1. PENDAHULUAN
Dalam rangka mendukung peningkatan produksi perikanan,
khususnya ikan laut yang mempunyai nilai ekonomis tinggi seperti:
kakap putih, kerapu, beronang, rumput laut dan jenis ikan laut lainnya,
akhir-akhir ini sedang digalakkan pembudidayaannya dan mendapat
perhatian dari masyarakat. Sejalan dengan berkembangnya usaha budidaya
ikan laut tersebut, terdapat pula beberapa masalah yang mengganggu,
sehingga menghambat perkembangan usaha budidaya, yaitu hama dan
penyakit ikan. Apabila keadaan tersebut tidak segera ditanggulangi
lebih awal, maka kegiatan budidaya ikan laut akan terganggu, akibatnya
ikan akan menurun karena tingkat kematiannya tinggi. Untuk menghindari
hal tersebut perlu diupayakan pencegahan dan pengobatan terhadap
hama dan penyakit ikan. Namun demikian perlu diperhatikan bahwa
tidak semua penyebab kematian dikarenakan penyakit, maka dalam menangani
masalah ini, tindakan penanggulangannya dilakukan secara hati-hati
dan teliti agar tidak menimbulkan kesalahan yang merugikan.
2. JENIS PENYAKIT
- Penyakit pada kulit
Kulit ikan menunjukkan warna pucat dan berlendir. Tanda ini terlihat
jelas pada ikan yang berwarna gelap. Penyakit yang disebabkan
oleh jamur menimbulkan bercak-bercak warna kelabu, putih atau
kehitam-hitaman pada kulit ikan. Ikan yang menderita penyakit
kulit kadang-kadang menggosok-gosokkan badannya pada suatu benda
di dalam air.
- Penyakit pada insang
Ikan terlihat sulit bernafas. Tutup insang mengembang dan lembaran-lembaran
insang pucat. Pada lembaran-lembaran insang terlihat bintik merah
yang disebabkan oleh pendarahan kecil (peradangan). Jika terdapat
bintik-bintik putih pada insang, hal ini diebabkan oleh parasit
kecil yang menempel pada tempat tersebut.
- Penyakit pada organ (alat-alat dalam)
Perut ikan membengkak dengan sisik-sisik ikan berdiri (penyakit
dropsy), dapat juga sebaliknya, perut menjadi sangat kurus. Kotoran
ikan berdarah, menandakan adanya radang usus. Penyakit pada gelembung
renang, menyebabkan ikan berenang terjungkir balik karena terganggunya
keseimbangan badan.
3. PENYEBAB PENYAKIT
- Non Parasit
- Faktor-faktor kimia dan fisika, antara lain:
- Perubahan salinitas air secara mendadak;
- pH yang terlalu rendah (air asam), dan pH yang terlalu
tinggi (air basa/alkalis);
- Kekurangan oksigen dalam air;
- Zat beracun, pestisida (insektisida, herbisida dan
sebagainya);
- Perubahan suhu air yang mendadak;
- Kerusakan mekanis (luka-luka);
- Perairan terkena polusi.
- Makanan yang tidak baik :
- Kekurangan vitamin dan komposisi gizi yang buruk;
- Bahan makanan yang busuk dan mengandung kuman-kuman.
- Bentuk fisik dan kelainan-kelainan tubuh yang disebabkan
oleh keturunan.
- Stres
Stres yang terjadi pada ikan berkaitan dengan timbulnya penyakit
pada ikan tersebut. Stres merupakan suatu rangsangan yang
menaikkan batas keseimbangan psikologi dalam diri ikan terhadap
lingkungannya. Biasanya stres pada ikan diakibatkan perubahan
lingkungan akibat beberapa hal atau perlakuan misalnya akibat
pengangkutan/transportasi ikan-ikan yang dimasukkan ke dalam
jaring apung di laut dari tempat pengangkutan biasanya akan
mengalami shock, berhenti makan dan mengalami pelemahan daya
tahan terhadap penyakit.
- Kepadatan Ikan
Kepadatan ikan yang melebihi daya dukung perairan (carrying
capacity) akan menimbulkan persaingan antar ikan tinggi, oksigen
terlarut menjadi rendah dan sisa metabolisme seperti ammonia
akan meningkat sehingga dapat menimbulkan stres dan merupakan
penyebab timbulnya serangan
penyakit.
- Parasit (Pathogen)
- Pengertian :
Parasit atau panthogen adalah organisme dalam bentuk hewan
atau tumbuh-tumbuhan atas pengorbanan dari induk emangnya
(hewan atau tumbuh-tumbuhan lain). Parasit dapat berkembang
dan menyebabkan infeksi yang dapat menularkan penyakit itu
sendiri.
- Penyebab penyakit :
- Crustacea/udang renik
- Protozoa
- Jamur
- Bakteri
- Virus
4. PENGOBATAN PENYAKIT
- Non parasit
- Pencegahan penyakit yang ditimbulkan oleh penyakit non
parasit adalah :
- Lingkungan harus baik
Lingkungan, terutama sifat fisika, kimia biologi perairan
akan sangat mempengaruhi keseimbangan antara ikan sebagai
inang dan oranisme penyebab penyakit. Lingkungan yang
baik akan meningkatkan daya tahan ikan, sedangkan lingkungan
yang kurang baik akan menyebabkan ikan mudah stres dan
menurunkan daya tahan tubuh terhadap serangan penyakit
non parasit.
- Kepadatan ikan yang seimbang
Kepadatan ikan yang melebihi daya dukung perairan (carrying
cpacity) akan menimbulkan persaingan antar ikan tinggi,
oksigen terlarut menjadi rendah dan sisa metabolisme seperti
amoniak akan meningkat seperti amoniak akan meningkat
sehingga dapat menimbulkan stres dan merupakan penyebab
timbulnya penyakit.
- Makanan yang seimbang
Pemberian makanan yang kurang bermutu dapat menyebabkan
kekurangan vitamin yang diikuti oleh pertumbuhan yang
lambat atau menurunnya daya tahan ikan sehingga mudah
untuk terserang suatu penyakit, disamping tingkat pemberian
pakan dan kualitas makanan juga akan mempengaruhi sistem
kekebalan.
- Pengobatan yang bisa dilakukan :
- Melalui suntikan dengan antibiotika.
- Melalui makanan.
- Perendaman.
- Penyemprotan dengan tekanan tinggi.
- Parasit
Beberapa macam parasit ikan dan pengobatannya :
- Crustacea
Beberapa jenis crustacea yang sudah diketahui sebagai
parasit ikan diantaranya adalah copepoda dan isopoda.
Salah satu jenis copepoda ialah : Argasilus sp didapati
biasa menyerang pada ikan laut yang dipelihara. Untuk
jenis isopoda yang biasa terdapat dan merupakan parasit
ikan adalah Nirocila sp. Nirocila sp menyerang berbagai
jenis ikan laut yang dipelihara, terutama terhadap ikan
berukuran di atas 50 gram. Binatang ini mempunyai duri
pengait pada kakinya sehingga dapat menempel dengan kuat
pada insang atau di bagian sisi tubuh ikan yang diserang.
Serangan pada bagian insang ini bisa mengakibatkan borok
karena jaringan daging pada insang dimakan oleh parasit
tersebut.
Nirocila sp tergolong binatang vivaparous. Telur yang
dihasilkan dierami dan anak yang menetas tumbuh dan berkembang
di dalam kantong yang terletak di bawah perutnya.
Nirocila muda kemudian dilepaskan dan berenang bebas yang
kemudian dapat menginfeksi ikan yang lain. Nirocila sp
adalah protandrous di mana pada waktu muda mereka berkelamin
jantan dan berubah menjadi betina pada waktu dewasa (matang).
Nirocila sp tahan terhadap kebanyakan pestisida seperti
Dipterex, Matathion dan Hhyrethroids syntetic. Organophospat
DDVP cukup aman dan efektif untuk pemberantasan parasit
ini, namun jarang terdapat dalam bentuk yang masih murni.
Pengobatan dan pencegahan : Untuk mengatasi serangan parasit
ini disarankan memakai formalin dengan cara sbb :
- Angkat jaring apung dan simpanlah ikan-ikan yang
terserang di dalam bak/tank.
- Semprotkan formalin 1% ke jaring tersebut.
- Tambahkan formalin (200 ppm) ke dalam bak sampai
parasit tersebut lepas dari tubuh ikan dan
- Keluarkan parasit-parasit tersebut dan musnahkan.
Biasanya serangan Nirocila sp dewasa (ukuran 2 - 3
cm) jarang berakibat serius. Serangan parasit dewasa
mudah terlihat sewaktu dilakukan grading, sehingga
dengan mudah dapat diambil dengan tangan untuk kemudian
dimusnahkan.
- Cacing Pipih
Dectylogyrussp kadang-kadang ditemui menyerang ikan laut.
Yang paling sering ditemukan menyerang ikan laut adalah
Diplectanum sp.
Bentuk parasit ini adalah sbb : mempunyai dua buah mata,
ada alat penghisap (sucker) pada bagian depan dan belakang.
Bagian belakang berbentuk seperti martil dengan bentuk
seperti jangkar pada tiap ujungnya, bagian dalam perut
seperti usus dan alat kelamin jelas terlihat. Parasit
ini mempunyai panjang antara 0,5 - 1,0 dan memangsa sel-sel
epithel insang ikan yang diserang.
Ikan yang terserang parasit ini atau jenis-jenis parasit
lain yang menyerang insang cenderung untuk berenang ke
arah air yang berarus kuat atau berenang miring di mana
terlihat berbaring dengan insang terbuka lebar dan bergerak
cepat. Biasanya serangan parasit ini sering bersamaan
pula dengan serangan bakteri vibriosis. Insang ikan yang
terserang kelihatan pucat dan mengeluarkan lendir yang
berlebihan seperti pada penyakit cryptocoryoniasis. Apabila
kondisinya sudah sedemikian parah, pengobatan akan percuma.
Pencegahan dan pengobatan :
- Pengobatan harus dilakukan secepatnya pada saat
ikan kelihatan mulai terserang penyakit ini, dengan
cara sbb :
- Menggunakan formalin 200 ppm selama 1/2 sampai
1 jam dengan aerasi yang kuat, ulangi sampai 3 hari.
- Menggunakan formalin 25 ppm dan malachite green
0,15 ppm selama semalam perendaman.
- Menggunakan acriflavina 10 ppm 1 jam atau 100 ppm
dicelupkan selama 1 menit.
- Menggunakan dipterex 20 ppm selama 1 jam.
- Menggunakan air tawar murni selama 1 jam (hanya
untuk Kakap Putih dan Kerapu Lumpur).
- Protozoa
Protozoa merupakan pathogen yang paling utama bagi usaha
budidaya laut. Protozoa merupakan jazad renik bersel satu
dengan ukuran yang bervariasi antara 10 - 500 mikron.
Parasit protozoa umumnya mempunyai bulu/cilia di sekeliling
tubuhnya. Parasit pada budidaya ikan laut yang disebabkan
oleh protozoa dapat digolongkan menjadi 3 jenis, yaitu
: Cryptocaryoniasis, Brooklynelliasis dan Trichadiniasis.
- Cryptocaryoniasis
Penyakit ini paling umum dijumpai pada budidaya laut
yang disebabkan oleh protozoa. Organisme penyebabnya
adalah Cryptocaryon irritans Brown, dijumpai secara
luas seperti halnya Ichthyophthirius multifilis yang
terdapat di air tawar. Pada stadium belum dewasa binatang
ini cenderung berbentuk seperti buah pear. Bagian
mulut (Cryclostomum) terlihat seperti pada ganbar
5 dimana terlihat sedang memangsa sel daging ikan.
Pemangsaan yang terus menerus kadang-kadang menyebabkan
kerusakan pada kulit atau insang. Stadia "trophont"
berbentuk seperti bola dengan garis tengah sekitar
300 mikron, terbungkus oleh bulu-bulu halus/cilia.
Ikan Kerapu Lumpur dapat terserang penyakit bintik
putih seperti terserang Ichtyophthirius multifilis.
Bintik putih terlihat berbentuk titik yang masuk cukup
dalam. Dalam hal-hal tertentu di mana serangan penyakit
ini ditunggangi oleh serangan bakteri maka akan timbul
borok pada bagian yang terserang.
Ikan Kakap dan jenis ikan lain yang bersisik besar
jarang terlihat bahwa tersebut terserang penyakti
bintik putih. Ikan-ikan tersebut akan kehilangan nafsu
makan, matanya membengkak, sisik-sisiknya lepas, kadang
terjadi pendarahan pada kulitnya dan terjadi pembusukan
bagian sirip akibat terinfeksi bakteri/infeksi sekunder.
Pada ikan Lutjanus (jenis Goden Snaper) kepala merupakan
bagian yang paling rawan terhadap serangan parasit
ini, yang kadang sampai sisik pada kepala bagian atas
dan tutup insang mengelupas yang kemudian terlihat
botak.
Insang pada ikan yang terserang parasit ini akan rusak
dan tidak berfungsi. Keluarnya lendir yang berlebihan
biaanya tidak sehebat seperti pada serangan parasit
Diplectanum sp.
Penyakit yang paling sering dijumpai pada ikan-ikan
dan sangat susah diberantas ini sesebabkan oleh protozoa
yang bersarang pada lapisan lendir kulit dan sirip
ikan, serata merusak lapisan insang. Binatang yang
sangat kecil dan tidak bisa dilihat oleh mata biasa
ini, pada selaput ikan bergerombol sampai berpuluh-puluh
bahkan beratus-ratus jumlahnya, hingga dapat terlihat
sebagai bintik-bintik putih. Karena itu biasa disebut
White spot.
Protozoa ini merusak sel-sel lendir ikan, dan dapat
menyebabkan pendarahan, yang sering terlihat pada
sirip dan insang ikan. Siklus hidup parasit ini sangat
penting untuk diketahui, oleh karena itu segala cara
pemberantasannya, pada dasarnya ialah memutuskan rantai
kehidupan.
Sesudah 8 hari hidup pada ikan parasit ini sudah cukup
dewasa untuk melangsungkan diri dari tubuh ikan, dan
melayang-layang dalam air untuk beberapa saat lamanya.
Kemudian ia melekatkan diri pada suatu benda, batu-batu,
tumbuh-tumbuhan, gangang, dan sebagainya serta membentuk
suatu lapisan kulit yang terlihat sebagai lendir.
Bentuk demikian disebut cyste. Parasit ini dalam cyste
membelah diri.
Dalam waktu 5 jam (lamanya tergantung suhu), terbentuklah
beribu-ribu protozoa kecil-kecil. Kemudian dinding
cyste itu pecah, lalu berhamburlah anak-anak parasit
tersebut, melayang-layang dalam air, siap untuk menyerang
ikan.
Apabila dalam waktu 48 jam mereka tidak dapat menemukan
ikan-ikan untuk ditempelinya maka anak-anak parasit
itu akan mati. Jika ada ikan, mereka segera menempel
dan tumbuh pada selaput lendir ikan.
Pada selaput lendir ikan, parasit protozoa ini hidup
terbungkus oleh selaput sel lendir. Obat-obat pemberantas
tidak dapat meresap ke dalam parasit dalam keadaan
tersebut, tanpa merusak selaput lendir ikan yang bersangkutan
juga. Karena itu fase pre cyste, adalah fase yang
mudah dikenai obat tanpa merusak ikan yang bersangkutan.
Demikian juga cyste ketika benih parasit ini sudah
keluar dari cyste. Sedangkan pada fase cyste, penyakit
ini juga tidak tertembus oleh obat, karena berdinding
lendir.
Terhadap penyakit ini tindakan yang lebih penting
ialah pencegahan. Hal ini dilakukan dengan menciptakan
suasana kesegaran dan kesehatan bagi ikan, sehingga
ikan mempunyai daya tahan yang besar terhadap penyakit
ini. Caranya ialah dengan memilih lokasi di mana air
dapat selalu berganti lewat arus yang cukup.
Pencegahan dan pengobatan
Penanggulangan parasit ini cukup sulit. Stadia tomont
berbentuk kista sangat tahan terhadap obat-obatan,
sedangkan stadia trophonts seringkali masuk cukup
dalam ke jaring daging ikan. Namun demikian perlakuan
seperti tersebut di bawah ini dan telah banyak memberikan
hasil yaitu :
- Celupkan ke dalam formalin 200 ppm selama 1/2
sampai 1 jam tergantung kepada daya tahan ikan.
- Celupkan ke dalam formalin 100 ppm dan acriflavin
10 ppm selama 1 jam.
- Celupkan dalam campuran formalin 25 ppm dan
malachite green 0,15 ppm selama 12 jam.
- Menggunakan nitrofurazone 30 ppm selama 12
jam.
- Menggunakan methyllene blue 0,1 ppm selama
setengah jam.
- Menggunakan air tawar murni selama 1 jam (hanya
untuk ikan kakap dan kerapu lumpur).
Perlakuan tersebut diulangi 2 sampai 3 kali. Pengobatan
juga dapat dilakukan dengan percampuran obat dalam
ransum makanan, yaitu menggunakan metronidozone
5 gram untuk setiap kilogram makanan selama 10
hari. Berdasarkan hasil percobaan, gejala penyakit
cryptocaryoniasis akan terlihat dalam waktu 5
hari setelah ikan sehat diolesi insang dari ikan
yang sakit. Tindakan yang perlu diambil untuk
menanggulangi penyakit ini adalah sebagai berikut
:
- Isolasi ikan-ikan yan ternyata sakit khususnya
benih/gelondongan sejauh mungkin dari ikan-ikan
yang sehat.
- Ambil ikan-ikan yang mati atau sakit parah
dari keramba untuk kemudian dimusnahkan.
- Lakukan pengobatan sedini mungkin (begitu
terlihat tanda-tanda ada ikan yang terserang
penyakit ini) untuk memotong siklus hidup
penyakit ini dan jangan sampai menjadi stadia
kista serta terbentuknya tomite (stadia muda
dan berenang bebas dari Cryptocaryon irritans).
- Brooklynelliasis
Penyakit ini disebabkan oleh Brooklynela sp, suatu
protozoa berbentuk seperti kacang mirip dengan Chilodonella
sp. mudah dikenal dengan adanya bulu rambut (cilia)
yang panjang, sebuah macronucleus dan kantong berbentuk
oval yang terlihat jelas. Brooklynela sp irritans,
namun jenis ikan yang bisa terserang lebih sedikit.
Parasit ini dijumpai di bagian insang dan kulit dari
ikan yang terserang. Tanda-tandanya penyakit yang
ditimbulkan sama dengan penyerangan Cryptocaryon irritans,
hanya saja jarang terjadi kerusakan kulit ikan yang
terserang. Luka yang ditimbulkannya lebih tersebar
dan terjadi pendarahan pada kulit bagian dalam.
Pendarahan ini kemungkinan disebabkan oleh kesengajaan
ikan menggesek-gesekkan badannya ke jaring atau wadah
budidaya lainnya yang diakibatkan gatal akibat serangan
parasit ini pada bagian kulit.
Pencegahan dan pengobatan
Pemberantasan parasit ini dapat dilakukan seperti
pada seangan parasit Cryptocaryon irritans. Keberhasilan
upaya pemberantasan dapat dilihat dengan pengamatan
di bawah mikroskop terhadap preparat usapan (smear)
pada ikan yang diobati. Serangan penyakit sekunder
seperti kebusukan sirip dapat dicegah dengan pengobatan
menggunakan acriflavine atau pemandian mengunakan
antibiotic.
- Trychodiniasis
Penyakit Trychodiniasis adalah penyakit yang disebabkan
oleh Trichodina sp suatu protozoa bebrbentuk cakram
dengan diameter sekitar 100 mikron dengan "gigi-gigi"
yang terdapat di bagian tengah dan cilia pada bagian
permukaan bawah.
Pemberantasan/pencegahan penyakit ini dapat dilakukan
seperti terhadap serangan "Cryptocaryoniasis"
atau "Brooklynelliasis".
- Jamur
Jamur merupakan tumbuhan sederhana yang tidak membutuhkan
cahaya untuk tumbuh, tetapi memakan bahan organik untuk
mendapatkan energinya.
Jamur dapat menyebabkan penyakit bila tumbuh pada organisme
hidup termasuk ikan. Dewasa ini ada dua penyakit ikan
yang berasal dari jamur, yaitu : Saprolegniasis dan Ichthyosporidosis.
- Saproleniasis
Penyakit ini disebabkan oleh jamur yang disebut Saprolegnia
sp. Serangan jamur ini menyebabkan perubahan warna
pada kulit dan tumbuh jamur putih keabu-abuan yang
makin lama makin melebar, dan menyebabkan kerusakan
pada otot. Ikan-ikan yang sakit tersebut sebaiknya
diambil dari kurungan pemeliharaan. Penyakit ini jarang
sekali ditemukan dan tidak mudah menyerang ikan yang
dalam keadaan sehat.
Penyakit ini terutama menyerang ikan kakap putih pada
bagian sirip punggung dan melebar ke arah sirip ekor.
Pencegahan dan pengobatan
Pengobatan dapat dicoba dengan jalan diolesi :
- Larutan yodium Tincture 0,1%
- Larutan Potassium Dichromat 1% Atau perendaman
dengan menggunakan :
- Methylene blew 0,1 PPM, selama kira-kira 1
jam dan diulangi selama 3 hari.
- Ichthyosporidosis
Penyakit ini disebabkan oleh jamur Ichthyos poridium
sp (Ichthyophonus sp). Jamur ini berkembang mengikis
jaringan luar bagian kepala dan menyebabkan luka yan
dalam yang berwarna kemerah-merahan dan dapat masuk
ke dalam sampai ke bagian tengkorak kepala ikan. Kadang-kadang
juga ditemukan di bawah kulit dan jaringan epitel
kulit dari jaringan organ yang penting misalnya insang,
usus, hati dan jantung dalam bentuk gumpalan granula.
Biasanya terdapat pada ikan kerapu dan berkembang
lambat karena penyakit ini terutama teramati pada
ikan-ikan atau ukuran pasar.
Sampai saat ini belum ada pengobatan yang manjur terhadap
penyakit ini. Beberapa jenis antibiotik yang biasa
terdapat di pasaran kurang mempan menghadapi penyakit
ini. Untuk itu dapat dihindari dengan jalan menjaga
makanan dari ikan rucah yang diberikan agar bersih
dan tidak ada gumpalan-gumpalan penyakit di bagian
kulitnya atau di bagian lain.
- . Bakteri
Penyakit yang disebabkan oleh bakteri merupakan penyakit
yang paling umum dijumpai pada usaha budidaya ikan laut.
Bakteri merupakan jasad renik yang kira-kira duapuluh
kali lebih kecil dari sel-sel jamur, protozoa atau sel
daging ikan. Biasa terdapat di udara, dalam tanah maupun
dalam air dan benda padat lainnya. Sebagian besar bakteri
sebenarnya tidak menyebabkan penyakit. Namun bakteri mempunyai
kemampuan memperbanyak diri sangat cepat, sehingga apabila
bakteri tersebut berada dalam bagian tubuh hewan. Bakteri
ini bermacam-macam jenisnya. Yang menyerang manusia, berbeda
dengan jenis yang menyerang ikan dan tumbuh-tumbuhan.
Tetapi ada pula jenis-jenis yang dapat menyerang manusia
dan hewan sekaligus.
Ikan yang terserang oleh bakteri dapat memperlihatkan
gejala yang berbeda-beda. Jika bakterinya menyerang kerusakan-kerusakan
pada kulit yang terlihat seperti kena api (luka bakar),
seperti kudis/borok yang membusuk.
Infeksi bakteri biasanya timbul apabila ikan menderita
stres. Kematian banyak terjadi pada ikan yang menderita
stres karena serangan bakteri yang menyebabkan infeksi.
Penyakit bakteri merupakan jenis yang terbanyak didapati
pada usaha budidaya ikan di laut. YC. Chong (1986) menyebutkan
bahwa di perairan Siangapura terdapat 3 kelompok utama
penyakit yang disebabkan oleh bakteri, yaitu : pembusukan
sirip/ekor, Vibriosis dan Streptococcosis
- Pembusukan sirip/ekor (Bakteri Fin Rot)
Bakteri ini biasanya menyerang sirip-sirip, terutama
sirip ekor dan dapat mengakibatkan luka dan pengelupasan
kulit. Ikan-ikan yang terserang penyakit ini akan
menalami luka/kerusakan pada bagian tepi dan sirip-siripnya,
termasuk sirip ekor dan akan terkikis secara tidak
teratur. Bahkan tidak jarang terjadi sirip yang terserang
akan tinggal bagian pengkalnya saja. Jika diamati
pada bagian yang terkena penyakit atau bagian yang
luka hanya sedikit terdapat protozoa, tetapi diketemukan
banyak sekali populasi bakteri yang terdiri dari bakteri
Mycobacter sp.
Vibrio sp, jenis-jenis Pseudomonas dan Cocci gram
positif. Diperkitakan bahwa kerusakan yang terjadi
tersebut diakibatkan oleh serangan bakteri dengan
populasi yang sangat padat. Bakteri ini mudah menular
lewat luka-luka ikan yang lain akibat sentuhan ekor
yang sakit. Bakteri yang paling dominan adalah Vibro
sp karena mempunyai kemampuan yang baik untuk hidup
di air laut dan pertumbuhannya untuk membentuk koloni
lebih cepat dibandingkan dengan bakteri yang lain.
Pada dasarnya penyakit ini tidak begitu berbahaya,
tetapi yang menjadikan bahaya justru infeksi sekunder
jenis bakteri lain yang dapat memperparah penyakit
tersebut dan menyebabkan kematian ikan. Pencegahan
dan pengobatan Pencegahan dapat dilakukan dengan jalan
perendaman ikan yang sakit
ke dalam bak air dengan menggunakan :
- Nitrofurozone 15 ppm, selama 3 - 4 jam.
- Suplhonamide 50 ppm, selama 3 - 4 jam.
- Neomycin sulphate 50 ppm, selama 1 - 2 jam.
- Chloramphenicol 50 ppm, selama 1 - 2 jam.
- Acriflavine 100 ppm, selama 1 menit.
Sesudah pengobatan, tempatkan ikan ke dalam kurungan
yang bersih dengan kepadatan yang rendah dan aliran
air yang baik, atau pada bak dengan penambahan
aerasi secukupnya.
- Vibriosis
Vibriosis merupakan penyakit yang disebabkan oleh
bakteri Vibrio sp. Bakteri Vibrio sp termasuk kelompok
bakteri yang heterogen dan gram negatif. Ada 2 bakteri
penting yang diketahui menyerang ikan laut yaitu :
V. alginolyticus dan V. parahaemollyticus. Vibriosisi
merupakan penyakit sekunder, artinya penyakit ini
muncul setelah adanya serangan penyakit yang lain
misalnya protozoa atau penyakit lainnya.
Dari percobaan yang dilakukan terhadap bakteri yang
diisolasikan dari ikan kerapu dan kakap putih yang
sakit, ternyata bakteri ini tidak mampu membuat ikan
menjadi sakit vibriosis setelah dilakukan penyuntikan
dengan bakteri tersebut.
Terkecuali apabila dosisnya tinggi. Ikan kerapu yang
terkena Vibriosisi akaibat suntikan bakteri tersebut,
akan mengalami perubahan warna kulit menjadi lebih
gelap dan daerah bekas suntikan akan menjadi borok.
Selanjutnya akan terjadi pendarahan pada bagian peritonial
dan ginjalnya akan rusak. Pengamatan di alapangan
juga menunjukkan gejala ikan kurang nafsu makan, busuk
sirip dan akumulasi cairan di bagian abdomen.
Pencegahan dan pengobatan
Beberapa pengobatan dengan antibiotik dapat dilakukan
antara lain :
- Menggunakan Oxytetracycline sebanyak 0,5 garam
per kg makanan ikan selama 7 hari.
- Menggunakan Sulphonamides 0,5 gram per kg makanan
ikan selama 7 hari.
- Chloromphenicol sebanyak 0,2 gram per kg berat
makanan ikan selama 4 hari.
Apabila ikan tak mau makan, cobalah pengobatan
dengan perendaman sbb :
- Nitrofurozon 15 ppm, selama lebih kurang
4 jam.
- Sulphonamides 50 ppm, selama lebih kurang
4 jam.
- Streptococcus
bakteri dari genus Streptococcus ini kadang-kadang
menyebabkan penyakit pada ikan laut yang dibudidayakan,
seperti ikan kerapu merah dan ikan beronang. Tanda-tanda
dari infeksi penyakit ini biasanya tidak jelas, namun
ikan terkadang terlihat lesu, tidak sehat, berenang
tidak teratur dan pendarahan pada cornea. Biasanya
penyakit ini diamati lewat pemerikasaan laboratories.
Streptococcus sp termasuk bakteri yang resisten terhadap
berbagai antibiotik yang secara terus menerus dipergunakan
untuk mengobati infeksi bakteri yang lain.
Pencegahan dan pengobatan
Berikut adalah perlakuan pengobatan yang disarankan
tes sensitivitas antibiotik.
- Amphicilin 0,5 gram per kg makanan ikan untuk
2 hari.
- Oxytetracycline 0,5 gram per kg makanan ikan
untuk 7 hari.
- Erythromycin estolate 1,0 gram per kg makanan
untuk 5 hari.
Dapat juga menggunakan penicilin 3.000 unit per
kg berat ikan yang disuntik secara intramascullar.
- Virus
Virus adalah patogen yang paling kecil. Ukurannya lebih
kecil dari seperduapuluh kali besarnya bakteri. Virus
menyerang mahluk hidup, berkembangbiak di dalam organisme
inang dan pada saat itulah dia akan menyebabkan kerusakan
ataupun penyakit pada organisme inang.
Virus sangat tahan terhadap segala jenis obat-obatan.
Oleh karena itu, pemberantasan penyakit yang disebabkan
oleh virus lebih ditekankan kepada upaya pencegahan dan
membatasi penularannya. Salah satu virus yang telah diketahui
menyerang ikan pada budidaya di laut adalah penyakit Symphocystis.
Penyakit Lymphocystis disebabkan oleh serangan virus yang
termasuk famili Iridovirus.
Virus Lymphocytis berbentuk partikel berbidang banyak
dengan sekitar 0,13 - 0,26 mikron. Terdiri dari inti DNA
yang dibungkus oleh lapisan protein.
Infeksi pada ikan yang terserang menyebabkan tumbuhnya
sel jaringan. Sel yang dikenal menyebabkan tumbuhnya sel
jaringan. Sel yang dikenal dengan nama Lymphocystis menyerupai
butiran sagu. Kelompok dari sel tersebut membentuk tumor
pada kulit dan sirip.
Ikan kakap putih merupakan ikan yang sangat rawan terhadap
serangan virus ini. Virus ini juga terbukti sangat mudah
menular dengan menggunakan air sebagai media penularannya.
Oleh karena itu, ikan yang terserang harus segera dipindahkan
dan dipisahkan dari ikan yang sehat.
Pada dasarnya, penyakit yang diakibatkan virus belum dapat
ditanggulangi secara pasti. Namun demikian pencegahan
dapat dilakukan dengan jalan vaksinasi dengan obat antibiotik.
Masalahnya adalah hingga saat ini, obat/vaksinasi untuk
penyakit ini belum tersedia atau sulit didapatkan di pasaran.
5. DAFTAR PUSTAKA
- Sneiszko, S.F. and Axelrod, H.R. 1971, Diseases of Fisheries
T.F.H. Publications Hongkong.
- Anonim, 1991, Usaha Penanggulangan Serangan Penyakit Pada Usaha
Budidaya Laut/Rumput Laut, Dit Penyuluhan, Ditjen Perikanan.
- Anonim, 1993, Petunjuk Pelaksanaan Penanggulangan Penyakit
Ikan, Dit Sumber Hayati, Ditjen Perikanan.
- Basyari, A, Danakusumah, E; T.I, Philip; Pramu; Mustahal dan
Isra, M. 1988. Budidaya Ikan Beronang, Direktorat Jenderal Perikanan
bekerjasama dengan International Development Research Centre.
- Thanasomwong in Tiensongrusmee, Banchong, 1986, Culture of
Marine Finish in Floating Netcage, INS/81/008/Manual/5.
6. SUMBER
Direktorat Bina Produksi, Direktorat Jenderal Perikanan, Departemen
Pertanian, Jakarta, 1996
7. KONTAK HUBUNGAN
Direktorat Bina Pembenihan, Direktorat Jenderal Perikanan, Departemen
Pertanian
|