TAG - BLOGQ

ASAM AMINO

Kebutuhan asam amino essensial
dalam pakan ikan

Pakan ikan sangat dibutuhkan bagi ikan yang dibudidayakan dalam suatu wadah budidaya. Fungsi utama pakan ini adalah sebagai
penyedia energi bagi aktifitas sel-sel tubuh. Dalam tubuh ikan energi yang berasal dari pakan dipergunakan untuk proses hidupnya
yaitu tumbuh, berkembang dan bereproduksi. Dalam tubuh ikan berisi sekitar 65-75% protein pada suatu basis berat kering. Protein
sangat menentukan dalam menyusun formulasi pakan ikan. Asam amino yang berasal dari protein ini sangat diperlukan olehberbagai sel untuk membangun dan
memperbaiki jaringan rusak. Kelebihan Asam amino digunakan sebagai sumber energi atau dikonversi ke lemak. Informasi
tentang kebutuhan protein kotor ikan menjadi nilai yang menentukan dandata tentang kebutuhan asam amino
untuk setiap ikan penting karena mutu protein sangat bergantung kepada komposisi asam amino nya dan penyerapannya. Penentuan
tentang kebutuhan asam aminosangat penting karena akan sangat membantu dalam melakukan perancangan diet uji amino yang digunakan untuk menentukan kebutuhan asam amino yang diperlukan bagi ikan. Protein dalam pakan ikan akan saling keterkaitan dengan zat nutrien
lainnya, misalnya protein bersama dengan mineral dan air merupakan bahan baku utama dalam pembentukan sel-sel dan jaringan
tubuh. Protein bersama dengan vitamin dan mineral ini berfungsi juga dalam pengaturan suhu tubuh,
pengaturan keseimbangan asam basa, pengaturan tekanan osmotik cairan tubuh serta pengaturan metabolisme dalam tubuh. Oleh
karena itu ikan yang dibudidayakan harus memperoleh asam amino dari protein makanannya secara terus
menerus yang sangat diperlukan bagi pertumbuhan sel dan pembentukan jaringan tubuhnya. Melalui sistem peredaran darah,
asam amino ini diserap oleh seluruh jaringan tubuh yang memerlukannya. Pertumbuhan somatik, pertumbuhan
kelanjar reproduksi, perkembangan dan pembangunan jaringan baru ataupun perbaikan jaringan yang
rusak selalu membutuhkan protein secara optimal yang terutama diperoleh dari asam-asam amino essensial yang bersumber dari
pakan ikan yang dikonsumsi. Ikan tidak mempunyai kebutuhan protein yang mutlak namun untuk menunjang pertumbuhannya ikan
membutuhkan suatu campuran yang seimbang antara asam-asam aminoesensial dan non esensial. Protein yang dibutuhkan ikan
dipengaruhi faktor-faktor yang bervariasi seperti ukuran ikan, temperatur air, kecepatan pemberian
pakan, ketersediaan dan kualitas pakan alami, kandungan energi keseluruhan yang dapat dihasilkan
dari pakan dan kualitas protein. Kualitas pakan dikatakan rendah apabila kadar asam-asam amino
esensial dalam proteinnya juga rendah. Pemilihan bahan dan komposisi bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan pakan
akan sangat menentukan kelengkapan dan keseimbangan antara asam-asam amino esensial dan tak esensial. Ikan dapat tumbuh
normal apabila komposisi asam amino esensial dalam pakan tak jauh berbeda (mirip) dengan asam amino
dalam tubuhnya. Oleh karena itu adanya variasi keseimbangan antara asam amino esensial dan non esensial dalam pakan diharapkan
dapat memacu pertumbuhan ikan. Cepat tidaknya pertumbuhan ikan ditentukan oleh banyaknya protein
yang dapat diserap dan dimanfaatkan oleh tubuh sebagai zat pembangun. Oleh karena itu agar
ikan dapat tumbuh secara normal, pakan harus memiliki kandungan energi yang cukup untuk memenuhi
kebutuhan energi metabolisme sehari-hari dan memiliki kandungan protein yang cukup tinggi untuk
memenuhi kebutuhan pembangunan sel-sel tubuh yang baru. Keseimbangan antara energi dan
kadar protein sangat penting dalam laju pertumbuhan, karena apabila kebutuhan energi kurang, maka
protein akan dipecah dan digunakan sebagai sumber energi. Pemakaian sebagian protein sebagai sumber energi ini akan menghambat
pertumbuhan ikan, mengingat protein sangat berperan dalam pembentukan sel baru. Pemberian pakan yang tepat dengan
kisaran nilai kalori/energi yang memenuhi persyaratan bagi pertumbuhan ikan dan dengan kandungan gizi yang lengkap akan
dapat meningkatkan nilai retensi protein. Retensi protein merupakan gambaran dari banyaknya protein
yang diberikan, yang dapat diserap dan dimanfaatkan untuk membangun ataupun memperbaiki sel-sel tubuh
yang rusak, serta dimanfaatkan bagi metabolisme sehari-hari. Dalam proses pencernaan, protein
akan dipecah menjadi bentuk-bentuk yang lebih sederhana yaitu asam amino dan dipeptida. Ada dua jenis
enzim yang terlibat dalam proses pencernaan protein, yaitu enzim endopeptidase yang berfungsi
memutuskan ikatan peptida pada rantai polipeptida dan enzim eksopeptidase yang berfungsi
memutuskan gugus fungsional karboksil (-COOH) dan amina (-NH2) yang dimiliki protein. Asam amino
dan dipeptida dapat masuk kedalam aliran darah dengan cara transpot aktif. Kualitas protein berbeda-beda
tergantung pada jenis dan jumlah asam amino penyusunannya. Penentuan kualitas protein dapat
dilakukan dengan membandingkan komposisi asam amino esensial yang dikandung bahan makanan dengan
standar kebutuhan asam amino esensial pada hewan uji. Persentase terendah dari kandungan asam amino esensial pada makanan
terhadap pola standar tersebut dinamakan sebagai skore asam amino. Adapun yang dimaksud dengan asam amino esensial
pembatas adalah asam amino esensial yang mempunyai presentase terendah yang terkandung dalam suatu protein
bahan makanan. Dalam penyusunan komposisi bahan-bahan pembuat pakan ikan, harus diperhitungkan terlebih dahulu
kelengkapan asam amino esensial pada bahan dan kebutuhan tiap jenis ikan terhadap asam amino esensial
dan non esensial. Kebutuhan setiap jenis ikan terhadap asam amino esensial dan non esensial berbedabeda,
sehingga perlu dipertimbangkan adanya keseimbangan antara asam-asam amino esensial dan non esensial yang
terkandung pada protein bahan dasar pembuat pakan ikan tersebut.Tidak semua bahan makanan yang
merupakan sumber protein hewani maupun nabati mengalami defisiensi asam amino yang sama. Oleh
karena itu, defisiensi pada salah satu asam amino pada suatu bahan dapat disubstitusi dengan asam amino
yang sama dari bahan yang berbeda. Arginin merupakan asam amino yang sangat diperlukan bagi pertumbuhan
optimal ikan muda. Disamping berperan dalam sintesia protein, arginin juga berperan dalam biosintesis urea.
Histidin merupakan asam amino esensial bagi pertumbuhan larva dan anak-anak ikan. Histidin diperlukan
untuk menjaga keseimbangan nitrogen dalam tubuh. Perubahan-perubahan konsentrasi isoleisin, leusin dan valin dalam
serum dipengaruhi oleh peningkatan kadar protein pakan. Peningkatan konsentrasi dari salah satu asam
amino berantai cabang ini, misalnya leusin, akan memberikan pengaruh pada konsentrasi isoleisin dan valin
dalam serum. Pengamatan ini memberikan indikasi leisin mungkin mampu mempermudah jaringan tubuh dalam menyerap asam-asam
amino berantai cabang. Lisin merupakan asam amino esensial pembatas dalam protein nabati. Defisiensi lisin dalam pakan
ikan dapat menyebabkan kerusakan pada sirip ekor (nekrosis), yang apabila berkelanjutan dapat menyebabkan terganggunya
pertumbuhan. Tingkat penggunaan lisin dipengaruhi oleh kadar arginin, urea dan amonia. Ketika terjadi
degradasi arginin, maka penggunaan lisin akan meningkat. Metionin (essensial) dan sistein (non
essensial) merupakan asam amino yang mengandung sulfur. Sistein mampu mereduksi sejumlah metionin
yang diperlukan bagi pertumbuhan optimal. Kebutuhan metionin pada ikan biasanya berkaitan dengan
kadar metionin dalam serum dan kadar makanan yang dicerna. Metionin juga merupakan asam amino pembatas dalam beberapa
bahan makanan sumber protein nabati. Defisiensi metionin dapat mengakibatkan penyakit katarak pada rainbow trout.
Fenil alanin (essensial) dan tirosin (non essensial) keduanya mempunyai struktur kimia yang mirip
sehingga keduanya bisa saling menggantikan. Fenil alanin dantirosin diklasifikasikan sebagai asam
amnino aromatik. Keduanya diperlukan dalam jumlah yang cukup untuk mendorong sintesis protein
dan fungsi-fungsi fisiologis lain pada ikan. Ikan mampu dengan segera mengubah fenil alanin menjadi tirosin
atau menggunakan tirosin untuk melakukan metabolisme yangdiperlukan bagi asam amino fenil alanin tersebut. Oleh karena itu untuk menentukan kebutuhan asam
amino aromatik khususnya fenil alanin, dalam pengujian haruslah digunakan bahan pangan tanpa
tirosin atau berkadar tirosin rendah. Triptofan merupakan asam aminopembatas dalam bahan makanan
sumber protein nabati. Defisiensi triptofan pada ikan salmon menyebabkan lordosis dan skoliosis
sedangkan pada ikan rainbow trout menyebabkan nekrosis pada sirip ekor, kerusakan pada operculum insang dan katarak pada mata.
Selain menyebabkan penyakit pada mata, defisiensi triptopan juga akan meningkatkan kadar kalsium, magnesium, sodium dan potasium dalam ginjal dan hati ikan. Kebutuhan asam amino essensial
dan nonessensial pada ikan sangat ditentukan oleh jenis bahan baku pembuatan pakan. Hal ini dapatmengakibatkan kekurangan asam
amino esensial yang disebabkan oleh penggunaan komposisi pakan yang kandungan proteinnya sedikit
atau tidak mencukupi kebutuhan asam amino esensial. Dapat juga disebabkan adanya bahan kimia
yang dapat mempengaruhi komposisi pakan, pemanasan yang berlebih saat pembuatan pakan dan penguapan dari pakan tersebut.
Ketidakseimbangan asam amino kaitannya dengan asam amino yang saling bertentangan atau asam
amino yang berbahaya yang dapat menyebabkan pertumbuhan pada ikan tidak optimal. Pertentangan asam amino terjadi ketika asam amino yang diberikan melebihi jumlah yang dibutuhkan. Hal ini dapat meningkatkan kebutuhan asam amino lain yang serupa. Contohnya adalah pertentangan leucin dengan isoleucin dan arginin dengan lisin yang diamati pada
beberapa jenis ikan. Asam amino bersifat racun apabila diberikan dengan jumlah yang berlebih. Efek negatif yang ditimbulkan tidak dapat diperbaiki dengan penambahan asam amino ke dalam komposisi
pakan. Di dalam perumusan komposisi pakan, komposisi pakan yang direkomendasikan tentang asam amino esensial harus dengan hatihati dalam memilih dan mengkombinasikan dua atau lebih
sumber protein. Keterbatasan kandungan asam amino dalam salah satu sumber asam amino dapat dilengkapi dengan sumber lain yang
melimpah dengan kandungan asam amino yang sama sehingga menjadi suatu pakan ynag lebih baik. Cara lain untuk mengetahui kebutuhan
asam amino esensial dari suatu organisme adalah dengan penambahan pada komposisi pakan dengan asam amino L kristal.
Pelarutan nutrisinya dapat diperkecil dengan penggunaan pakan yangmengandung air stabil sehingga
dapat menghemat penggunaan pengikat atau memanfaatkannya dalam praktek pemberian pakan. Sejauh ini kebutuhan asam amino
Kebutuhan asam amino pada ikanseperti tabel diatas diperoleh dengan cara melakukan penelitian. Menurut
Millamena (2002) ada dua metoda yang digunakan untuk menentukan apakah suatu asam amino tersebut termasuk dalam kelompok asam
amino essensial dan non essensial yaitu: Metoda pertumbuhan & Metoda radio isotop. Metoda pertumbuhan digunakan oleh
Halver (1957) untuk mengetahui penggunaan satu rangkaian asam amino diet uji yang berisi kristal Lamino sebagai sumber nitrogen.
Pakan dirumuskan berdasarkan pada pola asam amino seperti protein telor ayam utuh, protein telor ikan Chinook, atau kantung kuning
telur ikan Chinook. Untuk sepuluh amino, percobaan dilakukan dengan melakukan pemberian pakan dengan menggunakan pakan dasar yang
berisi semua asam amino dan pakan uji yang tidak mengandung asam amino. Ikan uji dilakukan penimbangan berat badan setiap dua
kali untuk mengukur pertumbuhan dan mengetahui pengaruh pakan uji tersebut. Selain itu sampel ikan uji
juga diberi pakan yang kekurangan asam amino untuk melihat pertumbuhan yang terjadi dan dibandingkan dengan ikan yang
diberi pakan dengan asam amino yang lengkap, setelah itu penyelidik menggunakan suatu diet test serupa untuk menentukan asam amino esensial yang lain pada ikan. Pada Metoda rasio isotop yang
digunakan oleh Cowey et al. (1970), ikan uji disuntik secara intraperitoneal dengan menggunakan
radio aktif yang diberi label 14C glukosa dan dibiarkan hidup dengan mengkonsumsi pakan alami selama 7 hari. Ikan uji kemudian dimatikan
dan dibuat larutan yang homogen dan melakukan isolasi protein. Dari hasil isolasi tersebut kemudian
protein tersebut dilakukan hidrolisasi dan asam amino yang diperoleh dipisahkan dengan menggunakan
peralatan chromatografi dan menghitung radio aktifitas.








PROTEIN, apa itu protein, asam nukleat, enzim, hormon,vitamin, asam amino essensial, pakan ikan
Posted by royan
Sumber: Budidaya Ikan Jilid 2 oleh Gusrina

HALAMAN FACEBOOK