TAG - BLOGQ

PASCA PANEN TERNAK ITIK PETELUR

Kegiatan pascapanen yang biasa dilakukan adalah pengawetan, dengan pengawetan maka nilai ekonomis telur itik akan lebih tinggi.
Dibidang peternakan, bahwa ternak itik merupakan salah satu komoditi unggas yang mempunyai peran cukup penting sebagai penghasil telur dan daging untuk mendukung ketersediaan protein hewani yang murah dan mudah didapat. Di Indonesia, itik umumnya diusahakan sebagai penghasil petelur namun ada pula yang diusahakan sebagai penghasil daging. Peternakan itik didominasi oleh peternak dengan sistem pemeliharaan yang masih tradisional di mana itik digembalakan di sawah atau tempat-tempat yang banyak airnya, namun dengan cepat mengarah pada pameliharaan/budidaya secara intensif yang sepenuhnya terkurung.

Saat ini, pergeseran pola/sistem budidaya/pemeliharaan itik ini disebabkan oleh berkurangnya tempat penggembalaan antara lain karena makin intensifnya penanaman padi sawah, konvensi atau alih fungsi lahan persawahan menjadi daerah pemukiman dan industri. Selain itu juga karena meningkatnya kesadaran peternak untuk mencegah dan menularnya penyakit unggas seperti Avian Influenza.
Dengan adanya, pergeseran ini menunjukkan bahwa usaha peternakan itik bukan hanya sekedar sambilan akan tetapi sudah memiliki orientasi bisnis yang diarahkan dalam suatu kawasan, baik sebagai cabang usaha maupun sebagai usaha pokok, karena mengusahakan budidaya itik cukup menguntungkan dan dapat dijadikan sebagai sumber pendapatan keluarga.

Untuk itik petelur, agar mendapatkan hasil yang bermutu maka : 1) Telur dikumpulkan dalam keadaan segar, disimpan ditempat yang sejuk dan aman; 2) Telur dibersihkan secara kering, apabila ada kotoran maka dibersihkan dengan air hangat kuku dengan pH 4 (campuran 2 - 3 tetes deterjen cair dan 10 lt air); 3) Telur dipilih sesuai dengan ukuran dan beratnya; 4) Sebelum telur dimasukkan ke dalam alat tranportasi khusus, sebaiknya telur dikemas khusus untuk telur.
Kegiatan pascapanen yang biasa dilakukan adalah pengawetan. Dengan pengawetan maka nilai ekonomis telur itik akan lebih tinggi. Telur yang tidak diberikan perlakuan pengawetan hanya dapat tahan selama 14 hari jika disimpan pada temperatur ruangan bahkan akan segera membusuk.
Tujuan pengawetan hasil ternak, sebagai berikut : 1) Memperpanjang waktu penyimpanan, pengangkutan dan penjualan; 2) Mempertahankan nilai gizi; 3) Mempermudah pengujian; 4) Memperluas wilayah perdagangan; 5) Cadangan makanan; 6) Penyerapan tenaga kerja; 7) Memperoleh nilai tambah dari bahan makanan; 8) Memungkinkan penganekaragaman jenis olahan bahan makanan.

Adapun perlakuan pengawetan telur, antara lain :
A. Pengawetan telur dengan air hangat. Pengawetan dengan air hangatmerupakan pengawetan telur itik yang paling sederhana. Dengan cara ini telur dapat bertahan selama 20 hari.
B. Pengawetan telur dengan daun jambu biji. Perendaman telur dengan daun jambu biji dapat mempertahankan mutu telur selama kurang lebih 1 (satu) bulan. Telur yang telah direndam akan berubah warna menjadi kecoklatan seperti telur pindang.
C. Pengawetan telur dengan minyak kelapa . Pengawetan ini merupakan pengawetan yang praktis. Dengan cara ini warna kulit telur dan rasanya tidak berubah.
D. Pengawetan telur dengan garam dapur (telur asin). Garam direndam garam dapur (NaCl) dengan konsentrasi 25 - 40 % selama 3 minggu.
Contoh : Pengawetan telur dengan minyak kelapa, sebagai berikut : Bahan - bahan : 20 butir telur itik, 1/8 liter minyak kelapa; Cara : 1) Panaskan minyak kelapa hingga mendidih lalu diamkan sampai dingin, 2) Celupkan setiap telur ke dalam minyak kelapa kemudian tiriskan , Letakkan pada rak telur.
Penulis : Sri Hartati (Pusat Penyuluhan Pertanian ) http://cybex.deptan.go.id

HALAMAN FACEBOOK