1. |
SEJARAH SINGKAT |
|
Domba yang kita kenal
sekarang merupakan hasil dometikasi manusia yang sejarahnya diturunkan
dari 3 jenis domba liar, yaitu Mouflon (Ovis musimon) yang berasal
dari Eropa Selatan dan Asia Kecil, Argali (Ovis amon) berasal dari
Asia Tenggara, Urial (Ovis vignei) yang berasal dari Asia.
|
2. |
SENTRA PETERNAKAN |
|
Di Indonesia sentra
peternakan domba berada di daerah Aceh dan Sumatra Utara. Di Aceh
pada tahun 1993 tercatat sekitar 106 ribu ekor domba, sementara
di Sumatera Utara sekitar 95 ribu ekor domba yang diternakan. Lahan
yang digunakan untuk berternak di daerah Aceh berdasarkan data Puslit
Tanah dan Agroklimat Deptan tahun 1979, seluas 5,5 juta hektar mulai
dari kemampuan kelas I sampai VIII, sedangkan di Sumatera Utara
luas lahan yang digunakan sekitar 7 juta hektar.
|
3. |
J E N I S |
|
Domba seperti halnya
kambing, kerbau dan sapi, tergolong dalam famili Bovidae. Kita mengenal
beberapa bangsa domba yang tersebar diseluruh dunia, seperti:
1)
|
Domba Kampung adalah domba
yang berasal dari Indonesia
|
2)
|
Domba Priangan berasal dari Indonesia
dan banyak terdapat di daerah Jawa Barat.
|
3)
|
Domba Ekor Gemuk merupakan domba yang
berasal dari Indonesia bagian Timur seperti Madura, Sulawesi
dan Lombok.
|
4)
|
Domba Garut adalah domba hasil persilangan
segi tiga antara domba kampung, merino dan domba ekor gemuk
dari Afrika Selatan.
|
Di Indonesia, khususnya di Jawa, ada 2 bangsa domba yang terkenal,
yakni domba ekor gemuk yang banyak terdapat di daerah Jawa Tengah
dan Jawa Timur dan domba ekor tipis yang banyak terdapat di Jawa
Barat
|
4. |
MANFAAT |
|
Daging domba merupakan
sumber protein dan lemak hewani. Walaupun belum memasyarakat, susu
domba merupakan minuman yang bergizi. Manfaat lain dari berternak
domba adalah bulunya dapat digunakan sebagai industri tekstil.
|
5. |
PERSYARATAN LOKASI |
|
Lokasi untuk peternakan domba sebaiknya berada di areal yang
cukup luas, udaranya segar dan keadaan sekelilingnya tenang, dekat
dengan sumber pakan ternak, memiliki sumber air, jauh dari daerah
pemukiman dan sumber air penduduk (minimal 10 meter), relatif dekat
dari pusat pemasaran dan pakan ternak.
|
6. |
PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA |
|
6.1. |
Domba yang unggul adalah
domba yang sehat dan tidak terserang oleh hama penyakit, berasal
dari bangsa domba yang persentase kelahiran dan kesuburan
tinggi, serta kecepatan tumbuh dan persentase karkas yang
baik. Dengan demikian keberhasilan usaha ternak domba tidak
bisa dipisahkan dengan pemilihan induk/pejantan yang memiliki
sifat-sifat yang baik.Penyiapan Sarana dan Peralatan
-
Perkandangan
Kandang harus kuat sehingga dapat
dipakai dalam waktu yang lama, ukuran sesuai dengan
jumlah ternak, bersih, memperoleh sinar matahari
pagi, ventilasi kandang harus cukup dan terletak
lebih tinggi dari lingkungan sekitarnya agar tidak
kebanjiran. Atap kandang diusahakan dari bahan yang
ringan dan memiliki daya serap panas yang relatif
kecil, misalnya dari atap rumbia.
Kandang dibagi menjadi beberapa bagian sesuai fungsinya,
yaitu:
a.
|
Kandang
induk/utama, tempat domba digemukkan. Satu
ekor domba membutuhkan luas kandang 1 x
1 m.
|
b.
|
Kandang
induk dan anaknya, tempat induk yang sedang
menyusui anaknya selama 3 bulan. Seekor
induk domba memerlukan luas 1,5 x 1 m dan
anak domba memerlukan luas 0,75 x 1 m.
|
c.
|
Kandang pejantan, tempat
domba jantan yang akan digunakan sebagai
pemacak seluas 2 x 1,5 m/pemancak.
|
Di dalam kandang domba sebaiknya terdapat tempat
makan, palung makanan dan minuman, gudang makanan,
tempat umbaran (tempat domba saat kandang dibersihkan)
dan tempat kotoran/kompos.
Tipe dan model kandang pada hakikatnya dapat dibedakan
dalam 2 tipe, yaitu:
a.
|
Tipe kandang
Panggung
|
|
Tipe kandang ini memiliki
kolong yang bermanfaat sebagai penampung
kotoran. Kolong digali dan dibuat lebih
rendah daripada permukaan tanah sehingga
kotoran dan air kencingnya tidak berceceran.
Alas kandang terbuat dari kayu/bambu yang
telah diawetkan, Tinggi panggung dari tanah
dibuat minimal 50 cm/2 m untuk peternakan
besar. Palung makanan harus dibuat rapat,
agar bahan makanan yang diberikan tidak
tercecer keluar.
|
b.
|
Tipe kandang Lemprak
|
|
Kandang tipe ini pada
umumnya digunakan untuk usaha ternak domba
kereman. Kandang lemprak tidak dilengkapi
dengan alas kayu, tetapi ternak beralasan
kotoran dan sisa-sisa hijauan pakan. Kandang
tidak dilengkapi dengan palung makanan,
tetapi keranjang rumput yang diletakkan
diatas alas. Pemberian pakan sengaja berlebihan,
agar dapat hasil kotoran yang banyak. Kotoran
akan dibongkar setelah sekitar 1-6 bulan.
|
|
|
6.2. |
Peyiapan Bibit
Domba yang unggul adalah domba yang sehat dan tidak terserang
oleh hama penyakit, berasal dari bangsa domba yang persentase
kelahiran dan kesuburan tinggi, serta kecepatan tumbuh dan
persentase karkas yang baik. Dengan demikian keberhasilan
usaha ternak domba tidak bisa dipisahkan dengan pemilihan
induk/pejantan yang memiliki sifat-sifat yang baik.
1) |
Pemilihan Bibit Calon Induk |
|
a.
|
Calon Induk:
berumur 1,5-2 tahun, tidak cacat, bentuk perut
normal, telinga kecil hingga sedang, bulu
halus, roman muka baik dan memiliki nafsu
kawin besar dan ekor normal
|
b.
|
Calon Pejantan: berumur
1,5-2 tahun, sehat dan tidak cacat, badan
normal dan keturunan dari induk yang melahirkan
anak 2 ekor/lebih, tonjolan tulang pada kaki
besar dan mempunyai buah zakar yang sama besar
serta kelaminnya dapat bereaksi, mempunyai
gerakan yang lincah, roman muka baik dan tingkat
pertumbuhan relatif cepat.
|
|
2) |
Reproduksi dan Perkawinan |
|
Hal yang harus di ketahui oleh
para peternak dalam pengelolaan reproduksi adalah
pengaturan perkawinan yang terencana dan tepat waktu.
a.
|
Dewasa Kelamin, yaitu saat
ternak domba memasuki masa birahi yang pertama
kali dan siap melaksanakan proses reproduksi.
Fase ini dicapai pada saat domba berumur 6-8
bulan, baik pada yang jantan maupun yang betina.
|
b.
|
Dewasa tubuh, yaitu masa
domba jantan dan betina siap untuk dikawinkan.
Masa ini dicapai pada umur 10-12 bulan pada
betina dan 12 bulan pada jantan. Perkawinan
akan berhasil apabila domba betina dalam keadaan
birahi.
|
|
3) |
Proses Kelahiran |
|
Lama kebuntingan bagi domba adalah
150 hari (5 bulan). Menjelang kelahiran anak domba,
kandang harus bersih dan diberi alas yang kering.
Bahan untuk alas kandang dapat berupa karung goni/jerami
kering. Obat yang perlu dipersiapkan adalah jodium
untuk dioleskan pada bekas potongan tali pusar.
Induk domba yang akan melahirkan dapat diketahui melalui
perubahan fisik dan perilakunya sebagai berikut:
a. Keadaan perut menurun dan pinggul mengendur.
b. Buah susu membesar dan puting susu terisi penuh.
c. Alat kelamin membengkak, berwarna kemerah-merahan
dan lembab.
d. Ternak selalu gelisah dan nafsu makan berkurang.
e. Sering kencing.
Proses kelahiran berlangsung 15-30 menit, jika 45
menit setelah ketuban pecah, anak domba belum lahir,
kelahiran perlu dibantu. Anak domba yang baru lahir
dibersihkan dengan menggunakan lap kering agar dapat
bernafas. Biasanya induk domba akan menjilati anaknya
hingga kering dan bersih.
|
|
6.3. |
Pemeliharaan
1) |
Sanitasi dan Tindakan Preventif |
|
Sanitasi lingkungan dapat dilakukan
dengan membersihkan kandang dan peralatan dari sarang
serangga dan hama. kandang terutama tempat pakan dan
tempat minum dicuci dan dikeringkan setiap hari. Perlu
dilakukan pembersihan rumput liar di sekitar kandang.
Kandang ternak dibersihkan seminggu sekali.
|
2) |
Pengontrolan Penyakit |
|
Domba yang terserang penyakit dapat
segera diobati dan dipisahkan dari yang sehat. Lakukan
pencegahan dengan menyuntikan vaksinasi pada domba-domba
yang sehat.
|
3) |
Perawatan Ternak |
|
Induk bunting diberi makanan yang
baik dan teratur, ruang gerak yang lapang dan dipisahkan
dari domba lainnya. induk yang baru melahirkan diberi
minum dan makanan hijauan yang telah dicampurkan dengan
makanan penguat lainnya. Selain itu, induk domba harus
dimandikan. Anak domba (Cempe) yang baru dilahirkan,
dibersihkan dan diberi makanan yang terseleksi. Cempe
yang disapih perlu diperhatikan. pakan yang berkualitas
dalam bentuk bubur tidak lebih dari 0,20 kg satu kali
sehari.
Perawatan ternak dewasa meliputi:
a.
|
Memandikan
ternak secara rutin minimal seminggu sekali.
dengan cara disikat dan disabuni. pada pagi
hari, kemudian dijemur dibawah sinar matahari
pagi.
|
b.
|
Mencukur Bulu
|
|
Pencukuran bulu domba dengan
gunting biasa/cukur ini. dilakukan minimal 6
bulan sekali dan disisakan guntingan bulu setebal
kira-kira 0,5 cm. Sebelumnya domba dimandikan
sehingga bulu yang dihasilkan dapat dijadikan
bahan tekstil. Keempat kaki domba diikat agar
tidak lari pada saat dicukur. Pencukuran dimulai
dari bagian perut kedepan dan searah dengan
punggung domba
|
c.
|
Merawat dan Memotong Kuku
|
|
Pemotongan kuku domba
dipotong 4 bulan sekali dengan golok, pahat
kayu, pisau rantan, pisau kuku atau gunting.
|
|
4) |
Pemberian Pakan |
|
Zat gizi makanan yang diperlukan
oleh ternak domba dan mutlak harus tersedia dalam jumlah
yang cukup adalah karbohidrat, lemak, protein, vitamin,
mineral dan air. Bahan pakan untuk domba pada umumnya
digolongkan dalam 4 golongan sebagai berikut:
a.
|
Golongan Rumput-rumputan,
seperti rumput gajah, benggala, brachiaria,
raja, meksiko dan rumput alam.
|
b.
|
Golongan Kacang-kacangan,
seperti daun lamtoro, turi, gamal daun kacang
tanah, daun kacang-kacangan, albisia, kaliandra,
gliricidia dan siratro.
|
c.
|
Hasil Limbah Pertanian,
seperti daun nangka, daun waru, daun dadap,
daun kembang sepatu, daun pisang, daun jagung,
daun ketela pohon, daun ketela rambat dan daun
beringin.
|
d.
|
Golongan Makanan Penguat
(Konsentrat), seperti dedak, jagung karing,
garam dapur, bungkil kelapa, tepung ikan, bungkil
kedelai, ampas tahu, ampas kecap dan biji kapas.
|
Pakan untuk domba berupa campuran dari keempat golongan
di atas yang disesuaikan dengan tingkatan umur. Adapun
proporsi dari campuran tersebut adalah:
a. |
Ternak dewasa: rumput 75%, daun
25% |
b. |
Induk bunting: rumput 60%, daun 40%, konsentrat
2-3 gelas |
c. |
Induk menyusui: rumput 50%, daun 50% dan konsentrat2-3
gelas |
d. |
Anak sebelum disapih: rumput 50%, daun 50% |
e. |
Anak lepas sapih: rumput 60%, daun 40% dan
konsentrat 0,5–1 gelas |
Sedangkan dosis pemberian ransum untuk pertumbuhan domba
adalah sebagai berikut:
a. |
Bobot badan 1,4 kg: rumput/hijauan=180
kg/hari, pertambahan bobot=50 gr/hari |
b. |
Bobot badan 1,4 kg: rumput/hijauan=340 kg/hari,
pertambahan bobot=100 gr/hari |
c. |
Bobot badan 1,4 kg: rumput/hijauan=410 kg/hari,
pertambahan bobot=150 gr/hari |
d. |
Bobot badan 2,9 kg: rumput/hijauan=110 kg/hari,
pertambahan bobot=50 gr/hari |
e. |
Bobot badan 2,9 kg: rumput/hijauan=280 kg/hari,
pertambahan bobot=100 gr/hari |
f. |
Bobot badan 2,9 kg: rumput/hijauan=440 kg/hari,
pertambahan bobot=150 gr/hari |
g. |
Bobot badan 4,3 kg: konsentrat=160 gr/hari,
pertambahan bobot=50 gr/hari |
h. |
Bobot badan 4,3 kg: konsentrat=320 gr/hari,
pertambahan bobot=100 gr/hari |
i. |
Bobot badan 4,3 kg: konsentrat=470 gr/hari,
pertambahan bobot=150 gr/hari |
j. |
Bobot badan 5,8 kg: konsentrat=100 gr/hari,
pertambahan bobot=50 gram/hari |
k. |
Bobot badan 5,8 kg: konsentrat=260 gr/hari,
pertambahan bobot=100 gr/hari |
l. |
Bobot badan 5,8 kg: konsentrat=410 gr/hari,
pertambahan bobot=150 gr/hari |
m. |
Bobot badan 7,2 kg: konsentrat=60 gr/hari, pertambahan
bobot=50 gr/hari |
n. |
Bobot badan 7,2 kg: konsentrat=180 gr/hari,
pertambahan bobot=100 gr/hari |
o. |
Bobot badan 7,2 kg: konsentrat=340 gr/hari,
pertambahan bobot=150 gr/hari |
p. |
Bobot badan 8,7 kg: konsentrat=50 gr/hari,
pertambahan bobot=50 gr/hari |
q. |
Bobot badan 8,7 kg: konsentrat=110 gr/hari,
pertambahan bobot=100 gr/hari |
r. |
Bobot badan 8,7 kg: konsentrat=260 gr/hari,
pertambahan bobot=150 gr/hari |
s. |
Bobot badan 10,1 kg: konsentrat=40 gr/hari,
pertambahan bobot=50 gr/hari |
t. |
Bobot badan 10,1 kg: konsentrat=280 gr/hari,
pertambahan bobot=100 gr/hari |
u. |
Bobot badan 10,1 kg: konsentrat=440 gr/hari,
pertambahan bobot=150 gr/hari |
|
5) |
Pemberian Vaksinasi dan Obat |
|
Pemberian vaksinasi dapat dilakukan setiap enam bulan
sekali vaksinasi dapat dilakukan dengan menyuntikan obat
kedalam tubuh domba. Vaksinasi mulai dilakukan pada anak
domba (cempe) bila telah berusia 1 bulan, selanjutnya
diulangi pada usia 2-3 bulan. Vaksinasi yang biasa diberikan
adalah jenis vaksin Spora (Max Sterne), Serum anti anthrax,
vaksin AE, dan Vaksin SE (Septichaemia Epizootica). |
6) |
Pemeliharaan Kandang |
|
Pemeliharaan kandang meliputi pembersihan kotoran domba
menimal satu minggu sekali, membuang kotoran ke tempat
penampungan limbah, membersihkan lantai atau alas, penyemprotan
dan pengapuran kandang untuk disinfektan. |
|
|
7. |
HAMA DAN PENYAKIT |
|
1)
|
Penyakit Mencret
|
|
Penyebab: bakteri
Escherichia coli yang menyerang anak domba berusia 3 bulan.
Pengobatan: antibiotika dan sulfa yang diberikan
lewat mulut.
|
2)
|
Penyakit Radang Pusar
|
|
Penyebab: alat
pemotongan pusar yang tidak steril atau tali pusar tercemar
oleh bakteri Streptococcus, Staphyloccus, Escherichia coli
dan Actinomyces necrophorus. Usia domba yang terserang biasanya
cempe usia 2-7 hari.
Gejala : terjadi pembengkakan di sekitar
pusar dan apabila disentuh domba akan kesakitan.
Pengobatan: dengan antibiotika, sulfa
dan pusar dikompres dengan larutan rivanol (Desinfektan)
|
3)
|
Penyakit Cacar Mulut
|
|
Penyakit ini menyerang domba usia sampai
3 bulan.
Gejala : cempe yang terserang tidak dapat mengisap
susu induknya karena tenggorokannya terasa sakit sehingga
dapat mengakibatkan kematian.
Pengendalian : dengan sulfa seperti
Sulfapyridine, Sulfamerozine, atau pinicillin.
|
4)
|
Penyakit Titani
|
|
Penyebab: kekurangan
Defisiensi Kalsium (Ca) dan Mangan (Mn). Domba yang diserang
biasanya berusia 3-4 bulan.
Gejala : domba selalu gelisah, timbul
kejang pada beberapa ototnya bahkan sampai keseluruh badan
Penyakit ini dapat diobati dengan menyuntikan larutan Genconos
calcicus dan Magnesium.
|
5)
|
Penyakit Radang Limoah
|
|
Penyakit ini menyerang domba pada semua
usia, sangat berbahaya, penularannya cepat dan dapat menular
ke manusia
Penyebab: bakteri Bacillus anthracis.
Gejala : suhu tubuh meninggi, dari lubang hidung
dan dubur keluar cairan yang bercampur dengan darah, nadi
berjalan cepat, tubuh gemetar dan nafsu makan hilang.
Pengendalian : dengan menyuntikan antibiotika
Pracain penncillin G, dengan dosis 6.000-10.000 untuk /kg
berat tubuh domba tertular.
|
6)
|
Penyakit Mulut dan Kuku
|
|
Penyakit menular ini dapat menyebabkan
kematian pada ternak domba, dan yang diserang adalah pada
bagian mulut dan kuku.
Penyebab: virus dan menyerang semua usia pada
domba
Gejala : mulut melepuh diselaputi lendir.
Pengendalian : membersihkan bagian yang melepuh
pada mulut dengan menggunakan larutan Aluminium Sulfat 5%,
sedangkan pada kuku dilakukan dengan merendam kuku dalam larutan
formalin atau Natrium karbonat 4%.
|
7)
|
Penyakit Ngorok
|
|
Penyebab: bakteri
Pasteurella multocida.
Gejala : nafsu makan domba berkurang,
dapat menimbulkan bengkak pada bagian leher dan dada. Semua
usia domba dapat terserang penyakit ini, domba yang terserang
terlihat lidahnya bengkak dan menjulur keluar, mulut menganga,
keluar lendir berbuih dan sulit tidur.
Pengendalian : menggunakan antibiotika
lewat air minum atau suntikan.
|
8)
|
Penyakit Perut Kembung
|
|
Penyebab: pemberian
makanan yang tidak teratur atau makan rumput yang masih diselimuti
embun.
Gejala :lambung domba membesar dan dapat menyebabkan
kematian. Untuk itu diusahakan pemberian makan yang teratur
jadwal dan jumlahnya jangan digembalakan terlalu pagi
Pengendalian : memberikan gula yang
diseduh dengan asam, selanjutnya kaki domba bagian depan diangkat
keatas sampai gas keluar.
|
9)
|
Penyakit Parasit Cacing
|
|
Semua usia domba dapat terserang penyakit
ini.
Penyebab:cacing Fasciola gigantica (Cacing hati),
cacing Neoascaris vitulorum (Cacing gelang), cacing Haemonchus
contortus (Cacing lambung), cacing Thelazia rhodesii (Cacing
mata).
Pengendalian : diberikan Zanil atau Valbazen
yang diberikan lewat
minuman, dapat juga diberi obat cacing seperti Piperazin dengan
dosis 220
mg/kg berat tubuh domba.
|
10)
|
Penyakit Kudis
|
|
Merupakan penyakit menular yang menyerang
kulit domba pada semua usia. Akibat dari penyakit ini produksi
domba merosot, kulit menjadi jelek dan mengurangi nilai jual
ternak domba.
Penyebab: parasit berupa kutu yang
bernama Psoroptes ovis, Psoroptes ciniculi dan Chorioptes
bovis. Gejala : tubuh domba lemah,
kurus, nafsu makan menurun dan senang menggaruk tubuhnya.
Kudis dapat menyerang muka, telinga, perut punggung, kaki
dan pangkal ekor.
Pengendalian : dengan mengoleskan
Benzoas bensilikus 10% pada luka, menyemprot domba dengan
Coumaphos 0,05-0,1%.
|
11)
|
Penyakit Dermatitis
|
|
Adalah penyakit kulit menular pada ternak
domba, menyerang kulit bibit domba.
Penyebab: virus dari sub-group Pox
virus dan menyerang semua usia domba.
Gejala : terjadi peradangan kulit
di sekitar mulut, kelopak mata, dan alat genital. Pada induk
yang menyusui terlihat radang kelenjar susu.
Pengendalian : menggunakan salep atau
Jodium tinctur pada luka.
|
12)
|
Penyakit Kelenjar Susu
|
|
Penyakit ini sering terjadi pada domba
dewasa yang menyusui, sehingga air susu yang diisap cempe
tercemar.
Penyebab: ambing domba induk yang
menyusui tidak secara ruti dibersihkan.
Gejala : ambing domba bengkak, bila
diraba tersa panas, terjadi demam dan suhu tubuh tinggi, nafsu
makan kurang, produsi air susu induk berkurang.
Pengendalian : pemberian obatobatan
antibiotika melalui air minum.
|
Secara umum pengendalian dan pencegahan penyakit yang terjadi pada
domba dapat dilakukan dengan:
a)
|
Menjaga kebersihan kandang, dan mengganti alas kandang.
|
b)
|
Mengontrol anak domba (cempe) sesering
mungkin.
|
c)
|
Memberikan nutrisi dan makanan penguat
yang mengandung mineral, kalsium dan mangannya.
|
d)
|
Memberikan makanan sesuai jadwal dan
jumlahnya, Hijauan pakan yang baru dipotong sebaiknya dilayukan
lebih dahulu sebelum diberikan.
|
e)
|
Menghindari pemberian makanan kasar atau
hijauan pakan yang terkontaminasi siput dan sebelum dibrikan
sebainya dicuci dulu.
|
f)
|
Sanitasi yang baik, sering memandikan
domba dan mencukur bulu.
|
g)
|
Tatalaksana kandang diatur dengan baik.
|
h)
|
Melakukan vaksinasi dan pengobatan pada
domba yang sakit.
|
|
8. |
P A N E N |
|
8.1. |
Hasil
Utama
Hasil utama dari budidaya domba adalah karkas (daging)
|
8.2. |
Hasil Tambahan
Hasil tambahan dari budidaya domba adalah bulunya (wool) yang
dapat di jadikan sebagai bahan tekstil. |
8.3. |
Pembersihan
Sebelum dipotong ternak dibersihkan dengan cara mencuci
kaki domba dan menyemprotkan air diatas kepala ternak agar
karkas yang dihasilkan tidak tercemar oleh bakteri dan kotoran.
|
|
9. |
PASCA PANEN |
|
9.1.
|
Stoving
Ada beberapa prinsip teknis yang harus diperhatikan
dalam pemotongan domba agar diperoleh hasil pemotongan yang
baik, yaitu:
1)
|
Ternak domba harus diistirahatkan sebelum pemotongan
|
2)
|
Ternak domba harus bersih,
bebas dari tanah dan kotoran lain yang dapat mencemari
daging.
|
3)
|
Pemotongan ternak harus dilakukan
secepat mungkin, dan rasa sakit yang diderita ternak
diusahakan sekecil mungkin dan darah harus keluar
secara tuntas.
|
4)
|
Semua proses yang digunakan
harus dirancang untuk mengurangi jumlah dan jenis
mikroorganisme pencemar seminimal mungkin.
|
|
9.2.
|
Pengulitan
Pengulitan pada domba yang telah disembelih dapat
dilakukan dengan menggunakan pisau tumpul atau kikir agar
kulit tidak rusak. Kulit domba dibersihkan dari daging,
lemak, noda darah atau kotoran yang menempel. Jika sudah
bersih, dengan alat perentang yang dibuat dari kayu, kulit
domba dijemur dalam keadaan terbentang. Posisi yang paling
baik untuk penjemuran dengan sinar matahari adalah dalam
posisi sudut 45 derajat.
|
9.3.
|
Pengeluaran Jeroan
Setelah domba dikuliti, isi perut (visceral) atau
yang sering disebut dengan jeroan dikeluarkan dengan cara
menyayat karkas (daging) pada bagian perut domba.
|
9.4.
|
Pemotongan Karkas
Karkas dibelah menjadi dua bagian yaitu karkas
tubuh bagian kiri dan karkas tubuh bagian kanan. Karkas
dipotong-potong menjadi sub-bagian leher, paha depan, paha
belakang, rusuk dan punggung. Potongan tersebut dipisahkan
menjadi komponen daging, lemak, tulang dan tendon. Pemotongan
karkas harus mendapat penanganan yang baik supaya tidak
cepat menjadi rusak, terutama kualitas dan hygienitasnya.
Sebab kondisi karkas dipengaruhi oleh peran mikroorganisme
selama proses pemotongan dan pengeluaran jeroan.
|
|
10. |
ANALISIS EKONOMI BUDIDAYA |
|
10.1. |
Analisis Usaha Budidaya
Perkiraan analisis usaha domba selama 136 hari di Bogor tahun
1995 adalah sebagai berikut:
1) Biaya produksi
a.
|
Lahan
|
|
|
- Sewa tanah 700 m2 (5 bulan)
|
Rp. 100.000,-
|
b.
|
Bibit
|
|
|
- Domba lepas sapih 100 ekor@ Rp.40.000,-
|
Rp. 4.000.000,-
|
c.
|
Bangunan dan peralatan
|
|
|
- Kandang ukuran 3,5 m
x 18,75 m (2 buah) :
|
|
|
- Bambu 360 batang @ Rp. 2.000,-
|
Rp. 720.000,-
|
|
- Papan kayu panjang 2 m (352 buah)
@ Rp. 2.000,-
|
Rp. 704.000,-
|
|
- Paku reng 8 kg @ Rp. 4.000,-
|
Rp. 32.000,-
|
|
- Paku usuk 10 kg @ Rp. 2.500,-
|
Rp. 25.000,-
|
|
- Genting 6.480 buah @ Rp. 200,-
|
Rp. 1.296.000,-
|
|
- Tali 42 m @ Rp. 700,00
|
Rp. 29.400,-
|
|
- Base Camp + gudang ukuran 5 m x
6 m :
|
|
|
- Bambu 28 batang @ Rp.2.000,-
|
Rp. 56.000,-
|
|
- Papan kayu panjang 2 m 60 buah @
Rp.1.800,-
|
Rp. 108.000,-
|
|
- Paku reng 2 kg @ Rp.4.000,00
|
Rp. 8.000,-
|
|
- Paku usuk 3 kg @ Rp.2.500,00
|
Rp. 7.500,-
|
|
- Genting 1.200 buah @ Rp.200,-
|
Rp. 240.000,-
|
|
- Tali 15 m @ Rp. 700,-
|
Rp. 10.500,-
|
|
- Peralatan
|
|
|
- Tempat minum dia 25 cm(100 buah)
@ Rp.2.500,-
|
Rp. 250.000,-
|
|
- Sekop 2 buah @ Rp.12.500,-
|
Rp. 25.000,-
|
|
- Ember plastik diameter 25 cm (3
bh) @ Rp.2.500,-
|
Rp. 7.500,-
|
|
- Tong bak air (2 buah) @ Rp.35.000,-
|
Rp. 70.000,-
|
|
- Ciduk (4 buah) @ Rp.1.500,-
|
Rp. 6.000,-
|
d.
|
Pakan
|
|
|
- Hijauan/rumput 34.000 kg @ Rp.500,-
|
Rp. 17.000.000,-
|
|
- Konsentrat
|
Rp. 2.450.000,-
|
|
- Dedak 1.780 kg @ Rp.600,-
|
Rp. 1.068.000,-
|
|
- Bungkil kelapa 890 kg @ Rp.1.250,-
|
Rp. 1.112.500,-
|
|
- Tepung jagung 534,1 kg @ Rp.900,-
|
Rp. 480.690,-
|
|
- Bungkil kacang tanah 284,9 kg @
Rp.1800,-
|
Rp. 512.820,-
|
|
- Garam dapur 35,598 kg @ Rp.500,-
|
Rp. 17.800,-
|
|
- Tepung tulang 23,472 kg @ Rp.600,-
|
Rp. 14.100,-
|
|
- Kapur 23,472 kg @ Rp.600,-
|
Rp. 14.100,-
|
e.
|
Tenaga kerja
|
|
|
- Tenaga kerja 112 HKSP @ Rp.7.000,-
|
Rp. 784.000,-
|
|
- Tenaga kerja 15 HKSP @ Rp.7.000,-
|
Rp. 105.000,-
|
|
- Tenaga kerja pemeliharaan selama
136 hari
|
Rp. 884.000,-
|
f.
|
Biaya tak terduga 10%
|
Rp. 3.213.800,-
|
Total Modal Usaha Tani
|
Rp. 35.351.710,-
|
2) Pendapatan
a.
|
Nilai
penjualan ternak100 x 95% x Rp.400.000,-
|
Rp. 38.000.000,- |
b.
|
Nilai penjualan pupuk
kandang
|
Rp 250.000,- |
Total Pendapatan (II)
|
Rp. 38.250.000,- |
3) Keuntungan usaha : (II
- I) |
Rp. 2.898.290,- |
4) Parameter kelayakan usaha
Total
Pendapatan
a. B/C Ratio = ___________________ = 1,08
Total
biaya produksi |
10.2. |
Gambaran Peluang Agribisnis
--- |
|
11. |
DAFTAR PUSTAKA |
|
a)
|
Bambang agus murtidjo. 1993.
Memelihara Domba, Penerbit Kanisius, Yogyakarta
|
b)
|
Bambang Cahyono. 1998. Beternak Domba
dan Kambing, Penerbit Kanisius, Yogyakarta.
|
c)
|
Bambang Sugeng. 1990. Beternak Domba.
Penebar Swadaya, Jakarta,
|
d)
|
Joko santoso dkk. 1991. Pengembangan
Ternak Potong di Pedesaan (Prosiding), Fakultas Peternakan
UNSOED. Purwokerto.
|
e)
|
Warta pertanian No. 125/Th.X/1993, Peternakan,
Jakarta, 1993.
|
|
12. |
KONTAK HUBUNGAN
1) |
Proyek Pengembangan Ekonomi Masyarakat Pedesaan
– BAPPENAS
Jl.Sunda Kelapa No. 7 Jakarta, Tel. 021 390 9829 , Fax. 021
390 9829 |
2) |
Kantor Menteri Negara Riset dan Teknologi, Deputi Bidang Pendayagunaan
dan Pemasyarakatan Iptek,
Gedung II BPPT Lantai 6, Jl. M.H.Thamrin No. 8, Jakarta 10340,
Indonesia,
Tel. +62 21 316 9166~69, Fax. +62 21 310 1952,
Situs Web: http://www.ristek.go.id |
|
|
|
|
Sumber :
Proyek Pengembangan Ekonomi Masyarakat Pedesaan, Bappenas |