1. |
SEJARAH SINGKAT |
|
Tanaman jeruk adalah tanaman buah tahunan
yang berasal dari Asia. Cina dipercaya sebagai tempat pertama kali
jeruk tumbuh. Sejak ratusan tahun yang lalu, jeruk sudah tumbuh di
Indonesia baik secara alami atau dibudidayakan. Tanaman jeruk yang
ada di Indonesia adalah peninggalan orang Belanda yang mendatangkan
jeruk manis dan keprok dari Amerika dan Itali. |
2. |
JENIS TANAMAN |
|
Klasifikasi botani tanaman jeruk adalah sebagai berikut:
Divisi |
: Spermatophyta |
Sub Divisi |
: Angiospermae |
Kelas |
: Dicotyledonae |
Ordo |
: Rutales |
Keluarga |
: Rutaceae |
Genus |
: Citrus |
Species |
: Citrus sp. |
Jenis jeruk lokal yang dibudidayakan di Indonesia adalah jeruk
Keprok (Citrus reticulata/nobilis L.), jeruk Siem (C.
microcarpa L. dan C.sinensis. L) yang terdiri atas Siem Pontianak,
Siem Garut, Siem Lumajang, jeruk manis (C. auranticum L. dan
C.sinensis L.), jeruk sitrun/lemon (C. medica), jeruk
besar (C.maxima Herr.) yang terdiri atas jeruk Nambangan-Madium
dan Bali. Jeruk untuk bumbu masakan yang terdiri atas jeruk nipis
(C. aurantifolia), jeruk Purut (C. hystrix) dan
jeruk sambal (C. hystix ABC).
Jeruk varietas introduksi yang banyak ditanam adalah varitas Lemon
dan Grapefruit. Sedangkan varitas lokal adalah jeruk siem, jeruk
baby, keprok medan, bali, nipis dan purut.
|
3. |
MANFAAT TANAMAN |
|
1) |
Manfaat tanaman jeruk sebagai makanan buah segar
atau makanan olahan, dimana kandungan vitamin C yang tinggi. |
2) |
Di Beberapa negara telah diproduksi minyak dari
kulit dan biji jeruk, gula tetes, alkohol dan pektin dari buah
jeruk yang terbuang. Minyak kulit jeruk dipakai untuk membuat
minyak wangi, sabun wangi, esens minuman dan untuk campuran
kue. |
3) |
Beberapa jenis jeruk seperti jeruk nipis dimanfaatkan
sebagai obat tradisional penurun panas, pereda nyeri saluran
napas bagian atas dan penyembuh radang mata. |
|
4. |
SENTRA PENANAMAN |
|
Sentra jeruk di Indonesia tersebar meliputi: Garut
(Jawa Barat), Tawangmangu (Jawa Tengah), Batu (Jawa Timur), Tejakula
(Bali), Selayar (Sulawesi Selatan), Pontianak (Kalimantan Barat) dan
Medan (Sumatera Utara). Karena adanya serangan virus CVPD (Citrus
Vein Phloen Degeneration), beberapa sentra penanaman mengalami penurunan
produksi yang diperparah lagi oleh sistem monopoli tata niaga jeruk
yang saat ini tidak berlaku lagi. |
5. |
SYARAT TUMBUH |
|
5.1. |
Iklim
1. |
Kecepatan angin yang lebih dari 40-48%
akan merontokkan bunga dan buah. Untuk daerah yang intensitas
dan kecepatan anginnya tinggi tanaman penahan angin
lebih baik ditanam berderet tegak lurus dengan arah
angin. |
2. |
Tergantung pada spesiesnya, jeruk memerlukan
5-6, 6-7 atau 9 bulan basah (musim hujan). Bulan basah
ini diperlukan untuk perkembangan bunga dan buah agar
tanahnya tetap lembab. Di Indonesia tanaman ini sangat
memerlukan air yang cukup terutama di bulan Juli-Agustus. |
3. |
Temperatur optimal antara 25-30 derajat
C namun ada yang masih dapat tumbuh normal pada 38 derajat
C. Jeruk Keprok memerlukan temperatur 20 derajat C. |
4. |
Semua jenis jeruk tidak menyukai tempat
yang terlindung dari sinar matahari. |
5. |
Kelembaban optimum untuk pertumbuhan tanaman
ini sekitar 70-80%. |
|
5.2. |
Media Tanam
1. |
Tanah yang baik adalah lempung sampai
lempung berpasir dengan fraksi liat 7- 27%, debu 25-50%
dan pasir < 50%, cukup humus, tata air dan udara
baik. |
2. |
Jenis tanah Andosol dan Latosol sangat cocok
untuk budidaya jeruk. |
3. |
Derajat keasaman tanah (pH tanah) yang cocok
untuk budidaya jeruk adalah 5,5– 6,5 dengan pH optimum
6. |
4. |
Air tanah yang optimal berada pada kedalaman
150–200 cm di bawah permukaan tanah. Pada musim
kemarau 150 cm dan pada musim hujan 50 cm. Tanaman jeruk
menyukai air yang mengandung garam sekitar 10%. |
5. |
Tanaman jeruk dapat tumbuh dengan baik di
daerah yang memiliki kemiringan sekitar 30°. |
|
5.3. |
Ketinggian Tempat
Tinggi tempat dimana jeruk dapat dibudidayakan bervariasi dari
dataran rendah
sampai tinggi tergantung pada spesies:
1. |
Jenis Keprok Madura, Keprok Tejakula: 1–900
m dpl. |
2. |
Jenis Keprok Batu 55, Keprok Garut: 700-1.200
m dpl. |
3. |
Jenis Manis Punten, Waturejo, WNO, VLO:
300–800 m dpl. |
4. |
Jenis Siem: 1–700 m dpl. |
5. |
Jenis Besar Nambangan-Madiun, Bali, Gulung:
1–700 m dpl. |
6. |
Jenis Jepun Kasturi, Kumkuat: 1-1.000 m
dpl. |
7. |
Jenis Purut: 1–400 m dpl. |
|
|
6. |
PEDOMAN BUDIDAYA |
|
6.1. |
Pembibitan
- Persyaratan Benih
Bibit jeruk yang biasa ditanam berasal dari perbanyakan
vegetatif berupa penyambungan tunas pucuk. Bibit yang
baik adalah yang bebas penyakit, mirip dengan induknya
(true to type), subur, berdiameter batang 2-3 cm,
permukaan batang halus, akar serabut banyak, akar
tunggang berukuran sedang dan memiliki sertifikasi
penangkaran bibit.
- Penyiapan Benih
Bibit yang biasa digunakan untuk budidaya jeruk didapatkan
dengan cara generatif dan vegetatif.
- Teknik Penyemaian Bibit
a) |
Cara generatif
Biji diambil dari buah dengan cara memeras buah
yang telah dipotong. Biji dikeringanginkan di
tempat yang tidak disinari selama 2-3 hari hingga
lendirnya hilang.
Areal persemaian memiliki tanah yang subur.
Tanah diolah sedalam 30-4- cm dan dibuat petakan
persemaian berukuran 1,15-1,20 m membujur dari
utara ke selatan. Jarak petakan 0,5-1 m. Sebelum
ditanami, tambahkan pupuk kandang 1 kg/m2.
Biji ditanam dalam alur dengan jarak tanam 1-1,5
x 2 cm dan langsung disiram. Setelah tanam,
persemaian diberi atap. Bibit dipindahtanam
ke dalam polibag 15 x 35 cm setelah tingginya
20 cm pada umur 3-5 bulan. Media tumbuh dalam
polibag adalah campuran pupuk kandang dan sekam
(2:1) atau pupuk kandang, sekam, pasir (1:1:1).
|
b) |
Cara Vegetatif
Metode yang lazim dilakukan adalah penyambungan
tunas pucuk dan penempelan mata tempel. Untuk
kedua cara ini perlu dipersiapkan batang bawah
(onderstam/rootstock) yang dipilih dari jenis
jeruk dengan perakaran kuat dan luas, daya adaptasi
lingkungan tinggi, tahan kekeringan, tahan/toleran
terhadap penyakit virus, busuk akar dan nematoda.
Varietas batang bawah yang biasa digunakan oleh
penangkar adalah Japanese citroen, Rough lemon,
Cleopatra, Troyer Citrange dan Carizzo citrange. |
|
|
6.2. |
Pengolahan Media Tanam
Tanaman jeruk ditanam di tegalan tanah sawah/di lahan berlereng.
Jika ditanam di suatu bukit perlu dibuat sengkedan/teras. Lahan
yang akan ditamani dibersihkan dari tanaman lain atau sisa-sisa
tanaman. Jarak tanam bervariasi untuk setiap jenis jeruk dapat
dilihat pada data berikut ini:
1) Keprok dan Siem |
: jarak tanam 5 x 5 m |
2) Manis |
: jarak tanam 7 x 7 m |
3) Sitrun (Citroen) |
: jarak tanam 6 x 7 m |
4) Nipis |
: jarak tanam 4 x 4 m |
5) Grape fruit |
: jarak tanam 8 x 8 m |
6) Besar |
: jarak tanam (10-12) x (10-12) m |
Lubang tanam hanya dibuat pada tanah yang belum diolah dan dibuat
2 minggu sebelum tanah. Tanah bagian dalam dipisahkan dengan
tanah dari lapisan atas tanah (25 cm). Tanah berasal dari lapisan
atas dicampur dengan 20 kg pupuk kandang. Setelah penanaman
tanah dikembalikan lagi ke tempat asalnya. Bedengan (guludan)
berukuran 1 x 1 x 1 m hanya dibuat jika jeruk ditanam di tanah
sawah.
|
6.3. |
Teknik Penanaman
Bibit jeruk dapat ditanam pada musim hujan atau musim kemarau
jika tersedia air untuk menyirami, tetapi sebaiknya ditanam
diawal musim hujan. Sebelum ditanam, perlu dilakukan:
1) Pengurangan daun dan cabang yang berlebihan.
2) Pengurangan akar.
3) Pengaturan posisi akar agar jangan ada yang terlipat.
Setelah bibit ditaman, siram secukupnya dan diberi mulsa jerami,
daun kelapa atau daun-daun yang bebas penyakit di sekitarnya.
Letakkan mulsa sedemikian rupa agar tidak menyentuh batang untuk
menghindari kebusukan batang.
Sebelum tanaman berproduksi dan tajuknya saling menaungi, dapat
ditanam tanaman sela baik kacang-kacangan/sayuran. Setelah tajuk
saling menutupi, tanaman sela diganti oleh rumput/tanaman legum
penutup tanah yang sekaligus berfungsi sebagai penambah nitrogen
bagi tanaman jeruk.
|
6.4. |
Pemeliharaan Tanaman
- Penyulaman
Dilakukan pada tanaman yang tidak tumbuh.
- Penyiangan
Gulma dibersihkan sesuai dengan frekuensi pertumbuhannya,
pada saat pemupukan juga dilakukan penyiangan.
- Pembubunan
Jika ditanam di tanah berlereng, perlu diperhatikan
apakah ada tanah di sekitar perakaran yang tererosi.
Penambahan tanah perlu dilakukan jika pangkal akar
sudah mulai terlihat.
- Pemangkasan
Pemangkasan bertujuan untuk membentuk tajuk pohon
dan menghilangkan cabang yang sakit, kering dan tidak
produktif/tidak diinginkan. Dari tunas-tunas awal
yang tumbuh biarkan 3-4 tunas pada jarak seragam yang
kelak akan membentuk tajuk pohon. Pada pertumbuhan
selanjutnya, setiap cabang memiliki 3-4 ranting atau
kelipatannya.
Bekas luka pangkasan ditutup dengan fungisida atau
lilin untuk mencegah penyakit. Sebaiknya celupkan
dulu gunting pangkas ke dalam Klorox/alkohol. Ranting
yang sakit dibakar atau dikubur dalam tanah.
- Pemupukan
Pemberian jenis pupuk dan dosis (gram/tanaman) setelah
penanaman adalah sebagai berikut:
a) 1 bulan |
: |
Urea=100; ZA=200;
TSP=25; ZK=100; Dolomit=20; P.kandang=20 kg/tan. |
b) 2 bulan |
: |
Urea=200; ZA=400; TSP=50; ZK=200;
Dolomit=40; P.kandang=40 kg/tan. |
c) 3 bulan |
: |
Urea=300; ZA=600; TSP=75; ZK=300;
Dolomit=60; P.kandang=60 kg/tan. |
d) 4 bulan |
: |
Urea=400; ZA=800; TSP=100; ZK=400;
Dolomit=80; P.kandang=80 kg/tan. |
e) 5 bulan |
: |
Urea=500; ZA=1000; TSP=125; ZK=500;
Dolomit=100; P.kandang=100 kg/tan. |
f) 6 bulan |
: |
Urea=600; ZA=1200; TSP=150; ZK=600;
Dolomit=120; P.kandang=120 kg/tan. |
g) 7 bulan |
: |
Urea=700; ZA=1400; TSP=175; ZK=700;
Dolomit=140; P.kandang=140 kg/tan.; |
h) 8 bulan |
: |
Urea=800; ZA=1600; TSP=200; ZK=800;
Dolomit=160; P.kandang=160 kg/tan. |
i) >8 bulan |
: |
Urea >1000; ZA=2000; TSP=200;
ZK=800; Dolomit=200; P.kandang=200 kg/tan. |
- Pengairan dan Penyiraman
Penyiraman jangan menggenangi batang akar. Tanaman
diairi sedikitnya satu kali dalam seminggu pada musim
kemarau. Jika air kurang tersedia, tanah di sekitar
tanaman digemburkan dan ditutup mulsa.
- Penjarangan Buah
Pada tahun di mana pohon jeruk berbuah lebat, perlu
dilakukan penjarangan supaya pohon mampu mendukung
pertumbuhan dan bobot buah serta kualitas buah terjaga.
Buah yang dibuang meliputi buah yang sakit, yang tidak
terkena sinar matahari (di dalam kerimbunan daun)
dan kelebihan buah di dalam satu tangkai. Hilangkan
buah di ujung kelompok buah dalam satu tangkai utama
terdapat dan sisakan hanya 2-3 buah.
|
|
|
7. |
HAMA DAN PENYAKIT |
|
7.1. |
Hama
1. |
Kutu loncat (Diaphorina
citri.)
Bagian yang diserang adalah tangkai, kuncup daun, tunas,
daun muda.
Gejala:
tunas keriting, tanaman mati.
Pengendalian:
menggunakan insektisida bahan aktif dimethoate (Roxion
40 EC, Rogor 40 EC), Monocrotophos (Azodrin 60 WSC)
dan endosulfan (Thiodan 3G, 35 EC dan Dekasulfan 350
EC). Penyemprotan dilakukan menjelang dan saat bertunas,
Selain itu buang bagian yang terserang. |
2. |
Kutu daun (Toxoptera citridus
aurantii, Aphis gossypii.)
Bagian yang diserang adalah tunas muda dan bunga.
Gejala:
daun menggulung dan membekas sampai daun dewasa.
Pengendalian:
menggunakan insektisida dengan bahan aktif Methidathion
(Supracide 40 EC), Dimethoate (Perfecthion, Rogor 40 EC,
Cygon), Diazinon (Basudin 60 EC), Phosphamidon (Dimecron
50 SCW), Malathion (Gisonthion 50 EC). |
3. |
Ulat peliang daun (Phyllocnistis
citrella.)
Bagian yang diserang adalah daun muda. Gejala:
alur melingkar transparan atau keperakan, tunas/daun muda
mengkerut, menggulung, rontok. Pengendalian:
semprotkan insektisida dengan bahan aktif Methidathion
(Supracide 40 EC, Basudin 60 EC), Malathion (Gisonthion
50 EC, 50 WP)< Diazinon (Basazinon 45/30 EC). Kemudian
daun dipetik dan dibenamkan dalam tanah. |
4. |
Tungau (Tenuipalsus sp. , Eriophyes
sheldoni Tetranychus sp)
Bagian yang diserang adalah tangkai, daun dan buah.
Gejala:
bercak keperakperakan atau coklat pada buah dan bercak
kuning atau coklat pada daun.
Pengendalian:
semprotkan insektisida Propargite (Omite), Cyhexation
(Plictran), Dicofol (Kelthane), Oxythioquimox (Morestan
25 WP, Dicarbam 50 WP). |
5) |
Penggerek buah (Citripestis
sagittiferella.)
Bagian yang diserang adalah buah.
Gejala:
lubang yang mengeluarkan getah.
Pengendalian:
memetik buah yang terinfeksi kemudian menggunakan insektisida
Methomyl (Lannate 25 WP, Nudrin 24 WSC), Methidathion
(Supracide 40 EC)
yang disemprotkan pada buah berumur 2-5 minggu. |
6) |
Kutu penghisap daun (Helopeltis antonii.)
Bagian yang diserang Helopeltis antonii.
Gejala:
bercak coklat kehitaman dengan
pusat berwarna lebih terang pada tunas dan buah muda,
bercak disertai keluarnya cairan
buah yang menjadi nekrosis.
Pengendalian:
semprotkan insektisida Fenitrotionmothion (Sumicidine
50 EC), Fenithion (Lebaycid), Metamidofos (Tamaron), Methomil
(Lannate 25 WP). |
7) |
Ulat penggerek bunga dan puru
buah (Prays sp.)
Bagian yang diserang adalah kuncup bunga
jeruk manis atau jeruk bes.
Gejala:
bekas lubang-lubang bergaris tengah 0,3-0,5 cm, bunga
mudah rontok, buah muda gugur sebelum tua.
Pengendalian:
gunakan insektisida dengan bahan aktif Methomyl (Lannate
25 WP) dan Methidathion (Supracide 40 EC). Kemudian buang
bagian yang diserang. |
8) |
Thrips (Scirtotfrips citri.)
Bagian yang diserang adalah tangkai dan daun muda.
Gejala:
helai daun menebal, tepi daun menggulung ke atas, daun
di ujung tunas menjadi hitam, kering dan gugur, bekas
luka berwarna coklat keabu-abuan kadang-kadang disertai
nekrotis.
Pengendalian:
menjaga agar tajuk tanaman tidak terlalu rapat dan sinar
matahari measuk ke bagian tajuk, hindari memakai mulsa
jerami. Kemudian gunakan insektisida berbahan aktif Difocol
(Kelthane) atau Z-Propargite (Omite) pada masa bertunas. |
9) |
Kutu dompolon (Planococcus citri.)
Bagian yang diserang adalah tangkai buah.
Gejala:
berkas berwarna kuning,
mengering dan buah gugur.
Pengendalian:
gunakan insektisda Methomyl (Lannate 25 WP), Triazophos
(Fostathion 40 EC), Carbaryl (Sevin 85 S), Methidathion
(Supracide 40 EC). Kemudian cegah datangnya semut yang
dapat memindahkan kutu. |
10) |
Lalat buah (Dacus sp.)
Bagian yang diserang adalah buah yang hampir masak.
Gejala:
lubang kecil di bagian tengah, buah gugur, belatung kecil
di bagian dalam buah.
Pengendalian:
gunakan insektisida Fenthion (Lebaycid 550 EC), Dimethoathe
(Roxion 40 EC, Rogor 40 EC) dicampur dengan Feromon Methyl-Eugenol
atau protein Hydrolisate. |
11) |
Kutu sisik (Lepidosaphes beckii
Unaspis citri.)
Bagian yang diserang daun, buah dan tangkai.
Gejala:
daun berwarna kuning, bercak khlorotis dan gugur daun.
Pada gejala serangan berat terlihat ranting dan cabang
kering dan kulit retak buah gugur.
Pengendalian:
gunakan pestisida Diazinon (Basudin 60 EC, 10 G, Basazinon
45/30 EC), Phosphamidon (Dimecron 50 SCW), Dichlorophos
(Nogos 50 EC), Methidhation (Supracide 40 EC). |
12) |
Kumbang belalai (Maeuterpes
dentipes.)
Bagian yang diserang adalah daun tua pada ranting atau
dahan bagian bawah.
Gejala:
daun gugur, ranting muda kadang-kadang mati.
Pengendalian:
perbaiki sanitasi kebun, kurangi kelembaban perakaran.
Kemudian gunakan insektisida Carbaryl (Sevin 85 S) dan
Diazinon (Basudin 60 EC, 10 G). |
|
7.2. |
Penyakit
1. |
CVPD
Penyebab:
Bacterium like organism dengan vektor kutu loncat Diaphorina
citri. Bagian yang diserang: silinder pusat (phloem)
batang.
Gejala:
daun sempit, kecil, lancip, buah kecil, asam, biji rusak
dan pangkal buah oranye.
Pengendalian:
gunakan tanaman sehat dan bebas CVPD. Selain itu penempatan
lokasi kebun minimal 5 km dari kebun jeruk yang terserang
CVPD. Gunakan insektisida untuk vektor dan perhatikan
sanitasi kebun yang baik.
|
2. |
Tristeza
Penyebab:
virus Citrus tristeza dengan vektor Toxoptera. Bagian
yang diserang jeruk manis, nipis, besar dan batang bawah
jeruk Japanese citroen.
Gejala:
lekuk batang , daun kaku pemucatan, vena daun, pertumbuhan
terhambat.
Pengendalian:
perhatikan sanitasi kebun, memusnahkan tanaman yang terserang,
kemudian kendalikan vektor dengan insektisida Supracide
atau Cascade. |
3. |
Woody gall (Vein Enation)
Penyebab:
virus Citrus Vein Enation dengan vektor Toxoptera citridus,
Aphis gossypii. Bagian yang diserang: Jeruk nipis, manis,
siem, Rough lemon dan Sour Orange.
Gejala:
Tonjolan tidak teratur yang tersebar pada tulang daun
di permukaan daun.
Pengendalian:
gunaan mata tempel bebas virus dan perhatikan sanitasi
lingkungan. |
4. |
Blendok
Penyebab:
jamur Diplodia natalensis. Bagian yang diserang adalah
batang atau cabang.
Gejala:
kulit ketiak cabang menghasilkan gom yang menarik perhatian
kumbang, warna kayu jadi keabu-abuan, kulit kering dan
mengelupas.
Pengendalian:
pemotongan cabang terinfeksi, bekas potongan diberi karbolineum
atau fungisida Cu. dan fungisida Benomyl 2 kali dalam
setahun. |
5. |
Embun tepung
Penyebab:
jamur Odidium tingitanium. Bagian yang diserang adalah
daun dan tangkai muda.
Gejala:
tepung berwarna putih di daun dan tangkai muda.
Pengendalian:
gunakan fungisida Pyrazophos (Afugan) dan Bupirimate (Nimrot
25 EC). |
6. |
Kudis
Penyebab:
jamur Sphaceloma fawcetti. Bagian yang diserang adalah
daun, tangkai atau buah.
Gejala:
bercak kecil jernih yang berubah menjadi gabus berwarna
kuning atau oranye.
Pengendalian:
pemangkasan teratur. Kemudian gunakan Fungisida Dithiocarbamate
/Benomyl (Benlate). |
7. |
Busuk buah
Penyebab:
Penicillium spp. Phytophtora citriphora, Botryodiplodia
theobromae. Bagian yang diserang adalah buah.
Gejala:
terdapat tepung-tepung padat berwarna hijau kebiruan pada
permukaan kulit.
Pengendalian:
hindari kerusakan mekanis, celupkan buah ke dalam air
panas/fungisida benpmyl, pelilinan buah dan pemangkasan
bagian bawah pohon. |
8. |
Busuk akar dan pangkal batang
Penyebab:
jamur Phyrophthoranicotianae. Bagian yang diserang adalah
akar dan pangkal batang serta daun di bagian ujung dahan
berwarna kuning.
Gejala:
tunas tidak segar, tanaman kering.
Pengendalian:
pengolahan dan pengairan yang baik, sterilisasi tanah
pada waktu penanaman, buat tinggi tempelan minimum 20
cm dari permukaan tanah. |
9. |
Buah gugur prematur
Penyebab:
jamur Fusarium sp. Colletotrichum sp. Alternaria sp. Bagian
yang diserang: buah dan bunga
Gejala:
dua-empat minggu sebelum panen buah gugur.
Pengendalian:
Fungisida Benomyl (Benlate) atau Caprafol. |
10. |
Jamur upas
Penyebab:
Upasia salmonicolor. Bagian yang diserang adalah batang.
Gejala:
retakan melintang pada batang dan keluarnya gom, batang
kering dan sulit dikelupas.
Pengendalian:
kulit yang terinfeksi dikelupas dan disaput fungisida
carbolineum. Kemudian potong cabang yang terinfeksi. |
11. |
Kanker
Penyebab:
bakteri Xanthomonas campestris Cv. Citri. Bagian yang
diserang adalah daun, tangkai, buah.
Gejala:
bercak kecil berwarna hijau-gelap atau kuning di sepanjang
tepi, luka membesar dan tampak seperti gabus pecah
dengan diameter 3-5 mm.
Pengendalian:
Fungisida Cu seperti Bubur Bordeaux, Copper oxychlorida.
Selain itu untuk mencegah serangan ulat peliang daun
adalah dengan mencelupkan mata tempel ke dalam 1.000 ppm
Streptomycin selama 1 jam. |
|
|
8. |
P A N E N |
|
8.1. |
Ciri dan Umur Panen
Buah jeruk dipanen pada saat masak optimal, biasanya berumur
antara 28–36 minggu, tergantung jenis/varietasnya. |
8.2. |
Cara Panen
Buah dipetik dengan menggunakan gunting pangkas. |
8.3. |
Perkiraan Produksi
Rata-rata tiap pohon dapat menghasilkan 300-400 buah per tahun,
kadang-kadang sampai 500 buah per tahun. Produksi jeruk di Indonesia
sekitar 5,1 ton/ha masih di bawah produksi di negara subtropis
yang dapat mencapai 40 ton/ha. |
|
9. |
PASCA PANEN |
|
9.1. |
Pengumpulan
Di kebun, buah dikumpulkan di tempat yang teduh dan bersih.
Pisahkan buah yang mutunya rendah, memar dan buang buah yang
rusak. Sortasi dilakukan berdasarkan diameter dan berat buah
yang biasanya terdiri atas 4 kelas. Kelas A adalah buah dengan
diameter dan berat terbesar sedangkan kelas D memiliki diameter
dan berat terkecil. |
9.2. |
Penyortiran dan Penggolongan
Setelah buah dipetik dan dikumpulkan, selanjutnya buah disortasi/dipisahkan
dari buah yang busuk. Kemudian buah jeruk digolongkan sesuai
dengan ukuran dan jenisnya. |
9.3. |
Penyimpanan
Untuk menyimpan buah jeruk, gunakan tempat yang sehat dan bersih
dengan temperatur ruangan 8-10 derajat C. |
9.4. |
Pengemasan
Sebelum pengiriman, buah dikemas di dalam keranjang bambu/kayu
tebal yang tidak terlalu berat untuk kebutuhan lokal dan kardus
untuk ekspor. Pengepakan jangan terlalu padat agar buah tidak
rusak. Buah disusun sedemikian rupa sehingga di antara buah
jeruk ada ruang udara bebas tetapi buah tidak dapat bergerak.
Wadah untuk mengemas jeruk berkapasitas 50-60 kg. |
|
10. |
ANALISIS EKONOMI BUDIDAYA TANAMAN |
|
10.1. |
Analisis Usaha Budidaya
Analisis budidaya jeruk manis (Jaffa) skala 1 hektar selama
masa tanam 6 tahun di daerah Batu (Malang) tahun 1999.
1) Biaya produksi
a) |
Sewa lahan 15 tahun @ Rp. 1.000.000,-
|
Rp. 15.000.000,- |
b) |
Bibit 400 tanaman @ Rp. 2.500,-
|
Rp. 100.000,- |
c) |
Pupuk kandang
- Tahun ke-1, 67 m3 @ Rp. 15.000,-
- Tahun ke-2, 83 m3 @ Rp. 15.000,-
- Tahun ke-3, 100 m3 @ Rp. 15.000,-
- Tahun ke-4, 125 m3 @ Rp. 15.000,-
- Tahun ke-5, 150 m3 @ Rp. 15.000,-
- Tahun ke-6, 175 m3 @ Rp. 15.000,-
|
Rp. 1.005.000,-
Rp. 1.245.000,-
Rp. 1.500.000,-
Rp. 1.875.000,-
Rp. 2.250.000,-
Rp. 2.625.000,- |
d) |
Pupuk Urea
- Tahun ke-1, 80 kg @ Rp. 1.410,-
- Tahun ke-2, 100 kg @ Rp. 1.410,-
- Tahun ke-3, 145 kg @ Rp. 1.410,-
- Tahun ke-4, 152 kg @ Rp. 1.410,-
- Tahun ke-5, 222 kg @ Rp. 1.410,-
- Tahun ke-6, 333 kg @ Rp. 1.410,-
|
Rp. 112.800,-
Rp. 141.000,-
Rp. 204.450,-
Rp. 214.320,-
Rp. 313.020,-
Rp. 469.530,- |
e) |
Pupuk SP 36
- Tahun ke-1, 65 kg @ Rp. 2.055,-
- Tahun ke-2, 85 kg @ Rp. 2.055,-
- Tahun ke-3, 100 kg @ Rp. 2.055,-
- Tahun ke-4, 100 kg @ Rp. 2.055,-
- Tahun ke-5, 111 kg @ Rp. 2.055,-
- Tahun ke-6, 166 kg @ Rp. 2.055,-
|
Rp. 133.575,-
Rp. 174.675,-
Rp. 205.500,-
Rp. 205.500,-
Rp. 228.105,-
Rp. 341.130,- |
f) |
Pupuk ZK
- Tahun ke-1, 26 kg @ Rp. 2.550,-
- Tahun ke-2, 50 kg @ Rp. 2.550,-
- Tahun ke-3, 73 kg @ Rp. 2.550,-
- Tahun ke-4, 152 kg @ Rp. 2.550,-
- Tahun ke-5, 333 kg @ Rp. 2.550,-
- Tahun ke-6, 500 kg @ Rp. 2.550,-
|
Rp. 66.300,-
Rp. 127.500,-
Rp. 186.150,-
Rp. 387.600,-
Rp. 849.150,-
Rp. 1.275.000,- |
g) |
Pupuk Daun
- Tahun ke-1: 3 liter @ Rp. 54.000,-
- Tahun ke-2: 6 liter @ Rp. 54.000,-
- Tahun ke-3: 8 liter @ Rp. 54.000,-
- Tahun ke-4: 10 liter @ Rp. 54.000,-
- Tahun ke-5: 10 liter @ Rp. 54.000,-
- Tahun ke-6: 10 liter @ Rp. 54.000,-
|
Rp. 162.000,-
Rp. 324.000,-
Rp. 432.000,-
Rp. 540.000,-
Rp. 540.000,-
Rp. 540.000,- |
h) |
Obat dan Pestisida (Antracol, Karathane,Nimrod, Dimecron,
dll)
- Tahun ke-1:
- Tahun ke-2:
- Tahun ke-3:
- Tahun ke-4:
- Tahun ke-5:
- Tahun ke-6:
|
Rp. 3.000.000,-
Rp. 4.400.000,-
Rp. 4.840.000,-
Rp. 5.668.000,-
Rp. 8.400.000,-
Rp. 11.104.000,- |
i) |
Peralatan
- Cangkul 20 buah @ Rp. 15.000,-
- Sprayer 3 buah @ Rp. 300.000,-
- Gunting pangkas 5 bh @ Rp. 50.000,-
|
Rp. 300.000,-
Rp. 900.000,-
Rp. 250.000,- |
j) |
j. Tenaga kerja :
-
|
Tenaga tetap 1 or, Rp. 960.000,-/th
|
-
|
Pengolahan lahan
Tahun ke-1: 15 HOK @ Rp. 5.000,-
Tahun ke-2-6: 40 HOK, Rp. 200.000/th |
-
|
Buat lubang tanam: 70 HOK @ Rp.5.000 |
-
|
Penanaman: 30 HOK @ Rp. 5.000,- |
-
|
Penyiangan: 20 HOK, Rp. 100.000/th |
-
|
Pemupukan
Tahun ke-1-2: 30 HOK, Rp. 150.000,-/th
Tahun ke-3: 40 HOK @ Rp. 5.000,-
Tahun ke-4: 50 HOK @ Rp. 5.000,-
Tahun ke 5: 65 HOK @ Rp. 5.000,-
Tahun ke-6: 75 HOK @ Rp. 5.000,- |
-
|
Pengendalaian HPT
Tahun ke-1: 24 HOK @ Rp. 5.000,-
Tahun ke-2: 36 HOK @ Rp. 5.000,-
Tahun ke-3: 48 HOK @ Rp. 5.000,- |
-
|
Penyemprotan Hama
Tahun Ke-1: 50 Hok @ Rp. 5.000,-
Tahun ke-2: 65 HOK @ Rp. 5.000,-
Tahun ke-3: 60 HOK @ Rp. 5.000,- |
-
|
Penyemprotan penyakit
Tahun ke-1: 20 HOK @ Rp. 5.000,-
Tahun ke-2: 30 HOK @ Rp. 5.000,-
Tahun ke-3: 30 HOK @ Rp. 5.000,- |
-
|
Penyabutan batang
Tahun ke-2: 16 HOK @ Rp. 5.000,-
Tahun ke-3: 20 HOK @ Rp. 5.000,-
Tahun ke-4: 30 HOK @ Rp. 5.000,-
Tahun ke-5: 50 HOK @ Rp. 5.000,-
Tahun ke-6: 50 HOK @ Rp. 5.000,- |
-
|
Pengairan
Tahun ke-1-3: 30 HOK, Rp. 150.000,-/th
Tahun ke-4-6: 40 HOK, Rp. 200.000,-/th |
-
|
Pemangkasan
Tahun ke-2: 22 HOK @ Rp. 5.000,-
Tahun ke-3: 30 HOK @ Rp. 5.000,-
Tahun ke-4: 50 HOK @ Rp. 5.000,-
Tahun ke-5: 60 HOK @ Rp. 5.000,-
Tahun ke-6: 60 HOK @ Rp. 5.000,- |
|
Rp. 5.760.000,- |
Rp. 75.000,-
Rp. 1.000.000,- |
Rp. 350.000,- |
Rp. 150.000,- |
Rp. 600.000,- |
Rp. 300.000,-
Rp. 200.000,-
Rp. 250.000,-
Rp. 325.000,-
Rp. 375.000,- |
Rp. 120.000,-
Rp. 180.000,-
Rp. 240.000,- |
Rp. 250.000,-
Rp. 325.000,-
Rp. 300.000,- |
Rp. 100.000,-
Rp. 150.000,-
Rp. 150.000,- |
Rp. 80.000,-
Rp. 100.000,-
Rp. 150.000,-
Rp. 250.000,-
Rp. 250.000,- |
Rp. 450.000,-
Rp. 600.000,- |
Rp. 110.000,-
Rp. 150.000,-
Rp. 250.000,-
Rp. 300.000,-
Rp. 300.000,- |
|
Jumlah biaya produksi selama 6 tahun Rp. 86.825.305,-
2) |
Pendapatan (mulai produksi tahun
ke-3)
a. Tahun ke-3: 1.665 kg @ Rp. 5.000,-/kg
b. Tahun ke-4: 4.995kg @ Rp. 5.000,-/kg
c. Tahun ke-5: 9.990 kg @ Rp. 5.000,-/kg
d. Tahun ke-6: 19.960 kg @ Rp. 5.000,-/kg
Jumlah pendapatan |
Rp. 8.325.000,-
Rp. 24.975.000,-
Rp. 49.950.000,-
Rp. 99.800.000,-
Rp.183.050.000,- |
3) |
Keuntungan dalam 6 tahun
Keuntungan rata-rata per tahun |
Rp. 96.224.695,-
Rp. 16.037449,17,- |
4) |
Parameter kelayakan usaha
1. B/C rasio |
= 2,1 |
Catatan:
Dalam budidaya jeruk manis (Jaffa), tanaman mulai berproduksi
pada tahun ke 3 dan keuntungan mulai didapat mulai tahun ke-4.
|
10.2. |
Gambaran Peluang Agribisnis
Di luar negeri jeruk merupakan komoditi buah-buahan yang sangat
penting dengan nilai ekonomi tinggi. Tendensi permintaan buah-buah
internasional termasuk jeruk akan meningkat, selain itu diperkiraan
permintaan pasar dalam negeri akan meningkat sebesar 10 % per
tahun.
Konsumsi jeruk di Indonesia hanya 2,7 kg/orang/tahun, masih
jauh dari konsumsi ideal sebesar 6,4 kg/orang/tahun. Dengan
konsumsi ideal, diperlukan 1,3 juta ton jeruk/tahun, padahal
produksi jeruk di tahun 1996 hanya 793.810 ton/tahun yang saat
ini tidak bergerak banyak. Untuk itu masih diperlukan penambahan
50.129 ha kebun jeruk.
Prospek agribisnis jeruk di Indonesia semakin baik karena lahan
pertanian untuk buah-buahan meliputi areal jutaan hektar dan
potensi peningkatan produksi jeruk juga tinggi karena selama
ini kebun jeruk umumnya diusahakan secara tradisional. Selain
itu, jeruk merupakan komoditas buah-buahan yang harganya relatif
stabil. |
|
11. |
STANDAR PRODUKSI |
|
11.1. |
Ruang Lingkup
Standar produksi ini meliputi: syarat mutu, cara pengujian mutu,
cara pengambilan contoh dan cara pengemasan. |
11.2. |
Diskripsi
Jeruk keprok adalah buah dari tanaman jeruk keprok (Citrus reticulata
LOUR) yang berkulit mudah dikupas, dalam keadaan cukup tua,
utuh segar dan bersih. |
11.3. |
Klasifikasi dan Standar Mutu
Jeruk keprok digolongkan dalam 4 (empat) ukuran yaitu kelas
A, B, C dan D, berdasarkan berat tiap buah, yang masing-masing
digolongkan dalam 2 (dua) jenis mutu, yaitu Mutu I dan Mutu
II.
Kelas A: diameter 7,1 cm atau 151 gram/buah.
Kelas B: diameter 6,1–7,0 cm atau 101–150 gram/buah
Kelas C: diameter 5,1–6,0 cm atau 51–100 gram/buah
Kelas D: diameter 4,0–5,0 cm atau 50 gram/buah
Adapun syarat mutu buah jeruk keprok adalah sebagai berikut
:
1) Keasamaan sifat varietas: Seragam, cara uji organoleptik
2) Tingkat ketuaan: Tua, tidak terlalu matang, cara uji organoleptik
3) Kekerasan: Cukup keras, cara uji organoleptik
4) Ukuran: Kurang seragam, cara uji SP-SMP-309-1981
5) Kerusakan, % (jml/jml): maks 5-10, cara uji SP-SMP-310-1981
6) Kotoran: bebas, bebas, cara uji organoleptik
7) Busuk % (jml/jml): maks.1-2, cara uji SP-SMP-311-1981 |
11.4. |
Pengambilan Contoh
Contoh diambil secara acak dari jumlah kemasan seperti terlihat
di bawah ini. Dari setiap kemasan diambil contoh sebanyak 20
buah dari bagian atas, tengah dan bawah. Contoh tersebut diacak
bertingkat (startified random sampling) sampai diperoleh minimum
20 buah untuk dianalisis.
a) |
Jumlah kemasan dalam partai (lot) sampai dengan 100,
contoh yang diambil 5. |
b) |
Jumlah kemasan dalam partai (lot) 101 sampai dengan
300, contoh yang diambil 7. |
c) |
Jumlah kemasan dalam partai (lot) 301-500, contoh yang
diambil 9. |
d) |
Jumlah kemasan dalam partai (lot) 501-1000, contoh yang
diambil 10. |
e) |
Jumlah kemasan dalam partai (lot) lebih dari 1000, contoh
yang diambil 15 (minimum). |
Petugas pengambil contoh harus memenuhi syarat yaitu orang yang
berpengalaman atau dilatih lebih dahulu dan mempunyai ikatan
dengan badan hukum. |
11.5 |
Pengemasan
Buah jeruk dikemas dengan peti kayu/bahan lain yang sesuai
dengan berat bersih maksimum 30 kg. Dibagian luar kemasan
diberi label yang bertuliskan antara lain: nama barang, golongan
ukuran, jenis mutu, nama/kode perusahaan, berat bersih, negara/tempat
tujuan, hasil Indonesia, daerah asal.
|
|
12. |
DAFTAR PUSTAKA |
|
1. |
AAK. 1992. Bertanam Pohon Buah-buahan 2. Penerbit
Kanisisus. Yogyakarta. |
2. |
Rahardi, Yovita H. Indriani & Haryono. 1999. Agribisnis
Tanaman Buah. Penebar
Swadaya. Jakarta. |
3. |
Trubus no 340. 1998. Masih Diperlukan Penambahan 50.129 ha
Kebun Jeruk. |
4. |
R. Bambang Soelarso, Ir. 1996. Budidaya Jeruk Bebas Penyakit.
Penerbit Kanisisus. Yogyakarta. |
5. |
Bonus Trubus No. 345. 1998. Celah-celah Usaha Terpilih. |
|
Sumber : Sistim Informasi Manajemen Pembangunan
di Perdesaan, BAPPENAS |