TAG - BLOGQ

JENIS ITIK PEDAGING : KESEHATAN

Perkembangan Vaksin Rekombinan Untuk Penyakit Viral dan Implementasinya Di Industri Perunggasan Di Indonesia

Sumber Gambar: http://peternakan.kaltimprov.go.id/
Pada usaha pertenakan unggas komersial, vaksinasi merupakan salah satu program biosekuriti yang efektif dan ekonomis untuk mencegah timbulnya terjadinya penyakit terutama oleh virus. Vaksin beredar yang di lapangan masih didominasi oleh tipe klasik seperti vaksin inaktif (killed) dan vaksin hidup (live) baik yang tidak patogenik maupun yang dilemahkan. Namun kondisi lapangan di mana patogen yang beredar sangatlah beragam menyebabkan pelaksanaan program vaksinasi menjadi sangat komplek dan tidak etisien. Kondisi situasi penyakit diperparah oleh bermunculannya strain-strain baru yang lebih patogen ataupun ancaman penyakit eksotik. Penggunaan vaksin rekombinan merupakan suatu terobosan untuk menghadapi beberapa penyakit secara sekaligus. Pada peternakan unggas komersial seperti broiler, metode vaksinasi tersebut sejak dini di unit pembibitan dapat meningkatkan efisiensi baik dari segi waktu maupun biaya.

Vaksin Rekombinan
Vaksin rekombinan merupakan inovasi pengembangan vaksin dengan memanfaatkan bioteknologi dengan memutasi suatu vektor untuk mengekspresikan antigen dari virus patogen dengan cara menyisipkan gen target ke dalam genom vektor. Harapannya adalah terbentuknya respon tanggap kebal yang mampu menahan infeksi patogen yang ditargetkan. Tujuan aplikasi vaksin rekombinan adalah ekonomi. Selain lebih mudah dan murah, vaksin rekombinan dapat diarahkan menjadi vaksin multivalen untuk beberapa patogen sekaligus tanpa perlu adanya booster. Selain sumber antigen virus yang ingin diekpresikan, dalam pembuatan vaksin rekombinan terdapat faktor penting lainny yaitu vektor yang digunakan sebagai sistem delivery. Pada umumnya vektor virus DNA lebih sering dipergunakan karena kapasitas insersinya yang lebih besar dan stabil secara genetik namun penggunaan virus RNA sebagai vektor juga sudah dilakukan. Setiap vektor virus yang digunakan sebagai kerangka dasar dalam pembuatan vaksin rekombinan mempunyai kelebihan dan. kekurangan sehingga pemilihannya harus disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan di lapangan.
Vaksin Reverse Genetik
Sebenarnya vaksin ini termasuk dalam. kategori vaksin rekombinan, namun istilah tersebut memberikan penekanan yang lebih spesifik di mana suatu virus baru di-enginer melalui suatu mekanisme rescue cDNA pada virus (-) RNA. Genom dari virus mutan dapat dimanipulasi sedemikan rupa sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Untuk bidang perunggasan, beberapa virus baru dibuat melalui rekayasa reverse genetik seperti AFV dan ND.
Pertimbangan Penerapan Vaksin Retombinan di Indonesia
Walaupun beberapa vaksin rekombinan telah menunjukkan performa yang memuaskan untuk skala laboratorium, namun implementasinya di lapangan masih terkendala dengan isu FRG (produk rekayasa genetikyang masih diperdebatkan di beberapa negara termasuk Indonesia. Di sampmg motif ekonomi (hak paten dan monopoli pertimbangan yang lebih rasional adalah dampaknya terhadap lingkungan. Introduksi makhluk baru termasuk produk rekayasa genetik dikhawatirkan akan mengganggu keseimbangan ekosistem. Selain itu, kestabilan genetik PRG di linekungan masih dipertanyakan. Tren untuk pengguman rekombman vaksin di bidang peternakan akan semakin menguat di masa mendatang. Beberapa perakiran perundangan pemerintah RI dalam rangka menjawab isu penerapan produk PRG seperti UU No 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup dan PP No 21 Tahun 2005 tentang Keamanan Hayati PRG. Pemerintah RI mengedepankan Isu keamanan pangan,keamanan pakan dan keamanan lingkungan. Kesiapan Pemerintah baik dari segi legislasi maupun aparatur pelaksana sangat diperlukan untuk mengatur dan mengawasi penerapan vaksin rekombinan sehingga dampak negatifnya bisa diminimalisasi.
Sumber : Riza Hartawan, 2011. Perkembangan Vaksin Rekombinan Untuk Penyakit Viral dan Implementasinya di Industri Perunggasan di Indonesia. Agroinovasi. Jakarta

JENIS ITIK PEDAGING : Penyediaan Kandang

Pemeliharaan itik pedaging secara intensif perlu disediakan kandang yang memadai sesuai kebutuhan ternaknya.
Dibidang peternakan, bahwa ternak itik merupakan salah satu komoditi unggas yang mempunyai peran cukup penting sebagai penghasil telur dan daging untuk mendukung ketersediaan protein hewani yang murah dan mudah didapat. Di Indonesia, itik umumnya diusahakan sebagai penghasil petelur namun ada pula yang diusahakan sebagai penghasil daging. Peternakan itik didominasi oleh peternak dengan sistem pemeliharaan yang masih tradisional di mana itik digembalakan di sawah atau tempat-tempat yang banyak airnya, namun dengan cepat mengarah pada pameliharaan/budidaya secara intensif yang sepenuhnya terkurung.
Saat ini, pergeseran pola/sistem budidaya/pemeliharaan itik ini disebabkan oleh berkurangnya tempat penggembalaan antara lain karena makin intensifnya penanaman padi sawah, konvensi atau alih fungsi lahan persawahan menjadi daerah pemukiman dan industri. Selain itu juga karena meningkatnya kesadaran peternak untuk mencegah dan menularnya penyakit unggas seperti Avian Influenza.
Dengan adanya, pegeseran ini menunjukkan bahwa usaha peternakan itik bukan hanya sekedar sambilan akan tetapi sudah memiliki orientasi bisnis yang diarahkan dalam suatu kawasan, baik sebagai cabang usaha maupun sebagai usaha pokok, karena mengusahakan budidaya itik cukup menguntungkan dan dapat dijadikan sebagai sumber pendapatan keluarga.
Pemeliharaan itik pedaging secara intensif perlu disediakan kandang yang memadai sesuai kebutuhan ternaknya. Karena kandang diperlukan sebagai tempat berkurungnya (hidupnya) itik sepanjang hari dan malam, pembuatan kandang itik harus memenuhi persyaratan terjaminnya peredaran udara yang baik, terhindar dari tiupan angin langsung dan panasnya terik matahari, mudah pengawasan dan pembersihan.
Berhubung kandang itik selalu basah dan kotorannya lembek, untuk memudahkan pembersihan, kandang itik sebaiknya dibangun bertingkat (bentuk panggung), atau kalau langsung di tanah, lantai di beton (semen) . Bahan untuk pembuatan kandang dianjurkan yang mudah diperoleh, murah tahan terhadap air (tidak mudah lapuk) dan tidak membahayakan kesehatan baik terhadap manusia maupun ternaknya.
Dalam usaha budidaya/memelihara itik ada beberapa sistem kandang . Adapun sistem kandang itik ada 3 (tiga) macam, yaitu :
A. Kandang Sistem Postal/litter. Pada sistim ini itik-itik dipelihara dalam suatu ruangan. Alas kandang itik bisa menggunakan litter dengan susunan : pasir kering 6 bagian, sekam kering 4 bagian, kapur mati 1 bagian.
B. Kandang Sistem Batery. Kandang sistem batery terdiri petak-petak yang dibuat berderet-deret seperti batery. Pada musim ini tiap satu ruangan disediakan untuk 1 ekor itik, setiap petak ruangan berukuran : panjang 40 cm, lebar 30 cm, tinggi 40 cm. Sedangkan tempat makan dan minum ditaruh di luar kandang.
C. Kandang Sistem Lantai/kisi. Lantai dibuat dari bilah papan atau bambu, dipasang jarang antara 1 - 1,5 cm (untuk itik dewasa) dan 0,5 - 1 cm untuk itik dara dan anak. Bila memelihara itik dalam jumlah ratusan, kandang di petak-petak dengan sekat tinggi 40 -50 cm. Tiap petak yang dibuat disediakan untuk 20 - 30 ekor itik dewasa.
Luas lantai kandang menurut umur itik (untuk 100 ekor) : itik umur 1 hari - 1 minggu diperlukan luas lantai kandang 1 - 2 m², itik umur 1 - 2 minggu diperlukan luas lantai kandang 2 - 4 m², itik umur 2 - 4 minggu diperlukan luas lantai kandang 4 - 6 m², itik umur 4 - 6 minggu diperlukan luas lantai kandang 6 - 8 m², itik umur 6 - 8 minggu diperlukan luas lantai kandang 8- 10 m².
Ukuran kandang itik berdasarkan umur dan jumlahnya (daya tampung), sebagai berikut : untuk umur 1 minggu dengan daya tampung 50 ekor/m², untuk umur 1 - 2 minggu dengan daya tampung 20 ekor/m², untuk umur 2 - 3 minggu dengan daya tampung 12 ekor/m², untuk umur 3 - 7 minggu dengan daya tampung 5 - 9 ekor/m².
Kandang anak itik di petak-petak dengan diberi sekat setinggi 20 - 30 cm. Sekat ini dapat dipindah-pindahkan untuk menyesuaikan petakan sesuai dengan patokan (umur itik). Bila anak itik yang dipelihara hanya dalam jumlah kecil, cukup dibuat kotak (box) sebagai induk tiruan.
Peralatan kandang itik pedaging yang diperlukan, sebagai berikut : 1) Tempat pakan dan minum hendaknya dari bahan tidak mudah berkarat dan penempatannya mudah dijangkau, mudah dipindahkan, diganti, ditambah isinya dan mudah dibersihkan; 2) Alat pembersih kandang harus lengkap, alat pembersih dari kandang isolasi tidak boleh digunakan pada kandang lainnya; 3) Alat pemanas berfungsi sebagai induk buatan anak itik, berupa lampu minyak atau listrik dan pemanas ini digunakan untuk anak itik umur 1 hari - 1,5 bulan; 4) Alat penerangan memberikan rasa nyaman dan aman; 5) Alat penanganan telur seperti : alat pembersih, alat sortir, alat penyimpanan sementara dan alat pengepakan siap angkut; 6) Alat penghapus hama (hand sprayer) dengan masker.
Penulis : Sri Hartati (Pusat Penyuluhan Pertanian )
email : tatik3454@yahoo.com
Sumber : 1) Folder Pedoman Budidaya Itik Pedaging Yang Baik (Good Farming Practice), Direktorat Jenderal Peternakan 2008; 2) Pedoman Beternak Itik, Direktorat Jenderal Peternakan 1998; picasaweb.google.com (21/4 2011)

JENIS ITIK PEDAGING : KANDANG

Perkandangan Itik

Lokasi peternakan itik sebaiknya tidak dekat dengan perkotaan karena dapat menimbulkan masalah dalam pembuangan limbah. Peternak kecil yang ingin memanfaatkan lahan pekarangannya dapat memelihara itik dalam jumlah kecil dan menjaga kebersihan kandang untuk mengurangi bau yang kurang sedap. Jarak antara kandang dan sumur diusahakan agak jauh untuk mencegah pencemaran.
Kandang itik digunakan untuk beristirahat dimalam hari dan bertelur dipagi hari, sedangkan pada siang hari itik berada dihalaman kandang yang tidak beratap dan dibatasi oleh pagar. Lantai kandang, baik di dalam maupun di halaman dapat dibuat dari tanah atau dari semen. Pemasangan lantai tambahan dari potongan bambu disekitar tempat minum akan sangat membantu mengurangi penyebaran air pada saat minum.
Atap kandang dapat dibuat dari bahan yang sederhana seperti genting atau rumbia. Bentuk atap kandang dapat dikelompokkan menjadi 4 yaitu atap dua muka dengan lubang angin, dua muka tanpa lubang angin, satu muka dengan lubang angin atau satu muka tanpa lubang angin.
Persyaratan Kandang :
1. Temperatur kandang ± 39°C.
2. Kelembaban kandang berkisar antara 60-65%.
3. Penerangan kandang diberikan untuk memudahkan pengaturan kandang agar tata kandang sesuai dengan fungsi bagian-bagian kandang.
4. Model kandang menurut umur itik yaitu:
• kandang untuk anak itik umur 1 hari (DOD) pada masa stater bisa disebut juga kandang box, dengan ukuran 1 m2 mampu menampung 50 ekor DOD (Day Old Duck).
• kandang grower (untuk itik remaja) disebut model kandang ren/kandang kelompok dengan kepadatan kandang 6-9 ekor/m2, lantai kandang kelompok ini terbuat dari semen atau tanah yang dipadatkan dengan diberi campuran pasir dan kapur. Kolam air dangkal untuk minum dan membersihkan badan. Pada umur ini bobot badan ideal tidak lebih dari 6,1 kg.
• kandang layer (untuk itik masa bertelur) modelnya bisa berupa kandang baterei (satu atau dua ekor dalam satu kotak) bisa juga berupa kandang kelompok dengan ukuran setiap meter persegi 4-5 ekor itik dewasa (masa bertelur atau untuk 30 ekor itik dewasa dengan ukuran kandang 3 x 2 m).
• Kandang cukup dibuat dari bahan yang sederhana, tidak harus mahal asal tahan lama (kuat). Demikian pula untuk perlengkapan berupa tempat makan, tempat minum dan perlengkapan tambahan lain dalam pemenuhan kebutuhan hidupnya harus dari bahan yang tahan lama dan disesuaikan dengan umurnya. http://cybex.deptan.go.id

JENIS ITIK PEDAGING : Itik Manila

Sumber Gambar: http://www.ternakentok.com
Itik manila atau entokyang sekarang ini dikenal masyarakat merupakan itik yang berasal dari Amerika Selatan, tetapi sudah lama dipelihara di Indonesia sehingga sudah beradaptasi dengan lingkungan dan ikiim yang ada di Indonesia. Itik jenis ini cocok dijadikan sebagai itik potong karena memiliki ukuran tubuh yang besar dengan berat sekitar 3-3,5 kg. Itik ini tidak hanya besar, tetapi juga memiliki daya mengeram yang baik. Belakangan, entok dikawinkan dengan itik taiwan yang sejenis dengan entok.Perkawinan tersebut menghasilkan keturunan itik penghasil daging yang kualitasnya baik dengan bobot badan 2,5-3 kg per ekor pada umur 10 minggu. Itik tersebut kemudian dikenal dengan nama mule duck.
Sumber : Ir. Supriyadi, MM, Panduan Itik, 2011.http://cybex.deptan.go.id

JENIS ITIK PEDAGING : itik Alabio

ITIK PEDAGING

Ada beberapa jenis itik pedaging, antara lain : itik Alabio, itik Serati. Dimana itik Serati mempunyai keunggulan, seperti : produktivitas lebih unggul, pertumbuhan lebih cepat, kadar lemak rendah dan kadar proteingnya tinggi.
Dibidang peternakan, bahwa ternak itik merupakan salah satu komoditi unggas yang mempunyai peran cukup penting sebagai penghasil telur dan daging untuk mendukung ketersediaan protein hewani yang murah dan mudah didapat. Di Indonesia, itik umumnya diusahakan sebagai penghasil petelur namun ada pula yang diusahakan sebagai penghasil daging. Peternakan itik didominasi oleh peternak dengan sistem pemeliharaan yang masih tradisional di mana itik digembalakan di sawah atau tempat-tempat yang banyak airnya, namun dengan cepat mengarah pada pameliharaan/budidaya secara intensif yang sepenuhnya terkurung.
Saat ini, pergeseran pola/sistem budidaya/pemeliharaan itik ini disebabkan oleh berkurangnya tempat penggembalaan antara lain karena makin intensifnya penanaman padi sawah, konvensi atau alih fungsi lahan persawahan menjadi daerah pemukiman dan industri. Selain itu juga karena meningkatnya kesadaran peternak untuk mencegah dan menularnya penyakit unggas seperti Avian Influenza.
Dengan adanya, pegeseran ini menunjukkan bahwa usaha peternakan itik bukan hanya sekedar sambilan akan tetapi sudah memiliki orientasi bisnis yang diarahkan dalam suatu kawasan, baik sebagai cabang usaha maupun sebagai usaha pokok, karena mengusahakan budidaya itik cukup menguntungkan dan dapat dijadikan sebagai sumber pendapatan keluarga.
Adapun jenis itik pedaging yang sudah banyak dikenal oleh masyarakat luas, antara lain : itik Alabio, itik Serati. Itik-itik tersebut mempunyai bentuk spesifik atau penampilan yang berbeda, yaitu :
A. Bentuk fisik itik Alabio sebagai berikut : (1) Warna bulu : pada iti jantan berwarna agak putih kekuning-kuningan, abu-abu kehitaman, ujung ekor bulu melengkung ke atas. Untuk bulu sayap, ujung ekor, dada, leher berwarna keputih-putihan dan atas kepala sedikit hitam. Pada itik betina berwarna keabu-abuan, coklat dan kehitam-hitaman pada ujung sayap. Sedangkan ujung ekor, leher, kepala berwarna keputih-putihan dan atas kepala berwarna kehitaman; (2) Warna kaki tegap dan berwarna kuning; (3) Profil bulu langsing, membentuk segitiga dan berdiri 60 derajat dengan tanah; (4) Paruh kokoh, pipih dan berwarna kuning, ujung paruh ada segi tiga hitam; (5) Tanda khusus yaitu berjambul dan warna kulit telur biru kehijauan; (6) Berat badan dewasa untuk betina 1.400 gram dan jantan 1.500 gram;
B. Penampilan itik Serati yaitu tumbuh lebih cepat dibanding itik jantan yang digemukkan. Itik Serati pada umur 8 minggu mencapai bobot badan 1,8 kg sedangkan itik jantan yang digemukan hanya 1,3 kg atau itik Serati tumbuh lebih beratr 0,5 kg dibanding itik jantan yang digemukkan. Begitu pula penggunaan pakan itik Serati jauh lebih baik dibanding itik jantan yang digemukkan. Itik Serati hanya membutuhkan 3,29 kg pakan untuk menghasilkan 1 kg bobot badan dibanding itik jantan yang digemukkan membutuhkan pakan sebanyak 4,24 kg. Dari hasil penelitian tentang itik Serati menunjukkan bahwa daging dadanya lebih banyak dibandingkan dengan daging itik biasa. Disamping itu daging itik Serati juga tidak berbau amis seperti bau itik jenis lainnya.
Sebagai gambaran, bahwa itik Serati adalah hasil kawin silang antara Entog Jantan dengan itik Betina untuk menghasilkan itik pedaging yang berkualitas tinggi. Itik Serati untuk pedaging telah diproduksi secara komersial. Saat ini banyak restoran atau warung makan di beberapa kota menyediakan daging itik yang telah dimasak dengan menggunakan berbagai macam bumbu. Misalnya di Kalimantan, itik dimasak dan dijual sebagai itik panggang, sedangkan di Jawa orang itik dimasak menjadi itik goreng dan du Bali dikenal dengan masakan "betutu" yaitu masakkan itik dengan bumbu ditaburi jeruk limau dan dipanggang.
Itik Serati yang merupakan hasil pesilangan antara itik jantan dengan Entog betina, ternyata mempunyai beberapa keunggulan, antara lain : produktivitas lebih unggul, pertumbuhan lebih cepat, kadar lemak rendah dan kadar proteingnya tinggi.

Penulis : Sri Hartati (Pusat Penyuluhan Pertanian )
email : tatik3454@yahoo.com
http://cybex.deptan.go.id

JENIS ITIK PEDAGING : Itik Peking

Sumber Gambar: http://3.bp.blogspot.com
Itik peking tergolong jenis itik yang tubuhnya paling berat, bisa mencapai 4,5-5 kg per ekor pada umur 10 minggu. Tekstur dagingnya lembut dan berwarna kekuningan. Pertumbuhan itik peking tergolong sangat cepat karena dalam usia 50 hari sudah mencapai bobot rata-rata 3,25 kg. Hal ini wajar karena itik peking memang dikenal rakus. Oleh karena itu, biaya pakan seekor itik poking selama 50 hari pemeliharaan bisa mencapai Rp 30.000. Peternak itik peking umumnya menjual daging ke restoran yang memang menyediakan menu masakan itik peking dengan harga sekitar Rp. 25.000 per kg bobot hid up. Untuk mengembangkan itik poking,seorang peternak di Cirebon, Jawa Barat, berhasil melakukan persilangan itik peking yang berwarna putih bersih dengan itik rambon (ras asli cirebon) yang berbulu cokelat dan menghasilkan itik pedaging dengan pertumbuhan cepat. Anak hasil persilangan tersebut memiliki beberapa jenis warna bulu, yaitu putih, cokelat, dan putih dengan bulu cokelat di bagian atas.
Sumber : Ir. Supriyadi, MM, Panduan Itik, 2011.http://cybex.deptan.go.id

JENIS-JENIS ITIK PETELUR : Itik Alabio

Itik Alabio

Sumber Gambar: http://far71.wordpress.com
Usaha tani itik alabio telah dilakukan sejak lama, khusunya di lahan rawa di Kalimantan Selatan bahkan merupakan usaha pokok masyarakat di Kabupaten Hulu Sungai Utara. Pemeliharaan itik alabio mempunyai prospek yang cerah seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk dan meningkatnya kesadaran masyarakat akan konsumsi protein hewani asal ternak. Beternak itik ini dapat memberikan kontribusi yang memadai terhadap pendapatan keluarga. Usaha tani itik alabio kini sudah mengarah ke spesialisasi usaha yaitu produksi telur tetas, telur konsumsi, penetasan, dan pembesaran. Itik Alabio merupakan salah satu plasma nutfah unggas lokal yang mempunyai keunggulan sebagai penghasil telur.
Usaha pemeliharaan itik secara umum dapat dikelompokan menjadi tiga, yaitu skala kecil, itik yang dipelihara kurang dari 500 ekor dengan sistem pemeliharaan tradisional atau dilepas di laha rawa ataus awah, skala sedang dengan jumlah itik yang dipelihara lebih dari 5000 ekor/peternak dengan sistem pemeliharaan secara intensif.
Pemeliharaan itik alabio jantan untuk tujuan menghasilkan daging berkualitas prima harus dilakukan sampai umur 12 minggu. Itik alabio jantan yang lebih tinggi dibanding itik bali dan tegal, namun sedikit lebih rendah dari itik khaki chambell. Pengolahan pascapanen daging dan telur itik merupakan salah satu cara untuk meningkatkan nilai tambah dalam upaya mendongkrak pendapatan dan gizi masyarakat. Beberapa bentuk produk olahan dari itik adalah dendeng, abon, sosis, dan bakso.
Permasalahan yang dihadapi dalam pengolahan daging itik adalah daging kurang empuk dan pengemasan belum baik, sehingga produk tidak dapat bertahan lama. Kualitas dendeng itik kurang baik bahkan ada yang aromanya kurang segar atau sedikit bau tengik sehingga kurang disukai konsumen. Telur biasanya diawetkan menjadi telur asin, namun kualitasnya masih beragam, terutama warna kuning telurnya. Sebagian masyarakat Kalimantan Selatan cenderung mengkonsumsi telur itik yang warna kuning telurnya lebih merah atau orang setempat menyebutnya "telur tambak". Telur seperti itu dihasilkan dari itik yang dipelihara dengan cara digembala.
Beberapa penyakit pada itik alabio adalah samonelosis, kolibasilosis, cengesan atau selesma, aflatoksikosis, dan asperigilosis. Istiana (1994) telah berhasil mengisolasi Salmonella sp. Namun, Salmonella berhasi diisolasi dari sampel anak itik, telur, dedak, dan pakan itik alabio yang dijual di pasar. 
 
Sumber : Balittra, 2011.http://cybex.deptan.go.id

JENIS-JENIS ITIK PETELUR : Itik Kerinci


Sumber Gambar: http://www.deptan.go.id/daerah_new/jambi/
itik kerinci merupakan itik lokal kabupaten Kerinci, Jambi. Populasi yang terbanyak terdapat di Kecamatan Air Hangat dan Kecamatan Hamparan Rawang. Itik ini berkembang cukup baik di habitat aslinya, yakni di daerah dataran tinggi antara 600@1.500 m di atas permukaan laut. Ciri-ciri bangsa itik kerinci yang khas adalah itik dataran tinggi dengan warna dasar putih kecokelatan dan bersifat jinak Itik kerinci memiliki warna dasar putih dan totol cokelat terang di daerah dada hingga ujung ekor dengan sayap berwarna gelap. Kaki dan paruh itik kerinci cenderung berwarna gelap atau hitam. Pada itik jantan, selain memiliki warna dasar putih juga didominasi oleh warna cokelat, terutama pada bagian leher, dada, dan punggung. Pada bagian ujung ekor itik kerinci jantan terdapat warna campuran cokelat dan biru kehitaman atau gelap. Produksi telur itik ini termasuk tinggi, yakni rat-rata 180 butir per ekor per tahun dengan masa produksi 10 bulan. Warna kerabang telurnya putih kebiru-biruan (biru pudar). Ukuran telurnya lebih kecil dibandingkan telur itik lokal lainnya, yaitu sekitar 55@60 g per butir.
Sumber : Ir. Supriyadi, MM, Panduan Itik, 2011.http://cybex.deptan.go.id

JENIS-JENIS ITIK PETELUR : Itik Damiaking

Itik Damiaking

Sumber Gambar: http://kreasibajangbelvan.blogspot.com
Itik damiaking merupakan itik lokal yang banyak berkembang di daerah Kabupaten Serang, Banten. Itik damiaking memiliki karakter warna bulu yang' seragam, terutama pada bagian leher, dada, dan punggung. Sayap luarnya berwarna cokelat kekuning-kuningan. Menurut peternak di Serang, nama itik damiaking diambil dari bahasa Sunda (dami = jerami dan aking = kering). Nama tersebut menunjukkan warna itik damiaking, yakni seperti jerami kering. Sementara itu, paruhnya berwarna hitam dan kaki berwarna kuning.
Sumber : Ir. Supriyadi, MM, Panduan Itik, 2011.http://cybex.deptan.go.id

JENIS-JENIS ITIK PETELUR : Jenis Itik Cihateup

Jenis Itik Cihateup

Sumber Gambar: www.google.com
Itik cihateup merupakan itik lokal yang banyak berkembang di daerah Cihateup Desa Rajamandala, Kecamatan Raja polah, Kebupaten Tasikmalaya, Jawa Barat. Itik ini dapat berkembang baik di dataran tinggi maupun dataran rendah. Saat ini, populasi itik cihateup sangat kritis sehingga perlu ada upaya untuk tetap melestarikannya. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan membuat penangkaran bibit itik cihateup.
Ciri-ciri dari itik cihateup antara lain sebagai berikut.
1. Warna bulu merah bata dengan ujung sayap berwarna putih bercorak batik sehingga dinamakan beureum selap atau batik sisi.
2. Warna paruh dan kulit kaki hitam kelam, baik pada betina maupun jantan.
3. Bentuk kepala lonjong, kelopak mata tipis, leher panjang, dan ekor tajam (seperti ekor burung pipit) Bersifat jinak.
4. Produksi telur itik jenis ini termasuk tinggi, yakni dapat mencapai 200-230 butir per ekor per tahun dengan rata-rata produksi sekitar 70.
Sumber : Ir. Supriyadi, MM, Panduan Itik, 2011.http://cybex.deptan.go.id

JENIS ITIK PEDAGING : Panen & Pasca Panen

Cara Membuat Abon Daging Itik

Salah satu pengolahan daging itik agar tahan lama dan mempunyai citarasa adalah dapat dibuat menjadi abon itik.
Untuk hidup sehat diperlukan bahan pangan dengan zat gizi karbohodrat, protein, lemak, vitamin dan mineral. Jenis bahan pangan yang dimakan terdiri dari bahan pangan asal nabati dan hewani. Dalam hal ini, bahan pangan hewani mengandung zat gizi esensial yang lengkap yang sangat dibutuhkan oleh tubuh manusia.
Dalam hal ini, bahwa manusia membutuhkan makanan untuk mempertahankan hidupnya salah satunya dengan memenuhi kebutuhan gizi bagi tubuhnya. Disamping itu, manusia mengkonsumsi makanan selain untuk memenuhi kebutuhan gizi juga untuk tujuan nilai-nilai sosial.
Bahan pangan hasil ternak seperti daging, telur dan susu merupakan sumber protein hewani. Dimana protein hewani mengandung asam amino esensia (yang tidak dapat dibuat oleh tubuh) yang lengkap dan seimbang sangat dibutuhkan oleh tubuh terutama bagi pertumbuhan dan fungsi susunan syaraf.
Pada umumnya pada anak-anak baik Balita maupun usia sekolah sering mengkonsumsi makanan dengan protein hewani tinggi, akan memperlihatkan pertumbuhan yang cepat, cerdas, dan mempunyai daya tahan tubuh yang kuat. Menurut aturan gizi yang normal, yang ditetapkan oleh Widya Pangan danGizi, LIPI, tahun 1988 manusia membutuhkan 4,5 graqm protein hewani asal ternak per kapita per hari. Nilai tersebut dapat diperoleh melalui konsumsi 6 kg daging, 6 kg telur, dan 4 kg air susu per kapita per tahun.
Seperti kita ketahui, bahwa hasil ternak berupa daging, telur dan susu termasuk jenis pangan yang mudah busuk atau rusak. Oleh karena itu, diperlukan upaya untuk memeprpanjang daya tahan, daya simpan, dan memperbesar daya guna melalaui proses pengawetan dan pengolahannya.
Tujuan pengawetan dan pengolahan bahan makanan, sebagai berikut : 1) memperpanjang waktu penyimpanan, pengangkutan dan penjualan; 2) mempertahankan nilai gizi makanan; 3) mempermudah pengujian; 4) memperluas wilayah perdagangan; 5) cadangan makanan; 6) penyerapan tenaga kerja; 7) memperoleh nilai tambah dari bahan makanan; 8) memungkinkan peng-anekaragaman jenis olahan bahan makanan.
Salah satu hasil ternak yang dapat dibuat abon adalah daging itik. Ciri-ciri daging itik yaitu struktur daging itik sama dengan daging ayam, tetapi warnanya lebih gelap. Untuk mempersiapkan daging itik sebelum diolah agar tidak berbau anyir, sebagai berikut :
1. Setelah itik disembelih, rendam dalam air memdidih selama 10 menit, angkat dan cabut bulu-bulunya. Pegang leher dan kaki itik, panggang diatas nyala api sampai bulu-bulu halusnya habis terbakar;
2. Buang kelenjar minyak dekat ekor dan sebagian lemak yang terdapat dalam rongga perut. Bagian inilah yang membuat itik berbau anyir. Untuk mengurangi bau anyir, sebelum dipotong suapkan 2 - 3 sendok makan cuka ke mulut itik biarkan 2 jam agar cuka meresap ke dalam daging.
Bahan dan bumbu yang diperlukan untuk membuat abon daging itik 1 (satu) kg, yaitu : Bahan-bahan yang diperlukan antara lain : daging itik 1(satu) kg, minyak kelapa secukupnya, kelapa 1(satu) butir (2 gelas santan kental). Sedangkan bumbu yang diperlukan, antara lain : bawang merah 10 siung, bawang putih 5 (lima) siung, ketumbar 1(satu) sendok makan, lada 1 (satu) sendok teh, lengkuas 2 (dua) potong, daun salam secukupnya, garam secukupnya atau sesuai selera.
Adapun cara membuat abon daging itik yaitu : 1) Daging dicuci bersih kemudian direbus sampai empuk dan disuwir-suwir; 2) Semua bumbu dihaluskan kemudian dicampur dengan daging yang telah disuwir-suwir; 3) Masukkan kedalam santan kental dan langsung direbus diatas api yang kecil sambil diaduk-aduk sampai santannya habis; 4) Setelah santannya habis lalu diangkat dan dagingnya ditumbuk lagi; 5) Goreng sampai kering dan warnanya kuning; 6) Kemudian diangkat dan dipres samapai minyaknya habis; 7) Abon siap dihidangkan/dikemas dalam plastik atau toples.
Penulis : Sri Hartati (Pusat Penyuluhan Pertanian)
email : tatik3454@yahoo.com
Sumber : 1) Petunjuk Teknis Pengolahan Hasil Peternakan, Direktorat Jenderal Peternakan 1998; 2) Buku Pengolahan Bahan Pangan Hasil Peternakan 1999; 3)  commons.wikimedia.org (12 - 5 - 2011)

JENIS ITIK PEDAGING : BIBIT

Tatalaksana Pemeliharaan Anak Itik ( Meri )

1. Menentukan Jenis Kelamin Meri: Menentukan jenis kelamin atau "sexing", umumnya menggunakan dua cara yaitu dengan melihat alat kelamin atau mendengarkan suaranya. Cara pertama yaitu meri dipegang dalam posisi punggung dibagian bawah, dengan ekor menjulang keatas diantara telunjuk dan jari tengah. Menggunakan ibu jari dan telunjuk tangan kanan, kloaka dibuka lebar dan sedikit ditekan. Bila terlihat tonjolan atau penjuluran kecil berwarna putih yaitu penis maka meri tersebut jantan, sedangkan pada betina tidak tampak tonjolan tersebut. Cara kedua yakni membedakan dengan suara meri dimana pada meri jantan mempunyai suara yang besar dan berat, sedangkan yang betina suaranya keras dan nyaring. Untuk membuat meri bersuara caranya dengan memegang anak itik menggunakan tangan kiri, sedangkan tangan kanan mencubit bagian pangkal sayap. Cara ini perlu pengalaman bagi peternak yang ingin mempraktekkan.
2. Penyediaan Induk Buatan: Alat yang banyak digunakan peternak berupa pemanas lampu minyak atau listrik. Induk buatan ini dapat digunakakan untuk sekitar 100 ekor anak itik. Dapat dibuat dari triplek, kayu atau seng dengan lampu minyak atau listrik (sekitar 40 watt) dipasang dibagian tengah. Keranjang berbentuk bulat terbuat dari anyaman bambu dapat dipakai sebagai induk buatan. Panas yang dihasilkan oleh tubuh anak itik yang saling berhimpitan dalam keranjang dapat pula dipakai sebagai sumber panas. Untuk mengetahui apakah temperatur indukan sudah cukup, dapat dilihat dari sebaran meri, jika terlalu panas meri akan berada dipinggir dan bila terlalu dingin meri akan mengumpul disekitar sumber panas. Temperatur yang ideal akan membuat sebaran meri merata disemua tempat.
3. Tempat Pakan dan Minum: Tempat minum harus diusahakan sedemikian rupa aman agar meri tidak dapat masuk kedalam tempat minum. Pakan diberikan dalam bentuk mash atau crumble yang diletakkan diatas tempat pakan. Jumlah tempat pakan dan minum harus cukup dan perlu disesuaikan dengan bertambahnya umur. Bentuk tempat pakan diusahakan memanjang sehingga dapat menampung meri dalam jumlah banyak. Tempat minum sebaiknya diberikan dekat dengan tempat pakan, bagian bawah tempat minum dapat diberi tempat penampungan air yang tercecer untuk meri bermain air. 


Tatalaksana Pemeliharaan Itik Dara

Kandang dengan sistim pen yang dilengkapi dengan litter dari sekam untuk itik dara dianggap yang paling cocok. Apabila jumlah itik yang dipelihara tidak banyak (500 ekor), maka kandang itik dara dapat sekaligus digunakan sebagai kandang itik petelur. Luas kandang yang dibutuhkan sekitar 6-7 ekor per m2. Penyediaan tempat pakan dan minum harus cukup sehingga semua itik dapat makan dan minum secara merata. Hari pertama itik dara masuk dalam kandang. Perlu diberikan obat anti stress berupa vitamin, preparat sulfa seperti "sulfamix" atau sebangsanya yang dapat dibeli di poultry shop. Obat tersebut berguna dapat dicampurkan dalam air minum untuk menghindarkan stress yang berlebihan dan mencegah beberapa penyakit yang disebabkan oleh bakteri.

Pembatasan jumlah pakan merupakan cara yang terbaik untuk mencegah kegemukan. Namun demikian pembatasan pakan yang berlebihan akan dapat menyebabkan itik menjadi kurus. Beberapa peternak memberikan sekitar 75-80 % dari kebutuhan konsumsi pakan normal sehari. Cara lain yang juga banyak dilakukan peternak adalah mengurangi kwalitas pakan, dengan mempertinggi kandungan serat kasar. Sebagai patokan berat badan ideal itik siap bertelur (22 minggu) berkisar antara 1,3-1,4 kg.
 
Penyediaan halaman sangat membantu dalam mencegah terjadinya kegemukan. Hal ini dapat dilakukan dengan membiarkan itik berada dihalaman kandang pada siang hari sehingga itik dapat secara leluasa bergerak. Pada malam hari itik dimasukkan dalam kandang beratap untuk beristirahat atau tidur. 

Bibit Itik Pedaging

Sumber Gambar: id-id.vi-vn.connect.fa..(7/7 2011)
Bibit itik serati mempunyai pertambahan bobot badan lebih bagus dibandingkan itik jantan biasa yang digemukkan ( ½ kg lebih berat dibandingkan itik jantan biasa yang digemukkan).
Dibidang peternakan, bahwa ternak itik merupakan salah satu komoditi unggas yang mempunyai peran cukup penting sebagai penghasil telur dan daging untuk mendukung ketersediaan protein hewani yang murah dan mudah didapat. Di Indonesia, itik umumnya diusahakan sebagai penghasil petelur namun ada pula yang diusahakan sebagai penghasil daging. Peternakan itik didominasi oleh peternak dengan sistem pemeliharaan yang masih tradisional di mana itik digembalakan di sawah atau tempat-tempat yang banyak airnya, namun dengan cepat mengarah pada pameliharaan/budidaya secara intensif yang sepenuhnya terkurung.
 
Saat ini, pergeseran pola/sistem budidaya/pemeliharaan itik ini disebabkan oleh berkurangnya tempat penggembalaan antara lain karena makin intensifnya penanaman padi sawah, konvensi atau alih fungsi lahan persawahan menjadi daerah pemukiman dan industri. Selain itu juga karena meningkatnya kesadaran peternak untuk mencegah dan menularnya penyakit unggas seperti Avian Influenza.
Dengan adanya, pegeseran ini menunjukkan bahwa usaha peternakan itik bukan hanya sekedar sambilan akan tetapi sudah memiliki orientasi bisnis yang diarahkan dalam suatu kawasan, baik sebagai cabang usaha maupun sebagai usaha pokok, karena mengusahakan budidaya itik cukup menguntungkan dan dapat dijadikan sebagai sumber pendapatan keluarga.
 
Untuk hidup sehat diperlukan bahan pangan dengan zat gizi karbohodrat, protein, lemak, vitamin dan mineral. Jenis bahan pangan yang dimakan terdiri dari bahan pangan asal nabati dan hewani. Dalam hal ini, bahan pangan hewani mengandung zat gizi esensial yang lengkap yang sangat dibutuhkan oleh tubuh manusia. Bahan pangan hasil ternak seperti daging merupakan sumber protein hewani. Dimana protein hewani mengandung asam amino esensia (yang tidak dapat dibuat oleh tubuh) yang lengkap dan seimbang sangat dibutuhkan oleh tubuh terutama bagi pertumbuhan dan fungsi susunan syaraf.
Dalam hal ini, bahwa manusia betul-betul membutuhkan makanan yang dapat memenuhi gizi untuk dapat tumbuh yang sehat sehingga menghasilkan manusia yang berkualitas. Salah satunya untuk memenuhi kebutuhan gizi bagi tubuh manusia yaitu daging itik yang mempunyai kandungan protein hewani sehingga manusia yang mengkonsumsinya dan diharapkan dapat memenuhi gizi yang dibutuhkan oleh tubuh.
Saat ini, bibit itik pedaging yang baik yaitu menggunakan bibit itik serati yang merupakan hasil kawin silang antara Entog Jantan dengan Itik Betina dapat menghasilkan itik pedaging yang berkualitas tinggi. Itik serati untuk pedaging telah diproduksi secara komersial di beberapa negara Asia, akan tetapi di Indonesia itik tersebut belum berkembang secara komersial. Akhir - akhir ini perkembangan itik pedaging di Indonesia semakin meningkat sejak peternak menggemukkan itik jantan sebagai itik pedaging dan menjualnya dengan harga baik. Saat ini banyak restoran di beberapa kota menyediakan daging itik yang telah masak dengan menggunakan berbagai macam macam bumbu.
Penampilan Itik Serati tumbuh lebih cepat dibandingkan itik jantan yang digemukkan. Itik Serati pada umur 8 minggu mencapai bobot badan 1,8 kg sedangkan itik jantan yang digemukkan hanya 1,3 kg atau itik serati tumbuh ½ kg lebih berat dibandingkan itik jantan yang digemukkan. Begitu pula penggunaan pakan itik serati jauh lebih baik dibandingkan itik jantan yang digemukkan. Disamping itu, itik serati hanya membutuhkan 3,29 kg pakan untuk menghasilkan 1 kg bobot badan dibanding itik jantan yang digemukkan membutuhkan pakan sebanyak 4,24 kg. Dari hasil penelitian tentang itik serati menunjukkan bahwa daging dadanya lebih banyak dibandingkan dengan daging itik biasa. Selain itu, daging itik serati juga tidak berbau amis.

Penulis : Sri Hartati (Pusat Penyuluhan Pertanian )
email : tatik3454@yahoo.com http://cybex.deptan.go.id

JENIS ITIK PEDAGING : Itik serati/beranti (tiktok)

Sumber Gambar: http://cdn-u.kaskus.us/58/jbb3wcl0.jpg
Itik serati atau yang lebih populer disebut tiktok merupakan hasil persilangan antara itik dengan entok. Bila itik jantan disilangkan dengan entok betina, turunannya yang jantan bertubuh besar mirip entok, sementara yang betina bertubuh kecil seperti itik. Namun, bila entok jantan disilangkan dengan itik betina, turunannya, baik jantan maupun betina, akan bertubuh besar. Hasil persilangan entok dengan itik alabio akan menghasilkan anakan yang besarnya bisa mencapai 2,5-3 kg pada umur 12 minggu.
Sumber : Ir. Supriyadi, MM, Panduan Itik, 2011.
http://cybex.deptan.go.id

ITIK PETELUR : Kesehatan

PENCEGAHAN DAN PENGOBATAN PENYAKIT CACING DAN PENYAKIT BOTULISMUS PADA TERNAK ITIK PETELUR

Penyebab penyakit cacing pada terank itik yaitu berbagai macam jenis jacing, sedangkan penyebab penyakit Botulismus yaitu kuman Clostridium botulinum.
Dibidang peternakan, bahwa ternak itik merupakan salah satu komoditi unggas yang mempunyai peran cukup penting sebagai penghasil telur dan daging untuk mendukung ketersediaan protein hewani yang murah dan mudah didapat. Di Indonesia, itik umumnya diusahakan sebagai penghasil petelur namun ada pula yang diusahakan sebagai penghasil daging. Peternakan itik didominasi oleh peternak dengan sistem pemeliharaan yang masih tradisional di mana itik digembalakan di sawah atau tempat-tempat yang banyak airnya, namun dengan cepat mengarah pada pameliharaan/budidaya secara intensif yang sepenuhnya terkurung.

Saat ini, pergeseran pola/sistem budidaya/pemeliharaan itik ini disebabkan oleh berkurangnya tempat penggembalaan antara lain karena makin intensifnya penanaman padi sawah, konvensi atau alih fungsi lahan persawahan menjadi daerah pemukiman dan industri. Selain itu juga karena meningkatnya kesadaran peternak untuk mencegah dan menularnya penyakit unggas seperti Avian Influenza.
Dengan adanya, pegeseran ini menunjukkan bahwa usaha peternakan itik bukan hanya sekedar sambilan akan tetapi sudah memiliki orientasi bisnis yang diarahkan dalam suatu kawasan, baik sebagai cabang usaha maupun sebagai usaha pokok, karena mengusahakan budidaya itik cukup menguntungkan dan dapat dijadikan sebagai sumber pendapatan keluarga.
Pada umumnya itik tahan terhadap penyakit bila dibandingkan dengan ayam. Walaupun demikian masalah penyakit penting untuk diketahui agar peternak lebih berhati-hati dalam memeliharanya. Adapun pencegahan dan pengobatan penyakit cacing dan Botulismus pada ternak itik petelur, sebagai berikut :

A. Pencegahan dan Pengobatan Penyakit Cacing pada ternak itik petelur (bisa juga pada itik pedaging). Penyebabnya penyakit cacing yaitu berbagai macam jenis cacing. Penyakit ini banyak menyerang itik dilepas, dan jarang menyerang itik yang dikandangkan (batery atau kandang panggung). Tanda-tanda penyakit cacing : 1) Nafsu makan turun, badan kurus dan lesu; 2) Bulu kusam , kadang-kadang mencret atau berak darah; 3) produksi telur menurun atau tidak bertelur sama sekali. Penularan penyakit cacing : 1) Melalui makanan yang tercemar telur cacing dan ikut termakan; 2) Melalui tanah yang becek. Pencegahan penyakit cacing : 1) Kandang selalu bersih, kering dan tidak lembab; 2) Makanan dan air minum dijaga kebersihannya. Pengobatan penyakit cacing : diberikan obat cacing yang dicampur kedalam air minumnyaminimal 3 bulan sekali untuk itik yang mempunyai kandang panggung dan sebulan sekali untuk itik yang langsung dikandang berlantai tanah.
B. Pencegahan dan Pengobatan Penyakit Botulismus pada ternak itik petelur (bisa juga pada itik pedaging). Penyebabnya penyakit Botulismus yaitu kuman Clostridium botulinum. Penyakit ini sering menyerang itik piaraan dan liar yang dipelihara dekat dengan air, atau memakan bangkai atau daging yang sudah membusuk. Tanda-tanda (gejala penyakit) penyakit Botulismus : 1) Lesu dan sangat lemah, lumpuh, bulu-bulu tampak kusut, sayap terkulai; 2) Itik hanya duduk saja dan sering kepala dan leher terletak dilantai; 3) Nafas tidak teratur, lalu mati; 4) Warna kotoran kehijau-hijauan. Penularan penyakit Botulismus : kontak langsung yaitu itik makan bangkai atau daging yang telah membusuk dan dalam bahan tersebut ditemui kuman-kuman Clostridium botulinum. Pencagahan penyakit Botulismus: 1) Juhkan dari tempat-tempat yang kotor, bangkai atau makanan busuk; 2) Pemberian makanan yang bersih dan sayuran/hijauan dalam bentu segar. Pengobatan penyakit Botulismus : diberikan obat lazantia (obat cuci perut) untuk mengeluarkan racun dari saluran pencernaan atau suntikan antibiotik botulismus type C sebanyak 2 - 4 ml ke dalam pembuluh darah.
Penulis : Sri Hartati (Pusat Penyuluhan Pertanian )http://cybex.deptan.go.id

PASCA PANEN TERNAK ITIK PETELUR

Kegiatan pascapanen yang biasa dilakukan adalah pengawetan, dengan pengawetan maka nilai ekonomis telur itik akan lebih tinggi.
Dibidang peternakan, bahwa ternak itik merupakan salah satu komoditi unggas yang mempunyai peran cukup penting sebagai penghasil telur dan daging untuk mendukung ketersediaan protein hewani yang murah dan mudah didapat. Di Indonesia, itik umumnya diusahakan sebagai penghasil petelur namun ada pula yang diusahakan sebagai penghasil daging. Peternakan itik didominasi oleh peternak dengan sistem pemeliharaan yang masih tradisional di mana itik digembalakan di sawah atau tempat-tempat yang banyak airnya, namun dengan cepat mengarah pada pameliharaan/budidaya secara intensif yang sepenuhnya terkurung.

Saat ini, pergeseran pola/sistem budidaya/pemeliharaan itik ini disebabkan oleh berkurangnya tempat penggembalaan antara lain karena makin intensifnya penanaman padi sawah, konvensi atau alih fungsi lahan persawahan menjadi daerah pemukiman dan industri. Selain itu juga karena meningkatnya kesadaran peternak untuk mencegah dan menularnya penyakit unggas seperti Avian Influenza.
Dengan adanya, pergeseran ini menunjukkan bahwa usaha peternakan itik bukan hanya sekedar sambilan akan tetapi sudah memiliki orientasi bisnis yang diarahkan dalam suatu kawasan, baik sebagai cabang usaha maupun sebagai usaha pokok, karena mengusahakan budidaya itik cukup menguntungkan dan dapat dijadikan sebagai sumber pendapatan keluarga.

Untuk itik petelur, agar mendapatkan hasil yang bermutu maka : 1) Telur dikumpulkan dalam keadaan segar, disimpan ditempat yang sejuk dan aman; 2) Telur dibersihkan secara kering, apabila ada kotoran maka dibersihkan dengan air hangat kuku dengan pH 4 (campuran 2 - 3 tetes deterjen cair dan 10 lt air); 3) Telur dipilih sesuai dengan ukuran dan beratnya; 4) Sebelum telur dimasukkan ke dalam alat tranportasi khusus, sebaiknya telur dikemas khusus untuk telur.
Kegiatan pascapanen yang biasa dilakukan adalah pengawetan. Dengan pengawetan maka nilai ekonomis telur itik akan lebih tinggi. Telur yang tidak diberikan perlakuan pengawetan hanya dapat tahan selama 14 hari jika disimpan pada temperatur ruangan bahkan akan segera membusuk.
Tujuan pengawetan hasil ternak, sebagai berikut : 1) Memperpanjang waktu penyimpanan, pengangkutan dan penjualan; 2) Mempertahankan nilai gizi; 3) Mempermudah pengujian; 4) Memperluas wilayah perdagangan; 5) Cadangan makanan; 6) Penyerapan tenaga kerja; 7) Memperoleh nilai tambah dari bahan makanan; 8) Memungkinkan penganekaragaman jenis olahan bahan makanan.

Adapun perlakuan pengawetan telur, antara lain :
A. Pengawetan telur dengan air hangat. Pengawetan dengan air hangatmerupakan pengawetan telur itik yang paling sederhana. Dengan cara ini telur dapat bertahan selama 20 hari.
B. Pengawetan telur dengan daun jambu biji. Perendaman telur dengan daun jambu biji dapat mempertahankan mutu telur selama kurang lebih 1 (satu) bulan. Telur yang telah direndam akan berubah warna menjadi kecoklatan seperti telur pindang.
C. Pengawetan telur dengan minyak kelapa . Pengawetan ini merupakan pengawetan yang praktis. Dengan cara ini warna kulit telur dan rasanya tidak berubah.
D. Pengawetan telur dengan garam dapur (telur asin). Garam direndam garam dapur (NaCl) dengan konsentrasi 25 - 40 % selama 3 minggu.
Contoh : Pengawetan telur dengan minyak kelapa, sebagai berikut : Bahan - bahan : 20 butir telur itik, 1/8 liter minyak kelapa; Cara : 1) Panaskan minyak kelapa hingga mendidih lalu diamkan sampai dingin, 2) Celupkan setiap telur ke dalam minyak kelapa kemudian tiriskan , Letakkan pada rak telur.
Penulis : Sri Hartati (Pusat Penyuluhan Pertanian ) http://cybex.deptan.go.id

PENYEDIAAN KANDANG ITIK PETELUR

KANDANG ITIK PETELUR

Makin sempitnya lahan pertanian akibat banyak yang telah beralih fungsi dan ancaman bahaya kematian itik akibat keracunan pestisida, seharusnya tidak menjadi faktor kesulitan petani dalam berbudidaya itik. Sudah masanya budidaya itik dilakukan dengan cara intensif yaitu pemeliharaan itik dengan menggunakan kandang, artinya itik tidak digembalakan.dengan budidaya itik tanpa air. Dengan itik dibudidayakan dalam kandang dipastikan lebih menguntungkan karena kesehatan dan keselamatan itik lebih terjamin. Selain itu, produktivitas telur itik lebih tinggi serta biaya pemeliharaan lebih efisien. Pemeliharaan itik secara intensif dan terkurung dapat mencapai produksi telur yang optimal sebanyak 203 butir/tahun/ekor, sedangkan itik yang digembalakan kemampuan menghasilkan telur itik sejumlah124 butir/tahun.

Perkandangan itik petelur
Kandang merupakan tempat hidup itik petelur dalam sehari harinya, karena itu perlu dirancang kandang yang bisa memberikan rasa aman dan nyaman bagi kehidupan itik petelur. Perkandangan itik petelur perlu dirancang sesuai kebutuhan itik petelur diantaranya 1). Kandang harus dapat memberikan kenyamanan bagi itik, artinya tidak menyebabkan itik gelisah dan mudah terkejut. 2) Kandang harus memberikan kesehatan bagi itik yang ada di dalamnya (tingkat kematian itik dalam kandang rendah). 3) Kandang yang dibangun harus memberi¬kan hasil bagi peternak berupa telur yang lebih banyak daripada pemeliharaan tanpa kandang., 4) Kandang yang dibangun harus memenuhi syarat ekonomis, artinya tidak terlalu mahal tetapi memenuhi syarat di atas. Perkandangan itik petelur dapat dipilih diantara jenis jenis kandang berikut :

1. Kandang Itik Sistem Pekarangan
Model kandang pekarangan atau kandang ren ini memberikan kesempatan pada itik petelur untuk bebas bermain dengan itik pejantan di pekarangan, artinya adanya kesempatan perkawinan. Budidaya itik petelur dengan model kandang sangat cocok diperuntukkan bagai itik petelur penghasil telur tetas.. dan diberikan kandang pelindung yang dapat dimanfaatkan itik petelur untuk berlindung pada saat hujan atau dari panasnya terik matahari. Kandang model pekarangan atau ren ini sangat cocok digunakan untuk budidaya itik penghasil telur tetas.
Kandang tempat berlindung berlantai padat yang dilapisi sekam padi. Atap kandang beratap satu muka dengan lubang angin diatasnya. Tempat pakan dan minuman itik tersedia di pekarangan kandang, Pada sekeliling pekarangan dibuatkan pagar setinggi kurang lebih 75 cm.

2. Kandang Itik Sistem Terkurung
Kandang model ini sangat cocok diperuntukkan bagi itik petelur yang menghasilkan telur konsumsi. Lantai kandang terbuat dari tanah yang dipadatkan, pada bagian atasnya dilapisi kapur dan ditambahkan pula kulit padi atau bekas serutan gergaji.biasa dikenal sebagai kandang litter atau kandang postal. Kelemahan dari kandang litter bila dalam keadaan basah akibat air minum tumpah, akan kesulitan dalam membersihkan dan mengeringkan litternya. Pada daerah yang kelembabannya terlalu tinggi, dapat menimbulkan terjadinya penyakit.yang dapat menyerang itik petelur

3. Kandang Itik Sistem Baterai
Kandang batterai pada perkandangan itik petelur tidak bedanya dengan kandang baterai pada kandang ayam petelur..Kandang baterai disebut dengan kandang intensif, itik yang hidup dalam kandang baterai tidak bisa bergerak kesana kemari kegiatan itik hanya makan minum dan bertelur yang semuanya dilakukan dalam kandang batterai..Dengan kandang batterai pengawasan pada ternak itik petelur lebih mudah dilakukan pengawasannya.Kandang baterai sangat cocok digunakan untuk budidaya itik petelur penghasil telur konsumsi

4.. Kandang box untuk DOD
Model kandang yang diperuntukkan bagi anak itik biasa dikenal dengan nama kandang brooder atau kandang indukan umur satu hari sampai satu bulan. Kepadatan kandang anak itik umur 1 m² mampu menampung 50 ekor DOD,
 
Kandang yang Ideal
Kandang yang diarahkan ke timur dengan maksud untuk memberikan kesempatan sinar matahari pagi masuk ke dalam kandang, dengan demikian diharapkan ruangan kandang menjadi sehat dan cukup terang. Tinggi kandang dibuat tidak kurang dari 2 meter, sehingga peternak tidak perlu membungkukkan badan pada saat melakukan pekerjaan di dalam kandang. Dinding kandang sebaiknya ditutup tembok/bambu setinggi 60 cm dari lantai, sedangkan sisanya dibiarkan terbuka cukup ditutup dengan kawat atau bilah-bilah bambu.
 
Keberhasilan kandang itik petelur harus dijaga lkbersihannya agar tidak menimbulkan berbagai sumber penyakit. Untuk mengantisipasi hal tersebut maka perlu dilakukan program sanitasi yang meliputi pembersihan kandang dari kotoran ternak serta mencucihamakan (desinfektan) kandang dengan obat-obatan pembasmi kuman.
Nani Priwanti - PPMKP Ciawi
Sumber ; 1. Panduan Lengkap Beternak Itik, Agro Media Pustaka, 2005
2. Klinik Agribisnis DKI Jakarta,, 2011
3. Liptan BPTP Jakarta No.:06/LIPTAN/BPTP JKT/2001

 

 PENYEDIAAN KANDANG ITIK PETELUR 2


Pemeliharaan itik petelur secara intensif perlu disediakan kandang yang memadai sesuai kebutuhan ternaknya.  Dibidang peternakan, bahwa ternak itik merupakan salah satu komoditi unggas yang mempunyai peran cukup penting sebagai penghasil telur dan daging untuk mendukung ketersediaan protein hewani yang murah dan mudah didapat. Di Indonesia, itik umumnya diusahakan sebagai penghasil petelur namun ada pula yang diusahakan sebagai penghasil daging. Peternakan itik didominasi oleh peternak dengan sistem pemeliharaan yang masih tradisional di mana itik digembalakan di sawah atau tempat-tempat yang banyak airnya, namun dengan cepat mengarah pada pameliharaan/budidaya secara intensif yang sepenuhnya terkurung.
 
Saat ini, pergeseran pola/sistem budidaya/pemeliharaan itik ini disebabkan oleh berkurangnya tempat penggembalaan antara lain karena makin intensifnya penanaman padi sawah, konvensi atau alih fungsi lahan persawahan menjadi daerah pemukiman dan industri. Selain itu juga karena meningkatnya kesadaran peternak untuk mencegah dan menularnya penyakit unggas seperti Avian Influenza.
Dengan adanya, pergeseran ini menunjukkan bahwa usaha peternakan itik bukan hanya sekedar sambilan akan tetapi sudah memiliki orientasi bisnis yang diarahkan dalam suatu kawasan, baik sebagai cabang usaha maupun sebagai usaha pokok, karena mengusahakan budidaya itik cukup menguntungkan dan dapat dijadikan sebagai sumber pendapatan keluarga.
 
Pemeliharaan itik petelur secara intensif perlu disediakan kandang yang memadai sesuai kebutuhan ternaknya. Karena kandang diperlukan sebagai tempat berkurungnya (hidupnya) itik sepanjang hari dan malam, pembuatan kandang itik harus memenuhi persyaratan terjaminnya peredaran udara yang baik, terhindar dari tiupan angin langsung dan panasnya terik matahari, mudah pengawasan dan pembersihan.
Berhubung kandang itik selalu basah dan kotorannya lembek, untuk memudahkan pembersihan, kandang itik sebaiknya dibangun bertingkat (bentuk panggung), atau kalau langsung di tanah, lantai di beton (semen) . Bahan untuk pembuatan kandang dianjurkan yang mudah diperoleh, murah tahan terhadap air (tidak mudah lapuk) dan tidak membahayakan kesehatan baik terhadap manusia maupun ternaknya.
 
Dalam usaha budidaya/memelihara itik ada beberapa sistem kandang . Adapun sistem kandang itik ada 3 (tiga) macam, yaitu :
A. Kandang Sistem Postal/litter. Pada sistim ini itik-itik dipelihara dalam suatu ruangan. Alas kandang itik bisa menggunakan litter dengan susunan : pasir kering 6 bagian, sekam kering 4 bagian, kapur mati 1 bagian.
Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah : 1) Luas lantai untuk setiap ekor itik dewasa petelur ialah 5 ekor per m², 2) Luas bak makanan untuk setiap ekor itik petelur dewasa ialah 7,5 - 20 cm panjang, 3) Bak minum 3 - 5 cm untuk setiap ekor; 4) Akan lebih baik bila disediakan tempat bermain (pelataran) yang berada di depan atau disamping kandang.
B. Kandang Sistem Batery. Kandang sistem batery terdiri petak-petak yang dibuat berderet-deret seperti batery. Pada musim ini tiap satu ruangan disediakan untuk 1 ekor itik, setiap petak ruangan berukuran : panjang 40 cm, lebar 30 cm, tinggi 40 cm. Sedangkan tempat makan dan minum ditaruh di luar kandang.
C. Kandang Sistem Lantai/kisi. Lantai dibuat dari bilah papan atau bambu, dipasang jarang antara 1 - 1,5 cm (untuk itik dewasa) dan 0,5 - 1 cm untuk itik dara dan anak. Bila memelihara itik dalam jumlah ratusan, kandang di petak-petak dengan sekat tinggi 40 -50 cm. Tiap petak yang dibuat disediakan untuk 20 - 30 ekor itik dewasa.
Luas lantai kandang menurut umur itik (untuk 100 ekor) : itik umur 1 hari - 1 minggu diperlukan luas lantai kandang 1 - 2 m², itik umur 1 - 2 minggu diperlukan luas lantai kandang 2 - 4 m², itik umur 2 - 4 minggu diperlukan luas lantai kandang 4 - 6 m², itik umur 4 - 6 minggu diperlukan luas lantai kandang 6 - 8 m², itik umur 6 - 8 minggu diperlukan luas lantai kandang 8- 10 m².
 
Ukuran kandang itik berdasarkan umur dan jumlahnya (daya tampung), sebagai berikut : untuk umur 1 minggu dengan daya tampung 50 ekor/m², untuk umur 1 - 2 minggu dengan daya tampung 20 ekor/m², untuk umur 2 - 3 minggu dengan daya tampung 12 ekor/m², untuk umur 3 - 7 minggu dengan daya tampung 5 - 9 ekor/m².
Kandang anak itik di petak-petak dengan diberi sekat setinggi 20 - 30 cm. Sekat ini dapat dipindah-pindahkan untuk menyesuaikan petakan sesuai dengan patokan (umur itik). Bila anak itik yang dipelihara hanya dalam jumlah kecil, cukup dibuat kotak (box) sebagai induk tiruan.
 
Peralatan kandang itik petelur yang diperlukan, sebagai berikut : 1) Tempat pakan dan minum hendaknya dari bahan tidak mudah berkarat dan penempatannya mudah dijangkau, mudah dipindahkan, diganti, ditambah isinya dan mudah dibersihkan; 2) Alat pembersih kandang harus lengkap, alat pembersih dari kandang isolasi tidak boleh digunakan pada kandang lainnya; 3) Alat pemanas berfungsi sebagai induk buatan anak itik, berupa lampu minyak atau listrik dan pemanas ini digunakan untuk anak itik umur 1 hari - 1 bulan; 4) Alat penerangan memberikan rasa nyaman dan aman; 5) Alat penanganan telur seperti : alat pembersih, alat sortir, alat penyimpanan sementara dan alat pengepakan siap angkut; 6) Alat penghapus hama (hand sprayer) dengan masker.
 
Penulis : Sri Hartati (Pusat Penyuluhan Pertanian )
email : tatik3454@yahoo.com
Sumber : 1) Folder Pedoman Budidaya Itik Petelur Yang Baik (Good Farming Practice), Direktorat Jenderal Peternakan 2008; 2) Pedoman Beternak Itik, Direktorat Jenderal Peternakan 1998; 3) http://www.google.co.id/search?q=kandang+itik&um=1&hl=id&rlz=1T4HPAA_enI... [picasaweb.google.com (21/4 2011)] http://cybex.deptan.go.id
 
 

Apa perbedaan itik dengan bebek?

Apa perbedaan itik dengan bebek?

Apa perbedaan itik dengan bebek?
Indian Runner
Unggas air memiliki berbagai ragam dan jenis, mulai dari unggas air liar hingga unggas air yang diternakkan. Dari beragam unggas air itu terdapat unggas air yang mempunyai arti penting bagi kehidupan manusia, karena mampu memenuhi salah satu kebutuhan pangan manusia. Jenis unggas air ini adalah unggas air dengan bentuk tubuh yang kecil ramping dengan gerakan  lincah yang dikenal atau sering disebut sebagai itik, serta unggas air yang lebih gemuk dan bergerak lamban yang kemudian diberi nama bebek. Sayang sekali banyak orang yang tidak bisa membedakan itik dengan bebek. Hal ini dapat dimaklumi karena belum ada bahasa Indonesia yang tepat untuk kedua unggas air yang mirip, tetapi berbeda fungsi itu. Kata bebek berasal dari bahasa daerah dan di pedesaan itik dan bebek diangga sama saja dengan satu sebutan yaitu bebek.

Itik merupakan unggas air yang mengarah pada produksi telur, dengan ciri-ciri umum; tubuh ramping, berdiri hampir tegak seperti botol dan lincah sebagai ciri khas itik petelur atau yang lebih dikenal dengan Indian runner duck (Itik asal Indonesia). Sedangkan bebek mengarah pada produksi daging, seperti bebek manila atau bebek Muscovy  (Muscovy duck) dengan ciri-ciri umum; tubuh gemuk, berjalan horisontal dan bergerak lamban sebagai ciri khas bebek  pedaging. Dari jajaran itik itu ada yang tergolong petelur unggul dan ada yang termasuk petelur sedang. Apa yang disebutkan terakhir itu bertubuh agak gemuk tetapi telurnya lebih besar. Unggas air yang dapat dimanfaatkan hasilnya oleh manusia tidak hanya itik dan bebek itu, tetapi juga bebek anggsa, yang lebih mengarah kepada pedaging. Hal terakhir ini baru pada tingkat ungggas hias saja, padahal potensinya sebagai unggas penyedia daging sangatlah besar. Nasibnya ternyata tidak jauh dengan bebek yang belum memperoleh perhatian khusus. Dari jenis unggas air tersebut hanya itik yang memperoleh perhatian hingga dijadikan andalan sebagai sumber pendapatan. Dari sinilah dimulai suatu peternakan itik sebagai usaha andalan si pemiliknya untuk memperoleh uang.

Sepasang bebek Mallard
Sepasang Mallards
Sebenarnya itik sudah lama dipelihara orang, karena itik yang ada sekarang atau Anas domesticus ini berasal dari itik liar (Mallard duck) atau Anas boscha atau belibis. Dalam catatan sejarah, sejak zaman kerajaan dahulu sudah ada yang memelihara itik, bahkan peternakan itik sudah tampak pada zaman Majapahit. Wajar bila mulai dari Propinsi Aceh hingga Irian Jaya terdapat peternakn itik, apalagi di daerah yang banyak airnya seperti Kalimantan, daerah Pantai Utara Pulau Jawa dan Madura. Penyebarannya yang merata dan sudah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat menunjukkan itik sudah diterima keberadaannya oleh masyarakat. Bahkan di pantai utara Pulau Jawa mudah dilihat itik yang diternakkan dengan sistem berpindah secara swalayan (system gembala). Semua itu hanya mengharapkan telurnya karena memang telur itik sudah lama dikenal masyarakat Indonesia.

Sistem Gembala
Peternakan itik di indonesia memang berawal dari sistem berpindah dan sistem kandang terapung. Dalam hal ini sistem pemeliharaan swalayan masih besar peranannya. Pada sistem ini, semua aktifitas itik diserahkan pada itik itu sendiri. Pemelihara hanya mengawal dan mengarahkan itik ke tempat yang banyak makanan, tetapi apa yang dimakan itik tidak menjadi perhatiannya. Mulai dari sisa panenan padi hingga bangkai ikut dimakan. Hal-hal semacam inilah yang menyebabkan produksi itik sangat rendah dan menghasilkan telur yang berbau amis. Bukan itiknya yang salah, tetapi cara memelihara seperti itulah yang menghasilkan telur yang kurang disukai pembeli. Kelemahan sistem swalayan itu diperbaiki oleh peternak dengan kedasaran yang tidak disengaja, karena beternak dengan ratusan itik dan kemudian digiring serta berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain kini sudah tidak dimungkinkan lagi. Banyak persoalan yang timbul, di samping biaya produksi justru semakin meningkat.
Sistem Terkurung
Sistem beternak terkurung mulai menjadi perhatian peternak itik, apalagi dengan mulai berkembangnya peternakan ayam ras. Sistem beternak pun berganti, tetapi itiknya tetap saja itik lokal yang dikenal sejak zaman kerajaan Hindu dahulu. Walaupun demikian sistem beternaknya telah menerapkan ilmu peternakan yang benar. Peternakan itik seperti ini mulai berkembang di pantai Utara Pulau Jawa, dibeberapa tempat di Jawa Barat, Jawa Timur dan daerah lainnya. Menerapkan prinsip-prinsip beternak yang benar berdasarkan ilmu peternakan akan menjamin produksi yang sesuai dengan kemampuan itik tersebut. Tetapi belum tentu hasil yang tinggi itu akan membawa pemiliknya kepada keuntungan usaha. Hasil produksi harus diselaraskan dengan kemampuan manajemen bisnis sebagai pengendali faktor-faktor di luar unsur teknis produksi dan hasilnya dijual sesuai dengan kaidah-kaidah bisnis yang mapan. Inilah yang dimaksud dengan beternak itik secara intensif yang dikelolah secara komersial.
Beternak itik secara komersial tidak hanya mengandalkan produksi telur yang tinggi dengan efesiensi teknis yang sangat baik, tetapi juga mengandalkan kemampuan manajemen atau pengelolahan terhadap sumber daya lainnya. Misalnya pengelolahan tenaga kerja yang ternyata dapat menjadi lebih sulit daripada pengelolahan itik. Tanpa kemampuan manajemen tenaga kerja akan membuat peternakan limbung dalam perjalanan usahanya. Belum lagi manajemen modal dan lahan. Manajemen yang tangguh dan produksi tinggi tidak akan ada artinya bila hasil produksi tidak dapat dijual akibat dugaan permintaan dengan penawaran meleset. Jadi jelas bahwa beternak itik secara komersial mengandalkan kemampuan bisnis yang piawai. Bila itu dapat dipenuhi maka keuntungan akan menjadi kenyataan dan peternakan itik yang dimiliki benar-benar dapat menjadi mata pencaharian bagi pemiliknya.
Semoga bermanfaat dan selamat berusaha!
Sumber: Rasyaf. M, Dr, Ir, Beternak Itik Komersial ,Kanisius: Yogyakarta,1993
 http://far71.wordpress.com

PENYEDIAAN PAKAN TERNAK ITIK PETELUR

Agar itik petelur dapat berproduksi dengan baik, maka pakan harus terpenuhi dengan cukup baik jumlah/kuantitas maupun kualitasnya.
Dibidang peternakan, bahwa ternak itik merupakan salah satu komoditi unggas yang mempunyai peran cukup penting sebagai penghasil telur dan daging untuk mendukung ketersediaan protein hewani yang murah dan mudah didapat. Di Indonesia, itik umumnya diusahakan sebagai penghasil petelur namun ada pula yang diusahakan sebagai penghasil daging. Peternakan itik didominasi oleh peternak dengan sistem pemeliharaan yang masih tradisional di mana itik digembalakan di sawah atau tempat-tempat yang banyak airnya, namun dengan cepat mengarah pada pameliharaan/budidaya secara intensif yang sepenuhnya terkurung.

Saat ini, pergeseran pola/sistem budidaya/pemeliharaan itik ini disebabkan oleh berkurangnya tempat penggembalaan antara lain karena makin intensifnya penanaman padi sawah, konvensi atau alih fungsi lahan persawahan menjadi daerah pemukiman dan industri. Selain itu juga karena meningkatnya kesadaran peternak untuk mencegah dan menularnya penyakit unggas seperti Avian Influenza.
Dengan adanya, pegeseran ini menunjukkan bahwa usaha peternakan itik bukan hanya sekedar sambilan akan tetapi sudah memiliki orientasi bisnis yang diarahkan dalam suatu kawasan, baik sebagai cabang usaha maupun sebagai usaha pokok, karena mengusahakan budidaya itik cukup menguntungkan dan dapat dijadikan sebagai sumber pendapatan keluarga.
Pemeliharaan itik petelur yang intensif, seluruh kebutuhan pakan itik untuk pertumbuhan dan produksinya harus dapat dipenuhi dalam pakannya dengan cukup baik jumlah dan kualitasnya agar itik dapat berproduksi dengan baik. Pakan itik dapat disediakan sendiri atau dari pabrik pakan ternak. Untuk pakan yang dibuat sendiri harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

1. Jaminan tersedianya bahan pakan untuk campuran ransum. Jenis bahan pakan yang berganti-ganti akan berakibat buruk terhadap itik;
2. Kualitas bahan pakannya harus baik karena akan mempengaruhi zat makanan yang dikandungnya;
3. Harga bahan pakan;
4. Kemampuan mengolah bahan baku pakan itik menjadi pakan yang baik.
Dalam usaha ternak itik, kebutuhan campuran zat makanan dalam pakan itik (umumnya sebagai patokan kadar zat protein) berbeda menurut tingkat umur.
Untuk usaha peternakan, bahwa biaya pakan merupakan komponen terbesar dari seluruh biaya produksi yaitu berkisar antara 60 - 80 %. Kebutuhan pakan berdasarkan umur ternak itik, sebagai berikut : umur 1 - 2 minggu diperlukan pakan sebanyak 60 gram/ekor/hari; umur 3 - 4 minggu diperlukan pakan sebanyak 80 gram/ekor/hari; umur 5 - 9 minggu diperlukan pakan sebanyak 100 gram/ekor/hari; umur 10 minggu diperlukan pakan sebanyak 150 - 180 gram/ekor/hari.
Kandungan Protein dalam ransum menurut umur itik sebagai berikut : itik umur 1 hari - 8 minggu (starter) protein yang diperlukan sebanyak 18 - 22 %; itik umur 8 minggu - 24 minggu (grower) protein yang diperlukan sebanyak 15 - 18 %; itik umur 24 minggu ke atas protein yang diperlukan sebanyak 18 %.
Kandungan gizi pakan untuk itik petelur meri (1- 8 minggu) : Kadar air (max) 14 %, Protein kasar (min) 18 - 22 %, Lemak kasar (min) 3,5 %, Serat kasar (max) 5,5 %, Abu (max) 8 %, Kalsium/Ca (min) 0,6 - 1,06 %, Fosfor total 0,6 %, Fosfor tersedia 0,4 %, ME (min) Kkal/kg 3.000, Aflatoxin (max) /ppb 20 %, Lisisn (min) 0,96 %, Methionin (min) 0,41 %, Methionin + sistin (min) 0,8 % ; untuk itik petelur dara (8 - 24 minggu) : Kadar air (max) 14 %, Protein kasar (min) 15 %, Lemak kasar (min) 3,5 %, Serat kasar (max) 7 %, Abu (max) 8 %, Kalsium/Ca (min) 0,6 - 1,06 %, Fosfor total 0,6 %, Fosfor tersedia 0,4 %, ME (min) Kkal/kg 2.700, Aflatoxin (max) /ppb 20 %, Lisisn (min) 0,75 %, Methionin (min) 0,35 %, Methionin + sistin (min) 0,65 % ; untuk itik petelur (umur lebih 24 minggu) : Kadar air (max) 14 %, Protein kasar (min) 18 %, Lemak kasar (min) 3,5 %, Serat kasar (max) 7,5 %, Abu (max) 14 %, Kalsium/Ca (min) 3,25 - 4,0 %, Fosfor total 0,6 %, Fosfor tersedia 0,4 %, ME (min) Kkal/kg 2.800, Aflatoxin (max) /ppb 20 %, Lisisn (min) 0,70 %, Methionin (min) 0,35 %, Methionin + sistin (min) 0,65 % .
Contoh susunan ransum :
A. Kadar protein 18 - 22 % : dedak halus 5 kg, jagung 25 kg, kacang hijau 15 kg, kacang kedelai 20 kg, beras merah 20 kg, bungkil kelapa 7 kg, dan tepung ikan 8 kg dengan total keseluruhan sebanyak 100 kg. Dengan catatan, bahwa bahan makanan berupa biji-bijian lebih dahulu digiling halus.
B. Kadar protein 15 - 18 % : dedak halus 30 kg, jagung 20 kg, gabah 18 kg, gaplek 10kg, Tp. ikan/bekicot 20kg, kapur 1 kg, tepung tulang 0,5 kg, dan grit 0,5 kg dengan total keseluruhan sebanyak 100 kg.
Cara mengolah atau mencampur ransum :
A. Cara paling sederhana, sebagai berikut : 1) Siapkan tikar atau bahan lainnya sebagai alas dengan luas yang cukup; 2) Berturut-turut curahkan setiap jenis bahan makanan yang telah digiling dalam satu tumpukan, jenis bahan makanan yang paling besar jumlahnya lebih dahulu dicurahkan; 3) Dengan mempergunakan sekop atau pengaduk lainnya tumpukan dipindah-pindahkan beberapa kali, sampai semua jenis bahan makanan tercampur merata;
B. Dengan menggunakan drum pengaduk.
Itik memerlukan jumlah makanan sekitar 1,5 kali dari jumlah makanan yang diperlukan ayam. Sebagai patokan untuk memperhitungkan jumlah makanan yang diperlukan untuk 100 ekor itik sesuai dengan tingkat umur (Kebutuhan Pakan Menurut Umur Itik untuk 100 ekor), sebagai berikut : 1) Untuk selama 1 minggu anak itik umur 1 minggu diperlukan pakan sebanyak 6 kg, umur 2 minggu diperlukan pakan sebanyak 12 kg, umur 3 minggu diperlukan pakan sebanyak 18 kg, umur 4 minggu diperlukan pakan sebanyak 24 kg, umur 5 minggu diperlukan pakan sebanyak 30 kg, umur 6 minggu diperlukan pakan sebanyak 36 kg. Pada akhir minggu ke - IV jumlah makanan sehari untuk 100 ekor diperlukan pakan sebanyak 5,5 kg; 2) Untuk 1 hari itik Muda umur 6 - 8 minggu diperlukan pakan sebanyak 6 - 7 kg, umur 8 - 10 minggu diperlukan pakan sebanyak 10 - 11 kg, umur 10 - 11minggu diperlukan pakan sebanyak 8 - 9 kg, umur 11 - 12 minggu diperlukan pakan sebanyak 9 - 10 kg, umur 12 - 13 minggu atau lebih diperlukan pakan sebanyak 10 - 11 kg. Makanan diberikan 3 kali sekali sehari (pagi, siang, sore); 3) Untuk 1 hari itik umur 3 - 4 minggu diperlukan pakan sebanyak 12 - 13 kg, umur 4 - 5 minggu diperlukan pakan sebanyak 14 - 15 kg, umur 5 - 8 minggu diperlukan pakan sebanyak 15 - 16 kg. Makanan diberikan 2 kali sehari. 


Penulis : Sri Hartati (Pusat Penyuluhan Pertanian ) 
 http://cybex.deptan.go.id

HALAMAN FACEBOOK