruang Lingkup
Dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat pada umumnya, khususnya
petani melon, Pemerintah menetapkan kebijaksanaan dalam memilih
urutan jenis tanaman pertanian/hortikultura. Dalam ruang lingkup
berikut telah disusun beberapa pedoman sebagai berikut:
1) |
Mengutamakan jenis tanaman melon yang bernilai ekonomi
tinggi, untuk meningkatkan pendapatan petani melon, baik
untuk konsumsi dalam maupun luar negeri. |
2) |
Mengutamakan jenis tanaman yang dapat memberi kesempatan
tenaga kerja lebih banyak. |
3) |
Mengutamakan jenis tanaman melon yang mempunyai prospek
pasar dan pemasaran yang baik. |
4) |
Mengutamakan jenis tanaman melon yang dapat mempertinggi
nilai gizi masyarkat. |
|
11.2. |
Diskripsi
Berdasarkan uraian diatas, tanaman melon merupakan salah satu
tanaman prioritas utama yang perlu mendapatkan perhatian diantara
tanaman-tanaman hortikultura. Buah melon mempunyai harga yang
relatif lebih tinggi dibanding tanaman hortikultura pada umumnya.
Hal ini memberi banyak keuntungan kepada petani atau pengusaha
pertanian tanaman melon. Dan ini memungkinkan adanya perbaikan
tata perekonomian Indonesia, khususnya dari bidang pertanian. |
11.3. |
Klasifikasi dan Standar Mutu
Untuk klasifikasi standar mutu dan syarat produk yang berlaku
dipasaran maka kita harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1) |
Melon yang diproduksi harus diberi merek, yaitu dengan
menempelkan stiker pada buah; |
2) |
Kepercayaan yang telah diberikan oleh pelanggan harus
dijaga; |
3) |
Pangsa pasar harus diperkuat, dan kontinuitas (keberlanjutan)
produksi melon harus dijaga; |
4) |
Buah melon yang berkualitas (kelas M1) harus dikemas
sedemikian rupa untuk memberikan kepuasan pelanggan. |
|
11.4. |
Pengambilan Contoh
Dalam pengambilan contoh untuk penanganan produksi selanjutnya,
umur melon kurang lebih 56–65 HST, buah melon yang berukuran
besar mempunyai berat rata-rata 2,5 kg, ukuran sedang 1,0–2,5
kg, dan ukuran kecil berat buah sekitar 400 gram. |
11.5 |
Pengemasan
Untuk pengemasan yang standar dapat menggunakan kotak kayu
atau dapat juga menggunakan rajutan benang yang mirip dengan
jala. Dengan kemasan rajutan benang akan lebih terjamin dibanding
dengan menggunakan kotak kayu.
|
|
12. |
DAFTAR PUSTAKA |
|
1. |
Final, Prajnanta, Ir., Melon Pemeliharaan Secara
Intensif Kiat Sukses Beragribisnis Cetakan ke-2, (Jakarta: Penebar
Swadaya, 1998). |
2. |
Setiadi, Bertanam Melon, Cetakan ke-4, (Jakarta: Penebar Swadaya,
1998) |
3. |
Sudarsono dan Winata, Livy, Fakultas Pertanian IPB. Pemakaian
Teknik Kultur Jaringan Sebagai Perbanyakan Melon (Cucumis melo
L.) |
4. |
Tjahjadi, Nur, Ir.,Bertanam Melon, 24352, (Jakarta: Kanisius,
1987). |
5. |
Fakultas Pertanian IPB, Bogor, 1984. Karya Ilmiah Mahasiswa
Jurusan Budidaya Pertanian. |
|