1. |
SEJARAH SINGKAT |
|
Jambu air berasal dari daerah Indo Cina dan Indonesia,
tersebar ke Malaysia dan pulau-pulau di Pasifik. Selama ini masih
terkonsentrasi sebagai tanaman pekarangan untuk konsumsi keluarga.
Buah Jambu air tidak hanya sekedar manis menyegarkan, tetapi memiliki
keragaman dalam penampilan.
Jambu air (Eugenia aquea Burm) dikategorikan salah satu jenis buah-buahan
potensial yang belum banyak disentuh pembudidayannya untuk tujuan
komersial.
Sifatnya yang mudah busuk menjadi masalah penting yang perlu dipecahkan.
Buahnya dapat dikatakan tidak berkulit, sehingga rusak fisik sedikit
saja pada buah akan mempercepat busuk buah. |
2. |
JENIS TANAMAN |
|
Sistematika tanaman jambu air adalah sebagai berikut:
Kingdom |
: Plantarum |
Sub Kingdom |
: Kormophyta |
Super Divisio |
: Kormophyta biji |
Divisio |
: Spermatophyta |
Sub Divisio |
: Angiospermae |
Classis |
: Dycotyledoneae |
Ordo |
: Myrtales |
Familia |
: Myrtaceae |
Genus |
: Syzygium |
Species |
: Eugenia aquea |
Selain itu juga terdapat 2 jenis jambu air yang banyak ditanam,
tetapi keduanya tidak begitu menyolok perbedaannya. Ke dua jenis
tersebut adalah Syzygium quaeum (jambu air kecil) dan Syzygium
samarangense (jambu air besar).
Varietas jambu air besar yakni: jambu Semarang, Madura, Lilin (super
manis), Apel dan Cincalo (merah dan hijau/putih) dan Jenis-jenis
jambu air lainnya adalah: Camplong (Bangkalan), Kancing, Mawar (jambu
Keraton), Sukaluyu, Baron, Kaget, Rujak, Neem, Lonceng (super lebat),
dan Manalagi (tanpa biji). Sedangkan varietas yang paling komersil
adalah Cincalo dan Semarang, yang masing-masing terdiri dari 2 macam
(merah dan putih).
|
3. |
MANFAAT TANAMAN |
|
Pada umumnya jambu air dimakan segar, tetapi dapat
juga dibuat puree, sirop, jeli, jam/berbentuk awetan lainnya. Selain
sebagai “buah meja” jambu air juga telah menjadi santapan
canggih dengan dibuat salada dan fruit coctail. Kandungan kimia
yang penting dari jambu air adalah gula dan vitamin C.
Buah jambu air masak yang manis rasanya, selain disajikan sebagai
buah meja juga untuk rujak dan asinan. Kadang-kadang kulit batangnya
dapat digunakan sebagai obat.
|
4. |
SENTRA PENANAMAN |
|
Menurut data statistik dari Dinas Pertanian Tanaman
Pangan, Jawa Barat, Kabupaten Karawang, Tangerang, Bogor, Sukabumi,
Cianjur, Bandung, Garut, Cirebon, Subang dan Bekasi termasuk 10 besar
sentra penanaman pohon jambu.
Jambu air Cincalo merah banyak terdapat di Karawang dan terkenal dengan
jambu Bolang yang bila matang benar berwarna merah
tua kebiruan dengan rasa manisasam segar sedangkan Jambu air Semarang
(merah dan putih) banyak terdapat di Indramayu. |
5. |
SYARAT TUMBUH |
|
5.1. |
Iklim
1. |
Angin sangat berperan dalam pembudidayaan
jambu air. Angin berfungsi dalam membantu penyerbukan
pada bunga. |
2. |
Tanaman jambu air akan tumbuh baik di daerah
yang curah hujannya rendah/kering sekitar 500–3.000
mm/tahun dan musim kemarau lebih dari 4 bulan. Dengan
kondisi tersebut, maka jambu air akan memberikan kualitas
buah yang baik dengan rasa lebih manis. |
3. |
Cahaya matahari berpengaruh terhadap kualitas
buah yang akan dihasilkan. Intensitas cahaya matahari
yang ideal dalam pertumbuhan jambu air adalah 40–80
%. |
4. |
Suhu yang cocok untuk pertumbuhan tanaman
jambu air adalah 18-28 derajat C. |
5. |
Kelembaban udara antara 50-80 %. |
|
5.2. |
Media Tanam
1. |
Tanah yang cocok bagi tanaman jambu
air adalah tanah subur, gembur, banyak mengandung bahan
organik. |
2. |
Derajat keasaman tanah (pH) yang cocok sebagai
media tanam jambu air adalah 5,5–7,5. |
3. |
Kedalaman kandungan air yang ideal untuk
tempat budidaya jambu air adalah 0- 50 cm; 50-150 cm dan
150-200 cm. |
4. |
Tanaman jambu air sangat cocok tumbuh pada
tanah datar. |
|
5.3. |
Ketinggian Tempat
Tanaman jambu air mempunyai daya adaptasi yang cukup besar di
lingkungan tropis dari dataran rendah sampai tinggi yang mencapai
1.000 m dpl. |
|
6. |
PEDOMAN BUDIDAYA |
|
6.1. |
Pembibitan
- Persyaratan Benih
Biji berasal dari varietas unggul, berumur lebih dari
15 tahun, produktif dan produksi stabil. Biji berasal
dari buah masak pohon, yang besarnya normal dan mulus.
Biji dikeringanginkan selama 1-3 hari di tempat teduh.
Biji-biji yang memenuhi syarat adalah berukuran relatif
besar, ukuran seragam, bernas dan tidak cacat, dianjurkan
dalam meggunakan bibit jambu air hasil cangkokan/okulasi.
Selain lebih mudah dilakukan, cara ini lebih cepat
menghasilkan buah.
- Penyiapan Benih
a) |
Bibit Enten (Grafting)
Model sambungan yang terbaik adalah sambungan
celah. Batang bawah berasal dari bibit hasil
perbanyakan dengan biji yang berumur 10 tahun,
sedangkan pucuk berasal dari pohon induk unggul.
Setelah disambung bibit dipelihara selama 2-3
bulan |
b) |
Bibit Cangkok
Cabang yang akan dicangkok berada pada tanaman
yang unggul dan produktif. Cabang yang dipilih
tidak telalu tua/muda, berwarna hijau keabuabuan/
kecoklat-coklatan dengan diameter sedikitnya
1.5 cm. Setelah 2-2.5 bulan (sudah berakar),
bibit segera dipotong dan ditanam dipolibag
dengan media campuran : pupuk kandang 1 : 1.
Bibit dipelihara selama 1 bulan. |
- Teknik Penyemaian dan Pemeliharaan
Persemaian dapat dilakukan di dalam bedengan atau
di polibag.
a) |
Bedengan
1) |
Olah tanah sedalam 30-40
cm dengan cangkul kemudian keringkan selama
15-30 hari. |
2) |
Buat bedengan dengan lebar
100-120 cm, tinggi 30-40 cm, panjang sesuai
lahan dan jarak antar bedengan 60 cm. |
3) |
Campurkan 2 kg/m2 pupuk kandang dengan
tanah bedengan. |
4) |
Buat sungkup bedengan berbentuk
setengah lingkaran dengan tinggi pusat
lingkaran minimal 50 cm. Naungi sungkup
dengan plastik bening. |
|
b) |
Polybag
1) |
Lubangi dasar polybag diameter
10-15 cm. |
2) |
Isi polibag dengan media
berupa campuran tanah, pupuk kandang (2
: 1). |
3) |
Simpan polybag di dalam
sungkup. |
|
- Pemeliharaan Pembibitan/Penyemaian
Pemeliharaan pembibitan dilakukan dengan cara sebagai
berikut:
a) |
Penyiraman dilakukan 1-2 kali
sehari, terutama jika kemarau. |
b) |
Penyiangan dilakukan sesuai dengan
pertumbuhan gulma. |
c) |
Pemupukan setiap 3 bulan dengan
urea, SP-36 dan KCl (2:1) sebanyak 50-100 gram/m2
atau 4 gram/polibag. |
d) |
Penyemprotan pestisida dengan
konsentrasi 30-50% dari dosis anjuran. |
e) |
Membuka sungkup jika cuaca cerah
secara berangsur-angsur agar tanaman dapat beradaptasi
dengan lingkungan kebun. |
- Pemindahan Bibit
Bibit di bedengan dipindahkan ke polybag setelah berumur
6 bulan. Pindah tanam ke lapangan dilakukan setelah
bibit berumur 10-12 bulan di persemaian.
|
|
6.2. |
Pengolahan Media Tanam
- Persiapan
Calon tempat tumbuh tanaman jambu air harus dibersihkan
dahulu dari berbagai pengganggu seperti: rerumputan,
semak/onak dan binatang. Lahan hanya diolah di lubang
tanam dan dilaksanakan 15-30 m hari sebelum tanam.
Jarak tanam jambu air adalah 8 x 8 m dengan lubang
tanam berukuran 60 x 60 x 60 cm.
- Pembukaan Lahan
Tanah yang akan dipergunakan untuk Tanaman jambu air
dikerjakan semua secara bersama, tanaman pengganggu
seperti semak-semak dan rerumputan dibuang, dan benda-benda
keras disingkirkan kemudian tanah dibajak atau dicangkul
sampai dalam, dengan mempertimbangkan bibit yang akan
ditanam. Bila bibit berasal dari cangkokan pengolahan
tanah tidak perlu terlalu dalam tetapi bila hasil
okulasi perlu pengolahan yang cukup dalam. Kemudian
dibuatkan saluran air selebar 1 m dan kedalam disesuaikan
dengan kedalaman air tanah, guna mengatasi sistem
pembuangan air yang kurang lancar. Tanah yang kurus
dan kurang humus/tanah cukup liat diberikan pupuk
hijau yang dibuat dengan cara mengubur ranting-ranting
dan dedaunan, dengan kondisi seperti ini dibiarkan
selama kurang lebih 1 tahun kemudian dilanjutkan pembuatan
bedengan sesuai dengan kebutuhan.
- Pengapuran
Pengapuran tanah sebaiknya dilakukan 1 atau 2 bulan
menjelang hujan.
- Pemupukan
Sebelum penanaman kedalam lubang tanam perlu dimasukkan
pupuk kandang sekitar 1 blek minyak tanah. Jika perlu
ditambah 2 genggam pupuk NPK. Setelah itu perlu diberi
pelindung
|
|
6.3. |
Teknik Penanaman
Penanaman jambu air dapat dilakukan di pot/di kebun, Jika yang
digunakan adalah bibit cangkokan maka penanaman batang lebih
dalam agar pohon bisa tumbuh secara kuat.
- Penentuan Pola Tanam
Bibit jambu air dikebun dapat ditanam dengan pola
tanam/jarak tanam 8 x 8 m.
- Pembuatan Lubang Tanam
Lubang tanam sebaiknya dibuat pada akhir musim kemarau/menjelang
musim hujan, agar pada saat mendekati musim hujan,
tanaman sudah berdiri. Dengan demikian tanaman baru
(pada musim hujan) tidak perlu disiram 2 kali sehari.
Penyiapan lubang tanaman terdiri dari:
a) |
mula-mula tanah digali di tempat
yang sudah ditentukan; |
b) |
ukuran lubang ukuran lubang: panjang
x lebar x dalam = 60 x 60 x 60 cm. atau panjang
x lebar x dalam = 1 x 1 x 0,5 m. |
- Cara Penanaman
Bibit jambu air ditanam ke dalam lubang tanam berukuran
60 x 60 x 60 cm. Perlu memperhatikan kedalaman penanaman
dan waktu penanaman sebaiknya dilaksanakan persis
pada awal musim hujan dan pada sore hari.
|
|
6.4. |
Pemeliharaan Tanaman
- Penjarangan dan Penyulaman
Penyulaman dilakukan sebelum tanaman berumur 1 bulan.
Bibit yang tidak tumbuh diganti dengan bibit baru
yang ditanam pada lubang tanam yang sama.
- Penyiangan
Penyiangan dilakukan dengan maksud menyuburkan tanah,
membuang rumput liar/tanaman liar (kalau ada) atau
binatang yang mendekap diantara tanah. Dengan penyiangan
dapat memeriksa keadaan lapisan tanah.
- Pemupukan
Pemupukan jambu air dapat diberikan sebelum berbuah
dan sesudah berbuah, sebaiknya setelah dilakukan penyiangan.
a) |
Tanaman belum berbuah
1) |
Pupuk kandang diberikan
sekali gus pada awal musim hujan. |
2) |
Pupuk urea diberikan 1/3
bersamaan dengan pupuk kandang. |
3) |
2 minggu setelah itu, sisa
urea diberikan bersamaan dengan TSP dan
KCl. |
|
b) |
Tanaman sudah berbuah
1) |
Pupuk kandang diberikan
sekaligus pada awal musim hujan. |
2) |
Pupuk urea 2/3, TSP 1/2,
KCl 1/3 diberikan pada saat tanaman belum
berbunga (bersamaan dengan pemberian pupuk
kandang dan saat hujan pertama mulai turun). |
3) |
Sisa pupuk diberikan setelah
buah membesar (umur buah sekitar 1-2 bulan
sejak berbunga dan ukuran buah ±
sebesar telur puyuh). Cara pemberian pupuk
tersebut sebaiknya dibenam dalam Rorak
(got) sedalam 20-30 cm mengelilingi tajuk
pohon. Dosis pupuk bagi pohon jambu air
umur = 15 tahun. |
4) |
Pupuk kandang: maksimal
30 kaleng minyak tanah. |
5) |
Pupuk Urea, pupuk TSP, pupuk
KCl (masing-masing) : 2500 gram. Kenaikan
takaran pupuk tersebut setiap tahun setelah
jambu air berumur = 10 tahun ialah:
a. Pupuk kandang: 2 kaleng minyak tanah.
b. Pupuk Urea: 100 gram.
c. Pupuk TSP: 50 gram.
d. Pupuk KCl: 50-100 gram. |
|
- Pengairan dan Penyiraman
Tanaman jambu air yang hidup pada tanah dengan kedalaman
air tanah 150-200 cm, pada musim kemarau sangat memerlukan
penyiraman, agar tanah tetap lembab. Ketika masih
muda, selama 2 minggu pertama tanaman muda perlu diairi
1-2 kali sehari. Jika sudah cukup besar dan perakarannya
dalam, tanaman disirami 10-12 kali sebulan.
- Waktu Penyemprotan Pestisida
Penyemprotan dilakukan secara teratur 1-2 kali seminggu.
Awal penyemprotan dilakukan saat buah jambu air sebesar
telur puyuh (umur ± 1-2 bulan sejak berbunga).
Akhir penyemprotan dilakukan saat buah jambu air akan
dipetik (sebulan sebelum dipetik dan warna buah sudah
berubah) atau sampai gejala serangannya hilang. Ketika
hendak melakukan penyemprotan pestisida, atau pupuk
daun/hormon, kita harus memperhatikan cuaca waktu
itu. Kalau langit mendung dan kemungkinannya akan
turun hujan, sebaiknya penyemprotan ditunda dulu.
- Pemeliharaan Lain
Pemangkasan dilakukan dengan tujuan untuk membentuk
pohon, pemeliharaan dan peremajaan.
Membentuk pohon:
dilakukan setelah mencapai ketinggian 2 meter, dengan
ketinggian 1,35-1,5 m dari permukaan tanah dan bagian
yang dipangkas adalah cabang/tunas. Untuk pemeliharaan:
dilakukan setiap saat kecuali ketika tanaman sedang
berbunga, bagian yang ditanam adalah dahandahan yang
tua, yang mati kering, luka serta tidak sempurna.
Untuk
peremajaan:
memangkas seluruh bagian tanaman yang sudah kelewat
tua, tidak berproduksi atau diserang hama.
|
|
|
7. |
HAMA DAN PENYAKIT |
|
7.1. |
Hama
1. |
Ulat kupu-kupu gajah
Ciri:
panjang 12 cm, warna hijau muda kebiru-biruan, bertubuh
gemuk dan lunak, tertutup lapisan lilin keputih-putihan.
Telur-telurnya ditaruh di tepi daun, 2-3 butir bersama-sama,
warna merah muda. Kepompong berada di antara beberapa
daun atau di sebelah bawah daun. Ulat-ulat tersebut
sangat rakus memakan daun.
Pengendalian:
dengan cara mengumpulkan telur, ulat, dan kepompong
untuk dimusnahkan. |
2. |
Kutu perisai hijau
Ciri: panjang kutu 3-5 mm, warna
hijau (kadang agak kemerahan). Melekat pada bagian-bagian
pohon yang hijau dan di bagian bawah daun. Menyebabkan
terjadinya cendawan hitam seperti jelaga.
Pengendalian:
cara alami dimakan oleh beberapa macam kepik (merah tua,
panjang 5 mm dan biru panjang 6 mm) dan ulat (warna merah
muda, panjang 13 mm). Kutu ini di musim penghujan bisa
musnah oleh serangan beberapa macam cendawan. |
3. |
Keluang dan codot
Pengendalian: buah-buahan yang hampir
tua dibungkus kantong kertas/kain-kain bekas. |
4. |
Pasilan atau benalu
Pengendalian: dibuang dan dibersihkan. |
5) |
Lalat buah (dacus pedestris)
Buah dan daun yang terserang oleh ulat ini. Lalat ini
meletakkan telurnya pada daging buah, sehingga setelah
menetas larvanya memakan buah jambu air.
Pengendalian: dengan insektisida
Diazinon atau Bayrusil yang disemprotkan ke pohon, daun
dan buah yang masih pentil dengan dosis sesuai anjuran. |
6) |
Penggerek batang
Pengendalian:
dengan cara menyumbatkan kapas yang telah direndam insektisida
Diazinon atau Bayrusil kedalam lubang batang yang digerek. |
7) |
Ulat penggulung/pemakan daun
|
|
7.2. |
Penyakit
1. |
Gangguan pada akar
Pemupukan yang kurang hati-hati pada jambu air yang
sedang berbuah dapat menyebabkan akar tanaman luka,
maka bunga atau buah jambu air bisa rontok. Semua ini
terjadi karena tanaman tidak mendapat suplai air dan
zat makanan sebagaimana mestinya akibat rusaknya akar
tersebut. Selain itu tanah yang berlebihan supali air
juga dapat merontokkan bunga/buah, sebab sebab air yang
menggenang membuat akar susah bernafas dan mengundang
cendawan yang bisamembusukkan akar.
|
2. |
Kanker bercak
Penyebab: Pythium palvimora, terutama
menyerang bagian kulit batang dan kayu. Penyebaran oleh
spora sembara bersamaan dengan butir-butir tanah atau
bahan organik yang tersangkut air. Penyebaran penyakit
ini dipacu oleh curah hujan yang tinggi dalam cuaca kering.
Jamur dapat tumbuh dengan baik pada suhu antara 12-35
derajat C.
Gejala:
kulit batang durian yang terserang mengeluarkan blendok
(gum) yang gelap; jaringan kulit berubah menjadi merah
kelam, coklat tua atau hitam; bagian yang sakit dapat
meluas ke dalam sampai ke kayu; daun-daun rontok dan ranting-ranting
muda dari ujung mulai mati.
Pengendalian:
1) |
perbaikan drainase agar air hujan tidak mengalir
dipermukaan tanah dan untuk
batang yang sakit; |
2) |
dilakukan dengan cara memotong kulit yang sakit
sampai ke kayunya yang sehat dan potongan tanaman
yang sakit harus dibakar,
sedangkan bagian yang terluka diolesi fungisida,
misalnya difolatan 4 F 3%. |
|
3. |
Gangguan pada buah
Penyebab:
ulat (lalat) buah dan sejenis cendawan yang mengakibatkan
buah rontok, busuk. Serangga ini langsung menyerang buah
dengan ciri noda berwarna kecoklatan atau kehitaman pada
permukaan buah. Pengendalian:
1) |
cara membungkus buah sewaktu masih dipohon |
2) |
dengan penyemprotan insektisida thioda (2-3 cc/liter
air) dan fungisida dithane (3 cc/liter air) |
|
|
|
8. |
P A N E N |
|
8.1. |
Ciri dan Umur Panen
Tanaman jambu air dapat berbuah setelah berumur 3-4 tahun, berbunga
sebanyak 2 kali dalam setahun (Juli dan September) dan buahnya
masak pada Agustus dan Nopember. Ciri-ciri buah yang dapat dipanen
dinilai dari tingkat kematangan berdasarkan warna kulit buah,
yaitu hijau muda, hijau tua, hijau sedikit merah hijaumerah
dan merah hijau. Keadaan fisik buah juga menjadi kriteria dalam
panen yaitu semakin terlihat matang buah yang nampak, maka semakin
merah warna kulitnya dan makin besar pula ukuran fisiknya. |
8.2. |
Cara Panen
Buah dipetik dari rangkaiaanya dengan hati hati jangan sampai
rusak, apalagi jatuh. |
8.3. |
Periode Panen
Masa berbuah jambu air bisa lebih dari 1 kali dalam setahun,
tergantung pada keadaan lingkungan. |
8.3. |
Prakiraan Produksi
Buah jambu air jenis merah–hijau dapat dipanen bila warna
merah pada buah jambu lebih banyak dari pada warna hijaunya,
Pada saat tersebut nisbah TPT/asam dan Vitamin C-nya masing-masing
adalah 80,8 dan 48 kg/100 gram |
|
9. |
PASCA PANEN |
|
9.1. |
Pengumpulan
Buah hasil panen dikumpulkan dimasukan kedalam keranjang plastik
dan disimpan sementara di ruangan yang sejuk. Buah dari jenis
yang berbeda tidak disatukan dengan jenis yang lain. |
9.2. |
Penyortiran dan Penggolongan
Pisahkan buah yang cacat dari yang baik, kemudian klasifikasikan
buah berdasarkan ukurannya. Buah dicuci bersih dengan air mengalir
atau dialiri air kemudian ditiriskan di rak pengeringan. |
9.3. |
Penyimpanan
Buah yang telah dikemas disimpan di daerah yang teduh kering
dan sejuk. |
9.4. |
Pengemasan dan Pengangkutan
Buah dikemas dalam keranjang plastik dan disusun rapi agar tidak
berpindah tempat selama dalam pengangkutan. Sebaiknya bauh disimpan
dalam cold storage jika tidak langsung diangkut ke pasar. |
|
10. |
ANALISIS EKONOMI BUDIDAYA TANAMAN |
|
10.1. |
Analisis Usaha Budidaya
Perkiraan analisis budidaya jambu air seluas 1 hektar dengan
jarak tanam 8 x 8 m, populasi 156 pohon di Jawa Barat pada tahun
1999.
1) Biaya produksi tahun ke-1
1) |
Sewa Lahan |
Rp. 30.000.000,- |
2) |
Bibit 160 batang @ Rp. 3.000,- |
Rp. 480.000,- |
3) |
Pupuk
- Pupuk kandang 6 ton @ Rp. 150.000,-/ton
- Urea 25 kg @ Rp. 1.500,-
- SP-36 25 kg @ Rp.1.900,-
- KCl 25 kg @ Rp. 1.800,- |
Rp. 900.000,-
Rp. 37.500,-
Rp. 47.500,-
Rp. 45.000,- |
4) |
Pestisida 4 liter |
Rp. 625.000,- |
5) |
Tenaga kerja
- Lubang tanam, ajir 15 HKP @ Rp. 7.500,-
- Beri pupuk 5HKP + 10 HKW @ Rp. 5.000,-
- Tanam 5 HKP + 6 HKW
- Pemeliharaan 40 HKP+20 HKW |
Rp. 112.500,-
Rp. 87.500,-
Rp. 67.500,-
Rp. 400.000,- |
2) Biaya produksi tahun ke-2 s.d. ke-4
1) |
Pupuk
- Pupuk kandang 10 ton @ Rp. 150.000,-
- Urea 75 kg @ Rp. 1.500,-
- SP-36 50 kg @ Rp.1.900,-
- KCl 50 kg @ Rp.1.800,- |
Rp. 1.500.000,-
Rp. 112.500,-
Rp. 95.000,-
Rp. 90.500,- |
2) |
Pestisida 5 liter |
Rp. 781.250,- |
3) |
Tenaga kerja
- Tenaga pemeliharaan 50 HKP+50 HKW |
Rp. 625.000,- |
4) |
Alat |
Rp. 600.000,- |
3) Biaya produksi tahun ke-5 s.d. ke-15
1) |
Pupuk
- Pupuk kandang 24 ton @ Rp. 150.000,-
- Urea 125 kg @ Rp. 1.500,-
- SP-36 300 kg @ Rp.1.900,-
- KCl 150 kg @ Rp. 1.800,-
|
Rp. 3.600.000,-
Rp. 187.500,-
Rp. 570.000,-
Rp. 270.000,- |
2) |
Pestisida 7 liter
|
Rp. 1.093.750,- |
3) |
Alat
|
Rp. 450.000,- |
4) |
Tenaga kerja
- Pemeliharaan 50 HKP + 60 HKW
- Panen & pasca panen 40 HKP + 50 HKW |
Rp. 675.000,-
Rp. 550.000,- |
Jumlah biaya produksi dalam 15 tahun Rp. 125.574.000,-
4) |
Pendapatan dari hasil produksi
(15 tahun) : 73,32 ton |
Rp. 219.960.000,- |
5) |
Keuntungan bersih 15 tahun |
Rp. 94.386.000,- |
6) |
Parameter kelayakan usaha
1. B/C rasio |
= 1,752 |
Panen dimulai pada tahun ke 5 dan keuntungan mulai diraih pada
tahun ke enam.
|
10.2. |
Gambaran Peluang Agribisnis
Prospek komoditi jambu air cukup cerah, sebab permintaan terhadap
komoditi ini terus meningkat dari tahun ke tahun. Hanya dalam
membudidayakan tanaman jambu air perlu memilih jenis yang tepat,
yakni yang banyak digemari masyarakat, seperti cincalo. |
|
11. |
STANDAR PRODUKSI |
|
11.1. |
Ruang Lingkup
Standar produksi ini meliputi: syarat mutu, cara pengujian mutu,
cara pengambilan contoh dan cara pengemasan. |
11.2. |
Diskripsi
--- |
11.3. |
Klasifikasi dan Standar Mutu
--- |
11.4. |
Pengambilan Contoh
Contoh diambil secara acak dari jumlah kemasan seperti terlihat
di bawah ini. Dari setiap kemasan diambil contoh sebanyak 20
buah dari bagian atas, tengah dan bawah. Contoh tersebut diacak
bertingkat (startified random sampling) sampai diperoleh minimum
20 buah untuk dianalisis.
a) |
Jumlah kemasan dalam partai (lot) sampai dengan 100,
contoh yang diambil 5. |
b) |
Jumlah kemasan dalam partai (lot) 101 sampai dengan
300, contoh yang diambil 7. |
c) |
Jumlah kemasan dalam partai (lot) 301-500, contoh yang
diambil 9. |
d) |
Jumlah kemasan dalam partai (lot) 501-1000, contoh yang
diambil 10. |
e) |
Jumlah kemasan dalam partai (lot) lebih dari 1000, contoh
yang diambil 15 (minimum). |
Petugas pengambil contoh harus memenuhi syarat yaitu orang yang
berpengalaman atau dilatih lebih dahulu dan mempunyai ikatan
dengan badan hukum. |
11.5 |
Pengemasan
Jambu air dikemas dengan peti kayu/bahan lain yang sesuai
dengan berat bersih maksimum 30 kg. Dibagian luar kemasan
diberi label yang bertuliskan antara lain: nama barang, golongan
ukuran, jenis mutu, nama/kode perusahaan, berat bersih, negara/tempat
tujuan, hasil Indonesia, daerah asal.
|
|
12. |
DAFTAR PUSTAKA |
|
1. |
Sarwono B. (1990). Jenis-jenis Jambu Air Top.
Jakarta, Trubus. |
2. |
Guntur, Henny. (1985). Jambu Baron. Jakarta, Asri. |
3. |
Kanisius, Aksi agraris. (1980). Bertanam Pohon Buah-buahan
I. |
4. |
Yayasan Kanisius, Yogyakarta.(1987). Bertanam Jambu Air. Jakarta,
Trubus. |
|